HUMAN IMMUNODEFECIENCY VIRUS HIV

2.4.6 Pencegahan Tindakan pencegahan infeksi HCV yang dapat dilakukan berupa Brooks, et al., 2008 : 1. Melakukan skrining pada pendonor darah, plasma, organ, jaringan dan semen 2. Inkativasi virus pada produk yang berasal dari plasma 3. Pengadaan penyuluhan dan seminar

2.5 HUMAN IMMUNODEFECIENCY VIRUS HIV

2.5.1 Virologi HIV termasuk dalam golongan famili retroviridae, anggota genus Lentivirus Brooks, et al., 2008. Berdasarkan genomnya HIV dibagi menjadi dua grup yaitu HIV-1 dan HIV 2. HIV-1 tersebar diseluruh dunia sedangkan penyebaran HIV-2 hanya terbatas pada Afrika Barat. Virion HIV-1 memiliki diameter 100 nm dan tersusun dari dua molekul RNA yang dinamakan diploid. Genom RNA dibungkus oleh protein nukleokapsid dan kompleks protein RNA nya dibungkus oleh kapsid yang tersusun dari beberapa subunit. HIV mengandung 3 gen struktural utama yaitu: gag, pol dan env. Gen gag berfungsi untuk mengkode protein struktural matrix dan nukleokapsid. Gen pol untuk mengkode enzim reverse tranciptase, polymerase dan integrase yang penting untuk replikasi virus. Gen env berfungsi untuk mengkode glikoprotein gp120 dan gp14 yang akan berikatan dengan protein CD4 dan sel target Levinson, 2008. 2.5.2 Epidemiologi dan Cara Penularan Universitas Sumatera Utara Sindrom AIDS pertama kali ditemukan pada tahun 1981 di Amerika Serikat pada sekelompok homoseksual yang menderita Kaposi sarkoma dan infeksi oportunistik lainnya yang disertai dengan penurunan CD4+ dan limfosit T Champoux Drew, 2004 Menurut Joint United Nations Programme on HIVAIDS UNAIDS tahun 2008, sebanyak 33,4 juta orang menderita infeksi HIV di seluruh dunia. Angka ini telah mengalami penurunan dibandingkan tahun 2006 39,5 juta. UNAIDS memperkirakan 2,7 juta orang merupakan penderita baru dan 2 juta orang meninggal akibat AIDS pada tahun 2008 Bennett, 2013. Dari tahun 1985 sampai 1996,kasus AIDS jarang ditemukan di Indonesia. Kemudian pada tahun 1999 kasus AIDS mulai meningkat tajam yang terutama disebabkan akibat penularan melalui jarum suntik narkotika. Departemen RI pada tahun 2002 memperkirakan jumlah penduduk Indonesia yang terinfeksi HIV adalah antara 90.000 sampai 130.000 orang Djoerban Djauzi, 2009. Titer HIV yang tinggi ditemukan pada darah dan semen. Infeksi HIV ditularkan melalui 3 cara yaitu: melaui kontak seksual, melalui transfusi darah, dan dari ibu ke anak selama masa kehamilan. Adanya penyakit menular seksual lain seperti gonorea, sifilis atau herpes simpleks-2 meningkatkan resiko transmisi HIV sebanyak seratus kali lipat karena inflamasi dan luka lecet mempermudah perpindahan HIV melalui sawar mukosa Brooks, et al., 2008 2.5.3 Diagnosis Diagnosis infeksi HIV biasanya ditegakkan dengan pemeriksaan antibodi atau dengan mendeteksi RNA virus. Pemeriksaan antibodi biasanya dilakukan dengan metode ELISA Enzyme-linked immunosorbent assay. Setelah pemeriksaan ELISA kemudian dilanjutkan dengan Western Blot analysis untuk menyingkirkan kemungkinan false postitive Levinson, 2008. False positive dapat terjadi pada kondisi autoimun, gagal ginjal, hemodialisis, transfusi darah, vaksin hepatitis B dan rabies. Pada pemeriksaan antibodi, perlu diperhatikan adanya ‘window period’ yaitu waktu sejak tubuh terinfeksi HIV sampai mulai timbulnya antibodi Universitas Sumatera Utara yang dapat terdeteksi dengan pemeriksaan Mahajan, et al., 2010. Window period pada HIV biasanya berlangsung selama 3-4 minggu setelah infeksi Brooks, et al., 2008. Analisis PCR dapat digunakan untuk memastikan infeksi HIV pada fase window period ini Levinson, 2008. 2.5.4 Penatalaksanaan Secara umum, penatalaksanaan AIDS terdiri atas beberapa jenis yaitu Djoerban Djauzi, 2009 : 1. Pengobatan untuk menekan replikasi virus HIV dengan obat antiretroviral ARV 2. Pengobatan untuk mengatasi berbagai penyerta seperti jamur, tuberkulosis, hepatitis, toxoplasma, sarkoma kaposi, dan kanker serviks 3. Pengobatan suportif yaitu makanan yang mempunyai nilai gizi yang baik dan pengobatan pendukung lain seperti dukungan psikososial dan dukungan keagamaan. 2.5.5 Pencegahan Ada beberapa jenis program yang direkomendasikan WHO di antaranya Djoerban Djauzi, 2009: 1. Pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja dan dewasa muda 2. Program penyuluhan sebaya untuk berbagai kelompok sasaran 3. Program kerjasama dengan media cetak dan elektronik 4. Paket pencegahan komprehensif untuk pengguna narkotika 5. Program pendidikan agama 6. Program layanan pengobatan infeksi menular seksual 7. Program promosi kondom di lokalisasi pelacuran dan panti pijat Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL