TUGAS AKHIR - Konsep Perencanaan Dan Perancangan Pusat Pendidikan Musik Di Surakarta
TUGAS AKHIR PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI SURAKARTA
Diajukan sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
LIBRIYA SABATINI
I0207061
Dosen Pembimbing : Ir. Marsudi, MT Ir. Hari Yuliarso, MT
PROGRAM PENDIDIKAN ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Karunia, Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul Pusat Pendidikan Musik di Surakarta ini dengan baik dan lancar. Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa selesainya Laporan Tugas Akhir ini tidak lepas dari pihak-pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, atas segala Rahmat, Taufik, Hidayah dan Inayah-Nya.
2. Rasulullah Muhammad SAW, yang mengajarkan suri tauladan serta akhlak yang mulia.
3. Dr. Ir. Muhammad Muqoffa, MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS.
4. Kahar Sunoko, ST, MT, selaku Ketua Prodi Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS.
5. Ir. Marsudi, MT, selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir.
6. Ir. Hari Yuliarso, MT, selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir.
7. Ir. Rachmadi Nugroho, MT, selaku Dosen Pembimbing Akademis.
8. Sri Yuliani, ST, M.App.Sc, selaku Ketua Panitia Tugas Akhir Jurusan Arsitektur FT-UNS.
9. Yosafat Winarto, ST. MT, selaku Sekertaris Panitia Tugas Akhir Jurusan Arsitektur FT-UNS.
10. Ir. Edi Pramono Singgih, MT., Ir. Samsudi, MT., Ir. Hardiyati, MT., Purwanto S.N, ST. MT., Fauzan A. I. ST, MT., Ir. MDE Purnomo, MT., Ir. Musyawaroh, MT., Ir. Agung Kumoro, MT., Ir. Hadi Setiyawan, MT., Avi Marlina, ST, MT., Ir. Aries Susilo, MT., Ir. M. Asngad, MT., Ir. Edi Hardjanto, Ir. Bambang Triratma, MT., Ir. Sri Hardiyatno, MT., dan Dosen
commit to user
– Dosen lainnya di Jurusan Arsitektur FT-UNS atas segala ilmu, pengetahuan, dan pengalaman yang telah dibagikan selama ini.
11. Rekan–rekan angkatan 2007 Prodi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, rekan – rekan Studio Tugas Akhir Periode 122, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan serta dukungannya dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran tentang laporan ini akan Penulis terima dengan terbuka. Akhir kata, semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi Penulis pribadi dan kita semua, Amien.
Surakarta, Juli 2011
Penulis,
commit to user
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang mendukung kelancaran dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini : · Rasa syukur yang tidak terhingga kepada Allah SWT yang tak henti-hentinya
memberikan kemudahan dalam setiap pilihan langkah.. Yang selalu ada saat aku dalam masalah.. Yang tak pernah bosan mendengarku berkeluh-kesah..
Yang banyak memberiku inspirasi setelah beribadah.. yang memberikan kecerdasan sehingga aku dapat menyerap ilmu pengetahuan…. Yang memberiku kehidupan begitu indah.. Terima kasih ya Allah atas segala anugerah...........
· Terima kasih kepada Mama dan Papa ku tersayang yang selalu memberikan
semangat dan dukungan serta selalu mendengarkan keluh kesah dan keinginan ku……
· Untuk kakak ku yang selalu menghiburku walaupun hanya menggunakan
telepon…. · Keluarga Besar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS : Staf Dosen,
Pengajaran dan Pendidikan serta Mahasiswa atas ilmu dan pengalaman yang bermanfaat
· Teman – Teman Studio TA Periode 122 yang berjuang sama – sama
mengerjakan Tugas Akhir. · Teman – Teman yang membantu merender gambar #D yang ku buat, Firman
dan Mas Ade. · Teman – Teman Arsitektur UNS Angkatan 2007.
· Teman – Teman baik ku yang udah turut membantu selama masa studio, dan
temen – temen satu deretan tempat duduk di studio yang konyol – konyol sehingga menghibur selama masa studio.
· My Laptop yang sangat membantu ku dalam pengerjaan Tugas Akhir ini. · Serta semua pihak yang Penulis tidak dapat sebutkan satu – persatu.
commit to user
ABSTRAK
Pusat Pendidikan Musik merupakan wadah yang menampung proses pembelajaran baik secara teori maupun instrumental untuk pengembangan potensi dan bakat dari peserta didik serta sebagai wadah penyaluran bakat dan apresiasi terhadap musik. Di Surakarta peminat musik semakin meningkat. Selain itu, tempat - tempat kursus musik non formal semakin bertambah dimana wadah pembelajaran musik tersebut menempati bangunan - bangunan yang disewa yang awalnya tidak di desain sebagai bangunan dengan karakteristik dan persyaratan yang sesuai untuk menampung kegiatan musik.
Perencanaan dan Perancangan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta ditujukan untuk menampung berbagai aktivitas di bidang musik, terutama aktivitas pendidikan yang berupa pendidikan nonformal yang menampung bentuk kegiatan musik yaitu kegiatan instrumental, teori, kreativitas, serta apresiasi musik. Prinsip desain dengan menggunakan penganalogian dalam arsitektur yang digunakan untuk pencerminan ekspresi karakter bangunan.
Maksud penyusunan konsep perencanaan dan perancangan tugas akhir ini adalah merancang sebuah wadah pusat pendidikan dan pembelajaran, serta apresiasi musik untuk berbagai usia di Surakarta dengan penerapan analogi yang diterapkan pada bentuk bangunan dan elemen interior sebagai perwujudan karakter bangunan musik yang ingin ditampilkan dan wadah kegiatan musik yang memiliki persyaratan ruang berupa akustik ruang yang nyaman serta fleksibilitas pada ruang pertunjukan.
Kata Kunci : Pendidikan, Musik, Analogi, Akustik, Fleksibilitas
commit to user
ABSTRACT
Musical Education Center is a place that accommodate theoritical learning process and instrumental process to development the potentiality and talent of each students as well as a place to channelization the talent and the appreciation toward music. Peoples that is interested in music tended to increase in Surakarta. In addition, some places that used for informal music course more increase than before, where the place for that informal music course at the moment just occupy the leasehold building that did not design for building that appropriate with characterizes and conditions for musical activities.
The purpose of planning and design of Musical Education Center in Surakarta is to accommodate a variety of musical activities, especially the education activities that organized as instrumental activities, theory, creativity, and appreciation toward music. The principle of the design by use of analogy in architecture to show the expressiveness character of the building.
