Virus Hepatitis B TINJAUAN PUSTAKA

limfosit pada berbagai kompartmen di sitem imun. Hal tersebut berhubungan dengan kegagalan limfosit untuk mengeliminasi kelebihan besi pada feritin Walker Walker, 2000.

2.3 Virus Hepatitis B

2.3.1 Virologi Virus hepatitis B HBV termasuk golongan hepadnavirus dan merupakan hepadnavirus yang pertama kali ditemukan. Virus ini mengandung DNA dengan cincin ganda sirkular yang tersusun dari 3200 nukleotida Arief, 2012. HBV dapat ditemukan dalam 3 morfologi Levinson, 2008 : 1. Partikel spheris dengan diameter 42 nm disebut juga Dane particle 2. Partikel spheris dengan diameter 22 nm 3. Partikel filamen dengan lebar 22nm Bentuk yang paling banyak ditemukan adalah partikel sferis dan filamen berdiameter 22nm. Partikel sferis dan filamen dengan ukuran 22 nm tersusun dari antigen permukaan HbsAg dan tidak bersifat infeksisus Levinson, 2008. Bagian dalam dari virion hepatitis adalah core. Core dibentuk oleh selubung hepatitis B core antigen HbcAg yang membungkus DNA, DNA polimerase,transkiptase dan protein kinase untuk replikasi virus. Komponen antigen yang terdapat dalam core adalah hepatitis B e antigen HbEAg. Antigen ini menunjukkan adanya replikasi virus yang terjadi pada limfosit, limpa, ginjal, pankreas dan hati Arief, 2012. Universitas Sumatera Utara HBV Virus hepatitis B HbsAg Antigen permukaan hepatitis B HbeAg Antigen hepatitis B; menunjukkan replikasi HbcAg Antigen inti hepatitis B Anti-HBs Antibodi terhadap HBsAg. Menunjukkan infeksi HBV masa lalu dan imunitas terhadap HBV Anti-Hbe Antibodi terhadap HbeAg Anti-HBc Antibodi terhadap HbcAg. IgM anti-HBc Antibodi golongan IgM terhadap HbcAg. Menunjukkan infeksi HBV yang baru terjadi positif 4-6 bulan setelah infeksi 2.3.2 Epidemiologi dan Cara Penularan Pada tahun 2000 WHO memperkirakan adanya 400 juta orang pengidap HBV. Prevalensi infeksi HBV ditemukan lebih tinggi pada orang ras hitam dibandingkan orang Hispanik dan kulit putih. Pola prevalensi hepatitis B di bagi menjadi Pyrsopoulos Reddy, 2011 :  Prevalensi rendah 0,1-2 termasuk Kanada, Eropa Barat dan New Zealand.  Prevalensi sedang 3-5 termasuk Eropa Utara dan Timur, Jepang, Amerika Selatan dan Asia Tengah.  Prevalensi tinggi 10-20 termasuk Cina, Indonesia, Pulau Pasifik dan Asia Tenggara. Brooks, et al., 2008. Tabel 2.4 Antigen dan antibodi virus hepatitis B Universitas Sumatera Utara Di Indonesia pada penelitian terhadap donor darah di beberapa kota besar didapatkan angka prevalensi antara 2,5 - 36,2 Arief, 2012. . Skrining rutin HbsAg pada darah donor dapat menurunkan insiden penularan infeksi HBV melalui transfusi Drew, 2004. Penularan infeksi HBV dapat melalui berbagai cara Sanityoso, 2009 :  Melalui darah : penerima transfusi, pasien hemodialisis  Transmisi melalui hubungan seksual  Penetrasi jaringan perkutan atau permukosa: tertusuk jarum, penggunaan ulang alat medis yang terkontaminasi, tato, akupuntur  Transmisi maternal-neonatal 2.3.3 Gejala Klinis Gejala klinis infeksi HBV dapat bervariasi. Masa inkubasinya antara 7-160 hari rata- rata 10 minggu Drew, 2004. 1. Hepatitis akut Infeksi HBV kadang dapat berupa asimtomatis. Ini terbukti dari tingginya angka karier tanpa adanya riwayat hepatitis akut. Apabila menimbulkan gejala, gejalanya menyerupai infeksi virus hepatitis lain tetapi dengan intensitas yang lebih berat. Gejala yang muncul berupa flu dengan malaise, lelah, anoreksia, mual muntah, ikterus, hepatomegaly dan berlangsung selama 6-8 minggu. Dari pemeriksaan lab didapatkan peningkatan ALT dan AST sebelum timbul gejala klinis, yaitu 6-7 minggu setelah terinfeksi. Pada beberapa kasus, infeksi HBV dapat didahului gejala nyeri sendi dan lesi kulit Arief, 2012. 