Status Gizi Anak Pra-Sekolah Usia 3 Sampai 5 Tahun Di Pinggiran Sungai Deli

(1)

STATUS GIZI ANAK PRA-SEKOLAH USIA 3 SAMPAI 5 TAHUN DI PINGGIRAN SUNGAI DELI

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh : SEPRIMA YENTI

100100029

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

STATUS GIZI ANAK PRA-SEKOLAH USIA 3 SAMPAI 5 TAHUN DI PINGGIRAN SUNGAI DELI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh : SEPRIMA YENTI

100100029

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Status Gizi Anak Pra-Sekolah Usia 3 Sampai 5 Tahun d i Pinggiran Sungai Deli

Nama : Seprima Yenti NIM : 100100029

Pembimbing Penguji I

(dr. Hj. Tiangsa Sembiring, Sp.A (K)) (dr. Zulkifli, MSi)

NIP. 196201041989112001 NIP. 19471102 1978021 001

Penguji II

(dr. Nurchaliza H Siregar, Sp.M) NIP. 19700908 200003 2 001

Medan, 11 Januari 2014 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD -KGEH) NIP. 19540220 1980111001


(4)

ABSTRAK

Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat.Salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara berkembang adalah malnutrisi (kekurangan gizi dan kelebihan gizi) yang dapat mempengaruhi pertum buhan dan perkembangan anak. Kekurangan gizi biasanya memberikan dampak yang besar pada anak pra -sekolah. Jumlah angka kematian untuk anak usia di bawah 5 tahun akibat kekurangan gizi hampir mencapai 50 %. Hal ini menunjukkan bahwa malnutrisi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap status gizi .

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui status gizi anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli sekaligus melihat hubungan antara tingkat pendapatan orang tua terhadap status gizi anak.

Metode penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik.Cara pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling.Besar sampel yang diperoleh berjumlah 60 orang. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi, dengan bantuan program SPSS , dengan tingkat kemaknaan 95 % (p ≤ 0.05).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun dengan status gizi sangat kurus berjumlah 1 orang (1.7%), kurus 3 orang (5.0%), normal 54 orang (90.0%), dan gemuk 2 orang (3.3%). Dari hasil analisis uji korelasi didapatkan r = 0,252 dengan probabilitas 5 %.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat status gizi anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli berdasarkan indikator BB/TB sebagian besar termasuk ke dalam kategori normal. Sementara itu jumlah anak yang mengalami status gizi stunted masih cukup tinggi, serta tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua terhadap status gizi.


(5)

ABSTRACT

Nutritional status of children is one of the indicators that describe the level of social welfare . One of the major health problems in developing countries is malnourished (deficiency and excess of nutrients) that may affect the growth and development of children . Malnutrition usually has a large impact on pre -school children . Total mortality rate for children under five years due to malnutrition almost fifty percent. This indicates that malnutrition is one of the factor that influence nutritional statu s.

The objectives of this study was to determine the nutritional status of pre -school children aged three to five years on the riverside of Sungai Deli as well as to observe the correlation between the level of parental income toward the children's nutritional status .

The study method was descriptive analytic studies. The sampling technique was consecutive sampling. Total sample were sixty respondens . Analysis of data

was conducted by the SPSS’s correlation test in 95 % significance level ( p ≤

0.05).

The results showed that the number of pre -school children aged from three to five years with a very thin nutritional status is one ( 1.7 % ), thin category is three ( 5.0 % ) , normal category is fifty -four ( 90.0 % ) as well the obese is two ( 3.3 % ) . The correlation test obtained that the coeffitient correlation (r) is 0.252 with a probability of 5 %.

The Conclusion showed that the level of nutritional status of pre -school children aged from three to five years on the riverside of Sungai Deli based on the indicators of BB / TB belong to the normal category, while the number of children suffer from stunted -nutritional status is still quite high and there is no

correlation between the level of parental income toward the children’s nutritional

status .


(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kepada Allah SWT, sumber segala nikmat yang telah melimpahkan rahmat dan kasih karunia -Nya sehingga penyusunan karya tulis ilmi ah ini dapat diselesaikan sebagai tugas akhir yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Dan juga shalawat serta salam penulis kepada Rasulullah SAW, para sahabat dan keluarganya.

Dalam menyelesaikan penelitian yang berjudul “Status Gizi Anak Pra-Sekolah Usia 3 Sampai 5 Tahun di Pinggiran Sungai Deli”, penulis banyak menemui kesulitan dan hambatan. Namun karena bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun material, karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang setulus -tulusnya kepada :

1. Prof. DR. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H, MSc (CTM). Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD.KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Sumatera Utara.

3. dr. Hj. Tiangsa Sembiring, Sp.A(K) selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberi bimbingan dalam proses penulisan karya tulis ilmiah ini.

4. dr. Zulkifli, Msi dan dr. Nurchaliza H. Siregar, Sp.M selaku dosen penguji yang banyak memberikan masukan untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini.

5. dr. Imelda Ray, Sp.PD selaku dosen penguji pada saat penulis an proposal penelitian ini yang sudah memberikan masukan dan saran untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini.

6. Bapak dan Ibu Kepala Kelurahan Aur, staf dan seluruh pengurus kelurahan yang telah banyak membant u penulisan karya tulis ilmiah ini.


(7)

7. Yang terhormat dan tercinta, kedua orang tua penulis, Ayahanda Busaman dan Ibunda Asnidar yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, doa, dan semangat serta bantuan materil selama ini. Serta terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada adik, kakak, dan keluarga besar yang telah memberikan masukan dan dukungan. 8. Untuk sahabat-sahabat tercinta Vina Yolanda Ikhwin Putri, Fadila

Safira, Desi Handayani, Mazkuroh Urfa , Ivo Anjani, dan Teman-teman PHBI FK USU lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatuserta Aldy Yusra Rangkuti terima kasih telah membantu dalam pengambilan data penelitian, dan untuk masukan -masukan maupun informasi yang mendukung penelitian ini.

9. Untuk teman satu dosen pembimbing Elvita Nora Susana yang sudah membantu dan mendukung selama proses penelitian.

10. Untuk sahabat-sahabat seiman dan seaqidah UKMI Ad -Dakwah USU yang senantiasa mendoakan kelancaran penulisan karya tulis ilmiah ini. Terima kasih atas motivasi dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahan penulisan maupun kemampuan ilmiah. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tulisan ini di masa yang akan datang.

Medan, Januari 2014 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN………..i

ABSTRAK……….ii

ABSTRACT………..iii

KATA PENGANTAR………..iv

DAFTAR ISI……….vi

DAFTAR TABEL………..viii

DAFTAR SINGKATAN……….ix

DAFTAR LAMPIRAN………....x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang……….1

1.2.Rumusan Masalah………… ………..2

1.3. Tujuan Penelitian………2

1.4. Manfaat Penelitian………..3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lokasi dan KeadaanGeografis Kelurahan Aur……….4

2.2. Status Gizi………...5

2.2.1. Definisi Status Gizi………...5

2.2.2. Klasifikasi Status Gizi… ………..6

2.2.3. Penilaian Status Gizi……….7

2.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi………..13

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian……….16


(9)

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian………...19

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian………..19

4.3. Populasi dan Sampel………...19

4.3.1. Populasi………...19

4.3.2. Sampel………...19

4.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi……….19

4.4. Teknik Pengumpulan Data………..20

4.4.1. Data Primer………...20

4.4.2. Data Sekunder………....21

4.5Metode Analisis Data………...21

BAB 5 HASIL DAN KESIMPULAN 5.1. Hasil Penelitian………...22

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian………..22

5.1.2. Karakteristik Responden………..22

5.1.3. Hasil Analisis Data………...25

5.2. Pembahasan………28

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan……….32

6.2. Saran………...32

DAFTAR PUSTAKA……… …34 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1. Kategori dan ambang batas status gizi anak………7 Tabel 2.2. Pemeriksaan tanda-tanda klinik………..10 Tabel 2.3. Frekuensi pengukuran antropometri pada anak -anak………13 Tabel 5.1. Distribusi karakteristik responden berda sarkan

usia dan jenis kelamin………...23

Tabel 5.2. Distribusi karakteristik orang tua responden berdasarkan tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, suku, dan tingkat

pendapatan……… ………..24 Tabel 5.3. Distribusi status gizi responden berdasarkan berat badan menurut

umur, tinggi badan menurut umur.dan berat badan menurut tinggi badan………... 26 Tabel 5.4. Distribusi status gizi balita dengan tingkat pendapatan orang tua


(11)

DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN

BB/U : Berat Badan/Umur

BB/TB : Berat Badan/Tinggi Badan HDI : Human Development Index

IDB : Indicadores de Dados Basicos -Indicators of Basic Data IMT : Indeks Massa Tubuh

KEP : Kurang Energi Protein LILA : Lingkar Lengan Atas

MDGs : Millenium Development Goals PB/U : Panjang Badan/Umur

Polri : Polisi Repubik Indonesia TNI : Tentara Nasional Indonesia TB/U : Tinggi Badan/Umur

UNDP : United Nations Development Program WHO : World Health Organization


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup LAMPIRAN 2 Biodata Responden

LAMPIRAN 3 Inform(Lembar Penjelasan) LAMPIRAN 4 Consent(Lembar Persetujuan) LAMPIRAN 5 Data Induk Subjek Penelitian LAMPIRAN 6 Output Data Hasil Penelitian

LAMPIRAN 7 Grafik WHOChild Growth Standards

LAMPIRAN 8 LembarEthical Clearance

LAMPIRAN 9 Surat Izin Penelitian LAMPIRAN 10 Pengolahan Data Penelitian


(13)

ABSTRAK

Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat.Salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara berkembang adalah malnutrisi (kekurangan gizi dan kelebihan gizi) yang dapat mempengaruhi pertum buhan dan perkembangan anak. Kekurangan gizi biasanya memberikan dampak yang besar pada anak pra -sekolah. Jumlah angka kematian untuk anak usia di bawah 5 tahun akibat kekurangan gizi hampir mencapai 50 %. Hal ini menunjukkan bahwa malnutrisi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap status gizi .

