BAB 6 PEMBAHASAN
Feritin adalah salah satu protein yang penting dalam proses metabolisme besi dalam tubuh. 25 dari jumlah total zat besi dalam tubuh
berada dalam bentuk cadangan zat besi berupa feritin dan hemosiderin. Dalam keadaan normal, feritin menyimpan besi di dalam intraseluler yang
nantinya dapat dilepaskan kembali untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan. Serum feritin adalah suatu parameter yang terpercaya dan
sensitif untuk menentukan cadangan besi pada orang sehat.
24,26,38
Kadar feritin normal untuk laki-laki 15-300 µgl.
15
WHO merekomendasikan kadar feritin 15 µgl mengindikasikan adanya deplesi
besi.
3
Pada pendonor, kebutuhan zat besi akan meningkat di dalam tubuh.
54
Ketika tubuh kehilangan zat besi yang melebihi asupannya maka tubuh akan mulai membongkar dan memakai zat besi yang tersimpan dalam feritin di
liver, limfa, otot, dan sumsum tulang yang merupakan cadangan dalam tubuh.
24,26
Pada tabel 5.1 terlihat bahwa diantara kelompok pendonor, kelompok kontrol memiliki kadar feritin yang tertinggi 385,40 µgl sedangkan pada
kelompok feritin yang terendah adalah pada kelompok 4 20,41 µgl. Nilai normal kadar feritin pada laki-laki adalah 15-300 µgl. Pada 6 orang
pendonor dari kelompok kontrol memiliki nilai feritin diatas normal. Menurut
Universitas Sumatera Utara
Bakta 2006 terdapat mekanisme regulasi absorbsi besi dalam usus salah satunya adalah regulator dietetic dimana absorbsi besi dipengaruhi oleh
jumlah kandungan besi dalam makanan, jenis besi dalam makanan besi heme atau non heme , adanya penghambat atau pemacu absorbsi dalam
makanan. Besi heme terdapat dalam daging dan ikan , tingkat absorbsi dan bioavailabilitasnya tinggi. Besi non heme berasal dari sumber nabati, tingkat
absorbsi dan bioavailabilitasnya rendah.
26,29
Hal ini dapat menjelaskan bahwa pada 6 orang dari kelompok kontrol tersebut mungkin mendapatkan asupan
makanan mengandung kadar feritin yang tinggi sehingga mengakibatkan kadar feritin meningkat di atas normal.
Pada kelompok 4 didapat kadar feritin yang terendah walaupun belum didapati adanya deplesi besi. Ketika donasi berarti memberikan 10
dari total volume darah didalam tubuh. Pada orang sehat 1x donasi sebanyak 400-500 ml dapat mengeluarkan 225 mg besi karena setiap 1,0 ml darah
mengandung 0,5 mg besi. Simon TL, Finch CA
52,53
Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi frekwensi donasi maka kebutuhan zat besi akan
semakin meningkat Guidelines for Adolescent Nutrition Services 2005.
54
Bila kebutuhan zat besi di dalam darah tidak terpenuhi maka feritin akan melepas besi dalam jumlah yang banyak dan bila kebutuhan untuk
pembuatan hemoglobin meningkat maka cadangan besi akan dimobilisir secara cepat. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan cadangan
besi.
11,13
Walaupun belum didapati deplesi besi tetapi 3 orang dari kelompok
Universitas Sumatera Utara
4 donasi 4xtahun telah menunjukkan penurunan kadar feritin yang signifikan. Untuk itu perlu dianjurkan pemberian substitusi besi.
Pada tabel 5.2 didapati adanya perbedaan kadar feritin yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok pendonor p=0,000. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Djalali Iran dan Parasappa Mangalore.
61,62
Guidelines for Adolescent Nutrition Services 2005
menyebutkan salah satu faktor terjadinya kehilangan zat besi adalah donor darah. Semakin tinggi frekwensi donor darah maka akan semakin beresiko
terjadinya defisiensi besi.
