KEPUASAN KARYAWAN
3. KEPUASAN KARYAWAN
Kepuasan merupakan fungsi dari tingkat keserasian antara apa yang diharapkan dengan apa yang diperoleh. Sedangkan kepuasan kerja karyawan merupakan sikap emosional karyawan, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan dalam memandang pekerjaannya. Karyawan akan merasa puas dalam bekerja jika ia mendapatkan sama atau lebih dari apa yang ia
lebih rendah dari apa yang ia harapkan. Dalam penelitian ini, kepuasan kerja karyawan dapat diukur melalui dua poin, yaitu aspek-aspek kepuasan kerja dan pemenuhan hak-hak dasar karyawan oleh perusahaan. Aspek-aspek kepuasan kerja memuat penilaian tentang pekerjaan, gaji, kesempatan promosi, rekan kerja, dan atasan. Sedangkan poin kedua menilai kepuasan kerja karyawan melalui bagaimana pemenuhan hak-hak dasar oleh perusahaan. Keenam hak dasar tersebut, antara lain waktu kerja, cuti (khusus untuk karyawati), keselamatan dan kesehatan kerja (K3), kompensasi (upah dan insentif), lembur, serta tunjangan (program kesejahteraan dan pelayanan).
Terkait dengan aspek-aspek kepuasan kerja, yaitu pekerjaan yang memuat bagaimana proses penempatan karyawan, kondisi atau sifat pekerjaan itu sendiri, uraian job desk sehari-hari, kondisi sarana dan prasarana kerja, serta kondisi tempat kerja, rata-rata karyawan menyatakan sudah baik, bahkan cenderung melebihi dari apa yang dibutuhkan. Hanya saja untuk masalah pelaksanaan job desk para karyawan, saat ini dapat dinilai berjalan kurang baik karena masih sering terjadi overlapping pekerjaan. Sedangkan untuk sarana dan prasarana kerja terkait pengangkutan bahan mentah (mori) dari truk sampai gudang, masih terbatas dengan menggunakan cara manual, yaitu pemanfaatan tenaga manusia. Untuk kesempatan promosi, setiap karyawan berpeluang untuk mendapatkannya. Kesempatan tersebut lebih diberikan kepada karyawan yang prestasi kerjanya bagus dibandingkan hanya dengan
tidak merasa keberatan, bahkan dapat dijadikan sebagai motivasi untuk memacu karyawan agar berprestasi tinggi. Hubungan para karyawan dengan rekan kerja mereka pun baik. Antara karyawan lama dan karyawan baru saling menghormati dan menghargai. Ada rekan kerja yang mendukung pekerjaan, ada juga yang menghambat pekerjaan. Sebagai contoh di bagian ngelir, jika ada karyawan yang tidak masuk, maka akan menghambat pekerjaan di bagian tersebut karena dalam bekerja mereka harus berpasangan. Akan tetapi, secara umum hubungan dengan rekan kerja baik dan saling mendukung dalam pekerjaan. Hubungan para karyawan dengan atasan juga baik. Para karyawan cenderung dekat dengan atasan karena para atasan hampir setiap hari terjun langsung dalam mengawasi proses produksi. Gaya kepemimpinan atasan yang demokratis, bebas tetapi bertanggung jawab, dan disiplin pun didukung oleh para karyawannya. Para karyawan hanya kurang puas dengan pembagian wewenang antara atasan sendiri. Pembagian wewenang yang kurang jelas siapa mengatur bagian mana membuat para karyawan bingung harus menganut siapa. Diperlukan pembagian wewenang yang jelas agar karyawan dapat bekerja dengan tenang.
