Struktur Fungsional Dan Ragam Kalimat

D. Struktur Fungsional Dan Ragam Kalimat

Terjemahan-terjemahan al-Qur’an sudah ada dalam semua bahasa yang dipergunakan oleh kaum muslimin. Penerjemahan al-Qur’an menjadi keinginan tiap-tiap muslim untuk dapat membaca dan memahami al-Qur’an dalam bahasanya yang asli yaitu bahasa arab. Karena tiap orang tidak mempunyai kemampuan atau kesempatan yang sama, maka keinginan tersebut di atas tidak dapat dicapai oleh setiap muslim. Untuk itu, al-Qur’an diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.

Analisis fungsional didasarkan atas fungsi S (subjek), P (predikat), O (objek), Pel (pelengkap) dan K (keterangan). Unsur fungsional tidak selalu hadir

bersamaan. Unsur yang cenderung selalu ada dalam klausa ialah P, sedangkan unsur yang lain mungkin ada, mungkin juga tidak. Contohnya, “Dia menciptakan

manusia”. Secara fungsional, kalimat diatas terdiri dari fungsi S, P, dan O. Fungsi S diisi oleh kata Dia, fungsi P diisi oleh kata menciptakan, dan fungsi O diisi oleh kata manusia. Struktur fungsi dalam Bahasa Indonesia lazimnya S, P, O, K, tetapi kalimat-kalimat dalam terjemahan al-Qur’an kebanyakan tidak semua dari fungsi itu hadir. Hal ini menarik untuk dianalisis.

Dalam terjemahan Mahjiddin tidak terlalu memperhatikan penggunaan tata bahasa laiknya tatanan bahasa Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh tuntutan keindahan bahasa yang ingin dicapai guna menghadirkan estetika kalimat yang benar dan mudah dipahami.

Adapun kalimat Bsu menurut fungsinya lebih banyak jenisnya daripada kalimat Bsa. Suatu kalimat menurut fungsinya akan berbeda dengan kalimat lainnya tergantung kata sarana (partikel) yang masuk ke dalam kalimat itu. Oleh karena itu, kalimat Bsu menurut fungsinya dapat dipadankan dengan kalimat Bsa yang disebut ragam kalimat meliputi empat macam kalimat, yaitu a) kalimat berita

103 Suryawinata, Terjemahan: Pengantar Teori dan Praktek, (Jakarta: Depdikbug, Dirjen Dikti, PPLPTK, 1989), hal. 70.

(deklaratif); b) kalimat tanya (interogatif); c) kalimat perintah (imperatif); d) kalimat seru. 104

Yang akan dibahas dalam bagian ini hanya kalimat tanya dan kalimat seru. Contoh kalimat tanya, dalam terjemahan puitis surah al-Qalam ayat 36: 105

36. Bagaimana kamu ini maka berpendapat demikian?

37. Atau adakah Kitab padamu Yang kamu pelajari,

38. Sehingga kamu dapat apa saja Yang kamu pilih di dalamnya?

Kalimat 1 dan 2 disebut kalimat tanya karena kalimat tersebut isinya menanyakan sesuatu. Hal ini ditandai dengan kata mengapa, bagaimanakah, dan

adakah yang diakhiri dengan tanda tanya. 106 Dalam terjemahan Mahjiddin dapat ditemukan:

36. Pakriban meunan gata tahukom

37. Lam kitabteuh dum peue na geupeugah

Na kitabteuh dum teuma di gata

38. Jeut ban nyang hawa tapileh sudah

Penanda berupa tanda tanya, hanya seringkali kalimat itu diawali dengan kata tanya. Oleh karena itu, dilihat dari bentuknya kalimat tanya Bsu sepadan dengan kalimat Bsa, yakni penggunaan kata tanya. Namun, dalam beberapa ayat yang berbentuk kalimat tanya, terjemahan al-Qur’an Depag menggunakan tanda tanya di samping kata tanya.

Kalimat seru (esklamatif) dipakai oleh penutur untuk mengungkapkan perasaan emosi yang kuat, termasuk kejadian yang tiba-tiba dan memerlukan reaksi spontan. Pada bahasa tulisan, kalimat ini diakhiri dengan tanda seru, akan tetapi ayat-ayat al-Qur’an tidak menggunakannya, tetapi cukup menggunakan kata sarana yang mengandung perasaan emosi dan reaksi spontan, misalnya nama-

104 Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, hal. 142-145 105 Mahjiddin Jusuf, al-Qur’an al-Karim, hal. 891 106 Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, hal. 142-145. Lihat, ‘Ali al-Jârim dan

Mustafâ Amîn, al-Balâghah al-Wâdihah. Penerjemah Mujiyo Nurkholis, dkk. (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1993), hal. 198. Muhammad Husain Salâmah, al-I’jâz al-Balâghiy fî al-Qurân al-Kârim (Kairo: Dâr alÂfâq al-‘Arabiyyah, 2002), hal. 18.

nama yang diawali dengan partikely â` nidâ` atau sejenisnya yang berarti wahai atau hai.

Dalam terjemahan Mahjiddin ditemukan terjemahan kalimat seru dengan menggunakan kata sarana hai, dalam tejemahan ayat 21 surah al-Baqarah: 107 Hai

manusia pubuet ibadat. Dalam terjemahan Bahasa Indonesia Hai orang-orang yang beriman. Hai cot Israil ( Hai Bani Israil), dalam surah al-Baqarah ayat 47. Namun dalam ayat yang lain, Mahjiddin menngunakan padanan hai dalam bahasa Aceh yaitu wahe. Wahe dum ureueng nyang na meuiman (Wahai orang-orang yang beriman). 108

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur atau penulis secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar atau

pembaca secara tepat pula. 109 Sebuah kalimat bisa dikatakan kalimat efektif, Ya` nida dalam beberapa tempat boleh dibuang, namun mengandung makna kalimat

seru, seperti seruan nabi Ibrahim kepada Allah dalam bacaan doanya, seperti pada ayat 127: Rabbanâ taqabbal minnâ, sehingga terjemahannya Ya Tuhan kami, terimalah amal kami.” jika memenuhi beberapa ciri, antara lain: kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa. Dalam terjemahan Jassin,

‘Tuhan kami! Terimalah (ini) dari kami. 110