Data jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan

3. Data jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan

Data jumlah penduduk menurut pekerjaan di tiap kelurahan di Kota Surakarta ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Surakarta.

4. Data alamat lokasi pasar tradisional di Kota Surakarta Data alamat 22 pasar tradisional diperoleh dari Hadiyati (2009) serta dari website resmi Kota Surakarta, www.surakarta.go.id .

5. Data alamat lokasi pasar modern di Kota Surakarta Data alamat sebagian merupakan data yang diperoleh dari Hadiyati (2009) serta dari Unit Pelayanan Terpadu Kota Surakarta.

3.2.1 Penyusunan Kuesioner

Kuesioner dirancang untuk mengetahui pola belanja, tingkat pendapatan yang dilihat dari jumlah pengeluaran, frekuensi belanja, volume belanja, serta jarak tempuh. Hasil penyusunan kuesioner ini dapat dilihat pada lampiran L-1 sampai L-6. Kuesioner terdiri dari beberapa item pertanyaan yang dibagi kedalam tiga bagian, yaitu:

1. Pola belanja Pada bagian ini, dilakukan penggolongan produk-produk yang sudah mencakup seluruh kebutuhan rumah tangga. Penggolongan produk dilakukan berdasarkan beberapa referensi yang saling melengkapi, yaitu sebagai berikut (sumber: Kompas, 2003 dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 tahun 2007):

a. Produk non makanan (misal: elektronik, sandang, alat olah raga, dll)

b. Barang-barang peralatan rumah tangga lain / umum (misal: lap pel, sapu)

c. Perishapble atau fresh food (misal: buah, sayur, daging segar)

d. Barang-barang kebersihan dan kecantikan (misal: sabun, pasta gigi, detergen, parfum, bedak)

e. Makanan & minuman kemasan (misal: soft drink, snack)

f. Bahan makanan pokok (misal: beras, minyak goreng, gula, telur)

Tiap golongan produk terdiri dari 4 item pertanyaan, yaitu pilihan tempat berbelanja, alasan pemilihan tempat berbelanja, frekuensi belanja, serta volume belanja.

2. Pengeluaran Pada bagian ini terdiri dari dua item pertanyaan, yaitu jumlah pengeluara per bulan dan jumlah anggota keluarga. Hasilnya akan digunakan sebagai dasar penggolongan kelas pendapatan.

3. Minimarket Pada bagian ini terdiri dari empat item pertanyaan, yaitu alasan pemilihan minimarket sebagai tempat berbelanja, jarak tempuh, frekuensi belanja, serta volume belanja. Hasilnya akan digunakan sebagai parameter serta penentuan bobot yang selanjutnya akan dimasukkan ke dalam model penentuan lokasi minimarket.

3.2.2 Desain Pengambilan Sampel

Secara sistematis, tahap desain pengambilan sampel dapat dilihat pada flowchart berikut :

Gambar 3.4 Diagran Alir Desain Pengambilan Sampel

Sebelum melakukan penyebaran kuesioner, dirancang desain pengambilan sampel yang dapat mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan dari penelitian serta dapat mewakili populasi yang bersangkutan. Penjelasan tahap-tahap desain pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik Masalah Penelitian Pengambilan sampel ini dilakukan untuk tujuan studi eksploratif, yaitu untuk mengetahui nilai beberapa variabel yang selanjutnya akan digunakan untuk perhitungan nilai parameter model. Selain itu, digunakan untuk mengetahui tingkat hubungan / korelasional antar variabel tersebut.

2. Kategori Penelitian Pengambilan sampel ini dilakukan untuk penelitian yang bersifat kuantitatif. Hasil yang diharapkan berupa nilai variabel jarak, frekuensi belanja, volume belanja serta jumlah pengeluaran. Meskipun dalam rancangan kuesioner juga terdapat atribut item pertanyaan yang bersifat kualitatif, hanya digunakan sebagai referensi tambahan dalam peneltian ini.

3. Rumusan tujuan Tujuan dari pengambilan sampel ini adalah untuk menilai parameter berbeda dalam sub kelompok populasi. Hasil real berupa nilai rata-rata variabel jarak, frekuensi belanja, volume belanja serta jumlah pengeluaran dari tiap sub kelompok populasi yang berbeda.

