Miskonsepsi Di Bidang Fisika

1. Miskonsepsi Di Bidang Fisika

Miskonsepsi banyak terjadi dalam bidang fisika. Wandersee, Mintzes, dan Novak (1994), dalam artikelnya mengenai Research on Alternative Conceptions in Science , menjelaskan bahwa konsep alternative atau miskonsepsi terjadi dalam semua bidang Fisika. Dari 700 studi mengenai miskonsepsi bidang Fisika, ada 300 yang meneliti tentang miskonsepsi dalam mekanika; 159 tentang listrik; 70 tentang panas, optika, dan sifat-sifat materi; 35 tentang bumi dan antariksa; serta

10 studi mengenai fisika modern. Cukup jelas bahwa bidang mekanika berada di urutan teratas dari bidang-bidang fisika yang mengalami miskonsepsi (Paul Suparno, 2005:11)

Penelitian yang dilakukan oleh Drs. Antonius Darjito dan euwe van den berg dalam rangka mencari miskonsepsi siswa mengenai arus dan tegangan elektrik diperoleh beberapa miskonsepsi, antara lain semakin jauh dari kutub positif sumber, semakin kecil arus listrik, jadi sebagian arus diserap dalam lampu dan resistor (disebut model konsumsi). Miskonsepsi yang lain jika ada komponen yang ditambah, hanya arus sesudah komponen tersebut yag dipengaruhi, tetapi besar arus sebelum komponen tetap sama seperti semula. Serta kebanyakan siswa memandang sumber tegagan sebagai sumber arus tetap daripada sumber tegangan tetap dan hal ini menyebabkan banyak kesalahan.

Miskonsepsi juga terjadi di bidang Mekanika Kuantum. Penelitian yang dilakukan oleh Daniel F. Styer tentang miskonsepsi di bidang fisika kuantum menyatakan ada 15 miskonsepsi yang terjadi di bidang Fisika Kuantum. Miskonsepsi yang terjadi diantaranya "Energi eigenstates are the only allowed states" and “The wavefunction is dimensionless” yang artinya energi eigenstate hanya diizinkan pada suatu state tertentu dan fungsi gelombang bukan suatu dimensi. (American Journal of Physics, 1996:31-34).

Selain itu, Pada Fisika modern miskonsepsi yang terjadi contohnya pada konsep radiasi dan radioaktivitas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Elif INCE (The Turkish Online Journal of Educational Technology, 2010: 94-100)

commit to user

tentang konsep radiasi dan radioaktifitas, diantaranya: "Ionising radiation is not natural and it is always harmful. There are many

sources which may cause radiation. The mobile phone, the radio, the television, electronic devices, X-ray for medical are the most commonly encountered” with 38.1 % . It is also found that some expressions like “While Some kind of radiations, such as natural sources and medical applications are helpful, some kind of radiations, such as irradiation and nuclear wastes are harmful” are with 30.1 %, “If the neutron numbers are higher than proton numbers in any nucleus, the nucleus has unstable structure, the neutrons in the nucleus emits alpha, beta and gamma-rays” is at 26.3 % ,“If an object is exposed to ionising radiation, it becomes radioactive" is at 24.3 %.

Pada teks journal tersebut dikatakan miskonsepsi yang terjadi pada teks situs maya tentang radiasi dan radioaktivitas adalah :

a. Sebesar 38,1% dari 200 situs web menyatakan "radiasi ionisasi bukan berasal dari alam dan selalu berbahaya. Ada banyak sumber yang menyebabkan radiasi. Telepon seluler, radio, televisi, alat elektronik, sinar X untuk pengobatan adalah yang paling sering ditemukan".

b. Sebesar 30,1% menyatakan "beberapa jenis radiasi alamiah dan aplikasi kedokteran dapat bermanfaat atau berguna, sedangkan bebarapa diantaranya seperti iradiasi dan limbah nuklir sangat membahayakan"

c. Sebesar 26,3% menyatakan "jika dalam sebuah inti atom, jumlah neutron lebih besar dari jumlah proton, maka inti tersebut tidak stabil, neutron di dalam atom akan memancarkan sinar alfa, beta, gamma".

d. Sebesar 24,3% menyatakan "jika sebuah benda terkena paparan radiasi ionisasi, maka benda tersebut akan menjadi radioaktif".

Jika informasi-informasi dalam internet tersebut dibaca oleh para siswa, hal tersebut tentunya akan menyebabkan terjadinya miskonsepsi pada siswa.