54
Hal inilah yang membuktikan terjadinya penurunan kadar feritin pada kelompok pendonor dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Pada tabel 5.3 terlihat bahwa pada kelompok kontrol dengan kelompok
2, 3, dan 4 terdapat perbedaan kadar feritin yang bermakna . Hal ini menggambarkan bahwa asupan normal yang berasal dari makanan tidak
mencukupi sehingga feritin yang sebagai cadangan terpakai untuk memenuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh akibatnya terjadi penurunan kadar feritin
dan yang sangat signifikan adalah kelompok kontrol dengan kelompok 3 p=0,000, dan 4 p=0,000, terlihat jelas penurunan kadar feritinnya. Dengan
demikian dapat disebutkan bahwa frekwensi donasi mempengaruhi kadar feritin karena semakin banyak donasi maka akan semakin banyak pula feritin
yang terpakai.
Universitas Sumatera Utara
Antara kelompok 1 dengan kelompok 3 dan 4 juga terdapat perbedaan yang bermakna. Hal ini menggambarkan tidak cukupnya asupan yang
berasal dari makanan untuk mengganti kehilangan zat besi, didapat perbedaan yang sangat bermakna antara kelompok 1 dengan kelompok 4
p=0,000, dimana kadar feritin pada kelompok 4 sangatlah rendah bila dibandingkan dengan kelompok 1 demikian juga antara kelompok 2 dengan
kelompok 3 dan 4 juga didapati perbedaan yang bermakna, yang sangat bermakna adalah antara kelompok 2 dengan 4 p=0,000. Hal ini
membuktikan bahwa semakin tinggi frekwensi donasi maka semakin tinggi pula penurunan kadar feritin. Kelompok 3 dan kelompok 4 juga berbeda
bermakna, terlihat dari kadar feritin masing-masing kelompok yang sudah tampak jelas penurunannya walaupun pada kelompok 4 belum didapat
adanya deplesi besi. Antara kelompok kontrol dengan kelompok 1 dan antara kelompok 1
dengan kelompok 2 tidak didapati perbedaan yang bermakna. Hal ini mencerminkan bahwa masih cukupnya asupan besi yang berasal dari
makanan walaupun sudah mulai terlihat adanya penurunan kadar feritin. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Saleh M,
Okpokam dan Zahra Mozaheb yang mendapatkan semakin tinggi frekwensi donasi semakin tinggi pula penurunan kadar feritin.
6,7,9
Adanya hasil yang berbeda dari penelitian ini dengan penelitian lainnya Badar A, Norashikin
Universitas Sumatera Utara
mungkin disebabkan oleh cara pengelompokan pendonor yang berbeda dan metode penelitian yang berbeda.
5,8
“The REDS-II Donor Iron Status Evaluation RISE Study” menyebutkan bahwa setiap donasi simpanan besi akan mengalami deplesi
sebanyak 200-250 mg sehingga diperlukan 4-5 mg besi yang harus diabsorbsi per harinya untuk menggantikan besi yang hilang pada setiap kali
donasi.
50
Dalam keadaan normal seorang laki-laki dewasa mempunyai kandungan besi 50 mgkgBB dimana kebutuhan besi telah cukup bila dalam
makanannya terdapat 10-20 mg zat besi setiap harinya.
19,20,23
Asupan zat besi yang masuk ke dalam tubuh kira-kira 10 – 20 mghari dimana 13 dari besi
heme 25 yang diabsorbsi dan 23 dari besi non heme 5 diabsorbsi, tapi ternyata hanya 1 – 2 mg 10 saja yang di absorbsi oleh tubuh. 70
dari zat besi yang di absorbsi tadi di metabolisme oleh tubuh untuk proses eritropoesis menjadi hemoglobin, 1-2 mghari zat besi dieksresikan melalui air
kemih, feses dan keringat, 10 - 20 di simpan dalam bentuk feritin dan sisanya 5 – 15 di gunakan oleh tubuh untuk proses lain. Sebagian besar
zat besi yang bebas dalam tubuh akan dimanfaatkan kembali reutilization.
11,19,22,24
Bila donasi 4xtahun maka akan berakibat kehilangan besi 4 x 200- 250 mgtahun atau ± 1 gramtahun. Hal ini tentu saja kebutuhan zat besi
Universitas Sumatera Utara
akan lebih meningkat pada pendonor bila dibandingkan dengan kebutuhan zat besi orang normal khususnya pada kelompok 4xdonasi.
