Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Pelaksanaan Program UKS di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA

DALAM PELAKSANAAN PROGRAM UKS

DI SDN 03 TALANG MANDI KECAMATAN MANDAU

KABUPATEN BENGKALIS

SKRIPSI

Oleh

Iim Pratiwi 101101083

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat serta Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Pelaksanaan Program UKS di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.

Penyusunan skripsi ini telah banyak mendapat bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kep, MNS selaku Pembantu Dekan I , Ibu Evi Karota Bukit, SKp, MNS selaku Pembantu Dekan II, dan Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, SKp, MNS selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Sumatera Utara.

3. Ibu Lufthiani, S.Kep, Ns, M.Kes, CWCCA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah menyediakan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Achmad Fathi, S.Kep, MNS selaku dosen penguji I dan Ibu Rika Endah Nurhidayah, SKp, MPd selaku dosen penguji II.


(4)

5. Seluruh Dosen Pengajar S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik penulis selama proses perkuliahan dan staf nonakademik yang membantu memfasilitasi secara administratif. 6. Ibu Hartini, S.Pd beserta guru-guru SDN 03 Talang Mandi yang telah

memberi izin penelitian dan memperlakukan penulis dengan baik selama penelitian dan Ibu Nurhayati beserta guru-guru SDN 04 Talang Mandi yang telah memberikan izin melakukan uji reliabilitas.

7. Siswa-siswi SDN 03 Talang Mandi dan SDN 04 Talang Mandi yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

8. Teristimewa kepada kedua orangtuaku ayahanda Syamsul Bahri dan Ibunda Yarmi yang tak pernah putus mendoakan, menyayangi, memotivasi, memberikan semangat, dan memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis. Terimakasih juga Kepada kakak-kakakku Yusnidar, Nurhefni, Yuli, dan Nanda, abang-abangku Rahmad Hidayat, Roni Wahyudin, Adi Mirsa Putra, dan Ilham, serta adik-adikku Novrian dan M.Zaki dan seluruh keluarga besar yang selalu mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat yang saling memberi semangat, Epi, Emah, Ipit, Muty, Cici, dan Fahri. Teman-teman F.Kep stambuk 2010, terimakasih untuk kebersamaan kita selama empat tahun dan teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu membantu dan mendukung penulis. 10. Semua Pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat disebutkan namanya


(5)

skripsi ini maupun dalam menyelesaikan perkuliahan di Fakultas Keperawatan USU.

Semoga Allah SWT melimpahkan berkah dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat nantinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan, terkhusus ilmu keperawatan.

Medan, Juli 2014


(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Prakata ... iii

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Skema ... ix

Abstrak ... x

BAB 1 Pendahuluan ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Pertanyaan Penelitian ... 4

3. Tujuan Penelitian ... 4

4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 Tinjauan Pustaka ... 6

1. Sekolah ... 6

1.1 Pengertian Sekolah ... 6

1.2 Lingkungan Fisik ... 7

1.3 Lingkungan Psikososial ... 8

2. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 9

2.1 Pengertian UKS ... 9

2.2 Tujuan UKS ... 10

2.3 Sasaran UKS ... 11

2.4 Ruang Lingkup UKS ... 12

2.5 Hasil Program UKS yang diharapkan ... 21

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan UKS ... 22

3.1 Faktor Predisposisi ... 23

3.2 Faktor Pendukung ... 24

3.3 Faktor Pendorong ... 25

BAB 3 Kerangka Penelitian ... 26

1. Kerangka Konseptual ... 26

2. Defenisi Konseptual ... 27

BAB 4 Metodologi Penelitian ... 29

1. Desain Penelitian ... 29

2. Populasi dan Sampel ... 29

2.1 Populasi ... 29

2.2 Sampel ... 29

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

4. Pertimbangan Etik ... 30


(7)

6. Pengukuran Validitas dan Reliabilitas ... 32

7. Pengumpulan Data ... 33

8. Analisa Data ... 33

BAB 5 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 35

1. Hasil Penelitian ... 35

1.1 Karakteristik Responden ... 35

1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Pelaksanaan Program UKS di SDN 03 Taang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis ... 36

2. Pembahasan ... 42

2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Pelaksanaan Program UKS di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis ... 42