4. Pendefinisian Populasi

a. Penentuan populasi penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk wilayah Kota Surakarta, yaitu sebesar 564.770 jiwa yang terbagi ke dalam 133.364 KK (sumber: Badan Pusat Statistik Surakarta, 2007).

b. Analisis Dugaan Karakteristik Populasi Penduduk Kota Surakarta terdiri dari berbagai jenis pekerjaan dengan jumlah penduduk yang berbeda untuk tiap wilayah bagian. Untuk tiap kelurahan terdiri dari berbagai kelompok pekerjaan dengan komposisi yang berbeda. Dalam analisis dugaan karakteristik populasi ini digunakan asumsi bahwa seluruh kelurahan di wilayah Surakarta dapat dibagi b. Analisis Dugaan Karakteristik Populasi Penduduk Kota Surakarta terdiri dari berbagai jenis pekerjaan dengan jumlah penduduk yang berbeda untuk tiap wilayah bagian. Untuk tiap kelurahan terdiri dari berbagai kelompok pekerjaan dengan komposisi yang berbeda. Dalam analisis dugaan karakteristik populasi ini digunakan asumsi bahwa seluruh kelurahan di wilayah Surakarta dapat dibagi

1) Perhitungan proporsi penduduk berdasar pekerjaan  Konversi jumlah penduduk bekerja menjadi total penduduk untuk tiap kelurahan. Dihitung dengan rumus:

Pt n =P d x Pt k

 Perhitungan proporsi penduduk berdasar pekerjaan. Dihitung dengan rumus: P p = Pt n / Pt k Keterangan : Pt n = Jumlah penduduk dengan pekerjaan ke-n

P d = Persentase jumlah penduduk dewasa dengan

pekerjaan ke-n Ptk = Jumlah penduduk total kelurahan k Pp = Persentase jumlah penduduk dengan pekerjaan

ke-n

Hasil perhitungan menunjukkan P p = P d . Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran L2.1 sampai L2.7.

2) Pengelompokan jenis pekerjaan ke dalam kelas pendapatan Pada tahap ini dilakukan adjustment pengelompokan kelas pendapatan berdasarkan pekerjaan, sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kategori jenis pekerjaan

Pendapatan Kategori jenis pekerjaan

Kelas 1 (atas)

Pemilik usaha Petani sendiri, pedagang,

Kelas 2 (menengah) PNS/TNI/POLRI, pensiunan, lain-lain

Kelas 3 (bawah) Buruh tani, Buruh industri, Buruh

Sumber: pengolahan data, 2009

3) Perhitungan proporsi kelas pendapatan untuk tiap kelurahan Prop sn = Ps n / Pt k

Keterangan: Prop sn = Proporsi kelas pendapatan ke-n

P Sn = Jumlah penduduk kelas pendapatan ke-n Pt k

= Jumlah penduduk total kelurahan k

Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran L3.1 sampai L3.5.

4) Penetapan jumlah strata atau kelas yang terbentuk Berdasarkan perhitungan proporsi, maka terbentuk 2 strata dengan karakteristik yang sama. Dalam hal ini diasumsikan bahwa daerah dengan komposisi penduduk yang sama maka dianggap memiliki pola konsumsi yang sama pula, sehingga dikatakan homogen. Strata yang terbentuk yaitu:

- Strata 1 dengan komposisi penduduk yang mendominasi adalah kelas bawah, kemudian kelas menengah, kemudian kelas atas - Strata 2 dengan komposisi penduduk yang mendominasi adalah kelas menengah, kemudian kelas bawah, kemudian kelas atas. Namun dikarenakan data jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan, terdapat pekerjaan lain-lain dan pada sebagian besar daerah, jenis pekerjaan lain-lain mendominasi dengan persentase lebih dari 50%, sehingga jenis pekerjaan ini tidak dipertimbangkan dengan asumsi tersebar ke seluruh kelas pendapatan. Sedangkan untuk sebagian daerah lainnya, jenis pekerjaan lain-lain memiliki proporsi yang normal, sehingga jenis pekerjaan lain-lain dipertimbangkan dan dimasukkan ke dalam kelas pendapatan yang kedua.