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui status gizi anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli sekaligus melihat hubungan antara tingkat pendapatan orang tua terhadap status gizi anak.

Metode penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik.Cara pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling.Besar sampel yang diperoleh berjumlah 60 orang. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi, dengan bantuan program SPSS , dengan tingkat kemaknaan 95 % (p ≤ 0.05).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun dengan status gizi sangat kurus berjumlah 1 orang (1.7%), kurus 3 orang (5.0%), normal 54 orang (90.0%), dan gemuk 2 orang (3.3%). Dari hasil analisis uji korelasi didapatkan r = 0,252 dengan probabilitas 5 %.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat status gizi anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli berdasarkan indikator BB/TB sebagian besar termasuk ke dalam kategori normal. Sementara itu jumlah anak yang mengalami status gizi stunted masih cukup tinggi, serta tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua terhadap status gizi.


(14)

ABSTRACT

Nutritional status of children is one of the indicators that describe the level of social welfare . One of the major health problems in developing countries is malnourished (deficiency and excess of nutrients) that may affect the growth and development of children . Malnutrition usually has a large impact on pre -school children . Total mortality rate for children under five years due to malnutrition almost fifty percent. This indicates that malnutrition is one of the factor that influence nutritional statu s.

The objectives of this study was to determine the nutritional status of pre -school children aged three to five years on the riverside of Sungai Deli as well as to observe the correlation between the level of parental income toward the children's nutritional status .

The study method was descriptive analytic studies. The sampling technique was consecutive sampling. Total sample were sixty respondens . Analysis of data

was conducted by the SPSS’s correlation test in 95 % significance level ( p ≤

0.05).

The results showed that the number of pre -school children aged from three to five years with a very thin nutritional status is one ( 1.7 % ), thin category is three ( 5.0 % ) , normal category is fifty -four ( 90.0 % ) as well the obese is two ( 3.3 % ) . The correlation test obtained that the coeffitient correlation (r) is 0.252 with a probability of 5 %.

The Conclusion showed that the level of nutritional status of pre -school children aged from three to five years on the riverside of Sungai Deli based on the indicators of BB / TB belong to the normal category, while the number of children suffer from stunted -nutritional status is still quite high and there is no

correlation between the level of parental income toward the children’s nutritional

status .


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat (Anggraeni, 2010). Salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara berkembang adalah malnutrisi (kekurangan gizi dan kelebihan gizi) yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang (Longkumer, 2012).Kekurangan gizi biasanya memberikan dampak yang besar pada anak pra-sekolah. Jumlah angka kematian untuk anak usia di bawah 5 tahun akibat kekurangan gizi hampir mencapai 50 %. Hal ini menunjukkan bahwa malnutrisi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap status gizi (Whitehead dan Rowland, 2002 dalam Amosu et al, 2011 ).

Berdasarkan peringkat Human Development Index (HDI), pada tahun 2011 Indonesia berada pada urutan ke -124 dari 187 negara, jauh di bawah negara ASEAN lainnya. Faktor-faktor yang menjadi penentu HDI yang dikembangkan oleh United Nations Development Program (UNDP) adalah pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.Ketiga faktor tersebut sangat berkaitan dengan status gizi masyarakat (Akhmadi, 2009 dalam Astuti dan Sulistyowati, 2011). Sehubungan dengan itu, karakteristik penduduk pinggiran sungai masih tergolong ekonomi lemah dengan pendidikan yang relatif terbatas serta pengetahuan akan perumahan sehat cenderung masih kurang (Suprijanto, 2003).

Prevalensi nasional gizi buruk pada balita adalah 5, 4% dan gizi kurang pada balita adalah 13 %. Keduanya menunjukkan bahwa target Rencana Pembangunan Jangka Menengah untuk pen capaian program perbaikan gizi sekitar 20% dan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun2015 sekitar 18,5% telah tercapai pada tahun 2007. Namun demikian, sebanyak 19 provinsi mempunyai prevalensi gizi buruk dan gizi kurang diatas prevalensi n asional, salah satunya adalah Provinsi Sumatera Utara (Riskesdas, 2007). .


(16)

Masalah kurang gizi masih relatif tinggi di Indonesia terutama di daerah miskin (Menkes RI, 2002). Akan tetapi, penelitian yang menghubungkan status sosial ekonomi terhadap status gizi masih kurang (Shoeps et al, 2011).Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti status gizi anak pra-sekolah dari keluarga yang mempunyai pendapatan yang rendah.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti , terdapat 10 lingkungkan di Kelurahan Aur.Empat diantaranya tepat berada di pinggiran Sungai Deli, yaitu lingkungan II, III, IV, dan IX. Sesuai dengan informasi yang diperoleh dari laporan daerah setempat, jenis pekerjaan masyarakatnya bervarias i mulai dari pedagang , karyawan swasta, pengusaha, buruh, penjahit, tukang batu & kayu.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran status gizi anak pra-sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli dan hubungan tingkat pendapatan orang tua terhadap status gizi.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran status gizi anak pra-sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui jumlah anak pra-sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli.

2. Mengetahui hubungan antara tingkat pendapatan orang tua terhadap status gizi anak pra-sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli.

3. Mengetahui status stunted anak pra-sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli.


(17)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1.41. Peneliti

a. Menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian. b. Menambah ilmu pengetahuan.

c. Menjadi bahan rujukan bagi penelitian yang akan datang. 1.4.2. Bagi Masyarakat

Menambah pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan anak.

1.4.3. Bagi Responden

Memberikan informasi tentang stat us gizi anak pra-sekolah usia 3 sampai 5 tahun.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lokasi dan Keadaaan Geografis Kelurahan Aur

Kota Medan merupakan wilayah yang memiliki kepada tan penduduk tertinggi ke -2 di Sumatera Utara (Profil Kesehatan Provins i Sumatera Utara, 2008).Berdasarkan data kependudukan Tahun 2010, penduduk Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.712.236 jiwa, dengan jumla h wanita lebih besar dari pria.Perkembangan terakhir berdasar kan Surat Keputusan Gubernur Tingkat I Sumatera Utara tahun 1996, secara administrasi Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan yang mencakup 151 k elurahan (Buku Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2006-2010 Pemko Medan).

Kecamatan Medan Maimun merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang mempunyai luas wilayah sekitar 3,345 km². Kecamatan Medan Maimun terdiri dari 6 Kelurahan, yakni : Kampung Baru, Sei Mati, Sukaraja , Aur , Hamdan, dan Jati. Kelurahan Aur terdiri dari 10 lingkungan, dengan batas -batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kesawan Kecamatan Medan Barat.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Suka Raja Kecamatan Medan Maimun.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Masjid Kecamatan Medan Kota.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Hamdan Keca matan Medan Maimun.

Jumlah total penduduk Kelurahan Aur tahun 2012 adalah 9079 jiwa (Ekspose Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun, 2012). Di Kecamatan Medan Maimun terdapat sungai Deli yang memiliki pengaruh yang cukup besar bagi wilayah Kota Medan.Sungai ini digunakan sebagai sumber air untuk masyarakat yang menduduki daerah sekitar sungai (Laporan Medan Maimun, 2013).


(19)

Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting. Di Indonesia, akses terhadap air bersih masih menjadi masalah. Sebagian besa r air tawar yang digunakan berasal dari air sungai. Ketersediaan air bersih secara umum disebabkan oleh dua faktor , yaitu faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam disebabkan secara alamiah bentukan (kondisi) wilayahnya yang memang sulit untuk mendapatkan air sehingga tidak tersedianya air.Faktor manusia yaitu dikarenakan tercemarnya air bersih akibat aktifitas manusia (Pus pitasari, 2009). Masyarakat yang mengkonsumsi air tercemar dapat membawaimplikasi buruk karena adanya kandungan berbagai macam penyak it yang dapat timbul melalui air (Yuniarno, 2005).

2.2. Status Gizi

2.2.1. Definisi Status Gizi

Kata gizi berasal dari bahasa arab“ghidza”, yang berarti “makanan”.Secara klasik kata gizi dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses -proses kehidupan dalam tubuh. S ekarang kata gizi mempunyai pen gertian yang lebih luas, disamping untuk kesehatan, gizi dika itkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas kerja (Almatsier, 2009).

Status gizi adalah keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi.Status gizi dikatakan baik bila jumlah asupan zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan.Status gizi ti dak seimbang dapat diinterpretasikan dalam bentuk gizi kurang sedangkan status gizi lebih bila asupan zat gizi melebihi dari yang dibutuhkan.Sehingga status gizi merupakan keadaan tubu h sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.Status gizi dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih (Almatsier, 2009).