“
The REDS-II Donor Iron Status Evaluation RISE Study” menyatakan bahwa sebanyak 3,5 ons hati ayam hari dapat menggantikan zat besi yang
hilang pada saat donor karena didalam 3,5 ons hati ayam terdapat 12,8 mg besi , hal ini tidak diberlakukan pada yang bukan pendonor.
50
Bila kebutuhan zat besi dalam tubuh tidak terpenuhi akhirnya feritin akan terus
terpakai hingga terjadi deplesi besi atau sampai terjadi defisiensi besi. Untuk itulah perlunya diberikan substitusi besi pada pendonor regular khususnya
yang 4xtahun. Pemberian preparat besi diperlukan untuk mengganti kekurangan besi
dalam tubuh dan merupakan terapi pilihan pertama oleh karena efektif, murah dan aman. Preparat yang tersedia adalah ferrous sulphat sulfas
ferosus merupakan preparat pilihan pertama oleh karena paling murah tetapi efektif. Sulfas ferosus mengandung besi sebanyak 20. Preparat
lainnya adalah ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate dan ferrous succinate. Sediaan ini harganya lebih mahal, tetapi efektivitas dan efek
samping hampir sama dengan sulfas ferosus. Preparat besi sebaiknya diberikan saat lambung kosong walaupun efek samping berupa gangguan
gastrointestinal mual, muntah, konstipasi sering timbul. Untuk mengatasi hal tersebut pemberian besi dapat dilakukan pada saat makan atau segera
setelah makan meskipun akan mengurangi absorbsi obat sekitar 40-50.
Universitas Sumatera Utara
Dosis obat dihitung berdasarkan kandungan besi yang ada dalam sulfas ferosus. Untuk terapi defisiensi besi, pemberian sulfas ferosus 3x200
mg mengakibatkan absorbsi besi 50 mg per hari yang dapat meningkatkan eritropoiesis dua sampai tiga kali normal. Pengobatan besi diberikan 3-6
bulan, ada juga yang menganjurkan sampai 12 bulan. Dosis pemeliharaan yang diberikan adalah 100-200 mghari. Untuk meningkatkan penyerapan
besi dapat diberikan preparat vitamin C dan dianjurkan pemberian diet yang banyak mengandung hati dan daging yang banyak mengandung besi.
26,
Pada Tabel 5.4 menggambarkan bahwa ke-5 parameter yaitu hemoglobin, hematokrit , MCV, MCH, MCHC tidak terdapat perbedaan yang
bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok 1,2,3,4. Hal ini menggambarkan walaupun kadar feritin berkurang namun masih dapat
memenuhi kebutuhan untuk eritropoiesis sehingga pada pendonor reguler khususnya pendonor 4x donasitahun belum terjadi anemia atau belum terjadi
perubahan morfologi eritrosit.
61,62
Ini menjelaskan bahwa walaupun sudah terjadi penurunan kadar feritin namun belum mempengaruhi nilai Hb, Hct,
MCV, MCH, MCHC. Pada tabel 5.5 didapatkan bahwa antara kelompok A durasi donasi 1-
2 tahun dengan frekwensi donasi yang berbeda 1xth,2xth,3xth,4xth terdapat perbedaan kadar feritin yang berbeda. Hal ini mungkin menjelaskan
bahwa walaupun dalam durasi yang sama tetapi dengan frekwensi yang berbeda terlihat penurunan kadar feritin, dimana sangat jelas terlihat pada
Universitas Sumatera Utara
kelompok dengan frekwensi 4xth yang mungkin diakibatkan oleh pemakaian besi dalam memenuhi kebutuhan dalam tubuh eritropoiesis tidak seimbang
sehingga cadangan besi yang ada akan semakin berkurang.
