PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN SPLIT DEMAND UNTUK MEMAKSIMALKAN EKSPEKTASI JUMLAH PELANGGAN (Studi Kasus Minimarket di Kota Surakarta)

PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN SPLIT DEMAND UNTUK MEMAKSIMALKAN EKSPEKTASI JUMLAH PELANGGAN (Studi Kasus Minimarket di Kota Surakarta)

Skripsi ARYANTININGSIH

I 0305018

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN SPLIT DEMAND UNTUK MEMAKSIMALKAN EKSPEKTASI JUMLAH PELANGGAN (Studi Kasus Minimarket di Kota Surakarta)

Skripsi

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ARYANTININGSIH

I 0305018

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

ii

LEM BAR PENGESA HAN

Judul Skripsi :

PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN SPLIT DEMAND UNTUK MEMAKSIMALKAN EKSPEKTASI JUMLAH PELANGGAN (Studi Kasus Minimarket di Kota Surakarta)

Ditulis oleh:

Aryantiningsih

I 0305018

Mengetahui,

Dosen Pembimbing 1

Eko Liquiddanu ST, MT

I Wayan Suletra ST, MT

NIP. 19710128 199802 1 001

NIP. 19750308 200012 1 001

Ketua Jurusan Pembantu Dekan I

Teknik Industri Fakultas Teknik

Ir. Lobes Herdiman, MT Ir. Noegroho Djarwanti, MT

NIP. 19641007 199702 1 001 NIP. 19561112 195403 2 007

Dosen Pembimbing II

iii

LEMBAR VALIDASI

Judul Skripsi :

PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION MODEL DENGAN SPLIT DEMAND UNTUK MEMAKSIMALKAN EKSPEKTASI JUMLAH PELANGGAN (Studi Kasus Minimarket di Kota Surakarta)

Ditulis oleh:

Aryantiningsih

I 0305018

Telah disidangkan pada hari ............. tanggal ....... Januari 2010 Di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan

Dosen Penguji

1. Ir. R. Hari Setyanto NIP. 19630424 199702 1 001

2. Wakhid A. Jauhari ST, MT NIP. 19791005 200312 1 003

Dosen Pembimbing

1. I Wayan Suletra ST, MT NIP. 19750308 200012 1 001

2. Eko Liquiddanu ST, MT NIP. 19710128 199802 1 001

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini, Nama

: Aryantiningsih

Nim

: I 0305018

Judul tugas akhir : Pengembangan Network Location Model Dengan Split Demand Untuk Memaksimalkan Ekspektasi Jumlah Pelanggan (Studi Kasus Minimarket Di Kota Surakarta) Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun tidak mencontoh atau melakukan plagiat dari karya tulis orang lain. Jika terbukti bahwa Tugas Akhir yang saya susun mencontoh atau melakukan plagiat dapat dinyatakan batal atau gelar Sarjana yang saya peroleh dengan sendirinya dibatalkan atau dicabut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila dikemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup menanggung segala konsekuensinya.

Surakarta, Januari 2010

Aryantiningsih

I 0305018

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini, Nama

: Aryantiningsih

Nim

: I 0305018

Judul tugas akhir : Pengembangan Network Location Model Dengan Split Demand Untuk Memaksimalkan Ekspektasi Jumlah Pelanggan (Studi Kasus Minimarket Di Kota Surakarta) Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun sebagai syarat lulus Sarjana S1 disusun secara bersama-sama dengan Pembimbing 1 dan Pembimbing 2. Bersamaan dengan syarat pernyataan ini bahwa hasil penelitian dari Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun bersedia digunakan untuk publikasi dari proceeding, jurnal, atau media penerbit lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional sebagaimana mestinya yang merupakan bagian dari publikasi karya ilmiah Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surakarta, Januari 2010

Aryantiningsih

I 0305018

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi limpahan rahmat dan karunia- Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan Laporan Skripsi Pengembangan

Network Location Model dengan Split Demand Untuk Memaksimalkan Ekspektasi Jumlah Pelanggan (Studi Kasus Minimarket Di Kota Surakarta)

ini dengan baik. Dengan segenap ketulusan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat menyelasaikan Laporan Tugas Akhir ini. Penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Allah SWT karena atas segala izin, rizki, dan rahmat-Nya penulis berhasil menyelesaikan Laporan Skripsi ini.

2. Ibu dan Bapakku yang selalu memberi dukungan dan doa yang tak pernah putus sehingga penulis berhasil menyelesaikan Laporan Skripsi ini. Semoga Allah selalu menyayangi Bapak dan Ibu.

3. Bapak Ir. Lobes Herdiman, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak I Wayan Suletra ST, MT selaku Dosen Pembimbing, terima kasih atas segala bimbingan, bantuan, dan kesabaran bapak selama penyelesaian Laporan Skripsi ini. Penulis banyak belajar dari bapak.

5. Bapak Eko Liquidanu ST, MT selaku Dosen Pembimbing, terima kasih atas segala bantuan dan bimbingan bapak selama penyelesaian Laporan Skripsi ini. Penulis banyak belajar dari bapak.

6. Bapak Ir. R Hari Setyanto ST, MT dan Bapak Wakhid A. Jauhari ST, MT selaku Dosen Penguji, terima kasih atas masukan dan perbaikan untuk Laporan Skripsi ini.

7. Bapak Taufik Rohman STP, MT selaku koordinator Tugas Akhir yang telah membantu mempermudah pelaksanaan Skripsi ini.

8. Ibu Azizah Aisyati selaku Pembimbing Akademis, terimakasih atas segala bimbingan dan nasehat yang telah ibu sampaikan kepada saya selama kurang lebih 4,5 tahun di Teknik Industri ini.

9. Seluruh dosen Teknik Industri yang telah mewariskan indahnya ilmu Teknik Industri kepada penulis.

10. Mbak Yayuk, Mbak Tutik, Mbak Rina & seluruh Admin TI atas segala bantuan administrasinya.

11. Adekku dan seluruh keluargaku atas dukungan, semangat, dan do’anya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan laporan Skripsi ini.

12. Teman-teman angkatan 2005 jurusan Teknik Industri UNS atas kerjasama dan kebersamaan yang sangat berarti bagi penulis – Deny, Tri, Dika, Nancy, Elok, Dewi, Indri, Iffa, Anis, Putri, Dian, Putu, Imung, Anna, Heni, Diesel, Galih, Antok, Edwin, Rizal, Udin, Muha, Puput, Endri, Aji, Agus Susan, Agus Bison, Denta, Bryan, Eryko, Syahrul, juga Fajri & Baarid –, beruntung memiliki sahabat seperti kaliyan semua, semoga kesuksesan selalu menyertai kita. Amiin.

