Pertama berjumlah 15 orang 25.0. Untuk tingkat SD Sekolah Dasar hanya sedikit yaitu berjumlah 1 orang 1.7 .
Mayoritas pekerjaan ayah responden adalah wiraswasta yang berjumlah 55 orang 91.7.Sementara yang minoritas berprofesi sebagai buruh dan tidak
memiliki pekerjaan berjumlah 1 orang 1.7.Mayoritas pekerjaan ibu responden adalah ibu rumah tangga yang berjumlah 57 orang 95.0. Sebagai wiraswasta
ada 3 orang 5.0, sebagai buruh dan pegawai negeri tidak ada 0.0. Untuk suku ayah, mayoritas adalah suku minang yang berjumlah 45 orang
75.0, suku melayu, batak, india berjumlah 4 orang 6.7, suku jawa berjumlah 2 orang 3.3, dan suku aceh berjumlah 1 orang 1.7. Sementara
itu, untuk suku ibu mayoritas adalah suku minang 43 orang 71.7, melayu 1 orang 1.7, suku jawa 7 orang 11.7, suku aceh 2 orang 3.3, suku batak 3
orang 5.0,dan suku india 4 orang 6.7. Mayoritas
tingkat pendapatan
ayah responden
yang berada
Rp500.000,00berjumlah 33 orang 55.0. U ntuk pendapatan Rp500.000,00 - Rp1 Juta berjumlah 18 orang 30.0, Rp1 Juta - Rp2 Juta berjumlah 6 orang
10.0, dan Rp2 Juta paling sedikit, yaitu hanya berjumlah 3 orang 5.0 . Sementara itu, tingkat pendapatan ibu responden semuanya berada Rp
500.000,00 100.Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata -rata pekerjaan ibu responden adalah sebagai ibu rumah tangga yang tidak mempunyai penghasilan.
5.1.3. Hasil Analisis Data
Analisis data diawali dengan uji normalitas data guna melihat data yang diperoleh tersebut terdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat dilanjutkan
penganalisisan dengan uji yang sesuai. Analisis kemudian dilanjutkan dengan menggunakan uji hipotesis
parametrik yang sesuai yaitu uji korelasi. Uji ini bertujuan untuk mencari hubungan antara 2 variabel numerik, yaitu hubungan antara tingkat p endapatan
terhadap status gizi anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli.
Tabel 5.3 Distribusi status gizi responden berdasarkan berat badan menurut umur, tinggi badan menurut umur.dan berat badan menurut tinggi badan
Status Gizi Jumlah
n Persentase
A. BBU
1. Gizi Buruk 2. Gizi Kurang
3. Gizi Baik 4. Gizi Lebih
2 12
45 1
3.3 20.0
75.0 1.7
Total 60
100
B. TBU
1. Sangat Pendek 2. Pendek
3. Normal 4. Tinggi
5 22
32 1
8.3 36.7
53.3 1.7
Total 60
100
C. BBTB
1. Sangat Kurus 2. Kurus
3. Normal 4. Gemuk
1 3
54 2
1.7 5.0
90.0 3.3
Total 60
100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa status gizi berdasarkan berat badan menurut umur dengan gizi baik berjumlah 45 orang 75.0, gizi kurang 12
orang 20.0, gizi buruk 2 orang 3.3, dan gizi lebih 1 orang 1.7. Status gizi berdasarkan tinggi badan menurut umur dengan anak yang s angat pendek
berjumlah 5 orang 8.3, pendek 22 orang 36.7, normal 32 orang 53.3, dan tinggi 1 orang 1.7 . Status gizi berdasarkan berat badan menurut tinggi
badan dengan anak yang sangat kurus berjumlah 1 orang 1.7, kurus 3 orang 5.0, normal 54 orang 90.0, dan gemuk 2 orang 3.3.
Tabel 5.4 Distribusi status gizi balita dengan tingkat pendapatan orang tua responden
Tingkat Pendapatan Status Gizi Balita Berdasarkan BBTB
Sangat Kurus
Kurus Normal
Gemuk
n n
n n
Rp500.000,00 1
3.0 1
3.0 31
93.9 .0
Rp500.000,00-Rp1 Juta .0
1 5.6
17 94.4
.0 Rp1 Juta-Rp2 Juta
.0 1
16.7 3
50.0 2
33.3 Rp2 Juta
.0 .0
3 100.0
.0
Total 60
r = 0,252
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa anak dengan pendapatan orang tua Rp500.000,00 yang memiliki status gizi sangat kurus berjumlah 1 orang 3.0,
kurus 1 orang 3.0, normal 31 orang 93.9, dan gemuk tidak ada .0. Anak dengan pendapatan orang tua Rp500.000,00 -Rp1 juta yang memiliki status gizi
sangat kurus tidak ada .0, kurus 1 orang 5.6, normal 17 orang 94.4, dan gemuk tidak ada .0. Anak dengan pendapatan orang tua Rp1 juta -Rp2 juta
yang memiliki status gizi sangat kurus tidak ada .0, kurus 1 orang 16.7, normal 3 orang 50.0, gemuk 2 orang 33.3.Anak dengan pendapatan orang
tua Rp2 juta yang memiliki status gizi sangat kurus, kurus, dan gemuk tidak ada .0.Semua anak dengan pendapatan orang tua Rp2 juta memiliki status gizi
normal, yaitu berjumlah 3 orang 100.0. Berdasarkan analisis bivariate correlationtidak terdapat hubungan antara
tingkat pendapatan orang tua terhadap status gizi anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli. Dari hasil uji korelasi didapatkan nilai r = 0.252.
Nilai r-hitung sebesar 0.252 menunjukkan bahwa hubungan tersebut tidak signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahu i jumlah anak sangat pendek berjumlah 5 orang 8.3, pendek 22 orang 36.7, normal 32 orang 53.3 ,
dan tinggi 1 orang 1.7 . Dapat disimpulkan bahw a jumlah anak yang mengalami status stunting berjumlah 27 orang 45.0. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat status gizi dengan anak stunted hampir mencapai 50.
5.2. Pembahasan
Gizi merupakan salah satu unsur penting yang harus dipenuhi oleh tubuh.Gizi ini memiliki peranan penting bagi pertumbuhan a nak dan perkembangan otak
anak.Pertumbuhan seorang anak dapat diamati dari penilaian status gizi.Pemeriksaan antropometri gizi merupakan suatu parameter kuantitatif yang
lazim digunakan sebagai indikator status g izi Harinda, 2012. Salah satu program dari Millenium Development Goals adalah mengurangi
tingkat kematian balita . Angka kematian balita menggambarkan peluang untuk meninggal pada faseantara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Ber dasarkan
hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI tahun 2007 dipero leh bahwa angka kematian balita AKABA di Sumatera Utara sebesar 671000
kelahiran hidup. Sedangkan angka rata-rata nasional pada tahun 2007 sebesar 44 per 1000 kelahiran hidup Profil Kesehatan Prov insi Sumatera Utara, 2008.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kita harus tahu bagaimana status gizi balita tersebut berdasarkan kurva WHO 2006 .Data antropometri yang diukur dalam
penelitian ini meliputi berat badan dan tinggi badan. Hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan akan diplotkan dalam standar z -skor WHO tahun 2006
sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status gizi, salah satu
diantaranya adalah tingkat pendapatan. Tingkat pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan dalam kualitas dan kuantitas makanan. Pendapatan yang
meningkat akan berpengaruh terhadap perbaikan kesehatan dan keadaan gizi. Sedangkan pendapatan yang rendah akan me ngakibatkan lemahnya daya beli .
Pendapatan akan menentukan daya beli terhadap pangan dan faktor lain yang dapat mempengaruhi status gizi. Pendapatan juga merupankan faktor penting