The aim of arranging planning and design concept of this thesis is to design a place for education and learning, as well as the music appreciation for a variety of age in Surakarta with the application of analogy architecture at exterior and interior elements as realization of music building character and as a musical activities place that have some space rules or conditions that is the condition of acoustic behavior in a space and the flexibility of the auditorium or concert hall.
Keywords : Education, Music, Analogy, Acoustic, Flexibility.
commit to user
8.4 Sistem Jaringan Air Bersih…………………………………………...... 238
8.5 Sistem Jaringan Air Kotor……………………………………………... 239
8.6 Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran…………………………... 240
8.7 Jaringan AC………………………………………………………......... 241
8.8 Sistem Penangkal Petir………………………………………………… 242
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… xi LAMPIRAN
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Akustik Ruang…………………………………………………... 31 Gambar II. 2 Akustik Ruang Pertunjukkan…………………………………… 31 Gambar II. 3 Fenomena Suara Dalam Ruang Tertutup……………………….. 32 Gambar II. 4 Denah Jakarta Convention Center ……………………………… 37 Gambar II.5 Denah Ruang Pertemuan Jakarta Convention Center…………... 38 Gambar II. 6 Interior Jakarta Convention Center……………………………... 38 Gambar II. 7 Denah Ruang Assembly Hall JCC……………………………… 39 Gambar II. 8 Elfa’s Music School ……………………………………………. 40 Gambar II. 9 Purwa Caraka Music Studio…………………………………….. 40 Gambar II.10 Recepsionist Gilang Ramadhan Studio Drummer……………… 41 Gambar II. 11 R. Kelas Gilang Ramadhan Studio Drummer…………………... 41 Gambar II. 12 Yayasan Musik Indonesia……………………………………… 41 Gambar II. 13 Kurikulum Sekolah Menengah Musik YMJ……………………. 42 Gambar II. 14 Ruang Kelas IMI………………………………………………... 43 Gambar II. 15 Ruang Praktek IMI……………………………………………… 44 Gambar II. 16 Rehearsal Studio IMI…………………………………………… 44 Gambar II. 17 Music Technology Lab IMI…………………………………….. 45 Gambar II. 18 Recording Studio IMI…………………………………………… 45 Gambar II. 19 Multimedia Library IMI……………………………………….... 46 Gambar II. 20 IMI Concert Hall……………………………………………...… 46 Gambar II. 21 Pembelajaran Music Wonderland………………………………. 48 Gambar II. 22 Yamaha Communication Center………………………………... 49 Gambar II. 23 Yamaha Communication Center………………………………... 50
commit to user
Gambar II. 24 Yamaha Music Indonesia Auditorium…………………………... 51 Gambar II. 25 Yamaha Digital Audio Creative Center…………………………. 51 Gambar II. 26 The Liszt School Music of Weimar……………………………... 52 Gambar II. 27 Massa Bangunan Utama & Interior Perpustakaan………………. 53 Gambar II. 28 Bangunan Administrasi…………………………………………. 53 Gambar II. 29 School Center Am Horn………………………………………… 54 Gambar II. 30 Department of School Music and Church Music……………….. 54 Gambar II. 31 Ruang Latihan Central Washington University………………… 55 Gambar II. 32 Choral Room Central Washington University………………….. 55 Gambar II. 33 Central Washington University Hall……………………………. 56 Gambar II. 34 Recital Hall Central Washington University Hall………………. 56 Gambar II. 35 Program Pembelajaran Central Washington University………… 57 Gambar II. 36 Bergisel Ski Jump……………………………………………….. 58 Gambar II. 37 Bergisel Ski Jump……………………………………………….. 58 Gambar II. 38 Ordrupgaard Museum Extension………………………………... 59 Gambar II. 39 Material Bangunan yang Digunakan……………………………. 59 Gambar II. 40 Interior Ordrupgaard Museum Extension……………………….. 60 Gambar II. 41 Exterior BMW Plant…………………………………………….. 61 Gambar II. 42 Interior BMW Plant……………………………………………... 61 Gambar II. 43 Interior BMW Plant yang disesuaikan dengan karakter fungsi
bangunan………………………………………………………... 62 Gambar II. 44 Eksterior Casa Milla yang Berbentuk Organik…………………. 62 Gambar II. 45 Parocial Complex……………………………………………….. 63 Gambar II. 46 Interior Spirit and Soul Unfold in a Spanish Chapel……………. 64 Gambar III. 1 Peta Wilayah Kota Surakarta…………………………………..... 65 Gambar III. 2 Recepsionist Gilang Ramadhan Music Studio…………………... 74
commit to user
Gambar VI. 11 Tampilan Fasade Bangunan Penerima………………………... 219 Gambar VI. 12 Pengolahan Bidang Massive dan Transparant Massa Bangunan
Pendidikan……………………………………………………. 220
Gambar VI. 13 Atap Massa Bangunan Pendidikan…………………………… 221 Gambar VI. 14 Point Of Interest Massa Pendidikan Musik………………….... 221 Gambar VI. 15 List Dinding yang Dianalogikan menyerupai garis paranada… 221 Gambar VI. 16 Penganalogian bagian musik yang dibunyikan pada bangunan
pertunjukkan………………………………………………….. 222
Gambar VI. 17 Penganalogian karakter instrument musik pada tampilan
interior………………………………………………………… 223
Gambar VI. 18 Contoh Tampilan Interior Ruang latihan Biola……………….. 224 Gambar VI. 19 Contoh tampilan Warna dan Tekstur pada Interior Pusat
Pendidikan Musik…………………………………………….. 224
Gambar VI. 20 Permukaan Dinding Tidak Sejajar……………………………. 225 Gambar VI. 21 Absorber Panels………………………………………………. 226 Gambar VI. 22 Convex Diffuser Panels………………………………………. 226 Gambar VI. 23 Quadratic Diffuser Panels…………………………………….. 226 Gambar VI. 24 Pyramid Diffuser Panels……………………………………… 226 Gambar VI. 25 Ruangan yang mendapat perlakuan akustik………………….. 227 Gambar VI. 26 Panel – Panel Pemantul Pada Dinding dan Langit – Langit….. 228 Gambar VI. 27 Acoustical Shell yang diletakkan di sekeliling panggung……. 228 Gambar VI. 28 Energi Bunyi Dipantulkan Kembali Kearah Musisi oleh Kulit
Akustik………………………………………………………... 229
Gambar VI. 29 Energi Bunyi Dipantulkan & Disebarkan Kearah Musisi &
Penonton oleh Kulit Akustik…………………………………. 229
Gambar VI. 30 Layout R. Orchestra…………………………………………... 230 Gambar VI. 31 Layout R. Konser 1…………………………………………… 230 Gambar VI. 32 Layout R. Konser 2…………………………………………… 231
commit to user
