Ke kuatan tekan beton karakteristik σbk dengan 5 kemungkinan adanya
kekuatan yang tidak memenuhi syarat, ditentukan dengan rumus berdasarkan SNI-03- 2847-2002 :
∑ σ’
bk
= ∑ σ’
bm
– 1,64 SD
Dimana :SD = Standard Deviasi σ
b
σ = Kekuatan tekan beton dari benda uji
bm
3.4. Pengujian Tekuk Kolom Komposit Kayu Panggoh-Beton
= Kekuatan tekan beton rata-rata
3.4.1. Perancangan Dudukan Uji Tekuk Modifikasi
Alat uji tekuk yang ada saat ini di Teknik Sipil Program Magister S-2 Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara sedang mengalami kerusakan sehingga perlu
diupayakan alat uji tekuk untuk melakukan pengujian tekuk kolom komposit kayu panggoh-beton ini. Oleh karena itu, untuk pengupayaanya dirancang suatu alat uji tekuk
modifikasi dengan menggunakan prinsip yang sama dengan alat uji tekuk yang ada. Akan tetapi, alat uji tekuk modifikasi ini akan dirancang untuk penggunaan secara
horizontal tidak seperti alat uji tekuk pada umumnya yang dirancang vertical demi keamanan pengujian karena sampel yang akan diuji memiliki panjang 250 cm.
Alat uji tekuk modifikasi ini terdiri dari dudukan benda uji sebagai tempat benda uji dan alat pemberi beban yaitu jack hydraulic serta dial gauge yang akan diletakkan di
tengah benda uji untuk membaca lendutan yang terjadi. Dudukan benda uji dirancang dari profil baja H 250 x 250 x 9 x 14 dengan panjang 290 cm. Sebagai penahan benda
uji yang akan diletakkan secara horizontal pada dudukan ini, dirancang dari pelat yang didukung oleh baut.
A. Perhitungan momen yang terjadi
Baut Pelat P = 25 Ton
M
Profil H 250x250x9x14
Perletakan pelat adalah jepit-bebas, model : P = 25 Ton
12,5 cm 12,5 cm M
Momen = P x s -312,5 Ton cm = 25 ton x 12,5 cm
= 312,5 ton cm = 312500 kg cm
D Besar gaya lintang D : - 25 Ton D = - P = - 25 Ton
Dan besar gaya normal yang terjadi adalah nol. Lendutan δ =
; x = L δ =
x 2-1,5+0,125 δ = 0,000595 cm = 0.00595 mm
Lendutan ijin = =
= 0,0833 cm = 0,833 mm Lendutan yang terjadi 0,00595mm lendutan ijin 0,833mm
σ
gs
= ≤ σ
=
gs ijin
≤ 2400 kgcm A
2
gs
≤ 5,208 cm A
2 gs
= ¼ πd
5,208 = ¼ x 3,14 x d
2
d = 2,575 cm; digunakan baut diameter d = 25 mm
2
P
gs
= ¼ πd
2
x σ
gs ijin
= ¼ x 3,14 x2,5
2
x 2400 kgcm
2
σ = 11715 kg
ds
= ≤ σ
ds ijin
σ ; dimana F = d x t = 2,5x14 = 3,5 cm
ds
= = 3571,429 kgcm
2
P
ds
= n x d x t x σ P
ds ijin ds
= 2 x 2,5 x 1,4 x 1600 kgcm P
2 ds
= 11200 kg 25000 kg
B. Perhitungan baut
Profil yang digunakan : H 250x250x9x14 I
x
= 10800 cm M = 312500 kgcm
4
D = 25000 kg N = 0
S
2
= 50 mm
S
1
= 100 mm
S
1
= 100 mm
S
2
= 50 mm
g
2
g
1
g
1
g Syarat :
2
1,5 d ≤ S ≤ 250 mm; diambil S
1
3 d ≤ S ≤ 250 mm; diambil S
= 100 mm
2
= ½ S
1
g = 50 mm
2
= 1,5 x 2,5 = 37,5 mm; diambil g
2
2g = 50 mm
1
g = 250 – 2x50 = 150
1
Tegangan yang terjadi pada baut : = 75 mm
σ
max
= =
= 361,6898 kgcm σ
2
N
= = 0
τ = =
= 322,3125 kgcm maka : σ
2
1
= ≤ σ
σ
baut 1
= ≤ σ
σ
baut 1
= 665,188 kgcm
C. Perhitungan tebal pelat
2
σ
ds
= = 1111,111 kgcm
P
2
ds
= 2,5 x 2 1600 = 8000 kg
Dicoba tebal pelat 10 mm 1 cm : M = x 1 x 1
2
Dicoba tebal pelat 20 mm 2 cm : x 1600 = 266,67 kgcm
M = x 1 x 2
2
Dicoba tebal pelat 25 mm 2,5 cm : x 1600 = 1066,67 kgcm
M = x 1 x 2,5
2
Karena ya ng lebih mendekati σ
x 1600 = 1666,7 kgcm
ds
3.4.2. Persiapan Pengujian Kolom