Terjadinya Urbanisasi.

A. Terjadinya Urbanisasi.

Keberadaan pasar-pasar Praja Mangkunegaran telah ikut mendorong lajunya arus urbanisasi penduduk dari desa ke kota. Hal semacam ini tampak pada kasus kehadiran para petani dalam meramaikan transaksi di pasar-pasar di Praja Mangkunegaran. Seperti yang terjadi di Pasar Legi, para pedagang di Pasar Legi mayoritas berasal dari luar desa atau luar kota, seperti Gawok, Kartasura, Karanganyar, Delanggu, Klaten, Ngawi dan sebagainya. Seperti halnya Ny. Satinem yang berasal dari Karanganyar. Ny. Satinem adalah seorang pedagang sayuran di Pasar Legi. Dia mulai berdagang mandiri di Pasar Legi sejak tahun 1950,

sebelumnya dia hanya membantu kakaknya berdagang di Pasar Legi. 1 Pada jaman dulu alat transportasi belum bagitu banyak dan masih

tradisional. Sebagian dari mereka menggunakan alat transportasi Kereta Api Kluthuk 2

1 Wawancara dengan Ny. Satinem, Pedagang Sayuran di Pasar Legi, 28 Januari 2010.

2 Kereta Api Kluthuk adalah alat transportasi (kereta api) di Indonesia pada jaman dahulu, kereta api ini menggunakan bahan bakar kayu (Kayu Jati), karena Kayu Jati pengapiannya bagus.

Oleh karena itu kereta api ini jalannnya sangat lambat. Sekarang kereta api ini sudah tidak digunakan lagi. Namun baru-baru ini (masa Walikota Joko Widodo) di kota Surakarta menghidupkan kembali Kereta Api Kluthuk. Kereta api ini dinamakan Kereta Api Kluthuk Jaladara. Kereta api ini diambil langsung dari Musium Kereta Api Indonesia di Ambarawa. Hanya saja kereta api ini tidak difungsikan sebagai alat transportasi umum seperti pada jaman dahulu, tetapi digunakan sebagai alat transportasi wisata.

untuk pergi ke kota, atau menggunakan alat transportasi tradisional seperti Cikar 3 , dan sebagian lagi ada yang berjalan kaki dengan memikul barang dagangannya

sambil bernyanyi untuk menghilangkan rasa lelah. Mobilitas yang mereka lakukan ada yang bersifat nglaju (datang pagi lalu sore kembali desa, yang dilakukan setiap hari), ada juga yang menetap di emperan-emperan pasar. Mobilitas yang mereka

lakukan sifatnya hanya sementara. 4 Dulu para pedagang yang berasal dari luar desa atau luar kota biasanya menyewa rumah di dekat Pasar Legi karena pada jaman dulu

alat transportasi masih terbatas dan mahal. Namun sebagian dari mereka ada yang menetap di sekitar pasar dengan memanfaatkan emperan-emperan pasar. Seperti halnya yang dilakukan oleh Ny. Sutinah, jika malam hari beliau selalu tidur di emperan-emperan Pasar Legi sambil menjaga barang dagangannya (buah pisang). Walaupun tertidur, dia akan tetap berasedia melayani jika ada pembeli yang ingin

membeli pisang-pisangnya. 5 Ny. Sakini adalah pedagang buah-buahan Pasar Jungke, Kabupaten

Karanganyar. Sebelum berdagang di Pasar Jungke, dulu Ny Sakini berdagang di Pasar Karanganyar, namun kini Pasar Karanganyar sudah tidak ada. Dia mulai berdagang di pasar Karanganyar sejak tahun 1942. Sebelumnya dia berdagang di Pasar Karanganyar sekedar membantu oragtuanya. Setelah orangtuanya meninggal,

3 Cikar adalah alat transportasi jaman dahulu yang berupa gerobak dengan ditarik seekor Sapi. Karena adanya perkembangan jaman dan alat transportasi juga sudah banyak, gerobak sapi ini sudah

tidak digunakan lagi sebagai alat transportasi umum. Sekarang Cikar sudah beralih fungsi sebagai pengangkut batu bata. Wawancara dengan Ny. Sutinah (pedagang Pisang di Pasar Legi).

4 Dalam suatu sumber arsip dilaporkan bahwa ada beberapa pedagang atau “kuli“ yang memanfaatkan los-los pasar sebagai tempat tinggal sederhana dan sementara. Laporan Tentang

Keadaan Pasar-pasar di Surakarta Tahun 1930 , Kode Arsip P. 396. Surakarta: Reksapustaka Mangkunegaran.

5 Wawancara dengan Ny. Sutinah, Pedagang Pisang di Pasar Legi, 5 Februari 2010.

dia yang melanjutkan usaha orangtuanya berdagang di pasar Karanganyar. Dari usahanya berdagang Ny. Sakini mendapat penghasilan yang dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dalam kesehariannya Ny. Sakini menggunakan gerobak untuk pergi ke pasar Karanganyar sebagai sarana transportasi, untuk itu Ny.

Sakini harus berangkat ke pasar pagi-pagi sekali. 6 Demikian juga dengan kehidupan Ny. Satiyem (pedagang sayuran Pasar

Wonogiri). Ny. Satiyem mulai berdagang di Pasar Wonogiri sejak tahun1943. Sebelumnya dia membantu kedua orangtuanya berdagang di Pasar Wonogiri. Setelah kedua orang tuanya merasa Ny. Satiyem sudah mampu berdagang sendiri, maka kedua orangtuanya menyuruh Ny. Satiyem untuk membuka dagangan sendiri supaya bisa mandiri. Sejak saat itulah Ny. Satiyem mulai berdagang sendiri. Modal awal Ny. Satiyem berdagang berasal dari orang tuanya. Penghasilan yang dia dapat dalam sehari-hari, dia sisihkan sebagian untuk mengembalikan uang modal kepada orangtuanya. Selama dia berdagang di pasar Wonogiri, dia selalu menggunakan jasa alat transportasi gerobak untuk membawa dagangannya ke pasar Wonogiri. Ny Satiyem memerlukan waktu satu jam untuk berangkat dari rumah menuju ke pasar. Dari usaha berdagang di Pasar Wonogiri ini, Ny. Satiyem dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Motivasi dia berdagang, karena dia merasa berdagang di pasar adalah satu-satunya pekerjaan yang bisa dia lakukan dan mudah didapatkan. Selain itu Ny. Satiyem merasa pendidikannya rendah, jadi sulit untuk mencari

pekerjaan yang bagus. 7

6 Wawancara dengan Ny. Sakini, Pedagang buah-buahan Pasar Tegalgede, Tanggal 30 April 2010.

7 Wawancara dengan Ny Satiyem, Pedagang sayuran Pasar Wonogiri, Tanggal 29 April 2010

Ny. Wagiyem adalah seorang perempuan berusia 82 tahun. Meskipun sudah lanjut usia dia tetap menekuni pekerjaannya sebagai pedagang sayuran di Pasar Wonogiri. Dia mulai berdagang di Pasar Wonogiri sejak tahun 1943. Berdagang adalah pekerjaan turun menurun yang telah diwariskan oleh keluarganya. Dulunya dia berdagang di Pasar Wonogiri untuk melanjutkan usaha orangtuanya. Dan sekarang dia sudah bisa mengajak putri bungsunya untuk ikut berdagang di Pasar Wonogiri. Pendapatan Ny. Wagiyem selama berdagang di Pasar Wonogiri tidak dapat ditentukan dengan pasti, namun bisa untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Untuk bisa sampai di Pasar Wonogiri dia berjalan kaki selama kurang lebih 15

menit. 8

Seperti halnya Ny. Wagiyem, Ny. Sutini merupakan salah satu pedagang di Pasar Wonogiri. Dia mulai berdagang di Pasar Wonogiri sejak tahun 1943 dan barang

yang diperdagangkannya adalah bumbon. 9 Seperti kebanyakan pedagang Ny. Sutini mulai berdagang di Pasar Wonogiri karena ingin melanjutkan usaha orangtuanya.

Pendapatan Ny. Sutini selama berdagang di Pasar Wonogiri bisa dikatakan lumayan baik. Dari hasil berdagangnya bisa untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan menyekolahkan anak-anaknya. Selama berdagang di Pasar Wonogiri dia menggunakan jasa alat transportasi Kereta Api Kluthuk, setelah sampai di stasiun

Wonogiri Ny. Sutini beralih naik gerobak menuju ke pasar. 10

8 Wawancara dengan Ny. Wagiyem, Pedagang Sayuran Pasar Wonogiri, Tanggal 29 April 2010.

9 Bumbon adalah berbagai jenis bumbu-bumbu dapur untuk memasak.

10 Wawancara dengan Ny. Sutini, Pedagang Bumbon di Pasar Wonogiri. Tanggal 29 April 2010.

Ny. Suparti adalah pedagang sayuran di Pasar Tegalgede. Dulu dia pernah berdagang di Pasar Karanganyar. Dia mulai berdagang sayuran bersama neneknya di Pasar Karanganyar sejak tahun 1943. Namun setelah neneknya meninggal dia melanjutkan usaha tersebut sampai sekarang. Usaha Ny. Suparti selama berdagang di Pasar Karanganyar bisa dikatakan cukup berhasil. Menunurut penuturannya kini usahanya sudah cukup berkembang, barang yang diperdagangkan juga sudah semakin banyak dan bervariasi. Selama berdagang di Pasar Karanganyar dia berjalan kaki untuk menuju pasar dan memerlukan kurang lebih 20 menit untuk sampai ke

pasar. 11