Status gizi seseorang ditentukan oleh kualitas makanan yang dikonsumsi dan kemampuan tubuh untuk memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan metabolik. Hal ini mencakup tentang penyerapan makanan, sisa pembuangan dan sintesis biokimia yang penting untuk keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan tubuh (Laditan,


(20)

1983 dalam Amosu et al, 2011). Anak usiadibawah 5 tahun atau balita membutuhkan pasokan nutrisi yang tinggi karena pada masa ini mereka sangat aktif dan pertumbuhannya juga sangat cepat, sehingga sangat penting untuk perkembangan fisik, mental, dan sosial (Amosu et al, 2011).

2.2.2. Klasifikasi Status Gizi

Klasifikasi Status Gizi Balita berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2007) adalah sebagai berikut:

a. Status Gizi berdasarkan indikator BB/U

Indikator BB/U memberikan gambaran tentang status gizi yang sifatnya umum, tidak spesifik. Tinggi rendahnya prevalensi gizi buruk dan kurang mengindikasikan ada tidaknya masalah gizi pada balita, tetapi tidak memberikan indikasi apakah masalah gizi tersebut bersifat kronis atau akut.

b. Status gizi berdasarkan indikator TB/U

Indikator TB/U menggambarkan status gizi yang sifatnya kronis, artinya muncul sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama seperti kemiskinan, perilaku pola asuh yang tidak tepat, sering menderita penyakit secara berulang karena hygiene dan sanitasi yang kurang baik.

c. Status gizi berdasarkan indikator BB/TB

Indikator BB/TB menggambarkan status gizi yang sifatnya akut sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung dalam waktu yang pendek, seperti menurunnya nafsu makan akibat sakit atau karena menderita diare. Dalam keada an demikian berat badan anak akan cepat turun sehingga tidak proporsional lagi dengan tinggi badannya dan anak menjadi kurus.


(21)

Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks adalah sebagaimana terdapat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.1. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak

Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-Score)

Berat Badan menurut Umur (BB/U) Anak Umur 0 - 60 Bulan

Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih

< -3 SD

-3 SD sampai dengan < -2 SD -2 SD sampai dengan 2 SD > 2 SD

Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)

Anak Umur 0–60 Bulan

Sangat Pendek Pendek Normal Tinggi

< -3 SD

-3 SD sampai dengan < -2 SD -2 SD sampai dengan 2 SD > 2 SD

Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB)

atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) Anak Umur

0–60 Bulan

Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk

< -3 SD

-3 SD sampai dengan < -2 SD -2 SD sampai dengan 2 SD > 2 SD

Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U)

Anak umur 0–60 Bulan

Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk

< -3 SD

-3 SD sampai dengan < -2 SD -2 SD sampai dengan 2 SD > 2 SD

Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U)

Anak Umur 5–18 Tahun

Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk Obesitas

< -3 SD

-3 SD sampai dengan < -2 SD -2 SD sampai dengan 1 SD > 1 SD sampai dengan 2 SD > 2 SD

Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1995/MENKES/SK/XII/2010

2.2.3. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizimerupakan bagian integraldariperawatan balita karenagizimempengaruhirespon balitaterhadap penyakit .Penilaian status gizi dan pertumbuhan merupakan bagian yang penting pada evaluasi klinis dan perawatan pada balita.Penilaian status gizi anak tidak hanya berguna untuk memahami status


(22)

kesehatan masyarakat tetapi juga untuk perencanaan kebijakan nasional dan regional (Longkumer, 2012).

Penentuan status gizi dilakukan berdasarkan berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) (BB/PB atau BB/TB). Grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan ialah g rafik WHO 2006 untuk anak kurang dari 5 tahun dan grafik CDC 2000 untuk anak lebih dari 5 tahun. Grafik WHO 2006 digunakan untuk usia 0 -5 tahun karena mempunyai keunggulan metodologi dibandingkan CDC 2000 (Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2011).

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak bahwa untuk menilai status gizi anak diperlukan standar antropometri yang mengacu pada Standar World Health Organization (WHO) dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Umur dihitung dalam bulan penuh. Contoh : umur 2 bulan 29 hari dihitung sebagai umur 2 bulan.

b. Ukuran Panjang Badan (PB) digunakan untuk anak umur 0 sampai 24 bulan yang diukur telentang. Bila anak umur 0 sampai 24 bulan diukur berdiri, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan menambahkan 0,7 cm.

c. Ukuran Tinggi badan (TB) digunakan untuk anak umur di atas 24 bulan yang diukur berdiri. Bila anak umur diatas 24 bulan diukur telentang, maka hasil pengukurannnya dikoreksi dengan mengurangkan 0,7 cm. d. Gizi Kurang dan Gizi Buruk adalah status gizi yang didasarkan pada

indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) yang merupakan padanan istilahunderweight(gizi kurang) danseverely underweight (gizi buruk). e. Pendek dan Sangat Pendek adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan padanan istilah stunted


(23)

f. Kurus dan Sangat Kurus ad alah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) yang merupakan padanan istilah

wasted(kurus) dan severely wasted(sangat kurus).

Penilaian status gizi meliputi : 1. Anamnesis ( Riwayat makanan)

Riwayat makanan merupakan komponen penting pada penilaian status gizi.Anamnesis makanan tidak hanya memberikan informasi mengenai jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, tetapi juga mengetahui bagaimana pola makan dan perilaku k eluarga (Maqbool A, Olsen I.E, dan Stallings V.A, 2008). Informasi tentang konsumsi makanan dapat dilakukan dengan cara survei dan menghasilkan data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif akan diketahui jumlah dan jenis makanan yan g dikonsumsi sedangkan secara kualitatif akan diketahui frekuensi makan(Yuniastuti, 2008). Kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi dapat dinilai dengan menggunakan metode:

a. Food Records

Dengan metode ini responden mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi selama seminggu (Yuniastuti, 2008). b. Metode recall 24 jam

Metode ini digunakan untuk estimasi jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh seseorang selama 24 jam yang lalu atau sehari sebelum wawancara dilakukan (Yuniastuti, 2008). c. Food frequency questionaire

Metode ini dikenal dengan metode frekuensi makanan, dimaksudkan untuk memperoleh informasi pola makan seseorang.Untuk itu, diperlukan kuesioner yang terdiri dari dua komponen, yaitu daftar jenis makanan dan frekuensi konsumsi makanan (Yuniastuti, 2008).


(24)

Penilaian tanda-tanda klinik berdasarkan pada perubahan yang terjadi yang berhubungan dengan kekurangan atau kelebihan asupan zat gizi yang dapat dilihat pada jaringan epitel di mata, kulit, rambut, mukosamulut, dan organ yang dekat dengan permukaan t ubuh seperti kelenjar tiroid.

Tabel 2.2 Pemeriksaan Tanda -tanda Klinik

Tanda Klinik Kemungkinan kekurangan zat gizi Pucat pada kongjungtiva

Bitot spot

Angular stomatitis Gusi berdarah

Pembesaran kelenjar gondok Udema pada anak balita

Anemia

Kurang vitamin A Riboflavin Kurang vitamin C Kurang yodium Kurang energy protein Sumber : Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007

3. Pemeriksaan Laboratorium

Tes laboratorium cukup membantu, tapi kurang penting pada sebagian besar penilaian status gizi pada anak -anak.Pemeriksaan ini dapat diperoleh dari serum plasma, urin, tinja, r ambut, dan kuku (Maqbool A, Olsen I.E, dan Stallings V.A, 2008).

4. Pengukuran Antropometri

Pengukuran antropometri adalah pengukuran terhadap dimensi tubuh dan komposisi tubuh (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007).

Saat ini pengukuran antropometri (ukuran-ukuran tubuh) digunakan secara luas dalam penilaian status gizi, terutama jika terjadi ketidakseimbangan kronik antara intake energi dan protein.Pengukuran antropometri terdiri atas dua dimensi, yaitu pengukuran pertumbuhan dan komposi si tubuh.Komposisi tubuh mencakup komponen lemak tubuh (fat mass) dan bukan lemak tubuh (non-fat mass) (Yuniastuti, 2008).


(25)

a. Massa Tubuh 1. Berat Badan

Berat badan mencerminkan jumlah protein, lemak, air, dan massa mineral tulang. Untuk menilai status gizi biasanya berat badan dihubungkan dengan pengukuran lain, seperti umur dan tinggi badan.

b. Pengukuran Linear (panjang) 1. Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan seseorang pada prinsipnya adalah mengukur jaringan tulang skeletal yang terdiri dari kaki, panggul, tulang belakang, dan tulang tengkorak. Penilaian status gizi pada umumnya hanya mengukur total tinggi atau panjang yang diukur secara rutin. Tinggi badan yang dihubungkan dengan umur dapat digunakan sebagai indikator status gizi masa lalu.

2. Panjang Badan

Panjang badan dilakukan pada balita yang berumur kurang dari dua tahun atau kurang dari tiga tahun yang sukar untuk berdiri.

3. Lingkar Kepala

Biasanya digunakan untuk mendeteksi kelainan seperti

hydrocephalus (ukuran kepala besar) atau microcephaly (ukuran kepala kecil).Untuk melihat pertumbuhan kepala balita dapat digunakan grafikNellhaus.

4. Lingkar Dada

Pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun sehingga biasa digunakan pada anak berusia 2 -3 tahun.Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan sebagai indikator KEP pada balita.


(26)

5. Lingkar Lengan Atas

Lingkar lengan atas (LILA) biasa digunakan pada anak balita.Pengukuran ini mencerminkan cadangan energy sehingga pengukuran ini dapat mencerminkan status kurang energi protein (KEP) pada balita.

c. Komposisi Tubuh

Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi pada penderita KEP.Antropometri jaringan dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status gizi di masyarakat.