13. Teman-teman terbaik – Deny, Tri, Dika, Nancy, Elok, Dewi, Indri -, tetap jaga ukhuwah, semoga kesuksesan selalu menyertai kita. Amiin.

14. Keluarga besar Laboratorium Sistem Kualitas (LSK), terimakasih atas kebersamaan selama ini. Semoga LSK ke depan jauh lebih baik.

15. Wisma Padang Crew – Melon, Yogi, Hesti Yustina, Nunik, Iffa, Mbak Ipeh, Ratih, Kristin, Dwi, Bryan, Ika, Tia –, beserta tamu tetap Padang – Lilis, Deny, Fitria, Nurin, Iren, Hesti, dll -, kaliyan senantiasa memberikan keceriaan dan semangat untuk meraih semua ini.

16. Teman-teman lama – Nirub, Dieny, Rieke, dan semuanya – yang senantiasa mengirimkan do’anya, semoga kesuksesan selalu menyertai kita. Amiin.

17. Mbak Rini Hadiyati ind’04, Mas Sigit (Mas Yipi) ind’04, serta Mas Heru Mustari ind’03 yang telah banyak mengajari banyak hal kepada penulis.

18. Seseorang yang senantiasa membantu dan melalui hari-hari bersama selama penyelesaian Skripsi ini, terima kasih.

19. Semua pihak yang belum tertulis di atas, terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya.

Sebagai akhir dari kata pengantar ini, penulis menyampaikan bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Saran dan kritik diharapkan untuk perbaikan. Semoga laporan ini bermanfaat dan dapat memberikan inspirasi bagi semua, Amiin.

Mohon maaf & terima kasih.

Surakarta, Januari 2010

Penulis

ABSTRAK

Aryantiningsih, NIM : I 0305018. PENGEMBANGAN NETWORK LOCATION

DEMAND UNTUK MEMAKSIMALKAN EKSPEKTASI JUMLAH PELANGGAN (STUDI KASUS MINIMARKET DI KOTA SURAKARTA). Skripsi. Surakarta: Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Januari 2010.

MODEL

DENGAN

SPLIT

Pasar modern dengan pertumbuhan cukup pesat di Indonesia saat ini adalah minimarket dengan konsep waralaba. Minimarket sebagai peritel modern memberikan kelengkapan, kemudahan, kenyamanan, keamanan berbelanja, kualitas produk terjamin, dan harga relatif stabil. Di Kota Surakarta terdapat 47 pasar modern, yaitu 3 hypermarket, 8 supermarket, 36 minimarket serta 22 pasar tradisional. Namun, jarak antar beberapa minimarket dengan pasar tradisional dan pasar modern lain cukup dekat. Lokasi pasar modern termasuk minimarket juga cenderung di pusat kota, sehingga penambahan minimarket terutama di daerah pinggiran kota dan area yang tidak tercover pasar yang ada dipandang berpotensi.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan usulan lokasi pendirian gerai minimarket baru kepada pihak investor. Penelitian ini mempertimbangkan jarak minimal antar minimarket, jarak minimal minimarket dengan pasar modern lain (hypermarket dan supermarket) dan pasar tradisional yang ada, serta faktor preferensi konsumen, yaitu tingkat pendapatan, jarak konsumen berbelanja, volume belanja, dan frekuensi belanja. Hal ini untuk menghitung bobot masing- masing kelas pelanggan sehingga dapat menghitung ekspektasi jumlah pelanggan yang berpeluang berbelanja ke minimarket usulan.

Penyelesaian masalah penentuan lokasi minimarket ini menggunakan model optimasi Network Location Model. Pengolahan data menggunakan bantuan

software ArcGIS untuk memetakan lokasi dan Risk Solver Platform 9.0 untuk memaksimalkan jumlah pelanggan yang berpeluang berbelanja ke minimarket usulan dengan running 15 skenario. Skenario ke-1 dimaksudkan untuk memilih satu titik usulan minimarket, skenario ke-2 memilih dua titik usulan, dan seterusnya. Untuk running terdapat 19 alternatif usulan lokasi minimarket. Hasil yang diperoleh adalah 15 usulan lokasi fisibel dan 4 usulan lokasi tidak dapat memenuhi batasan omset.

Model ini mampu memaksimalkan ekspektasi jumlah pelanggan yang berpeluang belanja ke minimarket usulan sebesar 39.444 KK dengan total omset Rp 314.218.198,62 untuk 15 usulan minimarket. Skenario penambahan usulan minimarket yang paling prospektif adalah 10 gerai minimarket karena dengan penambahan jumlah demand tercover 5,46%, tetapi memiliki daya beli yang tinggi sehingga dapat memaksimalkan omset dengan kenaikan 12,22%.

Kata kunci : Network Location Model, Penentuan Lokasi, Minimarket.

xx + 153 hal; 50 gambar; 36 tabel; 11 lampiran Daftar pustaka : 39 (1994 – 2009)

ABSTRACT

Aryantiningsih, NIM: I 0305018. DEVELOPMENT NETWORK LOCATION

MODELS WITH SPLIT DEMAND EXPECTED TO MAXIMIZE TOTAL

CUSTOMER (CASE STUDY MINIMARKET IN SURAKARTA). Thesis. Surakarta: Industrial Engineering Department Faculty of Engineering, University, in January 2010.

Modern markets are experiencing fairly rapid growth in Indonesia today is

a minimarket with the franchise concept. Minimarket as modern retailers give completeness, convenience, comfort, security to shop, guaranteed product quality and relatively stable prices. In Surakarta there are 47 modern market by 3 hypermarkets, 8 supermarkets, 36 minimarket, and 22 traditional market. However, the distance between some minimarket with traditional markets as well as other modern market are too close. In addition, the location of modern markets, including minimarket tend in downtown, therefore the addition of outlets minimarket especially in suburban areas and non coverage area of existing markets are considered potential.

This research aims to provide the proposed location of the establishment of new outlets to the minimarket investors. This research consider minimum distance between minimarket, minimum distance between minimarket with another modern markets (hypermarket and supermarket) and traditional markets, and consumer preferences factors are level of income, shopping distance, volume purchases, and shopping frequency. This is done to calculate the weight of each class so that customers can calculate the expectations of potential customers to shop minimarket proposal.

