3.3.1. Persiapan Pengujian 3.3.1.1.Semen
Semen yang yang dipakai adalah Semen Portland Tipe I dengan merek dagang Semen Padang.
3.3.1.2.Agregat Halus
Agregat halus adalah butiran mineral yang dapat lolos ayakan 4,76 mm. Agregat halus ini dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami batu-batuan atau pasir
batuan yang dihasilkan alat pemecah batu stone crusher. Pengujian yang dilakukan untuk melakukan mix design adalah :
a Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi b Pemeriksaan gradasi dan modulus kehalusan
3.3.1.3.Agregat Kasar
Agregat kasar dapat berupa kerikil alam yang merupakan hasil dari disentigrasi alami batu-batuan dan kerikil buatan. Kerikil yang dipakai dalam percobaan adalah jenis
kerikil split. Bentuk butiran agregat kasar umumnya bulat dengan permukaan licin dan tersusun dari beberapa ukuran butiran, dimana ukuran butirannya minimum 4,76 mm.
Pemeriksaan yang dilakukan adalah: a. Pemeriksaan gradasi dan modulus kehalusan
b. Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi
3.3.2. Pembuatan Beton
Benda uji yang dibuat adalah silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dengan kekuatan K-225 sebanyak empat buah. Untuk mendapatkan kondisi pengadukan
yang sama dari benda uji maka digunakan molen kapasitas 200 liter. Langkah-langkah perencanaan pembuatan beton meliputi:
1. Ditentukan mutu yang ingin dicapai pada umur 28 hari 2. Bahan-bahan yang digunakan diolah untuk mendapatkan data berat jenis,
fineness modulus, absorbsi dan kadar air
3. Penentuan Ø maksimum dari agregat 4. Penentuan faktor air semen
5. Perhitungan volume air 6. Perhitungan volume semen
7. Perhitungan volume agregat halus 8. Perhitungan volume agregat kasar
9. Koreksi jumlah air yang dipakai terhadap kandungan air
3.3.3. Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder
Pengujian Kuat Tekan Beton dilakukan dengan cara memberikan gaya tekan pada benda uji silinder beton dengan menggunakan alatmesin uji kuat tekan, sampai
benda uji itu hancur untuk menentukan kekuatan tekan beton karakteristik berdasarkan campuran yang direncanakan dari benda uji yang dibuat pada saat pengecoran. Setelah
silinder beton diuji, gaya tekan maksimum dicatat. Nilai kuat tekan beton dapat dihitung dan diperoleh dengan merata-ratakan nilai
kuat tekan semua benda uji.
P
Gambar 3.9 Model pengujian benda uji silinder beton Dari hasil pemeriksaan kekuatan tekan benda uji tersebut harus memenuhi :
SD =
Ke kuatan tekan beton karakteristik σbk dengan 5 kemungkinan adanya
kekuatan yang tidak memenuhi syarat, ditentukan dengan rumus berdasarkan SNI-03- 2847-2002 :
∑ σ’
bk
= ∑ σ’
bm
– 1,64 SD
Dimana :SD = Standard Deviasi σ
b
σ = Kekuatan tekan beton dari benda uji
bm
3.4. Pengujian Tekuk Kolom Komposit Kayu Panggoh-Beton