Frekuensi pengukuran antropometri pada anak -anak yang direkomendasikan berdasarkan American Academy of Pediatrics memiliki pola pengukuran untuk pasien yang ada di rumah sakit dan tergantung pada usia pasien, penyakit, dan derajat intervensi nutrisi yang diberikan (lihat pada tabel). Tabel 2.3. Frekuensi Pengukuran An tropometri pada Anak-anak

Umur Berat badan Tinggi Badan Lingkar Kepala

Di Rumah Sakit

Prematur

Cukup bulan = 12 bulan

1-2 tahun

2-20 tahun

Pasien Rawat Jalan

0-2 bulan 2-6 bulan 6-24 bulan 2-6 tahun 6-10 tahun 11-20 tahun Setiap hari 3x/minggu 3x/minggu 2x/minggu Setiap bulan

Setiap 2 bulan

Setiap 3 bulan

Setiap tahun

Setiap 2 tahun

Setiap tahun Setiap minggu Setiap bulan Setiap bulan Setiap bulan Setiap bulan

Setiap 2 tahun

Setiap 3 tahun

Setiap tahun

Setiap 2 tahun

Setiap tahun Setiap minggu Setiap bulan Setiap bulan Indikasi Setiap bulan

Setiap 2 tahun

Setiap 3 tahun


(27)

2.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Status Gizi a. Konsumsi Makanan dan infeksi

Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setin ggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan zat -zat gizi esensial (Almatsier, 2009).Infeksi dapat menyebabkan kurangnya nafsu makan sehingga menyebabkan asupan makanan menjadi rendah yang akhirnya menyebabkan kurang gizi (Depar temen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007). Prevalensi berat badan rendah pada anak-anak di India adalah yang tertinggi di dunia.Anak kekurangan gizi di India sebagian besar diakibatkan oleh infeksi serta pemberian makanan yang tidak tepat (Yeleswara pu B.K dan Nallapu S.S.R, 2012).

b. Sanitasi Lingkungan

Lingkungan yang buruk seperti air minum tidak bersih, tidak adanya saluran penampungan air limbah, tidak menggunakan kloset yang baik, juga kepadatan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan penyebaran kuman penyakit (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007).

c. Tingkat Pendapatan

Kehidupan di desa, terutama dalam pemberian atau penyajian makanan keluarga kebanyakan masih kurang mencukupi sesuai yang dibutuhkan oleh tubuh.Kebanyakan keluarga telah merasa lega kalau mereka telah dapat mengkonsumsi makanan pokok (nasi, jagung) dua kali dalam sehari dengan lauk pauknya kerupuk dan ikan asin.(Kartasapoetra dan Marsetyo, 2008). Orang tua yang memiliki pendapatan yang rendah dapat mempengaruhi keseha tan anak-anak (Nakahara S et al, yang dikutip oleh Yeleswarapu B.K, 2012).Krisis


(28)

ekonomi di Indonesia tergambar dari tingginya angka prevalensi gangguan pertumbuhan pada anak (Atmarita dalam Saraswati, 2009). d. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan juga ter masuk dalam faktor ini. Tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi karena dengan meningkatnya pendidikan kemungkinan akan meningkatkan pendapatan sehingga dapat meningkatkan daya beli makanan (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi anak stunted 64,7 % terdapat pada ibu dengan pendidikan rendah dibandingkan anak dari ibu dengan pendidikan tinggi yaitu 32,1 % . Sejalan dengan penelitian Sularyo (1987) bahwa tingkat pendidikan orang tua berpe ran terhadap pengasuhan, pertumbuhan, dan perkembangan anak, termasuk dalam tumbuh kembang anak (Saraswati, 2009)

e. Budaya

Budaya berperan dalam status gizi masyarakat karena ada beberapa kepercayaan, seperti tabu mengonsumsi makanan tertentu yang sebenarnya makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tertentu. Seperti ibu hamil yang tabu mengonsumsi ikan (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007). f. Faktor Demografi

Faktor demografi seperti peningkatan jumlah penduduk, tingkat urbanisasi, jumlah anggota keluarga, jarak kelahiran dipertimbangkan. sebagai faktor yang juga berpengaruh terhadap status gizi masyarakat (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007).

g. Politik dan Kebijakan

Politik yang tidak stabil khus usnya peperangan atau lainnya akan berdampak pula pada status gizi masyarakat. Perbaikan status gizi masyarakat sangat tergantung pada kebijakan pemerintah seperti kebijakan ekspor-impor, kebijakan harga, kebijakan yang


(29)

berhubungan dengan gizi dan kesehata n, kebijakan pertanian (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007).

h. Geografi dan Iklim

Geografi dan iklim berhubungan dengan jenis tumbuhan yang dapat hidup sehingga berhubungan dengan produksi makanan (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007).

i. Pekerjaan Orang Tua

Pekerjaan adalah aktivitas sehari-hari yang menghasilkan pendapatan untuk pemenuhan kebutuhan zat gizi keluarga (Saraswati, 2009).Setelah dilakukan penimbangan, anak -anak dari ibu yang tidak bekerja secara signifikan lebi h tinggi daripada anak -anak dari ibu yang bekerja (yeleswarapu B.K dan Nallapu S.S.R, 2012) .Status gizi anak pada ibu yang bekerja lebih rendah daripada status gizi anak pada ibu yang tidak bekerja.Pengaruh pekerjaan ibu terhadap status gizi anak sangat komplit, meskipun sebenarnya bisa diharapkan bahwa ibu yang bekerja lebih dapat menyediakan kebutuhan keluarga mereka (Powel dan McGregor yang dikutip oleh Yeleswarapu B.K dan Nallapu S.S.R, 2012).Pekerjaan ibu tampaknya mempengaruhi status gizi anak, meskipun analisis statistik menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan (Mittal et al yang dikutip oleh Yeleswarapu B.K dan Nallapu S.S.R, 2012). Anak yang dirawat oleh ibunya sendiri lebih unggul daripada anak yang dirawat oleh anggota keluarga lainnya (Jain SCM et al yang dikutip oleh Yeleswarapu B.K dan Nallapu S.S.R, 2012).


(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Masalah Gizi

Asupan Makanan Penyakit Infeksi

Keluarga Miskin & Pendidikan

Penyebab Langsung

Penyebab Tidak Langsung

Masalah Utama

Masalah Inti Ketersediaan

Makanan

Ibu & Perawatan Anak

Pelayanan Kesehatan

Krisis Ekonomi & Politik

Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih Obesitas Status Gizi


(31)

3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Definisi Status Gizi

Status Gizi adalah keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi.

3.2.2. Cara Ukur

Pengukuran Berat Badan :

a. Anak sebaiknya memakai baju sehari -hari yang tipis, tidak memakai alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang atau mengantongi sesuatu.

b. Letakkan timbangan di lantai datar dan keras sehingga tidak mudah bergerak.

c. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk angka nol. d. Persilahkan anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi. e. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

a. Bila anak terus-menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri. f. Catat dan plot hasil pengukuran pada grafik berat badan (WHO)

Pengukuran Tinggi Badan :

a. Meminta anak melepaskan alas kaki (sandal,sepatu). b. Meminta anak berdiri tegak menghadap ke depan.

c. Pastikan punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur. d. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun -ubun. e. Baca angka pada batas tersebut.

f. Catat dan plot hasil pengukuran pada grafik tinggi badan (WH O).

3.2.3. Alat Ukur

Pengukuran tinggi badan pada anak balita yang sudah dapat berdiri dilakukan dengan alat pengukur tinggi microtoice yang mempunyai ketelitian 0,1 cm sedangkan untuk melakukan pengukuran berat badan menggunakan Seka dengan ketelitian 0,1 kg.


(32)

3.2.4. Hasil Ukur

Untuk menilai status gizi anak diperlukan standar antropometri yang mengacu pada Standar World Health Organization (WHO, 2006).

Pada penelitian ini menggunakan indikator status gizi BB/TB dan TB/U.

3.2.5. Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal.

3.2.6. Hipotesa Penelitian


(33)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional

(potong lintang), yaitu untuk mengetahui status gizi anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli dan hubungan antara tingkat pendapatan orang tua terhadap status gizi.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan (September – November 2013) terhadap anak pra-sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli. 4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak pra -sekolah yang berusia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli. Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh penulis tercatat 129 orang anak yang berusia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli, lingkungan II, III, IV, dan IX. 4.3.2. Sampel

Yang menjadi sampel penelitian ini adalah populasi ya ng memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.

4.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 1. Kriteria Inklusi

a. Anak pra-sekolah yang berusia 3 sampai 5 tahun. b. Responden tinggal di pinggiran Sungai Deli. c. Tinggal bersama orang tuanya.

2. Kriteria Eksklusi

a. Responden tidak bersedia untuk mengikuti penelitian. b. Ada penyakit kongenital/bawaan sejak lahir.


(34)

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode consecutive sampling, yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria -kriteria yang telah ditetapkan.Semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.

Besar sampel minimum yang diperlukan dihitung dengan rumus :

n = N

1 + N (d)² Keterangan : n = Besar sampel N = Besar populasi

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (Notoatmodjo, 2005)

Pada penelitian ini, ditetapkan nilai d adalah 0,1. Sedangkan berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan, didapatkan populasi sebesar 129 orang. Berdasarkan rumus diatas, besarnya sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

n = N

1 + N (d)²

= 129

1 + 129 (0.1)² = 56,33

Dengan demikian besar sampel minimal yang diperlukan adalah 56,33 orang,dibulatkan menjadi 56 orang.

4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Jenis Data

Jenis data adalah data primer dan data sekunder.Data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi.

4.4.2. Data Primer

Data primer diperoleh dari subjek melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan dengan menggunakan timbangan berat badan seka dan microtoice


(35)

sebagai alat ukurnya. Peneliti akan meminta kesediaan responden yang memenuhi kriteria untuk mengisi informed consent sebelum dilakukan pengukuran.

4.4.3. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, berupa informasi tentang demografi Kelurahan Aur.

4.5. Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul ditabulasi untuk diolah lebi h lanjut dengan menggunakan program komputer.Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel.


(36)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Pengambilan data penelitian ini dilakukan di Kelurahan Aur, pinggiran Sungai Deli, Kecamatan Medan Maimun, lingkungan II, III, IV, dan IX. Lingkugan II, III, IV, dan IX ini berada tepat di pinggiran Sungai Deli, 2 diantaranya yaitu lingkungan III dan IV sering mengalami kebanjiran. Kelurahan Aur terdiri dari 10 lingkungan, dengan batas-batas sebagai berikut :

a.Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kesawan Kecamatan Medan Barat.

b.Sebelah Selatan berbatasan denga n Kelurahan Suka Raja Kecamatan Medan Maimun.

c.Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Masjid Kecamatan Medan Kota.

d.Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Hamdan Kecamatan Medan Maimun.

5.1.2. Karakteristik Responden

Pada rentang periode penelitian September -November 2013 telah didapatkan subjek sebanyak 60 responden yang memenuhi kriter ia penelitian.Hasil tersebut telah memenuhi jumlah subjek minimal penelitian. Pada penelitian ini, karakteristik responden yang ada dapat dibedakan b erdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan orang tua,jenis pekerjaan orang tua tingkat pendapatan orang tua, dan suku. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


(37)

Tabel 5.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan usia dan jenis kelamin Karakteristik Responden Jumlah (n) Persentase (%) A. Usia Sampel (Tahun)

a. 3 b. 4 c. 5 15 19 26 25.0 31.7 43.3

Total 60 100

B. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 37 23 61.7 38.3

Total 60 100

Jumlah seluruh sampel pada penelitian ini adalah 60 orang, yang di dominasi oleh anak usia 5 tahun, yaitu 26 orang (43.3%), sementara itu yang berusia 4 tahun berjumlah 19 orang (31.7%), dan yang berusia 3 tahun berjumlah 15 orang (25.0%) Pada penelitian ini, yang terpilih menjadi subjek penelitian adalah anak yang berusia 3 sampai 5 tahun yang tinggal di pinggiran Sungai Deli.Mayoritas responden adalah berjenis kelamin laki-laki, yang berjumlah 37 orang (61.7%), sedangkan jumlah responden dengan jenis kelamin perempuan jumlahnya lebih sedikit yaitu berjumlah 23 orang (38.3%).Penyebaran umur dan jenis kelamin pada sampel yang tidak merata ini disebabkan karena t eknik pengambilan sampel dengan menggunakan consecutive sampling dimana yang menjadi sampel adalah hanya calon subjek penelitian yang datang dan telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditentukan sebelumnya.


(38)

Tabel 5.2 Distribusi karakteristik orang tua responden berdasarkan tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, suku, dan tingkat pendapatan

Karakteristik Orang Tua Responden Ayah Ibu Jumlah (n) Persentase % Jumlah (n) Persentase % A. Tingkat Pendidikan

1. SD 2. SMP 3. SMU 4. PT

5. Tidak Sekolah

0 15 43 2 0 0.0 25.0 71.7 3.3 0.0 1 15 44 0 0 1.7 25.0 73.3 0.0 0.0

Total 60 100 60 100

B. Jenis Pekerjaan 1. Buruh

2. Wiraswasta 3. Pegawai Negeri 4. Tidak Bekerja

1 55 3 1 1.7 91.7 5.0 1.7 0 3 0 57 0.0 5.0 0.0 95.0

Total 60 100 60 100

C. Suku 1. Minang 2. Melayu 3. Jawa 4. Aceh 5. Batak 6. India 45 4 2 1 4 4 75.0 6.7 3.3 1.7 6.7 6.7 43 1 7 2 3 4 71.7 1.7 11.7 3.3 5.0 6.7

Total 60 100 60 100

D. Tingkat Pendapatan 1. Rp<Rp500.000,00 2. Rp500.000,00-Rp1 Juta 3. Rp1 Juta-<Rp2 Juta 4. Rp>2 Juta

33 18 6 3 55.0 30.0 10.0 5.0 60 0 0 0 100.0 0 0 0

Total 60 100 60 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwamayoritas tingkat pendidikan ayah responden adalah SMU (Sekolah Menengah Umum) yang berjumlah 43 orang (71.7%), tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) berjumlah 15 orang (25.0%). Untuk perguruan tinggi hanya sedikit yaitu berjumlah 2 orang (3.3%). Sementara itu, mayoritas tingkat pendidikan ibu responden adalah SMU (Sekolah Menengah Umum) yang berjumlah 44 orang (73.3%), tingkat SMP (Sekolah Menengah


(39)

Pertama) berjumlah 15 orang (25.0%). Untuk tingkat SD (Sekolah Dasar) hanya sedikit yaitu berjumlah 1 orang (1.7 %).

Mayoritas pekerjaan ayah responden adalah wiraswasta yang berjumlah 55 orang (91.7%).Sementara yang minoritas berprofesi sebagai buruh dan tidak memiliki pekerjaan berjumlah 1 orang (1.7%).Mayoritas pekerjaan ibu responden adalah ibu rumah tangga yang berjumlah 57 orang (95.0%). Sebagai wiraswasta ada 3 orang (5.0%), sebagai buruh dan pegawai negeri tidak ada (0.0%).

Untuk suku ayah, mayoritas adalah suku minang yang berjumlah 45 orang (75.0%), suku melayu, batak, india berjumlah 4 orang (6.7%), suku jawa berjumlah 2 orang (3.3%), dan suku aceh berjumlah 1 orang (1.7%). Sementara itu, untuk suku ibu mayoritas adalah suku minang 43 orang (71.7%), melayu 1 orang (1.7%), suku jawa 7 orang (11.7%), suku aceh 2 orang (3.3%), suku batak 3 orang (5.0%),dan suku india 4 orang (6.7%).

Mayoritas tingkat pendapatan ayah responden yang berada < Rp500.000,00berjumlah 33 orang (55.0%). U ntuk pendapatan Rp500.000,00 -<Rp1 Juta berjumlah 18 orang (30.0%), Rp1 Juta - <Rp2 Juta berjumlah 6 orang (10.0%), dan > Rp2 Juta paling sedikit, yaitu hanya berjumlah 3 orang (5.0 %). Sementara itu, tingkat pendapatan ibu responden semuanya berada < Rp 500.000,00 (100%).Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata -rata pekerjaan ibu responden adalah sebagai ibu rumah tangga yang tidak mempunyai penghasilan.

5.1.3. Hasil Analisis Data

Analisis data diawali dengan uji normalitas data guna melihat data yang diperoleh tersebut terdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat dilanjutkan penganalisisan dengan uji yang sesuai.

Analisis kemudian dilanjutkan dengan menggunakan uji hipotesis parametrik yang sesuai yaitu uji korelasi. Uji ini bertujuan untuk mencari hubungan antara 2 variabel numerik, yaitu hubungan antara tingkat p endapatan terhadap status gizi anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli.


(40)

Tabel 5.3 Distribusi status gizi responden berdasarkan berat badan menurut umur, tinggi badan menurut umur.dan berat badan menurut tinggi badan

Status Gizi Jumlah (n)

Persentase (%) A. BB/U

1. Gizi Buruk 2. Gizi Kurang 3. Gizi Baik 4. Gizi Lebih

2 12 45 1 3.3 20.0 75.0 1.7

Total 60 100

B. TB/U

1. Sangat Pendek 2. Pendek 3. Normal 4. Tinggi 5 22 32 1 8.3 36.7 53.3 1.7

Total 60 100

C. BB/TB

1. Sangat Kurus 2. Kurus 3. Normal 4. Gemuk 1 3 54 2 1.7 5.0 90.0 3.3

Total 60 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa status gizi berdasarkan berat badan menurut umur dengan gizi baik berjumlah 45 orang (75.0%), gizi kurang 12 orang (20.0%), gizi buruk 2 orang (3.3%), dan gizi lebih 1 orang (1.7%). Status gizi berdasarkan tinggi badan menurut umur dengan anak yang s angat pendek berjumlah 5 orang (8.3%), pendek 22 orang (36.7%), normal 32 orang (53.3%), dan tinggi 1 orang (1.7% ). Status gizi berdasarkan berat badan menurut tinggi badan dengan anak yang sangat kurus berjumlah 1 orang (1.7%), kurus 3 orang (5.0%), normal 54 orang (90.0%), dan gemuk 2 orang (3.3%).


