Perkembangan Harga Bawang Putih di Pasar Legi

B. Perkembangan Harga Bawang Putih di Pasar Legi

Kegiatan perekonomian di Kota Surakarta cukup lancar dan banyak pasar grosir berdiri di kota ini. Produk-produk pertanian yang membanjiri pasar-pasar di Kota Surakarta biasanya berasal dari kabupaten-kabupaten dalam Karesiden Surakarta dan juga dari kabupaten lain. Salah satu komoditas pertanian yang masuk ke Kota Surakarta adalah bawang putih dan salah satu pasar grosir bawang putih adalah Pasar Legi Kota Surakarta.

Perkembangan harga bawang putih di Pasar Legi pada bulan Januari 2008 sampai dengan bulan Oktober 2009 dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Harga Absolut dan Harga Riil Bawang Putih di Pasar Legi Bulan

Januari 2008-Oktober 2009

IHK Penelitian

Harga Absolut/ Harga Riil/

Kelompok

Sebelum Setelah Perkembangan Bulan

Bumbu-

Dideflasi Dideflasi Harga Riil

bumbuan di

(Rp/kg) (Rp/kg)

Kota Surakarta

4614,21 -831,59 Juli

5567

120,65

3642,57 -971,65 Agustus

4908,20 -1089,62 Desember

6800

138,54

4825,76 -82,44 Januari 2009

6589

136,54

4738,40 -87,36 Februari

6900

145,62

3958,02 -780,37 Maret

1893,96 Sumber : Analisis Data Sekunder

Keterangan : *) bulan dasar penelitian dengan nilai IHK 100

Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui nilai Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk penelitian di Kota Surakarta digunakan IHK kelompok bumbu- bumbuan seperti di Kabupaten Karanganyar. Akan tetapi, nilai IHK untuk penelitian di Kota Surakarta berpatokan pada nilai IHK dengan bulan dasar April 2009 dengan nilai IHK 100. Bulan dasar yang digunakan berbeda dengan Kabupaten Karanganyar karena kestabilan nilai IHK di kedua wilayah tersebut juga berbeda. Pemilihan bulan dasar tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa dari 22 bulan yang diteliti dicari terlebih dahulu bulan yang paling stabil (pengaruh inflasinya tidak begitu besar atau yang paling rendah). Penggunaan IHK kelompok bumbu-bumbuan tersebut bertujuan untuk menghilangkan pengaruh inflasi yang terjadi serta untuk mendapatkan harga riil.

Berdasarkan Tabel 24 dapat dilihat pula bahwa harga bawang putih yang terjadi di Pasar Legi dari bulan Januari 2008 sampai bulan Oktober 2009 mengalami fluktuasi setiap bulannya. Harga bawang putih di Pasar Legi berkisar antara Rp 4.233,00 per kilogram sampai dengan Rp 12.334,00 per kilogram. Berikut ini adalah gambar grafik perkembangan harga bawang putih sebelum dilakukan pendeflasian (harga absolut) dan sesudah dideflasikan (harga riil) selama 22 bulan di Pasar Legi Kota Surakarta dari bulan Januari 2008 sampai dengan bulan Oktober 2009.

ih (Rp/ 6000,00 ang put w

ba 4000,00 H arga 2000,00

Bulan yang diteliti

Harga Riil

Harga Absolut

Gambar 4. Grafik Harga Absolut dan Harga Riil Bawang Putih di Pasar Legi Bulan Januari 2008-Oktober 2009 Berdasarkan Gambar 4 tersebut dapat dilihat bahwa harga absolut dan

harga riil bawang putih di Pasar Legi dari bulan Januari 2008 sampai bulan Oktober 2009 mengalami fluktuasi setiap bulannya. Harga yang berfluktuasi tersebut disebabkan pasokan bawang putih atau penawaran bawang putih di Pasar Legi dan permintaan bawang putih.

Harga absolut bawang putih tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2009 sebesar Rp 12.334,00 per kilogramnya dan terendah terjadi pada bulan Maret 2008 sebesar Rp 4.233,00 per kilogramnya. Sedangkan harga riil bawang putih tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2009 sebesar Rp 11.111,69 per kilogramnya. Hal ini disebabkan terjadi penurunan pasokan bawang putih di Pasar Legi karena di daerah produksi bawang putih sedang masa tanam. Penurunan pasokan tersebut dapat dilihat dari jumlah tonase bawang putih di Pasar Legi pada bulan Oktober 2009 menurun sebesar 98 ton (Tabel 25). Sedangkan harga riil bawang putih terendah terjadi pada bulan Maret 2008 sebesar Rp 3.459,65 per kilogram. Harga bawang putih yang rendah tersebut Harga absolut bawang putih tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2009 sebesar Rp 12.334,00 per kilogramnya dan terendah terjadi pada bulan Maret 2008 sebesar Rp 4.233,00 per kilogramnya. Sedangkan harga riil bawang putih tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2009 sebesar Rp 11.111,69 per kilogramnya. Hal ini disebabkan terjadi penurunan pasokan bawang putih di Pasar Legi karena di daerah produksi bawang putih sedang masa tanam. Penurunan pasokan tersebut dapat dilihat dari jumlah tonase bawang putih di Pasar Legi pada bulan Oktober 2009 menurun sebesar 98 ton (Tabel 25). Sedangkan harga riil bawang putih terendah terjadi pada bulan Maret 2008 sebesar Rp 3.459,65 per kilogram. Harga bawang putih yang rendah tersebut