BAB 6 Kesimpulan dan Saran ... 48

1. Kesimpulan ... 48

2.Saran ... 49

Daftar Pustaka ... 50 Lampiran

1. EthicalClearance 2. Instrumen Penelitian 3. Hasil Uji Reliabilitas 4. Hasil Data Demografi

5. Ditribusi Frekuensi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Pelaksanaan Program UKS

6. Jadwal Tentatif Penelitian 7. Taksasi Dana

8. Surat Izin Pengumpulan Data 9. Daftar Riwayat Hidup


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi Operasional ... 28

Tabel 2. Distribusi dan persentase Karakteristik Responden di SDN 03 Talang Mandi ... 35

Tabel 3. Disrtibusi Nilai Rata-rata (Mean) dan Standar Deviasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Pelaksanaan Program UKS di SDN 03 Talang Mandi ... 36

Tabel 4. Disrtibusi Nilai Rata-Rata (Mean) Jawaban Siswa Kelas 3 dan Kelas 6 pada Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Program UKS di SDN 03 Talang Mandi ... 36

Tabel 5. Disrtibusi Frekwensi Faktor Predisposisi ... 38

Tabel 6. Disrtibusi Frekwensi Faktor Pendukung ... 39


(9)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Konsep tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


(10)

Judul :Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Pelaksanaan Program UKS di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis

Nama : Iim Pratiwi

NIM : 101101083

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2013/2014

Abstrak

Sekolah menjadi perpanjangan tangan orang tua, bukan saja tempat menanamkan norma-norma sosial, tetapi juga kemampuan hidup. Oleh karena itu, sekolah harus menjadi lingkungan kondusif bagi terbentuknya perilaku hidup sehat, salah satunya melalui UKS. UKS menjadi wahana yang efektif untuk mempromosikan program-program pengendalian penyakit, penyehatan lingkungan, gizi, kesehatan reproduksi, dan berbagai program lainnya yang terangkum dalam TRIAS (Tiga Program Pokok) UKS. Penelitian ini bertujuan menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis. Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jumlah sampel 75 orang dan teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Dari 252 siswa yang terdapat dalam 6 kelas, dipilih kelas 3 dan kelas 6. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Faktor predisposisi terdiri dari pengetahuan dan sikap memiliki nilai mean 11,62 dan standar deviasi 0,65. Secara menyeluruh, pengetahuan dan sikap terhadap pelaksanaan program UKS mencapai diatas 90%. Faktor pendukung yang berisikan sarana dan prasarana memiliki nilai mean 5,55 dan standar deviasi 0,66. Nilai mean untuk faktor pendorong adalah 10,70 dengan standar deviasi 1,34 dan terdiri dari guru dan petugas kesehatan. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi, diharapkan untuk lebih meningkatkan lagi pelaksanaan program UKS sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya.


(11)

Title :Factors That Influence Students in Applying UKS Programs in SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Maudau Kabupaten Bengkalis

Name : Iim Pratiwi

Student Number : 101101083

Major : Bachelor of Nursing

Year : 2013/2014

Abstract

School becomes parents’ agent, not only as a place for planting social norms, but also for life surviving. For that purpose, school should be a condusive environment for shaping healthy habit, one of them is through UKS. IKS can be effective media to promote programs for disease control, healthy environment, nutrition, health reproduction, and other programs covered in TRIAS (Three Main Programs) UKS. This research is to describe factors that can influence students to apply the UKS programs in SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis. The design of this research used descriptive research with 75 samples and also used total sampling technique. From 252 students in 6 classes, I chose grade 3 and grade 6. The result of this research showed that factors that influenced the application of the UKS programs in SDN 03 Talang Mandi was predispotition, supporting factor, and motivating factor. The predispotition factor was knowledge and attitude having mean of 11,26 and the deviation standard was 0,65. For the whole, knowledge and attitude toward the applying UKS programs reached above 90%. Supporting factor consisting of facility and prefacility had the mean of 5,55 and the deviation standard of 0.66. The mean value for the motivating factor was 10,70 with the deviation standard of 1,34 consisting of teachers and medicak officers. By knowing factors that influence students in the applying UKS programs in SDN 03 Talang Mandi it is hoped that it can improve the application of UKS programs according to the factors that influence them


(12)

Judul :Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Pelaksanaan Program UKS di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis

Nama : Iim Pratiwi

NIM : 101101083

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2013/2014

Abstrak

Sekolah menjadi perpanjangan tangan orang tua, bukan saja tempat menanamkan norma-norma sosial, tetapi juga kemampuan hidup. Oleh karena itu, sekolah harus menjadi lingkungan kondusif bagi terbentuknya perilaku hidup sehat, salah satunya melalui UKS. UKS menjadi wahana yang efektif untuk mempromosikan program-program pengendalian penyakit, penyehatan lingkungan, gizi, kesehatan reproduksi, dan berbagai program lainnya yang terangkum dalam TRIAS (Tiga Program Pokok) UKS. Penelitian ini bertujuan menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis. Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jumlah sampel 75 orang dan teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Dari 252 siswa yang terdapat dalam 6 kelas, dipilih kelas 3 dan kelas 6. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Faktor predisposisi terdiri dari pengetahuan dan sikap memiliki nilai mean 11,62 dan standar deviasi 0,65. Secara menyeluruh, pengetahuan dan sikap terhadap pelaksanaan program UKS mencapai diatas 90%. Faktor pendukung yang berisikan sarana dan prasarana memiliki nilai mean 5,55 dan standar deviasi 0,66. Nilai mean untuk faktor pendorong adalah 10,70 dengan standar deviasi 1,34 dan terdiri dari guru dan petugas kesehatan. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi, diharapkan untuk lebih meningkatkan lagi pelaksanaan program UKS sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya.


(13)

Title :Factors That Influence Students in Applying UKS Programs in SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Maudau Kabupaten Bengkalis

Name : Iim Pratiwi

Student Number : 101101083

Major : Bachelor of Nursing

Year : 2013/2014

Abstract

School becomes parents’ agent, not only as a place for planting social norms, but also for life surviving. For that purpose, school should be a condusive environment for shaping healthy habit, one of them is through UKS. IKS can be effective media to promote programs for disease control, healthy environment, nutrition, health reproduction, and other programs covered in TRIAS (Three Main Programs) UKS. This research is to describe factors that can influence students to apply the UKS programs in SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis. The design of this research used descriptive research with 75 samples and also used total sampling technique. From 252 students in 6 classes, I chose grade 3 and grade 6. The result of this research showed that factors that influenced the application of the UKS programs in SDN 03 Talang Mandi was predispotition, supporting factor, and motivating factor. The predispotition factor was knowledge and attitude having mean of 11,26 and the deviation standard was 0,65. For the whole, knowledge and attitude toward the applying UKS programs reached above 90%. Supporting factor consisting of facility and prefacility had the mean of 5,55 and the deviation standard of 0.66. The mean value for the motivating factor was 10,70 with the deviation standard of 1,34 consisting of teachers and medicak officers. By knowing factors that influence students in the applying UKS programs in SDN 03 Talang Mandi it is hoped that it can improve the application of UKS programs according to the factors that influence them


(14)

BAB 1

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Anak usia sekolah dasar mencakup kelompok masyarakat dengan usia antara 7 tahun sampai dengan 12 tahun, merupakan kelompok tingkat kerawanan tinggi khususnya karena dalam proses pertumbuhan. Karakteristik anak sekolah dasar adalah senang bermain, bergerak, bekerja dalam kelompok, serta senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung sehingga tidak jarang anak-anak sering mengabaikan kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

Sekolah menjadi perpanjangan tangan orang tua, bukan saja tempat menanamkan norma-norma kehidupan sosial, tetapi juga menanamkan dan mengembangkan kemampuan hidup (life skills). Oleh karena itu, sekolah juga harus menjadi lingkungan yang kondusif bagi terbentuknya dan berkembangnya perilaku hidup sehat, salah satunya melalui adanya program UKS yang bertujuan menciptakan lingkungan yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan masyarakat Indonesia seutuhnya (Notoatmodjo, 2012).

Hasil penelitian maupun pengamatan yang dilakukan baik oleh Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Kesehatan, Departemen Agama, dan Departemen Dalam Negeri dapat disimpulkan berbagai masalah kesehatan anak usia sekolah, diantaranya masalah yang berkaiatan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti kecacingan, diare, dan karies gigi/gigi berlubang. Selain


(15)

itu juga ditemukan masalah gizi (gizi kurang, gizi buruk, gizi lebih) dan gangguan kesehatan yang berkaitan dengan sanitasi dasar yang kurang memenuhi syarat seperti tipus, kolera, dan disentri (Notoatmodjo, 2012).