Terkait hak dasar pertama, yaitu waktu kerja, para karyawan tidak merasa keberatan dengan aturan yang diterapkan. Walaupun waktu kerja yang berlaku di Batik Merak Manis melebihi ketentuan dalam undang-undang, tetapi tidak ada complain dari karyawan terkait waktu kerja tersebut. Untuk presensi yang berubah dari manual menjadi menggunakan finger spot, hal tersebut dapat
terkait cuti (khusus untuk karyawati), pihak perusahaan pada dasarnya tidak membatasi waktu cuti karyawan. Oleh karena sistem penggajian dihitung harian, maka pihak perusahaan tidak terlalu rugi jika karyawan tidak masuk kerja. Selain memiliki cadangan karyawan di setiap bagian, jika seandainya karyawan tidak masuk pun, pihak perusahaan tidak mengeluarkan uang untuk menggaji mereka. Para karyawan sendiri yang dapat memperkirakan, jika mereka cuti terlalu lama, maka semakin lama pula mereka tidak berpenghasilan. Hak dasar ketiga terkait jaminan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Jaminan K3 karyawan diberikan pihak perusahaan tetapi belum dalam bentuk Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja). Jaminan K3 yang diberikan hanya sebatas pada uang bantuan sakit dan uang bantuan kecelakaan. Ketika ada karyawan yang sakit dan mengalami kecelakaan, baik saat jam kerja maupun di luar jam kerja, biaya ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan, minimal 50% biaya yang dikeluarkan dibantu perusahaan, semua tergantung dari kasusnya. Para karyawan sudah cukup puas dengan bentuk jaminan K3 yang diberikan pihak perusahaan selama ini. Hak dasar keempat yaitu masalah upah. Berdasarkan wawancara dan pengamatan penulis, dapat dikatakan seluruh karyawan menyatakan bahwa upah yang mereka terima masih kurang. Sebagai contoh, upah yang diterima karyawati bagian jahit borongan yang tergolong rendah masih dibebani dengan biaya benang yang dihabiskan dalam sehari. Jika memandang pekerjaan, loyalitas para karyawan, dan keberhasilan perusahaan, seharusnya pihak perusahaan mampu untuk
sebesar Rp 785.000,00 sebagai bentuk bantuan kesejahteraan untuk para karyawan. Jadi, hampir seluruh karyawan menyatakan kurang puas bahkan dapat dikatakan tidak puas dengan jumlah upah yang diberikan pihak perusahaan untuk mereka. Tidak hanya itu, tidak adanya daftar perincian gaji karyawan juga membuat mereka tidak mengetahui rincian berapa besar upah pokok, upah lembur, atau bahkan tambahan lainnya selama satu minggu bekerja. Selain masalah upah, insentif yang saat ini diberikan perusahaan satu bulan sekali bersamaan dengan pemberian upah membuat kerja karyawan biasa-biasa saja karena tidak terlihat unsur penghargaan di dalamnya. Hak dasar kelima terkait masalah lembur. Perusahaan Batik Merak Manis memberlakukan waktu lembur untuk para karyawannya, terutama pada saat ada order atau pesanan. Pihak perusahaan sudah membatasi waktu lembur maksimal, walaupun ada karyawan yang lembur melebihi batas maksimal yang ditentukan. Sedangkan untuk upah lembur, masing-masing karyawan di beberapa
berbeda. Selain mempertimbangkan pekerjaan, risiko karena pekerjaan tersebut juga diperhatikan. Jika suatu pekerjaan menimbulkan risiko yang besar, maka upah lembur di bagian tersebut cenderung lebih banyak dibandingkan bagian yang lain. Jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya, maka standar upah lembur Batik Merak Manis masih berada di bawahnya. Oleh karena itu, beberapa karyawan memilih tidak ikut lembur karena upah yang diterima tidak sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan. Jadi, dapat disimpulkan
perusahaan. Hak dasar terakhir terkait masalah tunjangan. Tunjangan atau kompensasi tidak langsung dapat dibedakan menjadi dua, yaitu program kesejahteraan dan program pelayanan. Program kesejahteraan yang diberikan Batik Merak Manis sedikit berbeda dengan perusahaan formal lainnya karena masih tergolong perusahaan home industry atau perusahaan keluarga. Dengan program kesejahteraan yang diberikan, antara lain sumbang menikah, sumbang melahirkan, sumbang lelayu atau uang duka kematian, uang bantuan sakit, uang bantuan kecelakaan, THR (Tabungan Hari Raya), bingkisan Lebaran atau parsel, bonus tahunan, dan inventaris kendaraan, cukup membantu para karyawan. Program pelayanan seperti asrama, mushala, dan gedung olah raga juga turut meringankan dan mendukung kerja karyawan. Dengan adanya asrama, para karyawan tidak perlu mengeluarkan uang untuk bayar kos dan transportasi. Adanya mushala dan gedung olah raga dapat menunjang kondisi spiritual dan fisik para karyawan. Akan tetapi, adanya gedung olah raga untuk voli dan futsal cenderung diperuntukkan bagi karyawan laki-laki. Sedangkan untuk sarana olah raga bagi karyawati belum tercover oleh perusahaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa para karyawan cukup puas terkait tunjangan yang diberikan pihak perusahaan.
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa para karyawan Perusahaan Batik Merak Manis sudah cukup puas dengan aspek-aspek kepuasan kerja dan pemenuhan hak-hak dasar yang diberikan perusahaan, hanya terkait masalah besarnya upah reguler dan upah lembur beserta administrasinya, para Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa para karyawan Perusahaan Batik Merak Manis sudah cukup puas dengan aspek-aspek kepuasan kerja dan pemenuhan hak-hak dasar yang diberikan perusahaan, hanya terkait masalah besarnya upah reguler dan upah lembur beserta administrasinya, para