Metodologi Penelitian

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian dan sumber data

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan (Library Research). Data-data penelitian ini sepenuhnya diperoleh dari bahan- bahan pustaka tertulis yang berupa buku, laporan hasil penelitian, makalah, jurnal ilmiah dan literatur-literatur lainnya. Sumber data primer adalah kitab al-Qur’an al-Karim Tarjamah Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh karya Mahjiddin Jusuf.

Sedangkan data-data sekunder akan digali dalam sumber, yang pertama literatur-literatur tentang Mahjiddin Jusuf, terutama yang mengkaji tentang pemikirannya dan corak penafsirannya. Kedua, kajian-

kajian tafsir dan ‘Ulûm al-Qur’an dan problematikannya. Ketiga, karya- karya tentang sastra al-Qur’an. Keempat, literatur lain yang relevan, seperti sejarah Islam, metodologi penelitian, ensiklopedi dan lainnya.

Dengan data penelitian yang terserak di banyak litaratur, penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dokumenter. 54 Dengan teknik

tersebut, setiap keeping informasi akan diperlakukan dan bernilai sama untuk kemudian diklasifikasikan, diuji dan diperbandingkan satu sama lain. Untuk melihat pengaruhnya, penulis melakukan inventarisasi dan penelusuran survei terhadap karya-karya tafsir yang muncul baik sebelum maupun sesudah terjamah ini ditulis.

2. Pendekatan Penelitian

54 Teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan data dari sumber-sumber tertulis. Lihat, Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, cet. 12, (Jakarta: Reneka

Cipta, 2002), hal. 206. Atau Teknik Elisitasi Dokumen, Maryaeni, Metode Penelitian Kebudayaan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal. 73

Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah sosial (social history). 55 Penelitian ini memfokuskan kepada kajian tafsir dengan

lingkup kehidupan dan situasi sejarahnya, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosio historis. Pendekatan ini dipakai untuk mendapatkan data-data tentang riwayat penulis dan latar belakang, baik intelektualitas maupun aktivitasnya. Di samping itu, karena objek penelitian kajian ini adalah karya tafsirnya maka digunakan untuk kepentingan dalam menganalisis pemikiran-pemikiran tokoh. Metode ini dipakai untuk melihat hubungan antara penulis, pembaca dan pendengar teks serta kondisi-kondisi di mana seseorang memahami sebuah teks al- Qur’an. Terjemahan juga diposisikan sebagai produk budaya yang tidak lepas dari proses interaksi dan dialektika penulis dengan dunia dan sejarah lokal. Dengan demikian, tafsir bahasa Aceh sebagai produk budaya, tidak

lepas dari konstruksi sosial di mana penulisnya berada.

Pendekatan sosiologis kultural digunakan untuk melihat segi-segi sosial-keagamaan, peristiwa yang dikaji dan mengukur sejauh mana dimensi sosial budaya pada masanya turut mempengaruhi pemikiran tokoh seperti golongan sosial mana yang berperan dalam pergerakan, nilai-nilai yang dianut dan hubungannya dengan golongan sosial lainnya, konflik berdasarkan kepentingan tertentu, ideologi yang dianut dan sebagainya.

Jika ditinjau dari kerja yang digunakan, maka digolongkan sebagai penelitian kualitatif yaitu penelitian yang mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antara konsep yang sedang dikaji secara

empiris, dan tidak mengutamakan kuantitatif berdasarkan angka-angka. 56 Atau penelitian yang jenis datanya adalah data kualitatif berupa narasi,

gambar-gambar dan teks-teks. 57 Menurut John Lofland dan Lyn H. Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan

55 Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993)

56 Kinayati Djojosuroto dan M.L.A. Sumaryati, Prinsip-prinsip dalam Penelitian Bahasa dan Sastra, cet. 2, (Bandung: Penerbit Nuansa, 2004), hal. 10

57 Romy Kountour, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis (Jakarta: Penerbit PPM, 2004), hal. 16 57 Romy Kountour, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis (Jakarta: Penerbit PPM, 2004), hal. 16

mengandalkan data instristik yang penuh arti. Oleh karenanya, isu utama penelitian kualitatif bukanlah untuk mengkonversi data-data kualitatif ke dalam angka-angka yang reliabel dan objektif, melainkan sesuatu yang berhubungan dengan subkultur masyarakat, berasal dari usaha memahami

jaringan sistem sosial dan berakhir pada kebudayaan yang dipelajari. 59 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-

analitis. Pendekatan deskriptif bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau kelompok orang tertentu, atau gambaran tentang suatu gejala, hubungan antara dua gejala atau lebih. 60 Sedangkan analitis

berarti pembahasan yang memaparkan data yang telah tersusun dan teridentifikasi dengan melakukan kajian dan analisis terhadap data-data

tersebut, atau kajian ini seutuhnya menghendaki telaah terhadap karya- karya tertulis dari para pakar di bidang tafsir. Analisa ini mempunyai tiga kriteria yakni: Objektifitas, sistematis dan generalisasi. Objektifitas dengan berdasarkan aturan yang dirumuskan secara eksplisit. Sistematika karena katagorisasi isi harus dirumuskan menggunakan kriteria. Sedangkan generalisasi artinya temuan dalam penelitian ini haruslah menemukan

teori. 61 Adapun dalam teknik penulisan dan transliterasi, penulis mengacu

kepada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)” karya Hamid Nasuhi, dan kawan-kawan, terbitan CeQDA

58 John Lofland dan Lyn H. Lofland, Analizing Social Setting: A Guide to Qualitative Observation and Analysis (Belmont: Wadsworth Publishing Company, 1984) hal. 47

59 W. Leurence Neuman, Social Researces Methodes: Qualitative and Quantitative Approaches (Boston: Allyn & Bacon A Viacom Company, 1997), hal. 328

60 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002) cet. V, hal. 35

61 Lihat Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif, hal. 88

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta cetakan II tahun 2007. 62