11,24
Antara kelompok B durasi donasi 3-4 tahun dengan frekwensi donasi yang berbeda 1xth,2xth,3xth,4xth didapat adanya perbedaan yang bermakna
p=0,001 dan sangat terlihat penurunan kadar feritin pada kelompok dengan frekwensi 4xth. Ini menjelaskan bahwa bila dalam jangka waktu lama feritin
terus terpakai maka kadar feritin akan semakin turun bila tidak diimbangi dengan pemberian substitusi besi.
Antara kelompok C durasi donasi 5-5 tahun dengan frekwensi donasi 3xth dan 4xth didapat perbedaan kadar feritin yang bermakna p=0,001.
Hal ini membuktikan bahwa semakin lama mendonor maka resiko penurunan kadar feritin semakin besar karena disebabkan oleh pemakaian feritin yang
terus menerus untuk memenuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh bila sumber zat besi hanya bergantung pada asupan yang berasal dari makanan.
Antara kelompok 1 frekwensi donasi 1xth dengan durasi donor yang berbeda 1-2 tahun dan 3-4 tahun tidak terdapat perbedaan yang bermakna
p=0,057. Hal ini mencerminkan kadar feritin dengan frekwensi donasi 1xth tidak berpengaruh terhadap lamanya donor karena masih cukupnya zat besi
dalam tubuh sehingga walaupun terjadi penurunan kadar feritin, tetapi tidak bermakna.
Universitas Sumatera Utara
Antara kelompok 2 frekwensi donasi 2xth dengan durasi donor yang berbeda 1-2 tahun dan 3-4 tahun tidak didapati perbedaan yang bermakna
p=0,093. Hal ini juga menjelaskan bahwa walaupun donasi 2xtahun dalam jangka waktu 1-4 tahun namun perbedaan kadar feritinnya tidak bermakna .
Artinya masih cukupnya cadangan zat besi dalam tubuh meskipun sudah terjadi penurunan kadar feritin.
Antara kelompok 3 frekwensi donasi 3xtahun dengan durasi donasi yang berbeda 1-2 tahun, 3-4 tahun, 5-5 tahun didapati perbedaan kadar feritin
yang bermakna p=0,000. Ini mencerminkan bahwa semakin lama mendonor dengan frekwensi donasi 3xtahun maka semakin besar penurunan kadar
feritin dimana terlihat terdapat trend linier penurunan kadar feritin. Hal ini mungkin diakibatkan oleh hilangnya zat besi pada saat donasi melebihi
asupannya sehingga tubuh akan memakai cadangan zat besi untuk memenuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh.
Antara kelompok 4 frekwensi donasi 4xtahun dengan durasi donasi yang berbeda 1-2 tahun,3-4 tahun,5-5 tahun terdapat perbedaan yang
bermakna p=0,017. Hal ini membuktikan semakin lama dan semakin sering donasi menentukan besarnya nilai kadar feritin berkurang. Bila dibandingkan
dengan kadar feritin pada kelompok 3 frekwensi donasi 3xth maka frekwensi donasi 4xtahun lebih beresiko terjadinya deplesi besi atau bila
tidak ditangani secara serius maka akan jatuh ke defisiensi besi.
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 5.6 terlihat bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok A durasi donasi 1-2 tahun dengan kelompok B durasi
donasi 3-4 tahun pada frekwensi donasi 3xtahun p=0,000. Hal ini mencerminkan bahwa semakin lama mendonor pada kelompok 3 frekwensi
donasi 3x tahun maka akan semakin besar terjadi penurunan kadar feritin. Hal ini diakibatkan oleh meningkatnya kebutuhan zat besi dalam tubuh
sehingga feritin yang sebagai cadangan akan dimoblisir secara cepat untuk proses eritropoiesis.
