Pengertian Merek Perlindungan Hukum Atas Lambang Palang Merah Di Indonesia Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Mere

61 15 Tahun 2001 disebutkan bahwa permohonan pendaftaran HaKI akan ditolak ketika permohonan yang menggunakan merek yang merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang atau simbol atau emblem negara, atau lembaga nasional maupun internasional. Dengan kata lain, berdasarkan wawancara dengan Bapak Jawasmer, Kasubid Pelayanan Jasa Hukum Umum, Kanwil Kemenkumham provinsi Sumatera Utara menyatakan jika badan hukum yang akan melakukan pendaftaran merek atas barang dagangannya yang sama pada pokoknya dengan lambang palang merah , maka berdasarkan pasal 6 ayat 3 huruf b Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 permohonan pendaftaran HaKI oleh badan hukum tersebut akan ditolak oleh Kantor Merek. 78 Selanjutnya akan diuraikan perihal pengertian merek berdasarkan pendapat sarjana, merek yang tidak boleh didaftarkan dan merek yang ditolak pendafarannya, sehingga akan lebih jelas adanya keterkaitan lambang Palang Merah dalam Undang- undang merek Nomor 15 Tahun 2001, seperti tersebut dibawah ini :

A. Pengertian Merek, Merek Yang Tidak Boleh Didaftarkan dan Merek Yang Ditolak Pendaftarannya

1. Pengertian Merek

Sebelum membicarakan lebih mendalam mengenai merek, maka perlu kiranya menentukan terlebih dahulu pengertian tentang merek, agar terdapat kepastian dan kesatuan pengertian didalam pembahasan selanjutnya. 79 78 Hasil wawancara dengan Kanwil Kemenkumham provinsi Sumatera Utara tanggal 21 Nopember 2012. 79 Muhammad Djumhana, Hak Milik Intelektual Sejarah, Teori, dan Prakteknya di Indonesia, Cetakan I, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993, hal. 8. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 62 Pengertian merek menurut W.J.S Poerwadarminta, dalam kamus hukum adalah sebagai berikut 80 : a. Cap atau tanda yang menyatakan nama dan sebagainya. b. Keunggulan, kegagalan dan kualitas. Selanjutnya beberapa sarjana memberikan rumusan pendapatnya tentang merek, diantaranya adalah : a. R. Soekardono yang memberikan rumusan bahwa: 81 Merek adalah sebuah tanda Jawa: ciri atau tengger dengan mana dipribadikan sebuah barang tertentu, dimana perlu juga dipribadikan asalnya barang atau menjamin kualitetnya barang dalam perbandingan dengan barang-barang sejenis yang dibuat atau diperdagangkan oleh orang-orang atau badan-badan perusahaan lain. b. Menurut Harsono Adisumarmo : 82 Merek adalah tanda pengenal yang membedakan ternak dengan milik seseorang dengan orang lain, seperti pada pemilikan ternak dengan memberi tanda cap pada punggung sapi yang kemudian dilepaskan di tempat pengembalaan bersama yang luas. Cap seperti itu merupakan tanda pengenal untuk menunjukkan bahwa hewan yang bersangkutan adalah milik orang tertentu. c. Saidin mengemukakan rumusannya : 83 80 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Pn. Balai Pustaka, 1982, hal 117. 81 R. Soekardono, Hukum Dagang Indonesia, Jilid 1, Cetakan ke-8, Dian Rakyat, Jakarta, 1983, Hal.149. 82 Harsono Adisumarto, Hak Milik Perindustrian, PT. Akademika Presssindo, Jakarta, 1990, hal. 44. 83 R. Soekardono , Op. Cit, hal.356 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 63 Merek adalah suatu tanda sign untuk membedakan barang-barang yang sejenis yang dihasilkan atau diperdagangkan seseorang atau sekelompok orang atau badan hukum dengan barang-barang yang sejenis yang dihasilkan orang lain, yang memiliki daya pembeda maupun sebagaai jaminan atas mutunya dan digunakaan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. d. R. Soeryatin berpendapat : 84 Suatu merek dipergunakan untuk membedakan barang yang bersangkutan dari barang jenis lainnya, oleh karena itu barang yang bersangkutan dengan diberi merek tadi mempunyai tanda asal, nama jaminan terhadap mutunya. e. Soedargo Gautama berpendapat : 85 Merek adalah alat untuk membedakan barang atau tanda yang dipakai sebagai merek ini kiranya harus mempunyai daya pembeda untuk dapat membedakan barang yang bersangkutan. Atas batasan-batasan tersebut, pada hakekatnya merek adalah suatu tanda. Akan tetapi agar tanda tersebut diterima sebagai merek harus memiliki daya pembeda yakni memiliki kemampuan untuk digunakan sebagai tanda yang dapat membedakan hasil perusahaanindividu yang satu dengan perusahaanindividu yang lain. Tanda yang memiliki daya pembeda tersebut tidak diakui sebagai merek apabila tidak digunakan pada kegiatan perdagangaan baarang dan jasa. Ciri-ciri pembeda tersebut diharapkan dapat memberikan citra yang baikgoodwil perusahaan tersebut sehingga pada dasarnya merek dimata hukum adalah benda tidak berwujud intangible asset. 84 R. Suryatin, Hukum Dagang I dan II, Pradnya Paramita, Jakarta, 1980, hal. 84 85 Soedargo Gautama, Hukum Merek Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1989, hal. 26 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 64 Secara garis besar dapat diperinci unsur-unsur yang mesti terkandung dalam suatu merek, yaitu : 86 a. Kemampuan dari merek atau tanda tersebut untuk memberikan identitas kepada barang atau jasa yang bersangkutan. b. Kemampuan untuk menunjukkan asal sumber barang. c. Merupakan jaminan atau mutu barang-barang. d. Kemampuan untuk membedakan antara barang-barang sejenis yang beerbeda asal sumbernya.

2. Merek Yang Tidak Dapat Didaftarkan

Dokumen yang terkait

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMALSUAN MEREK DAGANG TERKENAL ASING DI INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

2 38 108

Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

1 12 81

PERLINDUNGAN HUKUM HAK ATAS MEREK TERDAFTAR DI INDONESIA MENURUT UNDANG UNDANG MEREK NOMOR 15 TAHUN 2001

0 2 92

Penemuan Hukum Dalam Perlindungan Merek Yang Digunakan Sebagai Nama Domain Di Indonesia Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek.

0 0 41

Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

0 0 8

BAB II ASPEK HUKUM LAMBANG PALANG MERAH A. Sejarah Organisasi - Perlindungan Hukum Atas Lambang Palang Merah Di Indonesia Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Mere

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum Atas Lambang Palang Merah Di Indonesia Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Mere

0 2 30

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS LAMBANG PALANG MERAH DI INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK TESIS

0 0 17

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PEMBELIAN PERUMAHAN BERSUBSIDI DI PANGKALPINANG DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

0 0 16

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK-HAK PEMAIN SEPAK BOLA PROFESIONAL DI INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

0 0 12