Pelaksanaan Pengujian Pengujian Physical dan Mechanical Properties Kayu Panggoh

3.2.2. Pelaksanaan Pengujian

Pengujian dan pemeriksaan yang akan dilakukan pada kayu tersebut mengacu kepada metode pengujian di Inggris BS 373 1957 “Metode Pengujian Contoh Kecil Kayu” Desch, 1981. Pengujian tersebut meliputi: 1. Pemeriksaan kadar air 2. Pemeriksaan berat jenis 3. Pengujian kuat tekan sejajar serat 4. Pengujian kuat tarik sejajar serat 5. Pengujian lentur dan elastisitas 6. Pengujian kuat geser 3.2.2.1.Pemeriksaan Kadar Air Pemeriksaan kadar air pada kayu panggoh dilakukan sedemikian rupa sehingga sifat dari benda uji itu mendekati sifat rata-rata dari kayu yang akan diperiksa. Oleh sebab itu, kayu yang akan digunakan diambil dari batang yang sama tetapi diambil secara acak dari masing-masing bagian kayu bagian bawah, atas, atau tengahnya. Sampel dibuat dengan ukuran 3 cm x 6 cm x 6 cm yang telah kering udara dengan kadar air ± 15 sebanyak 5 sampel berdasarkan SNI 03-6848-2002. Gambar 3.1 Sampel pengujian kadar air Setelah benda uji dipotong sesuai ukuran, maka dilakukan penimbangan berat masing-masing benda uji dan dicatat sebagai data berat awal sampel. Metode 6 cm 6 cm pengeringan yang dilakukan adalah metode pengeringan oven berdasarkan peraturan SNI 2002, yaitu dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam kemudian ditimbang. Angka kadar air kayu dalam persentase yang dipakai adalah angka kadar air menurut SNI 2002, yaitu: ω= Dimana: ω = Kadar air Wm = Berat sampel mula-mula kg Wd = Berat sampel kering oven kg 3.2.2.2.Pemeriksaan Berat Jenis Dalam pemeriksaan berat jenis kayu, sampel yang digunakan masing-masing diambil beragam yaitu dari bagian atas, tengah dan bawah batang kayu. Sampel dibuat dengan ukuran 3cm x 6 cm x 6 cm yang telah kering udara dengan kadar air ฀± 15 sebanyak 5 sampel berdasarkan SNI 03-6848-2002. Gambar 3.2 Sampel pengujian berat jenis Sampel kemudian ditimbang dan dicatat berat masing-masing. Untuk perhitungan sebagai berat jenis kayu diambil angka rata-rata dari semua sampel dan perbedaan antara berat jenis yang tertinggi dan terendah tidak boleh lebih dari 100 berat yang terendah. Kesimpulannya adalah berat jenis kayu adalah perbandingan berat kayu pada keadaan kering udara dengan volume kayu pada kondisi tersebut dalam satuan grcm 3 . 6 cm 6cm 3 cm Berat jenis dapat dihitung dengan rumus berikut : Kerapatan Kayu ρ = Berat Jenis BJ = Dimana: BJ = Berat jenis kayu grcm 3 Wx = Berat sampel kayu kering udara gr V = Volume sampel cm 3 m = Kadar air kayu 3.2.2.3.Pengujian Kuat Tekan Pengujian kuat tekan dilakukan dengan menggunakan alat mesin tekan dan dilakukan untuk mendapatkan nilai kuat tekan yang mampu diterima oleh kayu tersebut sampai batas keruntuhan. Pengujian kuat tekan yang akan diuji adalah pengujian kuat tekan kayu sejajar serat, dimana sampel kayu yang diambil berukuran 2 cm x 2 cm x 6 cm berdasarkan SNI 03-3958-1995 dengan arah serat sejajar dengan memanjang sampel. Pengujian dilakukan pada sampel kering udara kadar air ฀± 15 sebanyak 5 sampel. P Gambar 3.3 Sampel kuat tekan sejajar serat 2 2 6 Sampel dimasukkan ke dalam mesin dengan sisi 2 cm x 2 cm menghadap ke atas dan ke bawah. Kemudian dilakukan penekanan secara perlahan pada sisi atas dan bawah sampel secara bersamaan. Kecepatan penekanan yang dilakukan sekitar 0,01 mmdtk. Penekanan dilakukan sampai pembacaan dial berhenti dan menunjukkan angka yang tetap, yaitu pada saat terjadi keruntuhan pada sampel. Besarnya nilai pembacaan akhir kemudian dicatat sebagai beban tekan dan merupakan nilai P. Kekuatan tekan kayu dengan arah sejajar serat dihitung dengan rumus berikut : σ tekan = = kg cm 2 Dimana : σtekan = Tegangan tekan sejajar serat kgcm 2 P max = Beban tekan maksimum kg A = Luas bagian yang tertekan cm 2 3.2.2.4.Pengujian Kuat Tarik Sejajar Serat Pengujian kuat tarik dilakukan dengan menggunakan mesin tarik, untuk mendapatkan nilai kuat tarik yang mampu diterima oleh kayu tersebut sampai patah. Pengujian kuat tarik yang akan diuji adalah pengujian kuat tarik kayu sejajar serat dengan lebar 1,2 cm dan tebal 0,8 cm berdasarkan SNI 03-3399-1994. Pengujian dilakukan pada sampel kering udara kadar air ± 15 sebanyak 3 sampel. Gambar 3.4 Sampel kuat tarik sejajar serat Sampel dimasukkan ke dalam mesin dengan tiap ujung sampel diletakkan pada kedua alat pemegang mesin. Kemudian dilakukan penarikan secara perlahan, penarikan dilakukan sampai pembacaan dial berhenti dan menunjukkan angka yang tetap yaitu pada saat terjadi keruntuhan pada sampel. Kemudian pertambahan panjang sampel diukur. Besarnya tegangan tarik kayu yang terjadi didapat dari : ϵ = Dengan ϵ : Regangan tarik sejajar serat ΔL : Pertambahan panjang mm Lo : Panjang mula-mula mm Besarnya nilai pembacaan akhir kemudian dicatat sebagai beban tarik dan merupakan nilai P. Kekuatan tarik kayu dengan arah sejajar serat dihitung dengan rumus berikut: σ tarik = = kg cm 2 Dimana : σ tarik = Tegangan tarik sejajar serat kgcm 2 Pmax = Beban tarik maksimum kg A = Luas bagian yang tertarik cm 2 3.2.2.5.Pengujian Kuat Lentur dan Elastisitas pada Penurunan Izin dan pada Kondisi Ultimate Pada pengujian ini akan dikerjakan gaya transversal statis pada sampel kayu untuk mendapatkan tegangan lentur kayu yang terjadi pada saat penurunan yang diizinkan tercapai. Sampel kayu berukuran 30 x 2 x 2 cm berdasarkan SNI 03-3959- 1995 dengan arah serat sejajar dengan arah memanjang sampel. Gambar 3.5 Sampel pengujian kuat lentur Sampel diletakkan pada dua perletakan dan diberi gaya P terpusat pada tengah bentang yang secara bertahap ditambah besarnya. Pada tengah bentang pada sampel dipasang alat pengukur penurunan yang terjadi. Alat ini berupa dial yang berhubungan dengan jarum pengukur penurunan yang dapat menunjukkan pergerakan yang terjadi sampai dengan ketelitian 0,01 mm. P Dial Gauge 30 cm Gambar 3.6 Penempatan dial dan beban pada sampel Beban P secara bertahap ditambah besarnya dan dicatat besarnya penurunan yang terjadi. Penurunan yang diizinkan f izin untuk dua perletakan sendi rol adalah 1200 L, dimana L adalah panjang bentang sampel, yaitu 30 cm. Maka: Penurunan f izin = Besarnya P untuk memperoleh tegangan lentur adalah besarnya beban P yang diberikan pada saat dial penurunan menunjukkan angka 0,15 cm. Setelah penurunan izin ini tercapai maka penambahan beban dihentikan. Besarnya tegangan lentur yang terjadi berdasarkan berdasarkan PKKI NI - 5 2002 adalah: σ lentur = = Dimana: σlentur = Tegangan lentur yang terjadi P = Beban pada saat tercapai penurunan izin 0,15 cm L = Panjang bentang = 30 cm B = Lebar sampel = 2 cm H = Tinggi sampel = 2 cm Setiap besar pembebanan yang bekerja diperoleh besarnya penurunan f. Dari kedua parameter ini, P beban maksimum dan f penurunan dapat diperoleh nilai elastisitas material yang menurut persamaan berdasarkan PKKI NI - 5 2002 adalah sebagai berikut : f = Dimana: f = Penurunan cm L = Panjang bentang = 30 cm P = Beban pada saat tercapai penurunan izin 0,15 cm E = Elastisitas kayu kgcm 2 I = Inersia cm 3 3.2.2.6.Pengujian Kuat Geser Pengujian kuat geser dilakukan dengan menggunakan mesin tekan dan dilakukan untuk mendapatkan nilai kuat geser yang mampu diterima oleh kayu tersebut sampai batas keruntuhan. Sampel kayu yang diuji berukuran seperti tergambar dengan arah sejajar serat. Pengujian dilakukan pada sampel kering udara kadar air 15 sebanyak 3 sampel. Gambar 3.7 Sampel pengujian kuat geser berdasarkan SNI 03-3400-1994 6,3 cm 5 cm 5 cm 5 cm 2 cm 3 cm 1,3 cm Gambar 3. 8 Alat bantu penjepit pengujian kuat geser kayu berdasarkan SNI 03-3400-1994 Sampel dimasukkan ke dalam mesin dengan sisi berbentuk siku menghadap ke atas dan sisi 5 cm x 5 cm ke bawah. Kemudian dilakukan penekanan secara perlahan pada sisi atas dan bawah sampel secara bersamaan. Kecepatan penekanan yang dilakukan sekitar 0,01 mmdtk. Penekanan dilakukan sampai pembacaan dial berhenti dan menunjukkan angka yang tetap, yaitu pada saat terjadi keruntuhan pada sampel. Besarnya nilai pembacaan akhir kemudian dicatat sebagai beban tekan dan merupakan nilai P. Kekuatan geser kayu dengan arah sejajar serat dihitung dengan rumus berikut: Dimana : Fv = kuat geser sejajar serat kgcm 2 Pmax = Beban tekan maksimum kg A = Luas bagian yang tertekan cm 2

3.3. Pengujian Kuat Tekan Beton