2. Hepatitis kronis Dikatakan hepatitis kronik bila penyakit menetap, dan ditandai dengan terdeteksinya HbsAg selama minimal 6 bulan Arief, 2012. Hepatitis kronis lebih sering dijumpai pada bayi, kemungkinan karena sistem imun yang belum matang dibandingkan pada orang dewasa Levinson, 2008. Hepatitis kronis dapat Universitas Sumatera Utara menyebabkan sirosis, gagal hati atau karsinoma hepatoseluler pada 25 pasien. Sebagian besar penderita hepatitis kronis bersifat asimtomatis Drew, 2004. 3. Gagal hati fulminan Gagal hati fulminan terjadi pada 1 penderita hepatitis B akut simtomatik. Gagal hati fulminan ditandai dengan timbulnya enselofati hepatikum dalam beberapa minggu setelah munculnya gejala pertama hepatitis, disertai ikterus, gangguan pembekuan dan peningkatan kadar aminotransferase Arief, 2012. 4. Pengidap sehat Pada golongan ini tidak didapatkan gejala penyakit hati dan kadar aminotransferase dalam batas normal. Dalam hal ini terjadi toleransi imunologis sehingga tidak terjadi kerusakan pada jaringan hati Arief, 2012. Universitas Sumatera Utara 2.3.4 Diagnosis Dasar diagnosis infeksi HBV adalah diagnosis klinis dan serologi. HBsAg Anti-HBs Anti-HBc Interpretasi Positif Negatif Negatif Infeksi HBV akut awal Positif Positifnegatif Positif Infeksi HBV akut maupun kronik. Bedakan dengan IgM anti-HBc. Tentukan tingkat aktivitas replikatif dengan HbeAg atau DNA HBV Negatif Positif Positif Menunjukkan infeksi HBV yang lalu dan kekebalan terhadap hepatitis B Negatif Negatif Positif Kemungkinannya mencakup: pernah infeksi HBV, karier HBV; periode ‘window period’ antara hilangnya HbsAg dan munculnya anti-HBs; atau reaksi positif palsu. Periksa dengan IgM anti-HBc, periksan dengan vaksin HbsAG, atau keduanya. Bila ada, anti-Hbe membantu memvalidasi reaktivitas anti-HBc Negatif Negatif Negatif Agen infeksius lain; cedera toksik terhadap hati, penyakit herediter pada hati Negatif Positif Negatif Respon tipe vaksin Brooks, et al., 2008. Tabel 2.5 Interpretasi penanda serologi HBV pada pasien dengan hepatitis Universitas Sumatera Utara 2.3.5 Penatalaksanaan Prinsip penatalaksanaan hepatitis B adalah suportif dan pemantauan gejala penyakit Arief, 2012. 1. Istirahat Pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat Mansjoer, et al., 2009. 2. Diet Pada pasien hepatitis akut dan kronis idak ada rekomendasi diet khusus. Usahakan asupan kalori cukup 30-35 kalorikgBB dan protein cukup 1gKgBB. Pasien dengan sirosis dekompensata, dianjurkan asupan Na 1,5 grhari, diet tinggi protein dan pada kasus hiponatremia pemberian cairan dibatasi 1,5Lhari Pyrsopoulos Reddy, 2011. 3. Medikamentosa Brooks, et al., 2008. Gambar 2.5 Gambaran klinis dan serologis yang terjadi pada pasien dengan infeksi HBV Universitas Sumatera Utara Interferon alfa IFN-a, lamivudine, telbivudine, adefovir, entecavir, dan tenofovir merupakan obat utama yang diberikan pada hepatitis B Pyrsopoulos Reddy, 2011. 2.3.6 Pencegahan Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian vaksin atau imunoglobulin Levinson, 2008. Vaksin diberikan secara intramuskular pada daerah deltoid, diulang pada 1 dan 6 bulan kemudian. Imunglobulin biasanya diberikan pada bayi yang lahir dari ibu dengan HbsAg postiif Pyrsopoulos Reddy, 2011.

2.4 Virus Hepatitis C