ratakan, seluruh permukaan daratan di bumi mengalami curah hujan sekitar 1 meter 39 inci dan di lautan sekitar 1,1 meter 43 inci.
2.4.2. Kimia Air Hujan
Kimia air hujan adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan komposisi kimia dari butiran awan, air hujan di atmosfer. Kimia air hujan merupakan suatu
subjek penting dalam kimia atmosfer yang membuktikan bahwa air hujan dapat mencuci ion-ion yang berada di atmosfer. Karenanya, perubahan komposisi kimia air
hujan juga dapat merupakan indikator utama dalam perubahan komposisi atmosfer. Pengukuran unsur kimia air hujan sangat penting untuk mengelompokkan unsur-unsur
kimia utama di dalam air hujan, yang mencerminkan variasi komposisi kimia atmosfer serta kemungkinan penurunan kualitas udara di suatu wilayah. Pengetahuan tentang
jumlah dan jenis ion alami yang tersebar di atmosfer dan yang terkandung dalam air hujan amat penting dalam pengelolaan pertanian, hutan dan ekosistem air.
Beberapa pengaruh perubahan kimia dalam deposisi atmosfer dapat dikenali sebagai berikut:
a. Perubahan atau berkurangnya produktivitas tanaman pertanian, hutan, tanah
datar, rawa dan air tanah. b.
Pengaruh terhadap kesehatan dan kemampuan berkembang biak hewan local, satwa liar, ikan, dan beberapa spesies air tawar lainnya.
c. Proses pengaratan pada logam dan bahan bangunan.
2.4.2.1. Keasaman pH Air Hujan
Dalam ilmu kimia, derajat keasaman diukur dengan pH yang menunjukkan kadar ion H
+
yang terdapat didalam sebuah larutan yang dinyatakan dalam kadar H
+
, karena pH menggunakan skala logaritma. pH merupakan istilah yang digunakan untuk
menyatakann intensitas keadaan asam atau basa suatu larutan.
Dalam penyediaan air pH merupakan satu faktor yang harus dipertimbangkan mengingat bahwa derajat keasaman dari air akan sangat mempengaruhi aktivitas
pengolahan yang akan dilakukan, misalnya koagulasi kimiawi, dan dalam pencegahan korosi. pH merupakan suatu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan atau kehidupan mikroorganisme dalam air, secara empiris pH yang optimum untuk tiap spesies harus ditentukan, kebanyakan dari mikroorganisme
tumbuh terbaik pada pH 6,0-8,0. Air hujan normal sedikit asam dengan pH sekitar 5,6, karena karbon dioksida CO2 dan air bereaksi membentuk carbonic acid asam
lemah. Jika air hujan memiliki pH dibawah 5,6 maka dianggap sudah tercemari oleh gas mengandung asam di atmosfer. Makin rendah pH air hujan tersebut, makin berat
dampaknya bagi mahluk hidup.
Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material seperti batu kapur, pasirbesi, marmer, batu pada diding beton serta logam. Ancaman
serius juga dapat terjadi pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan patung. Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat,
meninggalkan kristal pada batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan. Logam besi dapat bereaksi cepat dengan asam
klorida HCl membentuk besi II klorida FeCl
2
dan gas hidrogen H
2
. Sifat ini dapat menjelaskan mengapa asam bersifat korosif terhadap sebagian besar logam. Uji
sederhana lain yang dapat membedakan asam dan basa adalah reaksi asam asetat dengan senyawa-senyawa yang mengandung ion karbonat CO3
2-
membentuk gas karbon dioksida, kalsium asetat dan air. Sedangkan basa secara umum tidak bereaksi
dengan logam, namun basa kuat juga bersifat korosif dan jika mengenai kulit akan mengakibatkan luka bakar dan merusak jaringan.
Istilah hujan asam digunakan untuk polusi asam dalam bentuk basah yang dapat berupa hujan, salju, kabut, dan uap air. Asam adalah substansi yang berdisosiasi dalam
air sehingga menghasilkan ion hydrogen yang korosif. Polutan asam dapat berpindah dari atmosfer ke permukaan bumi dalam bentuk basah dan kering. Deposisi kering
ialah peristiwa terkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam yang ada dalam udara. Ini dapat terjadi pada daerah perkotaan karena pencemaran udara akibat kendaraan
maupun asap pabrik. Selain itu deposisi kering juga dapat terjadi di daerah perbukitan
yang terkena angin yang membawa udara yang mengandung asam. Biasanya deposisi jenis ini terjadi dekat dari sumber pencemaran.
Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asap di dalam udara larut di dalam butir-butir air di awan. Deposisi asam dapat pula terjadi
karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut ke dalam air hujan dan turun ke bumi.
Beberapa proses dapat menghasilkan berbagai wujud asam Gambar 2.2. Nitrogen oksida NOx dan sulfur dioksida SO2 dilepaskan ke atmosfer dari berbagai sumber,
jatuh ke tanah dengan mudah dalam bentuk kering. Wujud kering ini kemudian dirubah menjadi asam ketika bertemu dengan air. Kebanyakan perubahan wujud asam
basah terbentuk ketika nitrogen oksida NOx dan sulfur dioksida SO2 dirubah menjadi asam nitrit HNO
3
dan asam sulfur H
2
SO
4
melalui oksidasi dan disolusi. Perubahan wujud basah dapat juga terbentuk ketika gas ammonia NH3 dari sumber
alam dirubah menjadi ammonium NH4.
Sumber: www.physicalgeography.netfundamentalsacid
Gambar 2.2 Pembentukan Perubahan Wujud Asam
2.4.2.2. Sulfat SO