Strata yang terbentuk serta kelurahan mana saja yang memiliki karakteristik yang sama, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Strata yang terbentuk

Jumlah Strata

Nama Kelurahan kelurahan

Joyotakan, Kratonan, Kemlayan, Nusukan, Gilingan, Gandekan, Sewu, Penumping, Panularan, Joyosuran, Tipes, Danukusuman, Serengan, Jayengan, Sumber,

1 43 Ketelan, Mangkubumen, Banyu Anyar, Setabelan,

Keprabon, Kestalan, Punggawan, Jebres, Mojosongo, Pucang Sawit Manahan, Kauman, Semanggi, Kadipiro, Timuran,

Sudiroprajan, Sriwedari, Kampung Baru

Sumber: data diolah, 2009

5. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini mempertimbangkan keterwakilan tiap kelas atau strata yang telah dibentuk sebelumnya. Oleh karena itu, penyebaran kuesioner adalah merata untuk semua kelas, dengan pengambilan sampel yang random dalam tiap strata. Agar dapat mewakili populasi tiap strata, maka sebaiknya pengambilan sampel minimal untuk tiap strata adalah 30 sampel.

6. Sasaran Sampel Sasaran sampling dalam penyebaran kuesioner ini adalah seluruh penduduk wilayah Surakarta, terutama kelompok ibu rumah tangga yang umumnya lebih sering dan terbiasa berbelanja. Jadi penyebaran kuesioner dilakukan dengan proporsi sebagian besar ibu rumah tangga.

7. Sampling Pendahuluan Sampling ini dilakukan dengan tujuan untuk memvalidasi karakteristik dugaan masing-masing wilayah bagian (kecamatan / kelurahan). Apabila hasil dari sampling pendahuluan ini terdapat karakteristik yang sama atau homogen, maka untuk sampling berikutnya bisa diambil salah satu dari beberapa wilayah bagian yang homogen tersebut karena dianggap sudah mewakili. Selain itu, sampling pendahuluan dilakukan untuk mengurangi resiko kesalahan metode pengambilan sampel yang dipakai. Untuk sampling pendahuluan ini jumlah sampel yang akan diambil ditetapkan sebesar 30 untuk tiap kelas. Apabila karakteristik populasi cenderung homogen, maka sudah tidak perlu melakukan pengambilan sampel, dikarenakan untuk populasi homogen besar sampel tidak perlu terlalu dipersoalkan.

8. Memilih Metode Sampling Berdasarkan diagram penentuan sampel di atas, maka metode yang sesuai digunakan adalah disproporsional stratified sampling atau sampling acak stratifikasi disproporsional. Hal ini dikarenakan dapat mewakili tiap strata yang ada. Strata ditentukan berdasarkan komposisi kelas pendapatan tiap wilayah kelurahan.

9. Menetapkan ukuran sampel Metode sampling yang terpilih adalah disproporsional stratified sampling . Sehingga dalam menentukan jumlah sampel tidak memperhatikan jumlah penduduk tiap kelas atau strata. Jumlah sampel ditetapkan dengan memilih jumlah sample minimal untuk tiap strata sehingga dapat mewakili karakteristik tiap strata, yaitu 30 sampel yang diambil secara random. Jadi, jumlah sample yang diperlukan adalah 30 x 2 = 60 sampel.

3.2.3 Penyebaran Kuesioner

Penyebaran kuesioner dilakukan berdasar hasil desain pengambilan sampel pada tahap sebelumnya. Kuesioner diberikan dengan mengambil sampel penduduk Kota Surakarta di tiap kelas atau strata yang telah ditentukan sebelumnya dengan sasaran utama adalah ibu rumah tangga dan remaja putri. Jumlah sampel untuk masing-masing strata adalah 30 sampel. Jadi, jumlah kuesioner yang disebar adalah 60. Hasil dari penyebaran kuesioner selanjutnya akan dijadikan sebagai dasar pada tahap pengolahan data.