Keadaan Alam
A. Keadaan Alam
1. Letak, Luas dan Batas Wilayah
Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi di Pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar, yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur. Letaknya antara 5°40' dan 8°30' Lintang Selatan dan antara 108°30' dan 111°30' Bujur Timur (termasuk Pulau Karimunjawa). Jarak terjauh dari Barat ke Timur adalah 263 km dan dari Utara ke Selatan 226 km (tidak termasuk Pulau Karimunjawa). Batas-batas wilayah Provinsi Jawa Tengah adalah:
a. Sebelah Utara
: Laut Jawa
b. Sebelah Timur
: Provinsi Jawa Timur
c. Sebelah Selatan : Daerah Istimewa Yogyakarta dan Samudra Hindia
d. Sebelah Barat
: Provinsi Jawa Barat
Secara administratif Provinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29 kabupaten dan 6 kota, 568 Kecamatan, 8.573 Kelurahan, dan 31.820 Desa. Luas wilayah Jawa Tengah pada tahun 2009 tercatat sebesar 3,25 juta hektar atau sekitar 25,04 % dari luas Pulau Jawa (1,70 % luas Indonesia). Daerah yang terluas adalah Kabupaten Cilacap dengan luas sebesar 212.883 hektar, sedangkan daerah yang paling kecil adalah Kota Magelang dengan luas wilayah 1.803 hektar.
2. Luas Penggunaan Lahan
Lahan di Jawa Tengah terdiri dari 991 ribu hektar (30,44 %) lahan sawah dan 2,26 juta hektar (69,56 %) bukan lahan sawah. luas lahan sawah yang berpengairan teknis adalah sebesar 383.262 hektar, sisanya berpengairan setengah teknis, tadah hujan dan lain-lain. Berikutnya, lahan kering dari bagian bukan lahan sawah sebagian besar dipakai untuk tegal/kebun. Data mengenai penggunaan lahan di Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel berikut.
commit to user
Tengah Tahun 2009
Penggunaan Lahan Luas (Hektar)
Lahan Sawah Pengairan teknis Pengairan setengah teknis Pengairan sederhana Pengairan desa Tadah hujan Pasang surut Lebak, polder, dan lain-lain
Bukan Lahan Sawah Lahan kering:
Bangunan/pekarangan Tegal/kebun Ladang/huma Padang rumput Sementara tidak diusahakan Hutan rakyat Hutan negara Perkebunan negara Lain-lain
Lahan lainnya:
Rawa-rawa (yang tidak ditanami) Tambak Kolam/empang
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2010
Secara umum, pemanfaatan lahan di Provinsi Jawa Tengah meliputi 991.652,00 Ha lahan sawah dengan persentase 30,44% dan 2.262.760,00 Ha lahan bukan sawah dengan persentase 69,56%. Penggunaan lahan sawah terbesar adalah sawah irigasi teknis dengan luas 383.262 Ha. Selain lahan sawah pemanfaatan lahan yang lain ialah lahan bukan sawah yang terdiri dari pekarangan/bangunan, tegal/kebun, ladang, kolam/empang, tanaman kayu- kayuan dan perkebunan negara/swasta, hutan negara, dan lain-lain. Oleh karena itu dapat diketahui bahwa sebagian besar lahan di Provinsi Jawa Tengah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, sehingga dapat diartikan bahwa sebagian besar masyarakat Jawa Tengah masih menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.
commit to user
bangunan dengan luas 503.923 hektar. Hal tersebut disebabkan oleh adanya pertambahan jumlah penduduk dan pertambahan rumah tangga baru yang hidup menetap di Provinsi Jawa Tengah. Dengan demikian tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan penggunaan lahan pertanian sawah atau tegal menjadi pekarangan/ bangunan sehingga akan menyebabkan penurunan output di sektor pertanian. Oleh karena itu perlu adanya usaha dari pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam meningkatkan output di sektor pertanian terutama sektor tanaman bahan makanan guna memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang semakin lama semakin bertambah. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan intensifikasi pertanian dan pembatasan alih fungsi lahan pertanian yang diharapkan dapat menambah dan mempertahankan output pertanian guna memenuhi ketersediaan pangan penduduk.
3. Keadaan Topografi Wilayah
Keadaan topografi wilayah Jawa Tengah terdiri dari daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan daerah perbukitan dengan pegunungan yang landai sampai curam. Wilayah Jawa Tengah berdasarkan topografinya dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu bagian utara dan selatan yang sebagian besar terdiri atas dataran rendah dan pantai, serta bagian tengah yang terdiri dari dataran tinggi.
Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa) 572 km) memiliki mata air di Pegunungan Sewu, sungai ini mengalir ke utara, melintasi Kota Surakarta, dan akhirnya menuju ke Jawa Timur dan bermuara di daerah Gresik (dekat Surabaya). Sungai-sungai yang bermuara di Laut Jawa diantaranya adalah Kali Pemali, Kali Comal, dan Kali Bodri. Sedang sungai-sungai yang bermuara di Samudra Hindia diantaranya adalah Serayu dan Kali Progo.
Diantara waduk-waduk utama di Jawa Tengah adalah Waduk Gajahmungkur, Waduk Kedungombo, Rawa Pening, Waduk Cacaban, Waduk Malahayu dan Waduk Sempor. Terdapat 6 gunung berapi yang aktif
commit to user
(Pemalang), Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing (Temanggung, Wonosobo), dan Gunung Dieng (Banjarnegara). Wilayah dataran di Provinsi Jawa Tengah memiliki ketinggian yang bervariasi, yakni dari ketinggian sekitar puluhan mdpl (meter di atas permukaan laut) hingga ketinggian >1000 mdpl. Adapun penggolongan wilayah di Jawa Tengah menurut ketinggian tempat dari permukaan laut adalah sebagai berikut:
a. Ketinggian 0-100 mdpl, memanjang di sepanjang pantai utara dan selatan wilayah Jawa Tengah seluas 53,33% dari luas Jawa Tengah.
b. Ketinggian 100-500 mdpl, memanjang di bagiantengah wilayah Jawa Tengah seluas 27,4% dari luas Jawa Tengah.
c. Ketinggian 500-1000 mdpl dengan luas 14,7% dari luas Jawa Tengah.
d. Ketinggian >1000 mdpl dengan luas 4,6% dari luas Jawa Tengah. Sedangkan klasifikasi wilayah Jawa Tengah berdasarkan derajat kemiringan tanahnya adalah sebagai berikut:
a. Derajat kemiringan 0 o -2 o meliputi 41,3% wilayah Jawa Tengah.
b. Derajat kemiringan 2 o -15 o meliputi 27,7% wilayah Jawa Tengah.
c. Derajat kemiringan 15 o -40 o meliputi 21,1% wilayah Jawa Tengah. Derajat kemiringan >40 o meliputi 9,8% wilayah Jawa Tengah.
4. Keadaan Tanah
Menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1969, jenis wilayah Jawa Tengah didominasi oleh tanah latosol, alluvial, dan gromosol sehingga hamparan tanah di provinsi ini tergolong tanah yang memiliki tingkat kesuburan relative subur. Adapun beberapa jenis tanah yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
a. Tanah alluvial, meliputi 29% wilayah Jawa Tengah. Jenis tanah ini
terdapat di daerah pantai utara dan pantai selatan.
b. Tanah regosol, meliputi 20,5% wilayah Jawa Tengah. Tanah ini tersebar di daerah perbukitan dan pegunungan kapur sepanjang Kabupaten Grobogan sampai dengan Kabupaten Wonogiri.
commit to user commit to user
d. Tanah andosol sebesar 14% wilayah Jawa Tengah.
e. Tanah gromosol sebesar 13,5% wilayah Jawa Tengah. Jenis tanah ini terdapat di daerah datar dan bergelombang seperti di daerah timur dan tenggara.
f. Tanah litosol sebesar 9% wilayah Jawa Tengah.
g. Tanah mediterania merah kuning sebesar 14% wilayah Jawa Tengah. Penyebarannya membujur dari Pegunungan Kedu hingga ke timur Pegunungan Lawu.
h. Tanah hidromorf yang berada di sepanjang Kabupaten Kudus, Kabupaten Rembang, hingga Kabupaten Blora.
i. Tanah podzolik kuning yang dapat dijumpai di daerah Kabupaten Purwokerto dan Kabupaten Purworejo.
5. Keadaan Iklim
Provinsi Jawa Tengah merupakan wilayah yang memiliki iklim tropis. Menurut Stasiun Klimatologi Klas I Semarang, suhu udara rata-rata di Jawa Tengah tahun 2009 berkisar antara 24,5°C sampai dengan 28,2°C. Tempat-tempat yang letaknya berdekatan dengan pantai mempunyai suhu udara rata-rata relatif tinggi. Untuk kelembaban udara rata-rata bervariasi, dari 75% sampai dengan 83%. Curah hujan tertinggi dan hari hujan terbanyak tercatat di Stasiun Meteorologi Cilacap yaitu sebesar 3.590 mm dan 207 hari. Daerah dengan curah hujan rendah dan sering terjadi kekeringan ketika musim kemarau berada di daerah Blora dan sekitarnya serta di bagian Selatan Kabupaten Wonogiri.