46
Antara kelompok A durasi donasi 1-2 tahun dengan kelompok C durasi donasi 5-5 tahun dengan frekwensi donasi 3xth didapati adanya
perbedaan kadar feritin yang bermakna p=0,000. Hal ini diakibatkan oleh tidak cukupnya zat besi yang berasal dari asupan normal yang berasal dari
makanan untuk menggantikan kehilangan zat besi ketika donasi. Antara kelompok B durasi donasi 3-4 tahun dengan kelompok C durasi
donasi 5-5 tahun pada frekwensi donasi 3xth tidak terdapat perbedaan kadar feritin yang bermakna p=0,343. Hal ini menunjukkan bahwa antara
kelompok B dengan kelompok C pada frekwensi donasi 3xtahun sudah menunjukkan perbedaan kadar feritin yang besar walaupun keduanya tidak
bermakna. Proses pergantian sel darah merah membutuhkan waktu kurang lebih 120 hari 3 bulan
1,46
. Akibatnya bila kebutuhan zat besi tidak terpenuhi
maka feritin yang sebagai cadangan akan dimoblisir secara cepat untuk proses eritropoiesis.
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 5.7 terlihat tidak adanya perbedaan kadar feritin yang bermakna antara kelompok A durasi donasi 1-2 tahun dengan kelompok B
3-4 tahun pada frekwensi donasi 4xth p=0,127. Hal ini mencerminkan seringnya donasi akan mempengaruhi penurunan kadar feritin walaupun
durasi donornya berbeda karena tidak cukupnya feritin yang berasal dari makanan untuk mengganti hilangnya zat besi pada saat donasi.
Antara kelompok A durasi donasi 1-2 tahun dengan kelompok C 5-5 tahun pada frekwensi donasi 4xth terdapat perbedaan yang bermakna
p=0,005. Hal ini menggambarkan bahwa seringnya donasi lebih mempengaruhi penurunan kadar feritin bila dibandingkan dngan lama donasi,
diakibatkan karena kebutuhan zat besi di dalam darah tidak terpenuhi maka feritin akan melepas besi dalam jumlah yang banyak sehingga semakin
sering dan lama donasi akan menyebabkan penurunan kadar feritin. Antara kelompok B durasi donasi 3-4 tahun dengan kelompok C 5-5
tahun pada frekwensi donasi 4xth terdapat perbedaan yang bermakna p=0,047. Hal ini membuktikan bahwa nilai kadar feritin jelas terjadi
penurunan terutama pada kelompok C akibat tidak cukupnya asupan zat besi dalam tubuh.
Pada tabel 5.8. terlihat bahwa antara kelompok 1 frekwensi donasi 1xtahun dengan kelompok 2 2xtahun dengan durasi donasi 1-2 tahun
tidak didapati perbedaan kadar feritin yang bermakna p=0,926. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
mencerminkan masih cukupnya kebutuhan zat besi dalam tubuh walaupun pada kelompok 2 sudah terlihat penurunan kadar feritinnya.
Antara kelompok 1 frekwensi donasi 1xtahun dengan kelompok 3 3xtahun pada durasi donasi 1-2 tahun juga tidak didapati perbedaan kadar
feritin yang bermakna p=0,926. Hal ini menunjukkan walaupun frekwensi donasi 3xtahun dengan lama donor 1-2 tahun sudah menunjukkan
penurunan kadar feritin tetapi belum menunjukkan perbedaan yang bermakna, artinya masih cukupnya feritin dalam tubuh untuk memenuhi
kebutuhan zat besi dalam tubuh. Antara kelompok 1 frekwensi donasi 1xtahun dengan kelompok 4
4xtahun dengan durasi donasi 1-2 tahun didapati perbedaan kadar feritin yang bermakna p=0,000. Hal ini membuktikan bahwa dengan frekwensi
donasi 4xtahun dengan lama donor 1-2 tahun sudah menunjukkan perbedaan penurunan kadar feritin dengan jelas, bila dibandingkan dengan
kelompok donasi 1xtahun. Artinya seringnya donasi akan meningkatkan resiko penurunan kadar serum feritin karena feritin sebagai cadangan terus
terpakai untuk memenuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh. Antara kelompok 2 frekwensi donasi 2xtahun dengan kelompok 3 3xth
pada durasi donasi 1-2 tahun tidak didapati perbedaan kadar feritin yang bermakna p=1,000. Hal ini menjelaskan antara kelompok 2 dengan
kelompok 3 sudah terlihat mengalami penurunan kadar feritin tetapi tdak
Universitas Sumatera Utara
berbeda bermakna karena masih cukupnya feritin yang berasal dari asupan makanan.