Gambar VI. 33 Layout R. Recital……………………………………………... 231 Gambar VI. 34 Acoustical Shell………………………………………………. 232 Gambar VI. 35Auditorium yang Belum Diberi Panel Akustik………………... 233 Gambar VI. 36 Plafon Berupa Panel Akustik Yang Movable………………… 233 Gambar VI. 37 Partisi Akustik yang Fleksibel………………………………... 234 Gambar VI. 38 Furniture yang Fleksibel dan Movable……………………….. 234 Gambar VI. 39 Pondasi Foot Plat……………………………………..………. 235 Gambar VI. 40 Pondasi Tiang Pancang……………………………………….. 235 Gambar VI. 41 Struktur Space Frame…………………………………………. 236
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel I. 1 Daftar Group Musik di Surakarta………………………………… 4 Tabel II. 1
Klasifikasi Tingkat Program……………………………………. 24 Tabel II. 2
Kurikulum Vokal……………………………………………….. 25 Tabel II. 3
Kurikulum Drum………………………………………………... 25 Tabel II. 4
Kurikulum Keyboard……………………………………………. 25 Tabel II. 5
Kurikulum Piano Klasik………………………………………… 26 Tabel II. 6
Kurikulum Gitar Klasik…………………………………………. 26 Tabel II. 7
Kurikulum Gitar Elektrik……………………………………….. 26
Tabel III. 1 Perkembangan Potensi – Potensi Kota Solo dalam Skala
Pelayanan……………………………………………………….. 68
Tabel IV. 1 Klasifikasi Tingkat Program & Target Pembelajaran…………... 91 Tabel IV. 2 Materi Pengajaran Instrument Gesek………………………….... 92 Tabel IV. 3 Materi Pengajaran Gitar………………………………………… 92 Tabel IV. 4 Materi Pengajaran Drum……………………………………....... 93 Tabel IV. 5 Materi Pengajaran Piano………………………………………... 94 Tabel IV. 6 Materi Pengajaran Keyboar & Electone……………………….... 94 Tabel IV. 7 Materi Pengajaran Vokal………………………………………... 95 Tabel IV. 8 Materi Pengajaran Instrument Tiup……………………………... 95 Tabel IV. 9 Jenis Kelas, Kapasitas Siswa dan Kelas, serta Waktu
Pembelajaran…………………………………………………... 101 Tabel V. 1
Kelompok Kegiatan dan Kebutuhan Ruang…………………… 120 Tabel V. 2
Besaran Ruang Kelompok Ruang Pendidikan Musik…………. 125 Tabel V. 3
Besaran Ruang Kelompok Ruang Pertunjukan………………... 141 Tabel V. 4
Besaran Ruang Kelompok Ruang Informasi & Promosi……… 145
commit to user
Tabel V. 5 Besaran Ruang Kelompok Ruang Pengelolaan………………... 149 Tabel V. 6
Besaran Ruang Kelompok Ruang Service/Penunjang................ 151 Tabel V. 7
Total Kebutuhan Luas Ruang & Luas Tapak Minimal………... 153 Tabel V. 8
Jenis Kelompok Ruang………………………………………… 154 Tabel V. 9
Kelompok Ruang Pendidikan Musik………………………….. 155
Tabel V. 10 Kelompok Ruang Pertunjukan Musik…………………………. 156 Tabel V. 11 Kelompok Ruang Informasi & Promosi……………………….. 157 Tabel V. 12 Kelompok Ruang Pengelola…………………………………… 158 Tabel V. 13 Kelompok Ruang Penunjang/Service………………………….. 158 Tabel VI. 1 Besaran Ruang Kelompok Ruang Pendidikan Musik…………. 201 Tabel VI. 2 Besaran Ruang Kelompok Ruang Pertunjukan Musik………… 204 Tabel VI. 3 Besaran Ruang Kelompok Ruang Promosi & Informasi……… 206 Tabel VI. 4 Besaran Ruang Kelompok Ruang Pengelola………………….. 206 Tabel VI. 5 Besaran Ruang Kelompok Ruang Penunjang/Service………… 207 Tabel VI. 6 Total Kebutuhan Luas Ruang & Luas Lantai Dasar Minimal… 209
commit to user
DAFTAR SKEMA
Skema IV. 1 Struktur Organisasi Pusat Pendidikan Musik………………….. 102 Skema V. 1 Pola Kegiatan Siswa dalam Kelompok Kegiatan Pendidikan…. 113 Skema V. 2 Pola Kegiatan Pengajar dalam Kelompok Kegiatan Pendidikan 114 Skema V. 3 Pola Kegiatan Pengelola dalam Kelompok Kegiatan
Pendidikan……………………………………………………... 114 Skema V. 4 Pola Kegiatan Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan Pendidikan……………………………………………………... 115
Skema V. 5 Pola Kegiatan Siswa dalam Kelompok Kegiatan Pertunjukan
Musik…………………………………………………………... 115 Skema V. 6 Pola Kegiatan Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan Pertunjukan Musik…………………………………………….. 116
Skema V. 7 Pola Kegiatan Penyaji/Pementas dalam Kelompok Kegiatan
Pertunjukan Musik…………………………………………….. 116 Skema V. 8 Pola Kegiatan Pengelola dalam Kelompok Kegiatan Pertunjukan Musik…………………………………………….. 117
Skema V. 9 Pola Kegiatan Sisa & Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan
Informasi………………………………………………………. 118
Skema V. 10 Pola Kegiatan Pembicara dalam Kelompok Kegiatan Informasi 118 Skema V. 11 Pola Kegiatan Siswa & Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan
Promosi………………………………………………………... 118
Skema V. 12 Pola Kegiatan Penjual dalam Kelompok Kegiatan Promosi…... 119 Skema V. 13 Pola Kegiatan Pengelola dalam Kelompok Kegiatan Promosi... 119 Skema V. 14 Pola Kegiatan Siswa & Pengunjung dalam Kelompok Kegiatan
Pengelola………………………………………………………. 119
Skema V. 15 Pola Kegiatan Service…………………………………………. 120 Skema V. 16 Pola Hubungan Ruang Makro…………………………………. 155
commit to user
Skema V. 17 Pola Hubungan Kelompok Ruang Pendidikan Musik…………. 155 Skema V. 18 Pola Hubungan Kelompok Ruang Pertunjukan Musik………... 156 Skema V. 19 Pola Hubungan Kelompok Ruang Informasi & Promosi……… 157 Skema V. 20 Pola Hubungan Kelompok Ruang Pengelola………………….. 158 Skema V. 21 Pola Hubungan Kelompok Ruang Penunjang/Service………… 158 Skema V. 22 Pola Sirkulasi Dalam Site……………………………………… 175 Skema VI. 1 Jaringan Listrik………………………………………………… 237 Skema VI. 2 Jaringan Air Bersih…………………………………………….. 239 Skema VI. 3 Jaringan Air Kotor……………………………………………... 240 Skema VI. 4 Sistem Penanggulangan Kebakaran…………………………… 241 Skema VI. 5 Jaringan AC Cental……………………………………………. 242
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
TRANSFORMASI DESIGN
LAMPIRAN B
GAMBAR KERJA
LAMPIRAN C PERSPEKTIF EKSTERIOR & INTERIOR LAMPIRAN D
DESIGN REPORT
commit to user
BAB I PENDAHULUAN
1. Judul dan Pemahaman Judul
1.1 Judul
Pusat Pendidikan Musik di Surakarta
1.2 Pemahaman Judul
Pusat Pendidikan Musik adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk menampung kegiatan pembelajaran, penyaluran bakat serta apresiasi terhadap musik.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Musik dapat diartikan sebagai nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu , dan keharmonisan. Musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu). (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990: 602)
Surakarta merupakan daerah tingkat II di Propinsi Jawa Tengah. Surakarta adalah salah satu kota penting dan terbesar di Jawa Tengah, yang direncanakan sebagai lokasi Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan.
Secara keseluruhan dapat diartikan bahwa Pusat Pendidikan Musik di Surakarta merupakan wadah yang menampung proses pembelajaran baik
commit to user
secara teori maupun instrumental untuk pengembangan potensi dan bakat dari peserta didik serta sebagai wadah penyaluran bakat dan apresiasi terhadap musik yang terdapat di Surakarta.
2. Latar Belakang
2.1 Minat Masyarakat
Perkembangan dunia musik di Indonesia semakin pesat dan maju. Musik sebagai suatu alat komunikasi verbal merupakan suatu kebudayaan manusia yang bersifat universal dimana musik merupakan suatu ungkapan rasa indah yang ditangkap melalui alunan nada – nada yang harmonis serta mengandung ritme yang mengalun secara teratur dan dapat dinikmati oleh semua kalangan. Minat masyarakat terhadap musik semakin meningkat, hal ini ditandai semakin pesatnya pergerakan musik baik dari dalam negeri sendiri maupun akibat pengaruh dari luar negeri, serta semakin banyak bermunculan artis – artis baru dari berbagai daerah yang mewarnai dunia musik nasional. Selain itu, di Indonesia pada umumnya telah banyak bermunculan band – band baru yang mengusung aliran yang berbeda – beda.
Akan tetapi selama ini kebanyakan musisi hanya tahu cara menggunakan skill mereka sesuai instrument yang dikuasai saja tanpa menguasai teknik yang berlandaskan pengetahuan musik yang baik dan benar.
Selain perkembangan musik yang cukup pesat ternyata perkembangan industri musik turut mendorong tingginya animo masyarakat terhadap musik. sehingga semakin banyak orang yang ingin mahir bermain musik. Sekolah musik menjadi pilihan untuk mengasah bakat bermain musik. Peminatnya bukan hanya anak-anak dan remaja saja, banyak pula orangtua yang berminat belajar musik.
Gilang Ramadhan menuturkan, pasar sekolah musik membentuk sebuah piramida. Lapisan paling atas memiliki jumlah konsumen paling sedikit. Mereka adalah orang-orang yang belajar musik karena ingin menjadi
commit to user
musisi profesional. Lapisan kedua ditempati oleh orang-orang yang memiliki hobi di bidang musik. Lapis paling bawah diisi anak-anak yang belajar musik karena ingin meningkatkan intelligence quotient (IQ) dan melatih saraf motorik. “Paling banyak di sini,” ujar Gilang. (www.tempo.com)
Hal ini di dukung berubahnya pola pikir masyarakat saat ini terhadap perlunya pendidikan musik. Pada awalnya sekolah musik hanya dianggap sebelah mata oleh sebagian masyarakat Indonesia. Alasannya, dulu sekolah musik masih diidentikkan sebagai sarana atau jalan untuk menjadi artis atau musisi terkenal. (menurut M. Hardi, staf khusus kantor pusat Purwacaraka Music Studio pada artikel Bisnis Indonesia) . Namun, sekarang paradigma masyarakat sudah mulai berubah. Sekolah musik bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencerdaskan anak, yakni menyeimbangkan antara otak kanan dengan otak kiri. Musik dapat meningkatkan kreativitas dan kecerdasan, membangun kepercayaan diri, mengembangkan keterampilan sosial, dan meningkatkan keterampilan motorik, persepsi serta perkembangan psikomotorik. (Menurut Dosen Metode Perkembangan Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI)). Satu studi baru yang disiarkan dalam terbitan paling akhir Social
Science Quarterly mengungkapkan bahwa keikut-sertaan dalam musik, yang ditafsirkan sebagai pelajaran musik yang diselenggarakan di dalam atau luar sekolah, memiliki dampak positif pada prestasi membaca dan matematika pada anak-anak dan remaja.
Selain itu, belum lama ini juga ditemukan bahwa musik dapat digunakan sebagai terapi yaitu sebagai pengganti obat depresan dan juga sebagai terapi bagi anak berkebutuhan khusus.
Dari hal – hal tersebut dapat dilihat bahwa musik ternyata memiliki banyak manfaat dan di Indonesia saat ini tidak sedikit orang yang ingin mempelajari musik secara lebih mendalam. Hal ini dapat dilihat dari terdapatnya sekolah musik baik berupa sekolah formal maupun non formal, serta terdapat salah satu sekolah formal berupa sekolah menengah kejuruan musik klasik di Jogja yang muridnya dari kelas satu hingga kelas tiga
commit to user
berjumlah ± 350 orang (www.smkn2ksh-yog.sch.id). Untuk sekolah non formal seperti kursus musik juga peminatnya cukup banyak yang tiap satu sekolah musik memiliki murid ± 500 orang seperti pada Jaguar Music School di Cikarang, Bekasi. (kanalpeluangusaha.com, Edisi : Jumat, 17 September 2010 oleh Sofyan Nur Hidayat)
Untuk di Surakarta sendiri minat pelajar yang ingin memperdalam musik pun semakin meningkat tiap tahunnya. Adapun peningkatan presentasi minat terhadap musik ini salah satunya ditunjukkan oleh angka peningkatan siswa yang ingin mempelajari musik yang di dapat dari angka pendaftar di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Surakarta yaitu SMK 8 dimana presentasi peningkatan siswa yang mendaftar tiap tahunnya meningkat ± 5 % dan untuk jumlah siswa yang diterima sekitar 80 – 100 siswa, sedangkan banyak pendaftar yang tidak diterima karena jumlah siswa yang dapat ditampung sudah penuh atau karena kriteria kemampuan dasar yang dimiliki belum memenuhi kriteria. Selain itu peningkatan jumlah siswa pada sekolah musik nonformal di Surakarta berdasarkan hasil wawancara pada beberapa sekolah musik, mengalami peningkatan 10% – 15 % setiap tahunnya. Adapun jumlah pemusik yang terdapat di Surakarta pun dapat dibilang cukup banyak dan mereka tidak hanya group musik yang membawakan aliran modern saja tetapi juga terdapat group musik yang membawakan lagu – lagu tradisional, seperti salah satunya adalah Group Musik Keroncong Bocah Fajar Indah. Di bawah ini adalah daftar jumlah group musik yang ada di Surakarta.
Tabel I. 1 Daftar Group Musik di Surakarta (Sumber : Tugas Akhir -Pusat Musik Modern di Surakarta
oleh Sidiq Pramono – Arsitektur UMS)
commit to user
Oleh sebab itu, adanya suatu wadah yang dapat menjadi tempat untuk lebih memperdalam kemampuan seseorang dan dalam hal penyaluran bakat dalam hal ini di bidang musik di Surakarta masih sangat dibutuhkan.
2.2 Kebutuhan Wadah Pendidikan Musik di Surakarta
Untuk Surakarta sendiri peminat musik juga semakin meningkat. Dapat dilihat dari cukup banyaknya jumlah penyanyi ataupun grup musik pendatang baru di pentas-pentas lokal maupun yang mampu menembus pasar nasional baik major label (perusahaan rekaman resmi) maupun indie label (perusahaan rekaman independen yang tidak resmi) dari berbagai aliran musik. Grup band seperti Kaisar, Utara, Vanila, sampai penyanyi khas lokal seperti Didi Kempot, Waljinah dan Gesang merupakan suatu indikasi bahwa Solo sudah mempunyai image bahwa Solo merupakan salah satu kota
produsen seniman musik di Indonesia. Jenis musik yang diminati pun tidak hanya musik – musik modern saja tetapi jenis musik etnik juga cukup banyak diminati di Surakarta. Hal ini ditunjukkan dari adanya 2 event yang cukup besar di Surakarta yaitu Solo International Ethnic Music (SIEM) dan International Keroncong Festival (IKF).
Orang – orang yang ingin lebih dalam mempelajari musik pun cukup banyak di Surakarta, dapat dilihat dari semakin bertambahnya tempat kursus seperti telah diketahui terdapat tempat kursus music seperti Purwa Caraka, Elfa’s, Solo Concert Music, Cresendo, Gilang Ramadhan Music Course, serta terdapat salah satu tempat kursus music baru di Solo baru yang mengajar music dengan berbasis tekhnologi computer. Salah satu sekolah menengah kejuruan yang sudah memiliki program kejuruan musik tersendiri adalah SMK
8. Akan tetapi selama ini di Surakarta sebagian besar bangunan yang
digunakan sebagai tempat kursus musik hanya berupa bangunan ruko yang di beli / disewa, padahal sebenarnya bangunan tersebut tidak di desain untuk tempat kursus. Sedangkan untuk tempat – tempat yang menggelar
commit to user
pertunjukkan musik (apresiasi musik) pun diadakan di beberapa tempat yang berbeda.
Untuk itu adanya tuntutan akan kualitas wadah yang mampu menampung dan mengkoordinasi berbagai kegiatan musik yang tidak hanya tentang pendidikan atau pembelajaran musik bagi anak – anak dan remaja tetapi juga adanya suatu wadah yang dapat menampung aktivitas pembelajaran musik bagi semua kalangan dan penyaluran bakat – bakat mereka di bidang musik sangat diperlukan di Surakarta.
2.3 Kondisi Wadah Pendidikan Musik di Surakarta
Wadah pendidikan musik di Surakarta yang berupa sekolah formal hanya terdapat mulai dari jenjang pendidikan sekolah menengah kejuruan yaitu SMKN 8 dan jenjang Universitas yang terdapat pada STSI atau ISI Surakarta.
Tempat pendidikan musik yang mewadahi hampir semua jenjang usia mulai dari anak – anak usia preschool hingga dewasa di Surakarta berupa tempat – tempat kursus (jalur pendidikan nonformal). Akan tetapi kondisi tempat – tempat kursus yang ada hanya berupa bangunan – bangunan yang disewa baik berupa rumah penduduk ataupun deretan ruko dimana bangunan tersebut sejak awal tidak di desain untuk kebutuhan kegiatan bermusik. Contohnya saja Purwa Caraka Music Scholl, Elfa Music School, Solo Concert Music dan Cresendo menggunakan bangunan rumah yang disewa, dan Gilang Ramadhan Music Course menggunakan bangunan ruko. Untuk mencerminkan bahwa bangunan tersebut merupakan tempat kursus musik mereka memberi symbol – symbol yang berhubungan dengan musik.
Kebutuhan wadah yang dapat menampung aktivitas pembelajaran musik dan tempat penyaluran bakat diperlukan di Surakarta. Selain dibutuhkan sebuah wadah yang dapat menampung berbagai macam fungsi kegiatan di dalamnya, adanya wadah yang mampu mencerminkan karakter dari fungsi yang diwadahi di dalamnya sangat diperlukan. Sehingga diperlukan adanya wadah yang mampu mencerminkan fungsi yang diwadahi
commit to user
di dalamnya untuk mewujudkan suatu bangunan yang berkarakter atau bangunan yang ekspresif dan komunikatif. Penggunaan Analogi Arsitektur diharapkan mampu memberikan perwujudan penampilan karakter bangunan yang ekspresif dan komunikatif.
2.4 Kondisi Persyaratan Ruang Tempat Pendidikan dan Apresiasi Musik
Wadah yang mampu mencerminkan fungsi yang diwadahi di dalamnya sehingga perlu adanya pemunculan karakter dari suatu bangunan musik memang dibutuhkan di Surakarta. Selain itu, fungsi yang diwadahi tentu akan terkait dengan kegiatan di dalamnya yang membutuhkan adanya ruang untuk menampung kegiatan tersebut.
Ruang – ruang yang diperuntukkan untuk aktivitas pembelajaran membutuhkan persyaratan ruang dimana bentukan ruang tersebut harus dapat memberikan kenyamanan secara akustik dan mampu mewadahi para siswanya dalam berlatih dan berkarya. Adanya fakta bahwa tempat – tempat pendidikan musik yang ada saat ini berupa bangunan rumah atau ruko yang disewa menyebabkan peruangan di dalamnya sebagian menyesuaikan pada peruangan awal yang sudah ada pada bangunan tersebut seperti yang terdapat pada Elfa’s Music School di Surakarta dimana jumlah ruang kursus menyesuaikan peruangan rumah yang disewa, ada pula yang merubah ruang – ruang yang ada dan memberi lapisan akustik ekstra pada dinding – dinding yang ada seperti pada Gilang Ramadhan Music Course.
Selain itu, saat ini di Surakarta belum mempunyai gedung sebagai sarana dan prasarana yang representatif untuk memfasilitasi pementasan musik sebagai sarana apresiasi masyarakat dan seniman di Solo. Bangunan- bangunan yang sering digunakan untuk pementasan musik tidak dirancang khusus sebagai tempat pementasan musik, seperti Kawasan Manahan, Kota Barat, Sriwedari, Alun-alun Keraton, Benteng Vastenberg, dll. Padahal adanya wadah – wadah untuk kegiatan apresiasi yang dapat digunakan oleh para musisi dan juga untuk penyaluran bakat dari siswa – siswa yang belajar musik sangat diperlukan. Dimana ruang – ruang pertunjukkan yang digunakan untuk
commit to user
kegiatan apresiasi dan penunjukkan bakat para siswa juga memerlukan suatu kenyamanan akustik dan diperlukan adanya sifat fleksible dari ruang – ruang tersebut yang dapat menampung berbagai jenis pementasan.
Di Surakarta terdapat bangunan – bangunan seperti Diamond Convention Center sebagai bangunan serba guna yang ruangan di dalamnya dapat digunakan untuk berbagai jenis kegiatan seperti pameran, resepsi pernikahan, seminar, ataupun pertunjukkan musik artis dengan skala pengunjung yang tidak terlalu banyak (pertunjukkan yang bersifat eksklusif).
Akan tetapi adanya suatu ruang yang mampu menampung berbagai jenis pertunjukkan atau kegiatan dengan skala pengunjung yang cukup besar belum terdapat diSurakarta. Oleh sebab itu, adanya suatu ruang pertunjukkan yang dapat menampung berbagai jenis kegiatan yang berhubungan dengan musik sangat diperlukan.
3. Rumusan Permasalahan
Kesimpulan permasalahan berdasarkan latar belakang dan fenomena yang ada:
a. Bagaimana menfasilitasi adanya peningkatan minat masyarakat yang ingin mengembangkan bakat di bidang musik.
b. Bagaimana merencanakan suatu wadah yang dapat menampung kegiatan pembelajaran, penyaluran bakat, dan apresiasi di bidang musik.
c. Bagaimana merencanakan suatu desain bangunan yang mampu mencerminkan karakter dari fungsi bangunan tersebut.
d. Bagaimana merencanakan wadah yang sesuai dengan persyaratan ruang yang dibutuhkan untuk menampung aktivitas pembelajaran, penyaluran, dan apresiasi di bidang musik.
Maka garis besar rumusan permasalahan adalah bagaimana merencanakan suatu wadah yang berkarakter melalui penerapan analogi dan bagaimana merencanakan wadah yang memiliki persyaratan dimana nantinya
commit to user
dapat menampung segala aktivitas pembelajaran, penyaluran bakat, dan apresiasi di bidang musik yang terdapat di Surakarta.
4. Persoalan
4.1 Persoalan Fisik :
a. Bagaimana desain peruangan yang dapat mewadahi berbagai kegiatan di dalam bangunan yang menampung aktivitas pendidikan dan pembelajaran serta pagelaran musik dan bagaimana pula mekanisme untuk mewujudkan kenyamanan akustik di dalam tiap ruang dan antar ruang serta bagaimanakah karakter ruang yang dapat membangun suasana ruang yang mampu memberikan inspirasi dalam berkarya.
b. Bagaimana menentukan lokasi site dan penataan site sehingga kehadiran bangunan pada site tersebut sebagai sebuah bangunan yang menampung kegiatan musik tidak mengganggu aktivitas bangunan lain yang ada di sekitarnya.
c. Bagaimana menentukan bentuk dan pola penataan massa yang mampu menunjukkan karakter dari bangunan yaitu sebagai tempat yang menampung aktivitas pembelajaran, penyaluran bakat, dan apresiasi musik di Surakarta serta bagaimanakah penataan dan bentuk massa yang disesuaikan untuk kenyamanan akustik baik secara eksterior (di dalam site) maupun di dalam bangunan.
d. Bagaimana menentukan bentuk dan layout ruang yang dapat mewadahi berbagai jenis atau tipe aktivitas yang berbeda – beda di dalamnya.
e. Bagaimana menentukan desain pengolahan landscape area dan bangunan beserta jenis, tata letak vegetasi, view dan open space sebagai sarana penunjang untuk membangkitkan inspirasi.
commit to user
f. Bagaimana menentukan sistem struktur dan konstruksi yang dapat mendukung bentukan massa dari Pusat pendidikan Musik yang direncanakan.
g. Bagaimana menentukan sistem utilitas dari Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan.
4.2 Persoalan Non Fisik :
a. Bagaimana sistem manajemen agar aktivitas dalam bangunan yang akan di desain sebagai suatu bangunan pusat pendidikan informal dan tempat penyaluran bakat di bidang musik dapat terus berlangsung dan tidak hanya terjadwal pada waktu – waktu tertentu saja.
b. Bagaimana mengkoordinir kegiatan multi fungsi yang akan di wadahi meliputi kegiatan pendidikan dan pagelaran / pertunjukkan.
5. Tujuan dan Sasaran
5.1 Tujuan
Menyusun konsep perencanaan dan perancangan pusat pendidikan dan pembelajaran, serta apresiasi musik untuk berbagai usia di Surakarta dengan penerapan analogi yang diterapkan pada bentuk bangunan dan elemen interior sebagai perwujudan karakter bangunan musik yang ingin ditampilkan dan bentuk ruang yang disesuaikan dengan karakter kegiatan yang selanjutnya digunakan sebagai landasan dalam membuat transformasi desain dan dalam tahap desain atau perancangan.
5.2 Sasaran
Mewujudkan suatu konsep perencanaan dan perancangan sebuah pusat pendidikan dan pembelajaran serta apresiasi di bidang musik yang mampu mencerminkan karakter dan mampu meningkatkan daya kreatifitas dan inspirasi melalui analogi yang diterapkan pada bentuk bangunan dan elemen
commit to user
interior serta bentuk ruang yang disesuaikan pada karakter kegiatan dan persyaratan ruang yang dibutuhkan.
6. Lingkup dan Batasan Pembahasan
6.1 Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan adalah lingkungan disiplin ilmu arsitektur yaitu pada aspek fisik dan non fisik yang mendukung terjadinya lingkupan arsitektur. Sedangkan untuk hal-hal diluar bidang arsitektur, jika dianggap mendasari dan menentukan faktor perancangan fisik akan dibahas secara garis besar dalam batas sebagai pertimbangan sesuai dengan porsi keterlibatannya. Pembahasan dilakukan berdasar pada data yang ada sesuai dengan tujuan dan sasarannya.
6.2 Batasan Pembahasan
Batasan pembahasan adalah aspek-aspek yang tercakup dalam prinsip desain sebuah fasilitas pendidikan musik dengan pendekatan bahasa partitur musik pada desain bangunan.
7. Metode Pengumpulan Data dan Pembahasan
Metode pengumpulan data dan pembahasan yang digunakan meliputi :
7.1 Metode Pengumpulan Data
1.) Studi literatur untuk mendapatkan data-data yang mencangkup pengertian, spesifikasi standar, aspek lokasi, karakteristik dan studi kasus yang berkaitan dengan kegiatan musik di Surakarta.
2.) Observasi lapangan dan instansional untuk mendapatkan data factual mengenai data lapangan.
3.) Wawancara untuk mendapatkan data faktual tambahan dari situasi di lapangan.
commit to user
7.2 Metode Pembahasan
Pembahasan dilakukan dengan menyajikan data yang berkaitan dengan permasalahan berlandaskan pada teori-teori yang berhubungan dengan judul, kemudian setelah proses tersebut dilakukan dilanjutkan dengan menerapkan teori – teori yang ada untuk digunakan dalam gambaran pembahasan strategi desain wadah yang akan direncanakan.
8. Sistematika Pembahasan
BAB I : PENDAHULUAN Berisi tentang judul, latar belakang, permasalahan, persoalan, tujuan dan
sasaran, lingkup dan batasan pembahasan, metoda pengumpulan data dan pembahasan, serta sistematika pembahasan.
BAB II : TINJAUAN DATA DAN INFORMASI Berisi tentang pembahasan mengenai eksplorasi tentang musik dan
perkembangannya, pemahaman mengenai konsepsi pendidikan musik, pemahaman mengenai akustik ruang, pemahaman mengenai penggunaan analogi dalam desain bangunan, dan pemahaman fleksibilitas ruang pada ruang pertunjukkan.
BAB III : TINJAUAN KOTA SURAKARTA Berisi tentang ekplorasi kota Surakarta, tinjauan tentang
perkembangan musik di kota Surakarta, perkembangan pendidikan musik di kota Surakarta, serta kondisi fasilitas – fasilitas musik yang ada di Surakarta.
BAB IV : PUSAT PENDIDIKAN MUSIK YANG DIRENCANAKAN
Berisi tentang gambaran secara umum dari wadah / bangunan yang akan direncanakan berdasarkan pada latar belakang dibutuhkannya wadah serta permasalahan dan persoalan yang digunakan sebagai
commit to user
acuan dalam menentukan gambaran dari wadah yang akan direncanakan.
BAB V : ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang proses menetapkan dasar-dasar solusi atau pemecahan masalah dan persoalan melalui analisis aspek – aspek yang berhubungan dengan proses perancangan desain bangunan.
BAB VI : KONSEP PERANCANGAN Merupakan jawaban dari analisa yang berupa konsep perancangan
yang dijabarkan dalam beberapa aspek dan bersifat teknis arsitektural.
commit to user
BAB II TINJAUAN TEORI
1. Tinjauan Umum Musik
1.1 Definisi Musik
Secara Etimologi musik (berasal dari bahasa Yunani ‘musiké téchne’ atau bahasa Latin ‘musica’ = art of the Muses) merupakan pengekspresian, pengungkapan, perwujudan, manifestasi artisik dalam kehidupan manusia. (Pdf : Kurikulum Berbasis Kompetensi – Musik – Kementerian Pendidikan Nasional)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 602) : Musik adalah: ilmu atau seni menyusun nada atau suara diutarakan,
kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu).
Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam:
- Musik adalah Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar
- Musik adalah Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.
- Musik adalah Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik.
commit to user
- Musik adalah sekumpulan nada yg memiliki kepaduan dan harmonisasi yg semuanya itu terikat dalam satu irama dan tempo yg beraturan. Musik sebuah alunan jiwa, dimana alunan tersebut bisa mempengaruhi jiwa orang yg mendengarkannya.
Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. (Muttaqin, 2008:5, dalam Seni Musik Klasik Jilid 1, 2008)
Musik dibangun atas unsur-unsur musik:
a. Ritme
b. Melodi
c. Harmoni
d. Tekstur
e. Bentuk Musik pada akhirnya meliputi empat komponen, yaitu :
a. Komponis
b. Proses membuat karya
c. Hasil karya
d. Konteks dimana komponis membuat sesuatu. Kesimpulan : Musik adalah suatu seni yang mengandung unsur – unsur yang dapat menimbulkan perasaan emosi tertentu bagi yang membuat, memainkan, ataupun mendengarkannya.
1.2 Aliran / Genre Musik
Seiring dengan perkembangan yang cukup pesat di dalam dunia musik, maka muncullah berbagai aliran – aliran musik jenis baru. Di bawah ini adalah berbagai aliran / genre music yang ada pada saat ini : (wordpress.com)
a. Musik klasik Musik klasik merupakan istilah luas yang biasanya mengacu pada musik yang dibuat di atau berakar dari tradisi kesenian Barat , musik kristiani , dan musik orkestra , mencakup periode dari sekitar abad ke-9
commit to user
hingga abad ke-21. ("Classical", The Oxford Concise Dictionary of Music, Michael Kennedy (penyunting), (Oxford, 2007)
b. Musik rakyat/musik tradisional Musik rakyat / daerah adalah musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya.
c. Blues
d. Jazz Menurut Travis Jackson, jazz adalah musik yang mencakup kualitas seperti "berayun ', improvisasi, interaksi kelompok, mengembangkan sebuah" suara individu, dan menjadi 'terbuka' untuk kemungkinan musik yang berbeda.
e. Country Musik country adalah campuran dari unsur-unsur musik Amerika yang berasal dari Amerika Serikat Bagian Selatan dan Pegunungan Appalachia .
f. Rock Musik rock tergolong pada musik yang berirama keras.
g. Musik populer Musik populer atau Musik pop adalah nama bagi aliran-aliran musik yang didengar luas oleh pendengarnya dan kebanyak bersifat komersial.
h. Musik dunia Musik dunia adalah sebutan bagi aliran musik yang bukan termasuk musik populer dan musik klasik , serta mempunyai elemen "etnik". Kesimpulan :
Jenis atau genre musik yang ada digunakan sebagai pengetahuan tentang aliran musik yang ada yang nantinya digunakan sebagai pertimbangan jenis aliran musik yang dipelajari dalam bangunan pendidikan musik yang direncanakan sebagai suatu runtutan wawasan seni musik.
commit to user
1.3 Macam – Macam Alat Musik
Alat – alat musik adalah suatu instrumen yang dibuat atau dimodifikasi untuk tujuan menghasilkan musik. Pada prinsipnya, segala sesuatu yang memproduksi suara, dan dengan cara tertentu bisa diatur oleh musisi, dapat disebut sebagai alat musik. Walaupun demikian, istilah ini umumnya diperuntukkan bagi alat yang khusus ditujukan untuk musik. (Wikipedia 2010). Adapun jenis – jenis alat musik antara lain sebagai berikut :
1.) Berdasarkan cara memainkan :
a. Alat musik tiup menghasilkan suara sewaktu suatu kolom udara didalamnya digetarkan. Tinggi rendah nada ditentukan oleh frekuensi gelombang yang dihasilkan terkait dengan panjang kolom udara dan bentuk instrumen, sedangkan timbre dipengaruhi oleh bahan dasar, konstruksi instrumen dan cara menghasilkannya. Contoh alat musik ini adalah terompet dan flute.
b. Alat musik pukul menghasilkan suara sewaktu dipukul atau ditabuh. Alat musik pukul dibagi menjadi dua yakni bernada dan tidak bernada. Bentuk dan bahan bagian-bagian instrumen serta bentuk rongga getar, jika ada, akan menentukan suara yang dihasilkan instrumen. Contohnya adalah kolintang (bernada), drums (tak bernada), dan bongo (tak bernada).
c. Alat musik petik menghasilkan suara ketika senar digetarkan melalui dipetik. Tinggi rendah nada dihasilkan dari panjang pendeknya dawai.
d. Alat musik gesek menghasilkan suara ketika dawai digesek. Seperti alat musik petik, tinggi rendah nada tergantung panjang dan pendek dawai.
2.) Alat musik berdasarkan sumber bunyinya
a. Idiofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari bahan dasarnya. Contoh: kolintang, drum, bongo, kabasa, angklung
commit to user
b. Aerofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari hembusan udara pada rongga. Contoh: suling, terompet, harmonika, trombone.
c. Chordofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari dawai. Contoh: bass, gitar, biola, gitar, sitar, piano, kecapi
d. Membranofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya dari selaput atau membran. contoh : tifa, drum, kendang, tam-tam, rebana
e. Elektrofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya dibangkitkan oleh tenaga listrik (elektronik). Contoh : kibor, gitar listrik, bass elektrik
3.) Alat musik tekan Sebenarnya ‘alat musik tekan’ tidak termasuk kategori mana pun.
Namun cara menekan rupanya menjadi bagian dari sistem menghasilkan bunyi yang diinginkan. Alat musik tekan memiliki tiga jenis yaitu: menekan untuk memukul, menekan untuk meniup, dan menekan untuk mengaktifkan sistem elektronik. Jadi kalau boleh dikategorikan, ‘alat musik tekan’ antara lain piano akustik (chordofon pukul), organ akustik (aerofon) , acordion (aerofon) dan alat-alat musik elektronik yang menggunakan papan kunci (keyboard).
4.) Alat musik elektronik Alat musik elektronik menghasilkan suara tiruan dari alat musik
aslinya (akustik). Istilah synthesizer dipakai untuk alat musik yang menggunakan papan kunci (keyboard). Sedangkan alat musik elektrik digunakan untuk alat-alat musik yang dilengkapi dengan komponen elektronik. Alat ini cara memainkannya sama dengan alat musik akustik. Misalnya gitar elektrik, drums elektrik, dan bass elektrik.
5.) Single band Pesatnya perkembangan teknologi digital menyebabkan lahirnya
alat-alat perangkat dengan kegunaan yang lebih efesien dan efektif seperti
commit to user
alat musik single band. Alat musik ini sangat praktis karena cukup dimainkan oleh satu orang. Di dalamnya terdapat irama (style), beragam suara, dan fasilitas simple recording. Yamaha menamakan perangkat ini dengan portasound (portable sound). Sementara Roland menyebut sebagai electone (electric tone).
Kesimpulan : Tinjauan Teori mengenai jenis alat musik digunakan untuk mengetahui
besaran dan persyaratan ruang yang dibutuhkan berkaitan dengan dimensi alat musik dan pergerakan dalam ruang yang diperlukan.
1.4 Jenis Profesi / Karier di Bidang Musik
Dunia musik adalah dunia yang luas dan memberikan harapan kepada banyak orang. Berikut dibawah ini adalah berbagai profesi serta departemen yang bisa dijalani dalam berkarir di dalam industri musik (Pdf : Kurikulum Berbasis Kompetensi – Musik – Kementerian Pendidikan Nasional 2009 : 21), yaitu :
a. Produksi musik:
- Music producer - Music director - Music composer - Music arranger - Sound engineer - Music programmer - Pencipta lagu
b. Pendidik musik :
- Guru music - Fasilitator atau pembicara music workshop - Pendiri dan pengelola sekolah music - Juri berbagai lomba dan kontes music
c. Pemain musik:
- Musisi penampil tunggal/ soloist
commit to user
- Musisi penampil dalam sebuah grup music - Musisi pengiring - Musisi pengisi rekaman
d. Perusahaan rekaman:
- Artist and Repertoir specialist - Music distributor - Publikasi dan promosi - Music Marketing - Bagian Penjualan Musik - Pendiri dan pengelola perusahaan rekaman - Music publisher - Music publicist - Music business affair - Music business development - Music business consultant - Music business lawyer
e. Music Artist management dan supporting music performance crew:
- Pendiri dan pengelola artist management - Manager - Asisstant manager - Road manager - Production manager - Stage manager - Sound engineer - Teknisi
f. Musik dalam media:
- Kritikus dan pengamat music - Reporter/wartawan music - Radio music director - Radio music librarian - Radio music producer
commit to user
2. Pendidikan Musik
2.1 Pendidikan Secara Umum
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat . (Wikipedia 2010)
2.2 Jalur pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. (Wikipedia 2010)
Jalur pendidikan terbagi menjadi : • Pendidikan formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.
• Pendidikan nonformal Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta
pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap mesjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua gereja .
Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya. Program - program PNF yaitu Keaksaraan fungsional (KF); Pendidikan Kesetaraan A, B, C; Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); Magang; dan sebagainya Lembaga PNF yaitu PKBM, SKB, BPPNFI, dan lain sebagainya.
commit to user
2.3 Dasar Pelaksanaan Pendidikan Sekolah Musik