Problem solving is determining the location minimarket using Network Location optimization model Data processing using ArcGIS software to help map the market locations and Risk Solver Platform 9.0 to maximize the potential number of customers shopping at minimarket proposal by running 15 scenarios. The first scenario is intended to select one point minimarket proposal, the second scenario to select two points minimarket, and so on. For running there are 19 alternatives proposed minimarket location. The results obtained is 15 proposed location that are feasible and 4 proposed location can not meet the limits turnover.

This model is able to maximize the expected number of customers likely to minimarket proposed expenditures for a total of 39,444 families with a turnover of Rp 314.218.198,62 for the 15 proposed minimarket. Proposed addition of the most prospective minimarket is the proposed addition of 10 outlets minimarket due to demand increase in the number tercover 5.46%, but has a higher purchasing power in order to maximize revenue with the increase of 12.22%.

Keywords: Network Location Models, Location Determination, Minimarket.

3.2.2 Desain Pengambilan Sampel .............................................

III-12

3.2.3 Penyebaran Kuesioner .......................................................

III-18

3.3 Pengolahan Data ......................................................................... III-18

3.3.1 Menentukan Titik Lokasi Demand, Pasar Modern, dan Pasar Tradisional di Kota Surakarta ke Dalam Peta …......

III-18

3.3.2 Ketentuan yang Dipertimbangkan Dalam Penentuan Usulan Lokasi Minimarket Baru …………………….…..

III-19

3.3.3 Penentuan Jumlah Alternatif Minimarket ……………….

III-19

3.3.4 Pengukuran Jarak Tempuh Konsumen ……………….…

III-20

3.3.5 Penentuan alokasi titik – titik permintaan untuk tiap titik lokasi minimarket usulan ………………………………..

III-20

3.3.6 Penentuan bobot titik demand ……………………….….

III-20

3.3.7 Pembentukan Network Location Model …………….…..

III-20

III-25 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.3.8 Pencarian Solusi ...............................................................

4.1 Pengumpulan Data ...................................................................... IV-1

4.1.1 Peta Kota Surakarta ........................................................... IV-1

4.1.2 Data alamat lokasi pasar modern di Kota Surakarta .....… IV-2

4.1.3 Data alamat lokasi pasar tradisional di Kota Surakarta .... IV-3

4.1.4 Data Jumlah Penduduk Tiap RW ...................................... IV-4

4.1.5 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendapatan dan Jenis Pekerjaan …………………………………………...

IV-5

4.1.6 Rekap Kuesioner ............................................................... IV-6

4.2 Pengolahan Data …...................................................................... IV-11

4.2.1 Menentukan Titik Lokasi Demand, Pasar Modern, dan Pasar Tradisional di Kota Surakarta ke Dalam Peta ..........

IV-11

4.2.2 Ketentuan yang Dipertimbangakan dalam Penentuan Usulan Lokasi Minimarket Baru ........................................

IV-13

4.2.3 Penentuan Jumlah Alternatif Usulan Lokasi Minimarket...

IV-19

4.2.4 Pengukuran Jarak Tempuh Konsumen ............................... IV-24

4.2.5 Penentuan Alokasi Titik – titik Permintaan Untuk Tiap Titik Lokasi Minimarket Usulan …………………………

IV-26

4.2.6 Penentuan Bobot Titik Demand ………………………….

IV-27

4.2.7 Pembentukan Network Location Model ………………….

IV-34

4.2.8 Pencarian Solusi ………………………………………….

IV-40

IV-44 BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

4.2.9 Verifikasi Model ………………………………….……...

5.1 Analisis Penelitian ……………………………………………... V-1

5.1.1 Analisis Lokasi Existing Pasar Tradisional dan Pasar Modern di Kota Surakarta ………………………………...

V-1

5.1.2 Analisis Rekap Kuesioner ………………………………... V-7

5.1.3 Analisis Hasil Penelitian …………………………………. V-17

5.2 Interpretasi Hasil Penelitian ……………………………………. V-20

5.2.1 Interpretasi Hasil Tiap Skenario………............................ V-20

5.2.2 Analisis Perhitungan Kenaikan Marginal Demand dan Omset …………………………………………………...

V-22 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan …………………………………………………….. VI-1

6.2 Saran …………………………………………………………… VI-2 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik Beberapa Jenis Ritel Modern ................... II-1 Tabel 2.2

Karakteristik Pasar-pasar Modern ................................. II-2 Tabel 3.1

Kategori jenis pekerjaan ………………….................... III-15 Tabel 3.2

Strata kelas penduduk yang terbentuk ………….…...... III-16 Tabel 4.1

Lokasi Gerai Pasar Modern di Kota Surakarta ……...... IV-2 Tabel 4.2

Lokasi Pasar Tradisional di Kota Surakarta .................. IV-4 Tabel 4.3

Data jarak, frekuensi, dan volume belanja di minimarket, serta pengeluaran konsumen ..................... IV-6

Tabel 4.4 Data kebutuhan dan tempat tempat berbelanja .............. IV-8 Tabel 4.5

Alasan pemilihan minimarket ....................................... IV-8 Tabel 4.6

Pola dan Volume Belanja .............................................. IV-9 Tabel 4.7

Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Bahan Makanan Pokok) ............................................................................ IV-9

Tabel 4.8 Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja ( Makanan dan Minuman Kemasan )....................................................... IV-9

Tabel 4.9 Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Barang Kebersihan dan Kecantikan) ………………………….. IV-10

Tabel 4.10 Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Fresh Food)….. IV-10 Tabel 4.11

Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Peralatan Rumah Tangga) ………………………………………. IV-10

Tabel 4.12 Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Non Makanan) …………………………………………………………. IV-10

Tabel 4.13 Penjelasan Kode Pasar ................................................... IV-15 Tabel 4.14

Penjelasan Kode Minimarket Lain ................................ IV-16 Tabel 4.15

Penjelasan Kode Supermarket dan Hypermarket .......... IV-18 Tabel 4.16

Alamat alternatif usulan lokasi minimarket …............... IV-23

Tabel 4.17 Jarak titik demand terpilih ke dua titik supply usulan terdekat ……................................................................... IV-25

Tabel 4.18

Alokasi titik-titik demand yang berpotensi ke titik usulan minimarket ..............................................……… IV-26

Tabel 4.19 Persentase jumlah langganan minimarket ….................. IV-28 Tabel 4.20

Persentase frekuensi belanja ke minimarket ….............. IV-29 Tabel 4.21

Kelas distribusi pengeluaran .......................................... IV-30 Tabel 4.22

Adjusment pengelompokan tingkat pendapatan ............. IV-30 Tabel 4.23

Peluang frekuensi tiap kelas pendapatan ....................... IV-31 Tabel 4.24

Total volume belanja tiap kelas pendapatan per bulan …………………………………………………………. IV-33

Tabel 4.25 Volume belanja per hari untuk tiap kelas pendapatan ... IV-33 Tabel 4.26

Alternatif Usulan Minimarket Baru yang feasible ......... IV-41 Tabel 4.27

Lokasi 2 Titik Usulan Minimarket Baru …………........ IV-43 Tabel 4.28

Lokasi titik usulan minimarket baru terpilih beserta jumlah pelanggan berbobot ……………….................... IV-44

Tabel 5.1 Klasifikasi alasan berbelanja ke minimarket …………. V-12 Tabel 5.2

Usulan Lokasi yang Tidak Feasibel ………………….. V-19 Tabel 5.3

Urutan Prioritas Lokasi Usulan Minimarket ………….. V-21 Tabel 5.4

Perbandingan total serta kenaikan demand dan omset ………………………………………………………… V-23

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3

Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 2.8 Gambar 2.9 Gambar 2.10 Gambar 2.11 Gambar 2.12 Gambar 2.13 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3

Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6

Gambar 4.7 Gambar 4.8

Segmen pasar retail modern dan retail tradisional ………. Perang antar saluran ........................................................... Keuntungan dan problema potensial bagi pewaralaba dan terwaralaba ..……………………………….…………….. Sistem pengadaan barang Indomaret …………….…….... Sistem pengadaan barang Alfamart ..........…….……….... Analisis area perdagangan ................................................. Taksonomi Location Model ………………...........…….… Breakdown Discrete Location Models ......…………..…... Data Vektor ........................................................................ Data Raster ......................................................................... Proses SIG .......................................................................... Proyeksi Longlat …………………………………………. Proyeksi UTM .................................................................... Kerangka Penelitian ……………………............................ Gambaran Umum Kerangka Konseptual ..........…….......... Fakta-fakta dalam preferensi konsumen ............................. Diagran Alir Desain Pengambilan Sampel ………………. Peta Kota Surakarta …………………………. …….......... Peta lokasi titik demand tiap RW .............……….............. Peta Lokasi Minimarket, Hypermarket, Supermarket, dan Pasar tradisional di Kota Surakarta .................................... Peta Batasan Area Pasar Tradisional di Kota Surakarta .... Peta Batasan Area Minimarket di Kota Surakarta ............. Peta Batasan Area Supermarket dan Hypermarket di Kota Surakarta ………………………......................................... Jaringan Jalan di Kota Surakarta ………………..….……. Peta Persebaran Pasar Modern dan Pasar Tradisional di Kota Surakarta …….…………….......................................

II-5 II-6

II-12 II-14 II-15 II-16 II-21 II-23 II-34 II-34 II-35 II-37 II-38 III-1 III-4 III-7 III-13 IV-1 IV-12

IV-13 IV-14 IV-16

I V-17 IV-19

I V-20

Gambar 4.9 Usulan Awal Lokasi Minimarket di Kota Surakarta ….

I V-22 Gambar 4.10 Usulan Lokasi Minimarket di Kota Surakarta ……………

I V-23 Gambar 4.11 Alternatif Usulan Minimarket Baru yang feasible di Kota Surakarta …………………………………………………

I V-42 Gambar 5.1

Peta Sebaran Pasar Tradisional dengan Coverage Area dan Pasar Modern di Kota Surakarta …………….………

V-1 Gambar 5.2

Peta Sebaran Pasar Modern dengan Coverage Area dan Pasar Tradisional di Kota Surakarta ……………………...

V-4 Gambar 5.3

Grafik Jumlah Berlangganan Minimarket ……………..... V-8 Gambar 5.4

Grafik Jarak Tempuh Minimarket Terdekat Ke-1 ……….. V-9 Gambar 5.5

Grafik Jarak Tempuh Minimarket Terdekat Ke-2 ……….. V-9 Gambar 5.6

Grafik Volume Belanja Minimarket Terdekat Ke-1 .......... V-10 Gambar 5.7

Grafik Volume Belanja Minimarket Terdekat Ke-2……... V-10 Gambar 5.8

Grafik Kebutuhan dan Tempat Belanja …………….......... V-11 Gambar 5.9

Grafik Alasan Pemilihan Minimarket …………………… V-12 Gambar 5.10 Grafik Pola Belanja ………………………………………

V-13 Gambar 5.11 Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Bahan Makanan Pokok) ………………………………………....

V-14 Gambar 5.12 Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Makanan dan Minuman Kemasan) …………………………………

V-14 Gambar 5.13 Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Barang Kebersihan dan Kecantikan) ……………………………...

V-15 Gambar 5.14 Grafik Alasan Pemilihan Tempat Belanja(Fresh food).......

V-15 Gambar 5.15 Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Peralatan Rumah Tangga) ……………………………………….….

V-16 Gambar 5.16 Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Non Makanan atau Durable Goods) ……………………..........

V-16 Gambar 5.17 Klasifikasi Area (Coverage Area dan Noncoverage Area) …………………………………………………………….

V-18

Gambar 5.18 Bagan Lokasi Usulan Minimarket Terpilih …………….... V-22 Gambar 5.19 Grafik Total Demand .……………………………………

V-23 Gambar 5.20 Grafik Total Omset ….…………………………………...

V-24 Gambar 5.21 Grafik Persentase Kenaikan Demand dan Omset ………..

V-24 Gambar 5.22 Grafik Gap % Kenaikan Demand dan Omset …….............

V-25

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data penomoran indeks dan data jumlah DPT, jumlah penduduk tiap RW di Kota Surakarta ………………… L-1

Lampiran 2 Proyeksi jumlah penduduk menurut pekerjaan di Kota Surakarta ……………………………………………… L-13

Lampiran 3 Proporsi jumlah penduduk berdasar kelas pendapatan di Kota Surakarta …………………………………….. L-20

Lampiran 4 Langkah-langlah untuk memperoleh titik pusat RW dengan ArcGIS ………………………………………. L-25

Lampiran 5 Langkah – langkah menggunakan Risk Solver Platform V9.0 dalam Microsoft Excel ………………………….. L-27 Lampiran 6

Jarak titik demand ke titik supply usulan terdekat …… L-30 Lampiran 7

Profil Usulan Lokasi ………………………………….. L-31 Lampiran 8

Contoh running data menggunakan Risk Solver Platform V9.0 ………………………………………… L-44

Lampiran 9 Perbandingan Pengolahan 30 Data dan 60 Data ……... L-45 Lampiran 10 Kuesioner Penelitian ………………………………….. L-47 Lampiran 11 Urutan Prioritas Lokasi Usulan Minimarket …………. L-53

BA B I PENDA HULUA N

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian yang telah dilakukan. Selanjutnya diuraikan mengenai batasan masalah, asumsi yang digunakan dalam permasalahan dan sistematika penulisan untuk menyelesaikan penelitian. Pokok bahasan dalam Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian yang telah dilakukan. Selanjutnya diuraikan mengenai batasan masalah, asumsi yang digunakan dalam permasalahan dan sistematika penulisan untuk menyelesaikan penelitian. Pokok bahasan dalam

1.1 LA TAR BELAKA NG

Pasar modern yang mengalami pertumbuhan cukup pesat di Indonesia saat ini adalah minimarket retail dengan ko nsep waralaba atau franchise yang mempermudah para pelaku usaha dan investor untuk

mengelola bisnis retail ini. Tahun ini, diperkirakan pertumbuhan ritel di Indonesia sekitar 15% hingga 18 %. Hal ini berdasarkan fakta bahwa hingga pertengahan tahun 2007, pertumbuhan makro ekonomi Indonesia adalah yang terbaik selama 10 tahun terakhir. Ditambah lagi, trend kenaikan indeks kepercayaan ko nsumen, dari 28 % menjadi 30 % ( Ramli , 2007).

Berdasarkan hasil riset AC Nielsen (2007), peritel modern mengalami pertumbuhan pangsa pasar sebesar 2.4% pertahun terhadap pasar tradisional. Selain itu, pertumbuhanan ritel mo dern mencapai 14%, sedangkan ritel tradisional hanya 3%. Minimarket sebagai peritel modern memberikan

kelengkapan, kemudahan, kenyamanan, keamanan, keleluasaan berbelanja, dan kualitas produk terjamin serta harga yang relatif stabil meskipun relatif lebih mahal dibandingkan dengan pasar maupun ritel tradisio nal. Perkembangan minimarket ini disebabkan oleh banyak fakto r. Salah satunya didukung oleh perubahan pola konsumsi masyarakat saat ini yang bisa dikatakan pada tahap transisi, dari pasar maupun ritel tradisio nal ke ritel mo dern, khususnya minimarket. Hal ini dapat

pendirian minimarket baru dengan pertimbangan lo kasi yang strategis. Pertumbuhan ritel mo dern terutama pasar modern cukup signifikan tidak hanya di ko ta-kota besar, tetapi juga di kota yang lebih kecil, termasuk Surakarta. Kota Surakarta dengan jumlah penduduk

dijadikan

peluang peluang

Berdasarkan hasil observasi hingga 9 Desember 2009, web Kota Surakarta www.surakarta.go.id, data dari UPT Kota Surakarta, serta Hadiyati (2009), saat ini terdapat 47 pasar modern dengan fo rmat hypermarket

3 gerai, 8 gerai supermarket, dan 36 gerai minimarket. Sedangkan pasar tradisio nal terdiri dari 22 pasar yang tersebar di hampir seluruh wilayah Surakarta. Namun, lokasi pasar modern cenderung di pusat ko ta, hanya sebagian kecil minimarket yang berada di pinggiran kota. Oleh karena itu, penambahan gerai minimarket terutama di daerah pinggiran kota dan daerah dengan ko nsumen yang belum tercover pasar modern yang ada, dipandang mempunyai potensi dan prospek yang cukup bagus, melihat tingkat kepadatan dan PDRB/ kapita yang cukup tinggi serta tingkat kemiskinan yang rendah, sehingga daya beli dan pola konsumsi masyarakat cenderung tinggi. Usulan penambahan gerai minimarket ini dengan mempertimbangkan perkembangan kebutuhan 3 gerai, 8 gerai supermarket, dan 36 gerai minimarket. Sedangkan pasar tradisio nal terdiri dari 22 pasar yang tersebar di hampir seluruh wilayah Surakarta. Namun, lokasi pasar modern cenderung di pusat ko ta, hanya sebagian kecil minimarket yang berada di pinggiran kota. Oleh karena itu, penambahan gerai minimarket terutama di daerah pinggiran kota dan daerah dengan ko nsumen yang belum tercover pasar modern yang ada, dipandang mempunyai potensi dan prospek yang cukup bagus, melihat tingkat kepadatan dan PDRB/ kapita yang cukup tinggi serta tingkat kemiskinan yang rendah, sehingga daya beli dan pola konsumsi masyarakat cenderung tinggi. Usulan penambahan gerai minimarket ini dengan mempertimbangkan perkembangan kebutuhan

Tumbuh pesatnya minimarket dengan jarak lokasi yang terlalu dekat baik antar minimarket maupun dengan pasar modern lain dan pasar tradisional, akan berakibat pada kecenderungan penurunan pangsa

pasar tradisional dari tahun ke tahun, terjadinya kanibalisme serta persaingan tidak sehat antar fasilitas pasar yang ada. Hal ini juga tidak sesuai dengan kebijakan pemerintah, seperti PP No. 112 tahun 2007 mengenai penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko modern, serta SK Menperindag No. 107/ 1998, PP No. 16/ 1997 dan Kepmenperindag No.259/ MPP/ Kep/ 7/ 1997 mengenai kebijakan zoning pasar modern dan pasar tradisio nal.

Ma’ruf (2005) menyatakan bahwa lokasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam pemasaran retail. Oleh karena itu, penentuan lokasi merupakan faktor yang krusial dalam memulai dan menghadapi persaingan dalam bisnis minimarket retail ini. Hal ini terkait dengan prospek minimarket ke depan mengenai tingkat penjualan (omset) dan kepuasan konsumen. Selain itu, penentuan lokasi yang tepat dimaksudkan juga untuk melindungi kelangsungan hidup pasar tradisio nal dan menghindari kanibalisme antar minimarket. Krajewski dan

faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan usaha jasa, yaitu: (1) lo kasi dekat dengan konsumen, (2) biaya transportasi dan jarak, (3) lokasi ko mpetitor, dan (4) lingkungan lokasi. Dilihat dari sudut pandang konsumen, Ma’ruf (2005) menyebutkan bahwa karakteristik pasar yang dapat menunjang bisnis retailing salah satunya dapat dilihat dari tingkat perekono mian yang meliputi tingkat pendapatan, persebaran pendapatan, dan consumer credit.

Ritzman (2005)

menyebutkan

Oleh karena itu, dalam penentuan lokasi untuk mendirikan minimarket baru perlu memperhatikan keberadaan pasar tradisio nal Oleh karena itu, dalam penentuan lokasi untuk mendirikan minimarket baru perlu memperhatikan keberadaan pasar tradisio nal

Untuk mempermudah dalam menentukan lokasi minimarket baru agar dapat memenuhi demand konsumen dapat dilakukan dengan mengembangkan suatu model matematik optimasi, yaitu Network Location Model . Hal ini mengingat alternatif lokasi cukup banyak dan lo kasi minimarket harus berada di sepanjang jalan umum (network) agar mudah dijangkau ko nsumen. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Melkote dan Daskin (2001), model referensi yang digunakan adalah model mixed integer programming dengan asumsi bahwa satu demand hanya dapat dilayani oleh satu fasilitas.

Namun, pada kenyataannya dalam menentukan lokasi untuk berbelanja - dalam hal ini adalah minimarket– konsumen tidak selalu memilih satu minimarket dengan jarak terdekat. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen untuk memilih beberapa alternatif minimarket, seperti jarak, harga, kelengkapan produk, pelayanan, keamanan, kenyamanan, kebersihan, faktor o bjektif (kebutuhan), serta faktor psikologis, seperti rasa bosan dan ingin mencari suasana baru dalam berbelanja (Anonymous, 2007). Perubahan selera atau preferensi konsumen dalam berbelanja menyebabkan ko nsumen dalam satu lokasi bisa terbagi ke beberapa minimarket atau disebut dengan split demand.

Pada penelitian ini model yang telah dibuat o leh Melko te dan Daskin (2001) dikembangkan dengan ketentuan ko nsumen dapat memilih

2 alternatif minimarket terdekat untuk berbelanja. Penerapan model ini dilakukan pada kasus penentuan lo kasi baru untuk minimarket di Kota

Surakarta. Berdasarkan observasi pendahuluan dan studi literatur (Priyono, dkk., 2003; Anonymous, 2007; Ma’ruf, 2005), fakto r-fakto r seperti jumlah penduduk, jarak konsumen ke minimarket, frekuensi belanja, volume belanja, serta tingkat pendapatan konsumen akan dipertimbangkan dalam model. Hal ini dilakukan untuk menghitung bobot masing-masing kelas pelanggan sehingga dapat menghitung ekspektasi jumlah pelanggan yang berpeluang untuk berbelanja ke minimarket usulan atau disebut dengan pelanggan berbo bot.

1.2 PERUM USAN M A SALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan suatu mo del Network Location dengan split demand untuk menentukan usulan lo kasi minimarket dengan konsep waralaba di Kota Surakarta dengan mempertimbangkan faktor jumlah penduduk serta keterkaitan antara faktor jarak, frekuensi belanja, volume belanja serta kelas pendapatan penduduk tiap wilayah RW untuk dapat memaksimalkan ekspektasi jumlah pelanggan berbobot.

1.3 TUJUA N PENELITIA N

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mengembangkan suatu model menggunakan Network Location Model dengan split demand dengan memaksimalkan ekspektasi jumlah pelanggan berbobo t untuk memberikan usulan lokasi minimarket dengan ko nsep waralaba di Kota Surakarta.

1.4 M A NFA A T PENELITIAN

Manfaat yang dapat diambil dari laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan usulan lokasi pendirian minimarket baru yang dapat mewakili kecenderungan perilaku masyarakat dalam berbelanja sehingga dapat memenuhi demand konsumen.

2. Dengan adanya ekspektasi jumlah pelanggan berbobo t dan strategi pemilihan lo kasi yang tepat diharapkan mampu memaksimalkan omset penjualan (pihak minimarket).

3. Dengan mengatur lokasi pendirian minimarket baru dengan mempertimbangkan

diharapkan dapat menghindari kanibalisme antar minimarket serta menjaga kelangsungan hidup pasar tradisional.

jarak

minimal,

1.5 BA TASA N M ASALA H

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian tidak terlalu luas dan memperjelas obyek penelitian yang akan dilakukan. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penentuan usulan lo kasi minimarket mempertimbangkan keberadaan pasar tradisional, hypermarket, supermarket, dan minimarket yang ada.

2. Penentuan lokasi minimarket baru terletak di pinggir jalan umum, yaitu jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal, sedangkan kelas jalan lingkungan tidak dipertimbangkan, kecuali jalan lingkungan dalam perumahan/ perkotaan.

3. Kriteria yang dijadikan acuan dalam pemilihan lokasi minimarket adalah jumlah penduduk, jarak ko nsumen ke minimarket, frekuensi belanja, volume belanja, serta tingkat pendapatan konsumen.

1.6 A SUM SI

Asumsi digunakan untuk menyederhanakan ko mpleksitas permasalahan yang diteliti. A sumsi yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Tidak ada pembangunan pasar modern dan pasar tradisio nal baru selama penelitian karena apabila terjadi perubahan jumlah existing pasar modern dan pasar tradisional akan berpengaruh pada jumlah usulan minimarket, sehingga perubahan data yang terkait tidak dipertimbangkan.

2. Tidak ada pembangunan jalan umum atau network baru selama penelitian karena apabila terjadi perubahan pada network akan

berpengaruh pada pengolahan data jarak tempuh, sehingga perubahan data yang terkait tidak dipertimbangkan.

3. Jarak diasumsikan simetris, yaitu jarak dari titik lo kasi A ke titik lokasi B sama dengan jarak dari titik lokasi B ke titik lokasi A. Pada kenyataannya jarak ko nsumen dari dan menuju minimarket bisa saja berbeda karena faktor tertentu, misal kemungkinan jalan searah. Namun, untuk menyederhanakan perhitungan maka diasumsikan jarak simetris.

4. Seluruh data yang terkait dalam penelitian tidak mengalami perubahan selama periode penelitian karena apabila terjadi perubahan akan berpengaruh pada pengolahan data, sehingga perubahan data yang terkait

dengan penelitian tidak dipertimbangkan.

5. Berdasarkan jenis pekerjaan penduduk tiap wilayah kelurahan, tingkat pendapatan diklaster menjadi tiga kelas, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini untuk mengklasifikan tingkat daya beli yang berpengaruh pada perhitungan bobot daya beli untuk tiap kelas pendapatan.

6. Tingkat pendapatan seluruh RW diasumsikan sama untuk tiap kelas. Satu titik RW mewakili satu titik demand, sehingga untuk mempermudah pengelompokan pendapatan dan perhitungan daya beli maka tingkat pendapatan diasumsikan sama untuk tiap kelas.

7. Minimarket yang akan di bangun memiliki satu merk dagang. Hal ini untuk menegaskan bahwa minimarket yang akan diusulkan merupakan satu jaringan minimarket dengan satu merk tertentu. Dari sisi persaingan usaha sebenarnya jarak antar minimarket tidak begitu dipermasalahkan kecuali minimarket tersebut memiliki satu merek dagang.

8. Jarak minimal antara minimarket usulan dengan existing minimarket adalah 1 kilometer. Hal ini untuk menghindari kanibalisme dan persaingan tidak sehat antar minimarket. Jarak minimal ini juga ditetapkan berdasarkan referensi dan pertimbangan salah satu Perda, yaitu Perwali Ko ta Bandar Lampung No. 17 Tahun 2009

9. Jarak minimal antara minimarket usulan dengan pasar tradisional, hypermarket, maupun supermarket adalah 500 meter. Hal ini untuk dilakukan untuk melindungi keberadaan pasar tradisional. Jarak minimal ini juga ditetapkan berdasarkan referensi dan pertimbangan beberapa Perda, yaitu Perwali Kota Bandar Lampung No. 17 Tahun 2009 dan Perda Kota Jakarta No.2 Tahun 2002.

1.7 SISTEM A TIKA PENULISA N

Sistematika penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan pemahaman mengenai hasil penelitian tugas akhir bagi Sistematika penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan pemahaman mengenai hasil penelitian tugas akhir bagi

BA B I PENDA HULUAN Pada bab ini diuraikan latar belakang penelitian, perumusan masalah tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi yang digunakan, dan sistematika penulisan laporan Tugas Akhir.

BA B II TINJA UA N PUSTAKA

Pada bab ini diuraikan konsep dan studi literatur mengenai retailing , franchising, network location model, Geographic Information System, dan sampling yang digunakan sebagai landasan teori, referensi, dan dasar pemikiran dalam penelitian yang berhubungan dengan penentuan lokasi yang berasal dari berbagai sumber pustaka.

BA B III M ETODE PENELITIA N

Pada bab ini diuraikan mengenai tahapan penyelesaian masalah secara umum secara terstruktur dan sistematis yang digambarkan dalam flow chart yang disertai dengan penjelasan singkat.

BA B IV PENGUM PULAN DAN PENGOLA HA N DA TA

Pada bab ini diuraikan mengenai proses pengumpulan data yang diperlukan untuk penyelesaian masalah dan proses

pengolahan data untuk mengembangkan model penentuan lokasi dan menentukan usulan lo kasi minimarket baru di

Kota Surakarta. Data yang diperoleh hasil dari penelitian di lapangan baik melalui o bservasi maupun literatur.

BA B V ANA LISIS DA N INTERPRETA SI HASIL

Pada bab ini diuraikan mengenai analisis hasil perhitungan dan interpretasi hasil pengolahan data yang dilakukan untuk memperoleh kesimpulan.

BA B V I KESIM PULAN DA N SA RAN Pada bab ini diuraikan mengenai target pencapaian dari tujuan penelitian tugas akhir ini dan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian. Bab ini juga menguraikan saran dan masukan untuk penelitian lebih lanjut.

BA B II LA NDASAN TEORI

2.1 RETAILING

2.1.1 Gambaran Umum Bisnis Ritel

Rit el berasal dari kata retail yang berarti eceran. Bisnis ritel merupakan suatu bisnis menjual dan jasa pelayanan yang telah diberi nilai tambah untuk mem enuhi kebutuhan pribadi, keluarga, at au pengguna akhir lainnya. Aktivitas nilai tambah yang ada dalam bisnis ritel diantaranya meliputi assortment , holding inventory, dan providing service (Sopiah, 2008). Bisnis ritel di Indonesia dibedakan menjadi 2 kelompok, yakni ritel tradisional dan ritel modern. Ritel modern pada dasarnya merupakan pengembangan dari ritel tradisional. Format ritel ini muncul dan berkem bang seiring perkembangan perekonomian, teknologi, dan gaya hidup masyarakat yang menuntut kenyamanan lebih dalam berbelanja (Pandin, 2009). Jenis-jenis ritel modern dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Karakteristik Beberapa Jenis Ritel Modern

PASAR MODERN MALL/ URAIAN

SUPERMALL/ TRADE CENTRE SWALAYAN)

SPECIALITY STORE

PLAZA

Sarana penjualan

Pusat jual beli barang barang-barang

Sarana penjualan barang- Sarana penjualan yang

Sarana untuk

sandangm papan, kebutuhan rumah

barang kebutuhan rumah

hanya memperdagangkan melakukan

perdagangan, rekreasi, kebutuhan sehari-hari, tangga termasuk

tangga termasuk

satu kelompok produk

dll. Secara grosiran dan Definisi

kebutuhan sembako, yang saja. Trend saat ini

restoran, dan

kebutuhan sembako disusun dalam bagian adalah produk elektronik sebagainya, yang eceran yang didukung

yang terpisah-pisah dalam dan bahan bangunan

terdiri dari banyak oleh sarana yang

bentuk counter

dalam skala yang cukup outlet yang terletak lengkap, seperti

besar

dalam bangunan / restoran/food courts ruang yang menyatu

* Dilakukan secara

* Dilakukan secara *Dilakukan secara eceran, langsung

* Dilakukan secara eceran * Dilakukan secara

eceran langsung pada eceran dan grosir, pada konsumen akhir umumnya dibantu oleh

dan cara pelayanan

eceran, langsung pada

konsumen akhir dengan konsumen akhir, di umumnya dibantu oleh dengan cara

pramuniaga. *Dapat swalayan (pembeli

pramuniaga. * Tidak

cara swalayan. * Tidak

mana outlet di

dalamnya menerapkan dilakukan tawar Metode

dapat dilakukan tawar

dapat dilakukan tawar

metode swalayan menawar harga barang Penjualan barang dari rak-rak

mengambil sendiri

menawar harga barang

menawar harga barang

maupun dibantu dagangan dan

pramuniaga. *Tidak membayar di kasir).

dapat dilakukan tawar * Tidak dapat

menawar harga barang dilakukan tawar menawar harga barang

Sumber: Peraturan Presiden no.112 th 2007, Media Data dalam Pandin (2009)

2.1.2 Perkembangan Pasar Modern

Pasar Modern adalah tempat penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga (termasuk kebutuhan sehari-hari), dimana penjualan

dilakukan secara eceran dan dengan cara swalayan, konsumen mengambil sendiri barang dari rak dagangan dan membayar ke kasir (Anonymous, 2009). Dalam lima tahun terakhir, pasar modern merupakan penggerak utama perkembangan ritel moden di Indonesia. Pada 2004 – 2008, o mset pasar modern bertumbuh 19,8%, tertinggi dibanding format ritel mo dern yang lain. Omset Department Store, Specialty Store dan format ritel mo dern lainnya masing-masing meningkat hanya 5,2%, 8,1%, dan 10,0% per tahun. Peningkatan o mset yang cukup tinggi tersebut membuat pasar modern semakin menguasai pangsa omset ritel mo dern. Perkembangan market share pasar modern dari tahun 2004-2008 meningkat dari 70,5% menjadi 78,7% dari to tal o mset ritel modern (A C Nielsen dalam Pandin, 2009).