Antara kelompok 2 frekwensi donasi 2xtahun dengan kelompok 4 4xth pada durasi donasi 1-2 tahun didapati perbedaan kadar feritin yang
bermakna p=0,000 dan ini mencerminkan nilai kadar feritin pada kelompok 4 sudah terlihat jelas penurunan kadar feritinnya bila dibandingkan dengan
kelompok 2. Dengan demikian dapat disebutkan bahwa seringnya donasi lebih berpengaruh terhadap turunnya kadar feritin.
Antara kelompok 3 frekwensi donasi 3xtahun dengan kelompok 4 4xth pada durasi donasi 1-2 tahun didapati perbedaan kadar feritin yang
bermakna p=0,000. Ini mencerminkan bahwa antara kelompok 3 dan 4 dengan lama donor 1-2 tahun sudah terlihat jelas penurunan kadar feritin
dimana pada frekwensi 4xtahun lebih besar penurunan kadar feritinnya bila dibandingkan dengan frekwensi 3xtahun. Ini membuktikan semakin sering
donasi semakin besar penurunan kadar feritin karena tidak cukupnya asupan zat besi dalam tubuh.
Pada tabel 5.9 terlihat antara kelompok 1 frekwensi donasi 1xtahun dengan kelompok 2 2xth pada durasi donasi 3-4 tahun tidak didapati
perbedaan kadar feritin yang bermakna p=0,169. Hal ini mencerminkan masih cukupnya feritin yang berasal dari asupan makanan untuk memenuhi
kebutuhan zat besi dalam tubuh.
Universitas Sumatera Utara
Antara kelompok 1 frekwensi donasi 1xtahun dengan kelompok 3 3xth pada durasi donasi 3-4 tahun didapati perbedaan kadar feritin yang
bermakna p=0,022. Hal ini menjelaskan pada kelompok 3 sudah terlihat jelas penurunan kadar feritinnya bila dibandingkan dengan kelompok 1,
karena semakin banyak frekwensi donasi maka akan semakin besar feritin yang sebagai cadangan terpakai dalam memenuhi kebutuhan zat besi dalam
tubuh akibat dari tidak seimbangnya asupan dan pengeluaran zat besi. Antara kelompok 1 frekwensi donasi 1xtahun dengan kelompok 4 4xth
pada durasi donasi 3-4 tahun didapati perbedaan kadar feritin yang bermakna p=0,000. Hal ini menunjukkan donasi 4xtahun terlihat jelas
penurunan kadar feritin dibandingkan dengan kelompok 1 pada lama donasi yang sama 3-4 tahun.
Antara kelompok 2 frekwensi donasi 2xtahun dengan kelompok 3 3xth pada durasi donasi 3-4 tahun tidak didapati perbedaan kadar feritin yang
bermakna p=0,355. Walaupun sudah terlihat penurunan kadar feritin namun antara kelompok 2 dengan kelompok 3 pada durasi 3-4 tahun tidak
menunjukkan selisih perbedaan yang besar antara kedua kelompok tersebut. Antara kelompok 2 frekwensi donasi 2xtahun dengan kelompok 4
frekwensi donasi 4xth pada durasi donasi 3-4 tahun didapati perbedaan kadar feritin yang bermakna p=0,006. Hal ini membuktikan semakin sering
donasi maka akan semakin jelas terjadi penurunan kadar feritin. Artinya semakin sering donasi maka akan semakin sering terjadi kehilangan zat besi
Universitas Sumatera Utara
tanpa disertai asupan yang cukup dalam mengganti hilangnya zat besi ketika donasi.
Antara kelompok 3 frekwensi donasi 3xtahun dengan kelompok 4 4xth pada durasi donasi 3-4 tahun didapati perbedaan kadar feritin yang
bermakna p=0,039. Hal ini juga menjelaskan dengan durasi 3-4 tahun, antara kelompok 3 dengan kelompok 4 sudah menunjukkan perbedaan
penurunan kadar feritin yang bermakna. Dengan demikian frekwensi donasi sangat mempengaruhi nilai kadar feritin pada pendonor.
Universitas Sumatera Utara
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN