Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks adalah sebagaimana terdapat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.1. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
Indeks Kategori Status Gizi
Ambang Batas Z-Score
Berat Badan menurut Umur BBU Anak Umur 0 - 60 Bulan
Gizi Buruk Gizi Kurang
Gizi Baik Gizi Lebih
-3 SD -3 SD sampai dengan -2 SD
-2 SD sampai dengan 2 SD 2 SD
Panjang Badan menurut Umur PBU atau Tinggi Badan menurut Umur
TBU Anak Umur 0 – 60 Bulan
Sangat Pendek Pendek
Normal Tinggi
-3 SD -3 SD sampai dengan -2 SD
-2 SD sampai dengan 2 SD 2 SD
Berat Badan menurut Panjang Badan BBPB
atau Berat Badan menurut Tinggi Badan BBTB Anak Umur
0 – 60 Bulan Sangat Kurus
Kurus Normal
Gemuk -3 SD
-3 SD sampai dengan -2 SD -2 SD sampai dengan 2 SD
2 SD Indeks Massa Tubuh menurut Umur
IMTU Anak umur 0 – 60 Bulan
Sangat Kurus Kurus
Normal Gemuk
-3 SD -3 SD sampai dengan -2 SD
-2 SD sampai dengan 2 SD 2 SD
Indeks Massa Tubuh menurut Umur IMTU
Anak Umur 5 – 18 Tahun Sangat Kurus
Kurus Normal
Gemuk Obesitas
-3 SD -3 SD sampai dengan -2 SD
-2 SD sampai dengan 1 SD 1 SD sampai dengan 2 SD
2 SD
Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1995MENKESSKXII2010
2.2.3. Penilaian Status Gizi
Penilaian status
gizimerupakan bagian integraldariperawatan balita
karenagizimempengaruhirespon balitaterhadap penyakit .Penilaian status gizi dan pertumbuhan merupakan bagian yang penting pada evaluasi klinis dan perawatan
pada balita.Penilaian status gizi anak tidak hanya berguna untuk memahami status
kesehatan masyarakat tetapi juga untuk perencanaan kebijakan nasional dan regional Longkumer, 2012.
Penentuan status gizi dilakukan berdasarkan berat badan BB menurut panjang badan PB atau tinggi badan TB BBPB atau BBTB. Grafik
pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan ialah g rafik WHO 2006 untuk anak kurang dari 5 tahun dan grafik CDC 2000 untuk anak lebih dari 5 tahun. Grafik
WHO 2006 digunakan untuk usia 0 -5 tahun karena mempunyai keunggulan metodologi dibandingkan CDC 2000 Rekomendasi Ikatan Dokter Anak
Indonesia, 2011. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1995MenkesSKXII2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak bahwa untuk menilai status gizi anak diperlukan standar antropometri yang
mengacu pada Standar World Health Organization WHO dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Umur dihitung dalam bulan penuh. Contoh : umur 2 bulan 29 hari
dihitung sebagai umur 2 bulan. b.
Ukuran Panjang Badan PB digunakan untuk anak umur 0 sampai 24 bulan yang diukur telentang. Bila anak umur 0 sampai 24 bulan diukur
berdiri, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan menambahkan 0,7 cm.
c. Ukuran Tinggi badan TB digunakan untuk anak umur di atas 24 bulan yang diukur berdiri. Bila anak umur diatas 24 bulan diukur telentang,
maka hasil pengukurannnya dikoreksi dengan mengurangkan 0,7 cm. d. Gizi Kurang dan Gizi Buruk adalah status gizi yang didasarkan pada
indeks Berat Badan menurut Umur BBU yang merupakan padanan istilah underweight gizi kurang dan severely underweight gizi buruk.
e. Pendek dan Sangat Pendek adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur PBU atau Tinggi Badan
menurut Umur TBU yang merupakan padanan istilah stunted
pendek dan severely stunted sangat pendek.
f. Kurus dan Sangat Kurus ad alah status gizi yang didasarkan pada indeks
Berat Badan menurut Panjang Badan BBPB atau Berat Badan menurut Tinggi Badan BBTB yang merupakan padanan istilah
wasted kurus dan severely wasted sangat kurus. Penilaian status gizi meliputi :
1. Anamnesis Riwayat makanan Riwayat makanan merupakan komponen penting pada penilaian status
gizi.Anamnesis makanan tidak hanya memberikan informasi mengenai jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, tetapi juga mengetahui
bagaimana pola makan dan perilaku k eluarga Maqbool A, Olsen I.E, dan Stallings V.A, 2008. Informasi tentang konsumsi makanan dapat
dilakukan dengan cara survei dan menghasilkan data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif akan diketahui jumlah
dan jenis makanan yan g dikonsumsi sedangkan secara kualitatif akan diketahui frekuensi makanYuniastuti, 2008. Kuantitas dan kualitas
makanan yang dikonsumsi dapat dinilai dengan menggunakan metode: a. Food Records
Dengan metode ini responden mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi selama seminggu Yuniastuti, 2008.
b. Metode recall 24 jam Metode ini digunakan untuk estimasi jumlah makanan dan
minuman yang dikonsumsi oleh seseorang selama 24 jam yang lalu atau sehari sebelum wawancara dilakukan Yuniastuti, 2008.
c. Food frequency questionaire Metode ini dikenal dengan metode frekuensi makanan,
dimaksudkan untuk
memperoleh informasi
pola makan
seseorang.Untuk itu, diperlukan kuesioner yang terdiri dari dua komponen, yaitu daftar jenis makanan dan frekuensi konsumsi
makanan Yuniastuti, 2008. 2. Pemeriksaan Tanda-tanda Klinik
Penilaian tanda-tanda klinik berdasarkan pada perubahan yang terjadi yang berhubungan dengan kekurangan atau kelebihan asupan zat gizi
yang dapat dilihat pada jaringan epitel di mata, kulit, rambut, mukosamulut, dan organ yang dekat dengan permukaan t ubuh seperti
kelenjar tiroid.
Tabel 2.2 Pemeriksaan Tanda -tanda Klinik
Tanda Klinik Kemungkinan kekurangan zat gizi
Pucat pada kongjungtiva Bitot spot
Angular stomatitis Gusi berdarah
Pembesaran kelenjar gondok Udema pada anak balita
Anemia Kurang vitamin A
Riboflavin Kurang vitamin C
Kurang yodium Kurang energy protein
Sumber : Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007
3. Pemeriksaan Laboratorium Tes laboratorium cukup membantu, tapi kurang penting pada sebagian
besar penilaian status gizi pada anak -anak.Pemeriksaan ini dapat diperoleh dari serum plasma, urin, tinja, r ambut, dan kuku Maqbool
A, Olsen I.E, dan Stallings V.A, 2008. 4. Pengukuran Antropometri
Pengukuran antropometri adalah pengukuran terhadap dimensi tubuh dan komposisi tubuh Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat
FKM UI, 2007. Saat ini pengukuran antropometri ukuran-ukuran tubuh digunakan secara
luas dalam penilaian status gizi, terutama jika terjadi ketidakseimbangan kronik antara intake energi dan protein.Pengukuran antropometri terdiri atas dua dimensi,
yaitu pengukuran pertumbuhan dan komposi si tubuh.Komposisi tubuh mencakup komponen lemak tubuh fat mass dan bukan lemak tubuh non-fat mass
Yuniastuti, 2008.
a. Massa Tubuh
1. Berat Badan Berat badan mencerminkan jumlah protein, lemak, air, dan massa
mineral tulang. Untuk menilai status gizi biasanya berat badan dihubungkan dengan pengukuran lain, seperti umur dan tinggi
badan. b.
Pengukuran Linear panjang 1. Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan seseorang pada prinsipnya adalah mengukur jaringan tulang skeletal yang terdiri dari kaki, panggul,
tulang belakang, dan tulang tengkorak. Penilaian status gizi pada umumnya hanya mengukur total tinggi atau panjang yang diukur
secara rutin. Tinggi badan yang dihubungkan dengan umur dapat digunakan sebagai indikator status gizi masa lalu.
2. Panjang Badan Panjang badan dilakukan pada balita yang berumur kurang dari dua
tahun atau kurang dari tiga tahun yang sukar untuk berdiri. 3. Lingkar Kepala
Biasanya digunakan
untuk mendeteksi
kelainan seperti
hydrocephalus ukuran kepala besar atau microcephaly ukuran kepala kecil.Untuk melihat pertumbuhan kepala balita dapat
digunakan grafik Nellhaus. 4. Lingkar Dada
Pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun sehingga biasa digunakan pada anak berusia 2 -3 tahun.Rasio
lingkar dada dan kepala dapat digunakan sebagai indikator KEP pada balita.
5. Lingkar Lengan Atas Lingkar lengan atas LILA biasa digunakan pada anak
balita.Pengukuran ini mencerminkan cadangan energy sehingga pengukuran ini dapat mencerminkan status kurang energi protein
KEP pada balita. c.
Komposisi Tubuh Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi pada
penderita KEP.Antropometri jaringan dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status gizi di masyarakat.
Frekuensi pengukuran
antropometri pada
anak -anak yang
direkomendasikan berdasarkan American Academy of Pediatrics memiliki pola pengukuran untuk pasien yang ada di rumah sakit dan tergantung pada usia
pasien, penyakit, dan derajat intervensi nutrisi yang diberikan lihat pada tabel.
Tabel 2.3. Frekuensi Pengukuran An tropometri pada Anak-anak
Umur Berat badan
Tinggi Badan Lingkar Kepala
Di Rumah Sakit Prematur
Cukup bulan = 12 bulan 1-2 tahun
2-20 tahun Pasien Rawat Jalan
0-2 bulan 2-6 bulan
6-24 bulan 2-6 tahun
6-10 tahun 11-20 tahun
Setiap hari 3xminggu
3xminggu 2xminggu
Setiap bulan Setiap 2 bulan
Setiap 3 bulan Setiap tahun
Setiap 2 tahun Setiap tahun
Setiap minggu Setiap bulan
Setiap bulan Setiap bulan
Setiap bulan Setiap 2 tahun
Setiap 3 tahun Setiap tahun
Setiap 2 tahun Setiap tahun
Setiap minggu Setiap bulan
Setiap bulan Indikasi
Setiap bulan Setiap 2 tahun
Setiap 3 tahun -
- -
Sumber : American Academy of Pediatrics 2008
2.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Status Gizi