(41)

Tabel 5.4 Distribusi status gizi balita dengan tingkat pendapatan orang tua responden

Tingkat Pendapatan

Status Gizi Balita Berdasarkan BB/TB Sangat

Kurus Kurus Normal Gemuk

n % n % n % n %

<Rp500.000,00 1 3.0 1 3.0 31 93.9 0 .0

Rp500.000,00-Rp1 Juta 0 .0 1 5.6 17 94.4 0 .0

Rp1 Juta-Rp2 Juta 0 .0 1 16.7 3 50.0 2 33.3

>Rp2 Juta 0 .0 0 .0 3 100.0 0 .0

Total 60

r = 0,252

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa anak dengan pendapatan orang tua <Rp500.000,00 yang memiliki status gizi sangat kurus berjumlah 1 orang (3.0%), kurus 1 orang (3.0%), normal 31 orang (93.9%), dan gemuk tidak ada (.0%). Anak dengan pendapatan orang tua Rp500.000,00 -Rp1 juta yang memiliki status gizi sangat kurus tidak ada (.0%), kurus 1 orang (5.6%), normal 17 orang (94.4%), dan gemuk tidak ada (.0%). Anak dengan pendapatan orang tua Rp1 juta -Rp2 juta yang memiliki status gizi sangat kurus tidak ada (.0%), kurus 1 orang (16.7%), normal 3 orang (50.0%), gemuk 2 orang ( 33.3%).Anak dengan pendapatan orang tua >Rp2 juta yang memiliki status gizi sangat kurus, kurus, dan gemuk tidak ada (.0%).Semua anak dengan pendapatan orang tua >Rp2 juta memiliki status gizi normal, yaitu berjumlah 3 orang (100.0%).

Berdasarkan analisis bivariate correlationtidak terdapat hubungan antara tingkat pendapatan orang tua terhadap status gizi anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli. Dari hasil uji korelasi didapatkan nilai r = 0.252. Nilai r-hitung sebesar 0.252 menunjukkan bahwa hubungan tersebut tidak signifikan.


(42)

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahu i jumlah anak sangat pendek berjumlah 5 orang (8.3%), pendek 22 orang (36.7%), normal 32 orang (53.3 %), dan tinggi 1 orang (1.7 %). Dapat disimpulkan bahw a jumlah anak yang mengalami status stunting berjumlah 27 orang (45.0%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat status gizi dengan anak stuntedhampir mencapai 50%.

5.2. Pembahasan

Gizi merupakan salah satu unsur penting yang harus dipenuhi oleh tubuh.Gizi ini memiliki peranan penting bagi pertumbuhan a nak dan perkembangan otak anak.Pertumbuhan seorang anak dapat diamati dari penilaian status gizi.Pemeriksaan antropometri gizi merupakan suatu parameter kuantitatif yang lazim digunakan sebagai indikator status g izi (Harinda, 2012).

Salah satu program dari Millenium Development Goals adalah mengurangi tingkat kematian balita . Angka kematian balita menggambarkan peluang untuk meninggal pada faseantara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Ber dasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 dipero leh bahwa angka kematian balita (AKABA) di Sumatera Utara sebesar 67/1000 kelahiran hidup. Sedangkan angka rata-rata nasional pada tahun 2007 sebesar 44 per 1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Prov insi Sumatera Utara, 2008).

Untuk mencapai tujuan tersebut, kita harus tahu bagaimana status gizi balita tersebut berdasarkan kurva WHO 2006 .Data antropometri yang diukur dalam penelitian ini meliputi berat badan dan tinggi badan. Hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan akan diplotkan dalam standar z -skor WHO tahun 2006 sesuai dengan usia dan jenis kelamin.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status gizi, salah satu diantaranya adalah tingkat pendapatan. Tingkat pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan dalam kualitas dan kuantitas makanan. Pendapatan yang meningkat akan berpengaruh terhadap perbaikan kesehatan dan keadaan gizi. Sedangkan pendapatan yang rendah akan me ngakibatkan lemahnya daya beli . Pendapatan akan menentukan daya beli terhadap pangan dan faktor lain yang dapat mempengaruhi status gizi. Pendapatan juga merupankan faktor penting


(43)

dalam penyebab timbulnya masalah gizi. Pendapatan keluarga sangat mempengaruhi terhadap konsumsi makan sehari -hari.Namun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa keluarga yang berpenghasilan rendah dapat mengkonsumsi makanan yang mempunyai nilai gizi baik (Suhardjo, 2003:62).

Berdasarkan hasil penelitian Chandran (2009) yang dilakukan di India, gizi buruk merupakan akibat dan konsekuensi atas tingkat pendapatan orang tua yang merupakan penentu utama status gizi anak pra -sekolah. Studi ini juga menemukan bahwa tingkat pendapatan memiliki korelasi yang kuat terhadap status gizi.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga balita memiliki pendapatan rendah, yaitu berada <Rp 500.000,00 setiap bulannya.Hal ini disebabkan karena keluarga hanya mengandal kan pada pendapatan ayah saja.Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti di lapangan diketahui bahwa sebagian besar ayah dari keluarga balita bekerja sebagai wiraswasta, beberapa diantaranya sebagai tuk ang becak, tukang parkir, penjual makanan ringan, sehingga memiliki pen ghasilan yang tidak tetap.

Pada penelitian ini status gizi bal ita dilakukan dengan pengukuran antropometri. Pengukuran ini dilakukan di rumah salah satu kader posyandu Kelurahan Aur. Dari hasil penelitian didapati bahwa sebagian besar status gizi berdasarkan indikator TB/U berada pada kategori sangatkurus yaitu berjumlah 1 orang (1.70%) , kurus 3 orang (5.0%) , normal 54 orang (90.0%), dan gemuk 2 orang (3.3%).

Hampir sebagian besar pendapatan orang tua responden berada <Rp500.000,00. Akan tetapi, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi berdasarkan indikator BB/TB balita (90.0%) berada pada kategori normal.Hal ini menunjukkan bahwa dengan tingkat pendapatan yang rendah tidak menutup kemungkinan status gizi anak dapat berada pada kategori normal. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh faktor -faktor lain, misalnya tingkat pendidikan orang tua responden. Rata-rata tingkat pendidikan orang tua responden adalah SMU (Sekolah Menengah Umum), dengan persentase ayah (71.7%) dan ibu (73.3%).

Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang sering ditelaah dalammengukur tingkat pembangunan manusia sua tu negara.Melalui


(44)

pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan pril aku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merup akan salah satu faktor pencetus yang berperan dalam mempeng aruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat ( Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2008).

Selain itu, masalah gizi khususnya anak pendek, menghambat perke mbangan anak dengan dampak negatif yang akan berlangsung dalam kehidupan selanjutnya. Studi menunjukkan bahwa anak pendek sangat berhubungan dengan prestasi pendidikan yang buruk, lama pendidikan yang menurun, dan pendapatan yang rendah sebagai orang dewasa. Intervensi untuk menurunkan anak pendek harus dimulai secara tepat sebelum kelahiran, dengan pelayan an prenatal dan gizi ibu, dan berlanjut hingga usia 2 tahun (Unicef, 2012).

Untuk mengatasi masalah gizi, khususnya anak pendek, diperlukan aksi lintas sektoral.Asupan makanan yang tidak memadai dan penyakit merupakan penyebab langsung masalah gizi ibu dan anak karena praktek pemberian makan bay i dan anak yang tidak tepat dan penyakit serta infeksi yang berulang terjadi, perilaku kebersihan dan pengasuhan yang buruk (Unicef,2012).

Komisi WHO mengemukakan hasil penelitian mereka bahwa adanya hubungan sinergis antara gizi buruk dan penyakit infeksi (Moehji, 2003). Penelitian yang telah dilakukan Cleveland Clinic Amerika Serikat menunjukkan bahwa pada anak normal usia 1-5 tahun rata-rata mengalami infeksi 7 -8 kali pertahun (Judarwanto, 2005). Menurut penelitian Djunaidi dan Gaudelus dkk tingkat derajat penyakit merupakan predik tor yang signifikan untuk terj adinya kehilangan berat badan >2% (H erry et al 2010 ).

Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti kurangnya pendidikan dan pengetahuan pengasuh anak, penggunaan air yang tidak bersih, lingkungan yang tidak sehat, keterbatasan akses ke pangan dan pendapatan yang rendah (Unicef, 2012).

Masalah kekurangan gizi pada a nak pra-sekolah perlu ditangani secara komprehensif, melalui langkah -langkah preventif, promotif, dan kuratif. Masyarakat perlu dilakukan penyuluhan tentang sanitasi lingkungan, kebersihan, cara pemberian ASI yang tepat serta pola hidup lainnya dalam rangk a


(45)

meningkatkan status gizi yang baik melalui pelayanan kesehatan, pendidikan, dan perekonomian (Chandran, 2009).

Merujuk pada laporan Riskesdas 2007 di Sumatera Utara, menunjukkanbahwa balita dengan gizi buruk dan kurang masih merupakan masalahkesehatan masyarakat di Provinsi Sumatera Utara.Lebih lanjut diketahui pulabahwa Provinsi Sumatera Utara bukan hanya berhadapan dengan balita giziburuk dan kurang, tetapi juga balita kurus dan balita pendek (Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2008).

Anak pendek lebih banyak berpengaruh terhadap anak miskin.Daerah pedesaan memiliki proporsi yang lebih be sar untuk anak pendek (40% ) dibandingkan dengan daerah perkotaan (33%). Prevalensi anak pendek yang tinggal di rumah tangga dengan kepala rumah tangga yang tidak berpendidikan adalah 1,7 kali lebih tinggi daripada prevalensi di antara anak -anak yang tinggal di rumah tangga dengan kepala rumah tangga yang berpendidikan tinggi (Unicef,2012).


(46)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Gambaran status gizi anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli berdasarkan indikator BB/TB, sebagian besar memiliki status gizi normal.

2. Jumlah anak pra-sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli yang menjadi sampel penelitian adalah 60 orang.

3. Tidak ada hubungan ya ng signifikan antara tingkat pendapatan orang tua terhadap status gizi anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli berdasarkan indikator BB/TB. Hal ini dapat diketahui dari nilai statistik yang menggunakan uji korelasi dengan nilai r = 0,252 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan.

4. Jumlah anak pra-sekolah dengan usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli yang memiliki status gizi stuntedberdasarkan indikator TB/U hampir mencapai 50% dari jumlah sampel penelitian. Hal ini menggambarkan status gizi yang sifatnya kronis, artinya muncul sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama seperti kemiskinan, perilaku pola asuh yang tidak tepat, sering menderita penyakit secara berulang karenahygienedan sanitasi yang kurang baik.


(47)

6.2. Saran

Beberapa hal yang dapat direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Diharapkan kepada orang tua untuk mengetahui segala kebutuhan gizi yang diperlukan anak agar anak terhindar dari kekurangan g izi. Selain harus mengerti mengenai gizi yang baik itu seperti apa, orang tua harus mengerti tentang bagaimana gejala jika anak kekurangan gizi, sehingga orang tua mampu memperbaiki asupan gizi anak.

b. Pemerintah setempat harus lebih memperhatikan kebijakan -kebijakan untuk peningkatan status gizi balita seperti dengan mengadakan penyuluhan, gerakan pemberdayaan masyarakat, serta memperhatikan masalah kesehatan dan perekonomian masyarakat setempat untuk menanggulangi masalah status gizi balita di Kelurahan Au r, Kecamatan Medan Maimun.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2009.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Amosu, A.M. et al.,2011.A study of the nutritional Status of Under -5-Children of Low-Income Earners in a South -Western Nigerian Community.Available from :

http://maxwellsci.com/print/crjbs/v3 -578-585.pdf[Diunduh pada 17 Mei 2013].

Astuti, F.D., Taurina., Fitriya, S., 2012.“Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Anak Prasekolah dan Sekolah Dasar di Kecamatan Godean”.(Skripsi). Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

Barasi, M.E., 2007.At a Glance Ilmu Gizi. University of Wales Institute, Cardiff : Erlangga.

Chandran, V., 2009.Nutritional Status Of Preschool Children : A Socio-Economic Study Of Rural Area Of Kasaragod District In Kerala .

Available from

:http://shodhganga.inflibnet.ac.in/bitstream/10603/2588/16/16_syn opsis.pdf.[Diunduh pada 08 Desember 2013].

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masya rakat Universitas Indonesia.,2007.Gizi dan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta : PT Raja Grafindo.

Ekspose Kelurahan Aur., 2012. Biodata Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun.

Harinda, L., 2012. “Proporsi dan Status Gizi Anak Pra-Sekolah Dengan Kesulitan Makan di Semarang”. (Karya Tulis Ilmiah) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Informasi Umum Kota Medan., 2010. Buku Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2006-2010 Pemko Medan. Available from :http://www.pemkomedan.go.id/selayang_informasi.php.[Diunduh pada 3 Juni 2013].


(49)

Ikhsan, M., Hiswani., dan Jemadi., 2012. “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Balita di Desa Teluk Rumbia Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil tahun 2012”. (Skripsi) Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia., 2011. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Ana k.Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak.

Longkumer, T., 2012.Physical Growth and Nutritional Status among Ao Naga Children of Nagaland, Northeast India.Available from :http://www.hindawi.com/journals/janth/2013/291239/ [Diunduh pada 17 Mai 2013].

Maqbool, MD., Olsen, I.E., Stallings, V.A., 2008.Clinical Assessment of

Nutritional Status. Available from

:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1775325/pdf/amjp h00827-0027.pdf.[Diunduh pada 17 Mei 2013].

Puspitasari, D.E., 2009. “Dampak Pencemaran Air Terhadap Kesehatan Lingkungan Dalam Perspektif Hukum Lingkungan”.Vol. 21, No. 1.

Saraswati, G.L., 2008. “Hubungan Sosial Ekonomi dan Intake Zat Gizi dengan Tinggi Badan anak Baru Masuk Sekolah (TBABS) pada Daerah Endemis Gaky di Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi Tahun 2008”.(Tesis).Sekolah PascaSarjana Universitas Sumatera Utara.

Shoeps, D.O et al., 2011.Nutritional status of pre -school children from low income families. Available from :

http://www.nutritionj.com/content/10/1/43 [Diunduh pada 5 Mei 2013].

Sjarif, D.R., Nasar, S.S., Devaera, Y., Tanjung, C.F., 2011. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Asuhan Nutrisi Pediatrik.Jakarta : UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik.

Soendoro, T., 2008.Riset Kesehatan Dasar 2007.Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Syafei, C., 2009. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.


(50)

Yeleswarapu, B.K dan Nallapu, S.S.R., 2012.A Comparative Study on the Nutritional Status of the Pre -School Children of the Employed Woman and the Unemployed Woman in the Urban Slums of

Guntur. Available From

:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3552212/pdf/jcdr -6-1718.pdf[Diunduh pada 17 Mei 2013].

Yuniarno, S., 2005.“Hubungan Kualitas Air Sumur Dengan kejadian Diare di DAS Solo.”(Tesis).Program Magister Kesehatan Lingkungan Universitas Diponegoro Semarang.


(51)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYATHIDUP

Nama : Seprima Yenti

NIM : 100100029

Tempat/Tanggal lahir : Nanggalo/04 September 1992

Agama : Islam

Alamat : Jln.Sumarsono No 26 Orang Tua : a. Ayah : Busaman

b. Ibu : Asnidar

Riwayat Pendidikan :

1. SDN No 25 Anau (1998 -2004)

2. MTsN 1 Koto XI Tarusan (2004 -2007) 3. SMAN 1 Koto XI Tarusan (2007-2010) 4. Fakultas Kedokteran USU (2010 -sekarang)


(52)

Riwayat organisasi :

1. Anggota Divisi Pembinaan PHBI FK USU 2. Anggota Divisi Keputrian PHBI FK USU

3. Sekretaris Divisi Dana dan Usaha PHBI FK USU 4. Sekretaris Divisi Kenaziran PHBI FK USU

5. Sekretaris Departemen Kerohanian PEMA FK USU 6. Anggota Kaderisasi KAM RABBANI

7. Ketua Osis MTsN 1 Koto XI Tarusan 8. Sekretaris Osis SMAN 1 Koto XI Tarusan 9. Sekretaris Kajian Kontemporer UAD USU

Prestasi yang pernah diraih :

1. Juara Umum MTsn 1 Koto XI Tarusan 2. Juara Umum SMAN 1 Koto XI Tarusan 3. Juara 1,2,3 Lomba MTQ


(53)

LAMPIRAN 2

BIODATA RESPONDEN

Status Gizi Anak Pra-Sekolah usia 3 sampai 5 tahun di Pinggiran Sungai Deli Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun

Medan Sumatera Utara

Nama Pewawamcara : Tanggal Wawancara : Identitas Pribadi

Nama Anak :

Jenis Kelamin : L/P

Tanggal Lahir : Umur : Tahun

Anak ke- : dari bersaudara

Alamat :

Telepon/No Hp :

Data Orang Tua Ayah Ibu

Nama :

Umur :

Suku Bangsa :


(54)

Pendidikan : Ayah Ibu

1. SD 1. SD

2. SMP 2. SMP

3. SMU 3. SMU

4. PT 4. PT

5. Tidak Sekolah 5. Tidak Sekolah

Pekerjaan : 1. Buruh 1. Buruh

2. Wiraswasta 2. Wiraswasta

3. Pegawai Negeri 3. Pegawai Negeri 4. Tidak Bekerja 4. Tidak Bekerja

Pendapatan : < Rp 500.000,00 < Rp 500.000,00 Rp 500.000,00 - < Rp 1 Juta Rp 500.000,00–Rp1Juta

Rp 1 Juta - Rp <2 Juta Rp 1 Juta- < 2 Juta


(55)

Hasil Penimbangan

Berat Badan : (Kg)

Tinggi Badan : (cm)

BB/U :

TB/U :

BB/TB :

Status Gizi : 1. Gizi Buruk 3. Gizi Baik


(56)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PENJELASAN

Dengan hormat,

Saya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara semester VII yang sedang melakukan penelitian berjudul Status Gizi Anak Pra-Sekolah Usia 3 Sampai 5 Tahun di Pinggiran Sungai Deli.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan status gizi anak pra-sekolah usia 3 sampai 5 tahun.

Oleh karena itu, saya meminta kesediaan Bapak dan Ibu untuk mengikutsertakan anaknya seba gai subjek penelitian ini dengan melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan.

Apabila dikemudian hari terjadi hal -hal yang tidak diinginkan sehubungan dengan keikutsertaan anak Bapak dan Ibu dalam penelitian ini maka Bapak dan Ibu dapat menghubungi saya, Seprima Yenti (nomor telepon : 082381719154)


(57)

LAMPIRAN 4

LEMBAR PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ………

Umur : ………

Pekerjaan : ………

Alamat : ………

Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap serta memah aminya, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menyatakan bersedia berpartisipasi pada penelitian ini. Demikianlah surat perjanjian ini saya perbuat tanpa paksaan dan apabila di kemu dian hari saya mengundurkan diri, saya tidak dituntut apapun.

Medan, ……... 2013

Peneliti Yang membuat pernyataan


(58)

LAMPIRAN 5

No Nama Jenis

Kelamin Usia (Tahun) BB (Kg) TB (cm) Status Gizi BB/TB Status Gizi TB/U

1. A Raka Husaini Laki-laki 4 15 97 Normal Normal

2. Ade Ilhamsyah Laki-laki 3 9,5 79 Normal Sangat

Pendek

3. Ahmad Fauzi Laki-laki 3 11,5 91,2 Normal Normal

4. Akila Fatiya Perempuan 4 15 97 Normal Normal

5. Akmal Zamaldi Laki-laki 5 17 107 Normal Normal

6. Al Araf F Laki-laki 5 15 103 Normal Normal

7. Aldi Fahrezi Laki-laki 3 11 90 Normal Normal

8. Aldino M.Putra Laki-laki 3 12 86 Normal Pendek

9. Amel Perempuan 5 13 97,5 Normal Pendek

10. Arafa P Laki-laki 3 13 97 Normal Normal

11. Arya Bima M Laki-laki 4 12 88 Normal Sangat

Pendek

12. Arya Wahyudi Laki-laki 3 12 93 Normal Normal

13. Astri Perempuan 4 19 84 Gemuk Sangat

Pendek

14. Aura Fajariah Perempuan 4 13 92 Normal Pendek

15. Awinas Laki-laki 5 13 96 Normal Pendek

16. Azura R.Fitria Perempuan 4 15 93 Normal Pendek

17. Beby Sumitha Perempuan 4 19 114 Normal Tinggi

18. Darel Safir Laki-laki 3 11,5 85 Normal Pendek

19. Dela Puspita Perempuan 4 14 92 Normal Pendek

20. Devinder K Laki-laki 4 11 90 Normal Sangat

Pendek

21. Dhini Ariany Perempuan 5 15 96 Normal Pendek

22. Dina Dw J Perempuan 5 16 100 Normal Normal

23. Dwi Ramadhan Perempuan 4 14 94 Normal Normal

24. Fachri Andika Laki-laki 5 15 98 Normal Pendek

25. Fahri Andika Laki-laki 5 15 100,5 Normal Pendek


(59)

27. Faiz

Narosanjaya Laki-laki 3 11 82 Normal

Sangat Pendek

28. Fajira Perempuan 3 10 90,8 Sangat

Kurus Normal

29. Fajri Laki-laki 5 30 121 Gemuk Normal

30. Farhan Farlan Laki-laki 5 14 100 Normal Pendek

31. Fathir Laki-laki 5 13 98 Normal Pendek

32. Ferdi Laki-laki 5 13 100,5 Kurus Pendek

33. Friska Perempuan 4 12 91 Normal Pendek

34. Ghani Laki-laki 4 17 103 Normal Normal

35. Kesya Ilyana M Perempuan 4 17 100 Normal Normal

36. M ShyT Usry Laki-laki 5 16 103,2 Normal Normal

37. M.Fahri Laki-laki 3 17 97 Normal Normal

38. M.Fikri Laki-laki 5 14 96 Normal Pendek

39. M.Rahmad

Putra Laki-laki 3 13 89 Normal Normal

40. M.Rasyid Laki-laki 5 15 103 Normal Normal

41. M.RizkiMaulana Laki-laki 4 12 92 Normal Pendek

42. M.Sabil Laki-laki 5 15 102,1 Normal Normal

43. Messi Hamzah Laki-laki 3 12 93 Normal Normal

44. Nabila Syahrani Perempuan 5 17 106,3 Normal Normal

45. Nafla Kaliza Perempuan 5 16 103 Normal Normal

46. Nuri Perempuan 5 15 104,7 Normal Normal

47. Nurul Permata Perempuan 5 17 100 Normal Normal

48. Putri Aulia Sari Perempuan 5 15 95 Normal Pendek

49. Raditiya Laki-laki 3 11 91 Kurus Normal

50. Raisha Putra Laki-laki 3 11,5 87 Normal Pendek

51. Revan Laki-laki 5 14 99 Normal Pendek

52. Saffa Suhandini Perempuan 3 12 86 Normal Pendek

53. Safira Perempuan 4 12 94 Normal Normal


(60)

55. Suba Lasmi Laki-laki 5 14 102,5 Normal Normal 56. Syafinkan Aulia Perempuan 4 16 98,6 Normal Normal

57. Yuga Pramana Laki-laki 4 12 94 Normal Pendek

58. Yusuf Fajri Laki-laki 4 14 92 Normal Pendek

59. Zaskia Perempuan 5 15 100 Normal Normal


(61)

LAMPIRAN 6

OUTPUT DATA HASIL PENELITIAN

a. Hasil Analisis Distribusi Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki 37 61.7 61.7 61.7

perempuan 23 38.3 38.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

b. Hasil Analisis Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan, Jenis Pekerjaan, dan Suku

Pendapatan Orang Tua

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <500 33 55.0 55.0 55.0

500-1 jt 18 30.0 30.0 85.0

1-2 jt 6 10.0 10.0 95.0

>2 jt 3 5.0 5.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 15 25.0 25.0 25.0

4 19 31.7 31.7 56.7

5 26 43.3 43.3 100.0


(62)

Pekerjaan Ayah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid buruh 1 1.7 1.7 1.7

wiraswasta 55 91.7 91.7 93.3

PNS 3 5.0 5.0 98.3

tidak bekerja 1 1.7 1.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

Suku Ayah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid minang 45 75.0 75.0 75.0

jawa 2 3.3 3.3 78.3

batak 4 6.7 6.7 85.0

melayu 4 6.7 6.7 91.7

india 4 6.7 6.7 98.3

aceh 1 1.7 1.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

Suku Ibu

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid minang 43 71.7 71.7 71.7

jawa 7 11.7 11.7 83.3

batak 3 5.0 5.0 88.3

india 4 6.7 6.7 95.0

aceh 2 3.3 3.3 98.3

melayu 1 1.7 1.7 100.0


(63)

Pekerjaaan Ibu

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ibu RT 57 95.0 95.0 95.0

wiraswasta 3 5.0 5.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

c. Hasil Analisis Frekuensi St atus Gizi Berdasarkan TB/U, BB/TB, dan BB/U

TB/U

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat pendek 5 8.3 8.3 8.3

Pendek 22 36.7 36.7 45.0

Normal 32 53.3 53.3 98.3

tinggi 1 1.7 1.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

BB/TB

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat kurus 1 1.7 1.7 1.7

kurus 3 5.0 5.0 6.7

normal 54 90.0 90.0 96.7

gemuk 2 3.3 3.3 100.0


(64)

BB/U

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid gizi buruk 2 3.3 3.3 3.3

gizi kurang 12 20.0 20.0 23.3

gizi baik 45 75.0 75.0 98.3

gizi lebih 1 1.7 1.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

d. Hasil Analisis Uji Korelasi Antara Tingkat Pendapatan Orang Tua Terhadap Status Gizi Berdasarkan Indikator BB/TB

pendapatan ortu * BB/TB Crosstabulation BB/TB

Total sangat

kurus kurus normal gemuk pendapatan

orang tua

<500 Count 1 1 31 0 33

% within pendapatan ortu 3.0% 3.0% 93.9% .0% 100.0%

% of Total 1.7% 1.7% 51.7% .0% 55.0%

500-1 jt Count 0 1 17 0 18

% within pendapatan ortu .0% 5.6% 94.4% .0% 100.0%

% of Total .0% 1.7% 28.3% .0% 30.0%

1-2 jt Count 0 1 3 2 6

% within pendapatan ortu .0% 16.7% 50.0% 33.3% 100.0%

% of Total .0% 1.7% 5.0% 3.3% 10.0%

>2 jt Count 0 0 3 0 3

% within pendapatan ortu .0% .0% 100.0% .0% 100.0%

% of Total .0% .0% 5.0% .0% 5.0%

Total Count 1 3 54 2 60


(65)

pendapatan ortu * BB/TB Crosstabulation BB/TB

Total sangat

kurus kurus normal gemuk pendapatan

orang tua

<500 Count 1 1 31 0 33

% within pendapatan ortu 3.0% 3.0% 93.9% .0% 100.0%

% of Total 1.7% 1.7% 51.7% .0% 55.0%

500-1 jt Count 0 1 17 0 18

% within pendapatan ortu .0% 5.6% 94.4% .0% 100.0%

% of Total .0% 1.7% 28.3% .0% 30.0%

1-2 jt Count 0 1 3 2 6

% within pendapatan ortu .0% 16.7% 50.0% 33.3% 100.0%

% of Total .0% 1.7% 5.0% 3.3% 10.0%

>2 jt Count 0 0 3 0 3

% within pendapatan ortu .0% .0% 100.0% .0% 100.0%

% of Total .0% .0% 5.0% .0% 5.0%

Total Count 1 3 54 2 60

% within pendapatan ortu 1.7% 5.0% 90.0% 3.3% 100.0%

% of Total 1.7% 5.0% 90.0% 3.3% 100.0%

Correlations

pendapatan ortu

berat badan menurut tinggi

badan

pendapatan ortu Pearson Correlation 1 .150

Sig. (2-tailed) .252

N 60 60

berat badan menurut tinggi badan

Pearson Correlation .150 1

Sig. (2-tailed) .252


(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

LAMPIRAN 10

PROSES PENGOLAHAN DATA

No Kegiatan Waktu

1. Survey Penelitian 10-12 Juli 2013

2. Izin Penelitian Kamis, 5 September 2013 3. Pengambilan Data Penelitian September–Oktober 2013 4. Pengolahan Data Penelitian November 2013

5. Penulisan Data Penelitian November 2013


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

21

LAMPIRAN 10

PROSES PENGOLAHAN DATA

No Kegiatan Waktu

1. Survey Penelitian 10-12 Juli 2013

2. Izin Penelitian Kamis, 5 September 2013 3. Pengambilan Data Penelitian September–Oktober 2013 4. Pengolahan Data Penelitian November 2013

5. Penulisan Data Penelitian November 2013