Latar Belakang Studi Kualitas Udara Melalui Pengamatan Tingkat Kandungan Suspended Particulate Matter(SPM) Dan Kimia Air Hujan (Kation Dan Anion) Di Kota Medan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Secara geografis Kota Medan terletak pada 3° 30 – 3° 43 Lintang Utara dan 98° 35 - 98° 44 Bujur Timur dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut. Sebagai pusat pemerintahan daerah, pusat pelayanan kebutuhan sosial ekonomi masyarakat, pusat perdagangan dan pusat perindustrian, Kota Medan mempunyai luas sekitar 265,10 km 2 dengan jumlah penduduk 2.109.339 jiwa dan kepadatan mencapai 7.956 jiwa km 2 sumber BPS.2010. Peningkatan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi masyarakat menyebabkan pembangunan fisik kota terus melaju dengan pesat. Hal ini menyebabkan berkurangnya ruang terbuka hijau dan meningkatnya konsumsi energi fosil yang berdampak pada pencemaran udara. Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah penurunan kualitas udara yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia, khususnya Infeksi Saluran Pernafasan Atas ISPA. Salah satu penyebab ISPA adalah debu-debu di atmosfer yang bertebaran dan angin yang terus berhembus. Debu-debu dan emisi kendaraan dapat masuk melalui saluran pernafasan Umar Zein,2008, dimana secara keseluruhan partikulat debu di atmosfir disebut sebagai Suspended Particulate Material SPM atau Total Suspended Particulate TSP. Selama 10 bulan periode Januari hingga Oktober 2010, sejumlah 1.033 warga Medan, dirawat di Rumah Sakit Umum dr Pringadi Medan RSUPM akibat penyakit Inspeksi Saluran Pernafasan Atas Pemko, Medan. Suspended particulate matter SPM merupakan campuran material padatan dan cairan yang mengambang di udara yang besarnya melebihi satu molekul tetapi garis tengahnya lebih kecil dari 500 mikron. Partikel-partikel ini berada di atmosfer dalam berbagai ukuran dengan berbagai sifat fisik dan kimianya. Partikel dengan garis tengah lebih kecil dari satu micron μ 1 lazimnya disebut Aerosol, yang dapat tetap berada di udara dan mudah bergerak seperti gas juga dapat merupakan inti kondensasi uap. Sifat lain dari partikel tersuspensi adalah dapat berfungsi sebagai katalis yang juga dapat menyerap energi sinar dan cahaya. Nilai ambang batas SPM berdasarkan PP.No.41 tahun 1999, adalah . jam air m g 24 230 3 μ Pengukuran kimia air hujan dimaksudkan untuk mengetahui kandungan bahan-bahan pencemar udara yang terkandung dalam proses pengendapan basah Wet Deposition. Dalam proses ini, bahan-bahan pencemar dari sumber pencemar Source memasuki udaraatmosfer bebas, kemudian dengan bantuan energi sinar matahari teroksidasi dan bereaksi dengan uap air membentuk asam. Asam-asam ini akan terlarut dalam butiran- butiran awan, yang akhirnya turun sebagai hujan. Hujan diklasifikasikan sebagai hujan asam, apabila derajat keasaman pH air hujan 5,6. pH normal air hujan berkisar antara 5,6-6,0. Pada dasarnya udara yang merupakan suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali. Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu atau lebih bahan pencemar yang terdispersi ke udara dan menyebar ke lingkungan sekitarnya. Kecepatan penyebaran ini tergantung dari keadaan geografis dan meteorologi setempat. Menurunnya kualitas udara akibat terjadinya pencemaran di suatu wilayah seringkali baru dirasakan setelah dampaknya menyebabkan gangguan kesehatan pada makhluk hidup, terutama pada manusia. Karena itu peneliti tertarik mencoba melakukan penelitian untuk menganalisa konsentrasi Suspended particulate matter SPM dan kimia air hujan di Kota Medan sehingga dapat menjadi suatu informasi yang berguna untuk kita dalam upaya mengetahui sejauh mana tingkat pencemaran udara di Kota Medan.

1.2. Tujuan Penelitian