Berdasarkan hasil wawancara dengan 15 pedagang bawang putih di Pasar Legi diperoleh informasi bahwa pasokan bawang putih di Pasar Legi tidak hanya berasal dari Pasar Tawangmangu Kabupaten Karanganyar melainkan dari daerah lain penghasil bawang putih seperti Magelang dan Wonosobo. Selain itu, bawang putih di Pasar Legi juga diimpor dari negara Thailand dan Filipina. Data jumlah tonase bawang putih di Pasar Legi Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 25. Jumlah Tonase Bawang Putih di Pasar Legi Kota Surakarta (Ton)

No Bulan

1.680 Sumber : Dinas Pertanian Kota Surakarta Berdasarkan Tabel 25 dapat diketahui bahwa pasokan bawang putih di Pasar Legi mengalami fluktuasi setiap bulannya. Ketika di daerah sentra

produksi sedang masa panen raya maka jumlah tonase bawang putih di Pasar Legi akan mengalami peningkatan dan sebaliknya. Pasar Tawangmangu Kabupaten Karanganyar bukan sebagai pemasok utama bawang putih di Pasar Legi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi bawang putih di Kabupaten Karanganyar (Tabel 23) yang hanya memasok sebagian kecil dari jumlah tonase bawang putih di Pasar Legi. Hal ini dikarenakan pasokan bawang putih di Pasar Legi lebih didominasi oleh bawang putih impor dari Thailand dan Filipina.

Berikut ini grafik jumlah tonase bawang putih di Pasar Legi dari bulan Januari 2008-Desember 2009.

Jumlah T onase

Gambar 5. Grafik Jumlah Tonase Bawang Putih di Pasar Legi Bulan Januari 2008-Desember 2009 Berdasarkan Gambar 5 dapat diketahui bahwa jumlah tonase bawang

putih di Pasar Legi mengalami kenaikan dan penurunan. Hal ini tergantung dari pasokan bawang putih yang masuk ke Pasar Legi setiap bulannya yang mempengaruhi pembentukan harga bawang putih di Pasar Legi. Pasokan bawang putih di Pasar Legi berasal dari Karanganyar, Magelang, Wonosobo, dan bawang putih impor dari Thailand dan Filipina.

Bawang putih merupakan jenis sayuran kelompok bumbu-bumbuan yang dapat bertahan lama dan tidak cepat busuk sehingga pasokan pada bulan sekarang dapat menjadi stok bulan depan. Jumlah tonase bawang putih tertinggi terjadi pada bulan Agustus 2008 karena pada bulan tersebut terjadi panen raya bawang putih secara bersamaan di daerah sentra produksi bawang putih sehingga bawang putih yang masuk ke Pasar Legi relatif besar. Sedangkan jumlah tonase bawang putih terendah terjadi pada bulan Januari

2008 karena stok bawang putih dari musim panen sebelumnya mulai berkurang.

Dokumen yang terkait

PERUBAHAN MORFOLOGI DAN SITOLOGI LIMA VARIETAS KEDELAI (GLYCINE MAX (L.) MERRILL) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK POSPHAT

0 1 38

PENGARUH MINYAK JINTAN HITAM DALAM MENCEGAH PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL LDL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 73

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan judul : “ ANALISIS PENGARUH INFORMASI PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP PERUBAHAN VOLATILITAS HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN ” (Studi pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2000 – 2007 )

0 0 54

ANALISIS KAPASITAS BALOK DAN KOLOM PADA STRUKTUR PORTAL B AJA MENGGUNAKA N BALOK KOMPOSIT

0 0 21

ANALISIS PELAKSANAAN KURIKULUM KTSP PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK MURNI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 20082009

0 1 62

KAJIAN PENGARUH KONSUMSI AIR BERSIH PDAM TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

0 0 72

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT pada murid SD Negeri 1 Kota Subulussalam Tahun 2011

2 0 61

PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH DELIMA (Punica granatum) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 51

ANALISIS USAHA TERNAK ITIK DI KABUPATEN SUKOHARJO

0 0 75

HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 67