Keadaan Umum Subsektor Perkebunan

E. Keadaan Umum Subsektor Perkebunan

1. Pembangunan Subsektor Perkebunan Pembangunan subsektor perkebunan di Jawa Tengah memiliki peran yang strategis, ditinjau dari aspek ekonomi, sosial maupun ekologi. Untuk itu, arah pembangunan perkebunan dalam jangka pendek adalah mendukung terwujudnya pemulihan ekonomi nasional dan berjalannya ekonomi daerah. Hal tersebut dilakukan dengan mengupayakan peningkatan ekspor dan penyediaan bahan baku industri, penciptaan sebesar-besar lapangan kerja produktif, tersedianya sarana dan prasarana pendukung, peningkatan kualitas sumberdaya perkebunan, peningkatan mutu dan pelestarian lingkungan hidup serta pengembangan diversifikasi usaha.

Program pembangunan perkebunan bertujuan untuk meningkatkan kesediaan pangan dalam jumlah dan mutu yang cukup dengan tingkat distribusi dan harga yang terjangkau oleh masyarakat sepanjang waktu. Oleh karena itu, maka prioritas pembangunan perkebunan disesuaikan dengan program pertanian secara luas. Program tersebut tertuang dalam Program Pemerintah Daerah Jawa Tengah maupun arah pembangunan Departemen Pertanian Republik Indonesia yang meliputi atas tiga program, yaitu:

a. Peningkatan ketahanan pangan Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesediaan pangan dalam jumlah dan mutu yang cukup dengan tingkat distribusi dan harga yang terjangkau oleh masyarakat sepanjang waktumelalui produksi, produktivitas, pendapatan usaha tani, perbaikan distribusi serta kualitas konsumsi serta kualitas gizi masyarakat.

b. Program pengembangan agribisnis Program ini bertujuan untuk mengembangkan agrobisnis perkebunan yang berwawasan lingkungan guna meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk, mendayagunakan sumberdaya perkebunan di pedesaan dan meningkatkan pendapatan petani pekebun.

commit to user

Program ini berujuan untuk membangun sosial masyarakat petani, kualitas sumberdaya manusia petani, dan peningkatan pendapatan petani dalam rangka mewujudkan kesejahteraan petani.

2. Luas dan Jenis Komoditas

Luas total areal Perkebunan Rakyat, PTP Nusantara IX, dan Perkebunan Besar Swasta (PBS) pada tahun 2009 sebesar 577.403,87 hektar dengan produksi sebesar 834.923,34 ton ditambah 974.654 butir kelapa kopyor. Adapun rincian luas areal dan produksi komoditas perkebunan adalah sebagai berikut:

a. Perkebunan Rakyat Luas total areal perkebunan rakyat pada tahun 2009 sebesar 534.881,24 hektar atau 92,63% dari luas perkebunan di Jawa Tengah, dengan produksi sebesar 796.336 ton ditambah 974.654 butir kelapa kopyor. Komoditas yang diusahakan oleh perkebunan rakyat di Jawa Tengah sebanyak 65 komoditas, 23 diantaranya merupakan komoditas utama yang terdiri dari 17 tanaman tahunan dan 6 tanaman semusim. Komoditas unggulan dari tanaman tahunan meliputi aren, cassiavera, cengkeh, jambu mete, kakao, kapok, karet, kelapa dalam, kelapa deres, kemukus, kopi (kopi arabika, kopi robusta), lada, pala, panili, teh, glagah arjuna dan siwalan. Sedangkan dari tanaman semusim meliputi komoditas kapas, tebu, tembakau rakyat, tembakau virginia, tembakau asepan dan tembakau vorstenland.

commit to user

Provinsi Jawa Tengah, 2005-2009

No Komoditas

Produksi (Ton)

4 Glagah arjuna

5 Jambu mete

10 Kelapa Dalam

11 Kelapa Deres

19 Temb. Asepan

20 Temb. Rakyat

21 Temb. Virginia

22 Temb. Vorstenland

Sumber : Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Tengah, 2009

Tabel 11 menunjukkan bahwa selama tahun 2005-2009 produk perkebunan rakyat yang memiliki produksi terbesar adalah komoditas kelapa dalam. Besarnya produksi komoditas pala dari tahun ke tahun selama tahun 2005-2009 semakin menurun. Penurunan produksi kelapa dalam tersebut ada kaitannya dengan penurunan penggunaan lahan perkebunan rakyat di Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan adanya proyek pelebaran jalan, jaringan listrik baru, tanaman terserang hama dan penyakit, alih fungsi dari tanaman perkebunan ke tanaman non perkebunan dan alih fungsi lahan perkebunan menjadi perumahan.

b. Perkebunan Negara (PTPN IX) Luas areal Perkebunan Negara di Jawa Tengah yang dikelola oleh PTPN IX tahun 2009 adalah seluas 30.998 hektar atau sekitar 5,37% dari luas perkebunan yang ada di Jawa Tengah. PTPN IX mengusahakan 7 macam komoditas, yaitu: karet, kopi, kapok, teh, pala, kakao dan kelapa. Luas areal masing-masing tanaman yaitu: karet 26.442 ha, kopi 1.442 ha,

commit to user

Produksi masing-masing tanaman yaitu: karet 24.283 ton, kopi 1.233 ton, kapok 130 ton, teh 1.961 ton, pala 8 ton, kakao 151 ton dan kelapa 1.442.862 butir.

c. Perkebunan Besar Swasta (PBS) Areal Konsesi Perkebunan Besar Swasta (PBS) di Jawa Tengah tahun 2009 adalah seluas 11.524,63 hektar atau sekitar 5,37% dari luas perkebunan yang ada di Jawa Tengah. PBS mengusahakan 7 macam komoditas yaitu karet, kopi, kapok, teh, cengkeh, kakao dan kelapa. Luas areal masing-masing komoditas yaitu: karet 5.208,72 ha, kopi 675,49 ha, kapok 523,51 ha, teh 2.451,01 ha, cengkeh 1.121,81 ha, kakao 1.242,07

ha dan kelapa 302,02 ha. Adapun produksi masing-masing yang dihasilkan adalah sebagai berikut: karet 4.420,39 ton, kopi 172,8 ton, kapok 197,38 ton, teh 4.395,03 ton, cengkeh 402,16 ton, kakao 1.232,87 ton dan kelapa 1.934.136 butir.

3. Produk Domestik Regional Bruto

Pembangunan perkebunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan kelompok tani melalui peningkatan pendapatan yang merupakan salah satu indikator guna mendekati tingkat pertumbuhan ekonomi secara kuantitaif sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan. Salah satu data statistik yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

PDRB bidang perkebunan tahun 2005 hingga 2009 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 14,15 % per tahun. PDRB tersebut dihitung atas dasar harga berlaku dengan tahun dasar 2002. PDRB subsektor perkebunan pada tahun 2005, 2006, 2007, 2008, dan 2009 masing-masing sebesar: Rp 4.083.974,98; Rp 4.784.835,18; Rp 5.462.345,84; Rp 6.171.802,78; Rp 6.924.665,83.

commit to user