Setelah diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada era 1970-an, saat ini terdapat tiga jenis pasar modern, yaitu minimarket, supermarket, dan hypermarket. Perbedaan utama dari ketiganya terletak pada luas lahan usaha dan range jenis barang yang diperdagangkan, dapat dilihat pada tabel 2.3. Berikut karakteristik dari ke-3 jenis Pasar Modern tersebut (Pandin, 2009:4):

Tabel 2.2 Karakteristik Pasar-pasar Modern

Barang yang Berbagai macam kebutuhan

Berbagai macam kebutuhan diperdagangkan

Berbagai macam kebutuhan

rumah tangga termasuk kebutuhan sehari-hari

rumah tangga termasuk

rumah tangga termasuk

kebutuhan sehari-hari Jumlah item

kebutuhan sehari-hari

> 25000 item Jenis Produk

< 5000 item

5000 - 25000 item

Makanan kemasan, barang- Makanan, barang-barang rumah Makanan, barang-barang rumah barang hygienis pokok

tangga

tangga, elektronik, pakaian, alat olahraga

Model Penjualan Dilakukan secara eceran,

Dilakukan secara eceran, langsung pada konsumen akhir langsung pada konsumen akhir

Dilakukan secara eceran,

langsung pada konsumen akhir dengan cara swalayan

dengan cara swalayan Luas Lantai Usaha

dengan cara swalayan

> 5000 m2 (BerdasarPerpres No. 112 th 2007)

Maksimal 400m2

4000 - 5000 m2

Luas Lahan Parkir Minim

Sangat Luas Modal (di luar tanah s/d 200 juta

Standard

Rp 10 Milyar ke atas bangunan) Sumber: Peraturan Presiden no.112 tahun 2007, AC Nielsen, Suryadarma dkk dalam

Rp 200 juta - Rp 10 Milyar

Pandin(2009)

2.1.3 Perkembangan Pasar Modern Berdasarkan Jenisnya

Berdasarkan jenisnya, minimarket dan hypermarket adalah pasar modern dengan performance yang sangat signifikan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini. Performance minimarket yang sangat baik terlihat dari laju pertumbuhan omsetnya. Pada 2004 – 2008 o mset minimarket meningkat sangat tinggi, rata-rata 38,1% per tahun. Omset hypermarket juga meningkat cukup tinggi, yakni 21,5% per tahun. Sementara pada periode 2004 – 2008 tersebut, omset supermarket meningkat hanya 6,2% per tahun (Pandin, 2009:5).

Penguasaan pangsa omset oleh hypermarket telah terjadi sejak tahun 2005. Sebelumnya, yakni pada 2004, market share omset terbesar dipegang oleh supermarket. Penurunan pangsa o mset supermarket yang terjadi terus menerus – bahkan pada tahun 2008, menjadi yang yang terkecil – menunjukkan bahwa format supermarket tidak terlalu favourable lagi. Sebab, dalam hal kedekatan lokasi dengan konsumen, supermarket kalah bersaing dengan minimarket (yang umumnya berlokasi di perumahan penduduk), sementara untuk range pilihan barang, supermarket tersaingi oleh hypermarket. Kinerja cemerlang hypermarket juga ditunjukkan melalui pertumbuhan jumlah gerai. Pada 2004-2008 pertumbuhan gerai hypermarket sangat tinggi, yakni 39,8% per tahun. Gerai minimarket juga meningkat cukup tinggi , yakni 16,4% per tahun, sementara gerai supermarket meningkat 10,9% per tahun. Jumlah gerai hypermarket yang bertumbuh sangat tinggi tersebut menunjukkan bahwa fo rmat hypermarket yang baru diperkenalkan ke masyarakat di Indonesia pada awal tahun 2000-an disambut baik oleh konsumen di tanah air (Pandin, 2009:6-7).

2.1.4 Gerai dan Peritail

Peritel atau pengecer adalah pengusaha yang menjual barang atau jasa secara eceran kepada masyarakat sebagai konsumen (Ma’ruf, 2005:71). Peritel perorangan atau peritel kecil memiliki jumlah gerai bervariasi, mulai dari satu gerai hingga beberapa gerai. Gerai dalam segala bentuknya berfungsi sebagai tempat pembelian barang dan jasa, yaitu dalam arti ko nsumen datang ke gerai untuk melakukan transaksi berbelanja dan membawa pulang barang atau menikmati jasa. Gerai-gerai dari peritel kecil terdiri atas dua macam, yaitu gerai mo dern dan tradisio nal. Peritel besar adalah peritel berbentuk perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan ritel dalam skala besar, baik dalam arti gerai besar maupun dalam arti mempunyai gerai besar dan sekaligus gerai kecil. Perusahaan perdagangan ritel besar dapat memiliki fo rmat Peritel atau pengecer adalah pengusaha yang menjual barang atau jasa secara eceran kepada masyarakat sebagai konsumen (Ma’ruf, 2005:71). Peritel perorangan atau peritel kecil memiliki jumlah gerai bervariasi, mulai dari satu gerai hingga beberapa gerai. Gerai dalam segala bentuknya berfungsi sebagai tempat pembelian barang dan jasa, yaitu dalam arti ko nsumen datang ke gerai untuk melakukan transaksi berbelanja dan membawa pulang barang atau menikmati jasa. Gerai-gerai dari peritel kecil terdiri atas dua macam, yaitu gerai mo dern dan tradisio nal. Peritel besar adalah peritel berbentuk perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan ritel dalam skala besar, baik dalam arti gerai besar maupun dalam arti mempunyai gerai besar dan sekaligus gerai kecil. Perusahaan perdagangan ritel besar dapat memiliki fo rmat

1) Gerai tradisional