Program pembinaan kesehatan yang berada dalam sekolah yaitu program UKS merupakan upaya pembinaan kesehatan anak usia sekolah yang mulai dilaksanakan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah, termasuk sekolah agama dan taman kanak-kanak serta sekolah luar biasa. (Effendy, 1998).

UKS menjadi wahana yang efektif untuk mempromosikan program-program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, pengobatan, gizi, kesehatan reproduksi, dan berbagai program lainnya karena pelaku dan sasaran program UKS adalah anak-anak sekolah yang masih berada dalam pengawasan sekolah.

Pelaksanaan promosi kesehatan di lingkungan sekolah dapat dilihat dalam program UKS yang tercermin dalam Tiga Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS), yaitu penyelenggaraan pendidikan kesehatan, penyelenggaraan pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat, baik secara fisik, mental, maupun lingkungan sosial (Notoatmodjo,2012).

Hasil penelitian Sitorus (2009) didapatkan bahwa dari 2.200 sekolah di kota Medan, hanya sekitar 60% atau sebanyak 1.328 sekolah yang sudah memiliki UKS dan rata-rata yang sudah memiliki UKS merupakan sekolah yang sudah mapan. Penelitian lain yang dilakukan di SMU Negeri 1 Tanah Jawa Pematang Siantar didapatkan hasil bahwa 53,8% pendidikan kesehatan tidak terlaksana


(16)

dengan baik, kebijakan sekolah dalam penyelenggaraan pembinaan lingkungan kurang terselenggara atau hanya sekitar 37,2%. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Masita (2009) mengenai pelaksanaan program UKS di SD RA Kartini Kota Tebing Tinggi menunjukkan hasil pencapaian kegiatan pendidikan kesehatan diatas 90%, kegiatan pelayanan kesehatan diatas 80%, dan kegiatan lingkungan sekolah sehat dilakukan sebesar 100%. Perbedaan dari hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan UKS.

Sasaran utama dalam penelitian ini adalah siswa tingkat sekolah dasar karena merupakan kelompok terbesar dari kelompok usia anak sekolah yang menerapkan wajib belajar. Kelompok usia ini juga sangat efektik untuk membentuk perilaku dan kebiasaan hidup sehat dan merupakan kelompok umur yang rawan terhadap masalah kesehatan serta merupakan investasi masyarakat yang diharapkan hidup sehat (Hilderia, 2006).

Hasil survei awal peneliti, SDN 03 Talang Mandi yang berada di Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis ini merupakan sekolah yang telah memiliki fasilitas gedung sekolah permanen, memiliki 6 ruang belajar, 1 kantor dan didalamnya terdapat 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, dan kamar mandi yang terpisah antara laki-laki dan perempuan. Pelaksanaan UKS di sekolah tersebut telah berjalan sekitar 75% meskipun ruang UKS yang dimiliki sekolah ini kecil dan tergabung dengan kantor serta jumlah siswa secara keseluruhan adalah 252 orang. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007, luas minimum ruang UKS adalah 12 meter persegi, sedangkan di SDN 03 Talang


(17)

Mandi hanya sekitar 8 meter persegi. Namun hal ini tidak menjadi permasalahan di SDN 03 Talang Mandi karena ruang UKS tidak digunakan setiap hari oleh siswa. Peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKS di SDN 03 Talang Mandi berupa pemberian imunisasi kepada siswa, pemeriksaan gigi dan penyuluhan apabila terjadi wabah penyakit. Namun kunjugan petugas tidak teratur atau tidak memiliki jadwal yang tetap (Data SDN 03 Talang Mandi).

Berdasarkan fenomena yang terjadi di SDN 03 Talang Mandi tentang pelaksanaan program UKS yang belum terlaksana dengan baik, maka peneliti tertarik untuk meneiti faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi.

2. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi.

3. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan faktor yang mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi.

4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, sebagai barikut :


(18)

4.1 Bagi pelayanan kesehatan

Hasil penelitian ini memberikan informasi tentang faktor yang mempengaruhi pelaksanaa program UKS sehingga dapat menjadi masukan untuk perawat komunitas atau puskesmas dalam meningkatkan pelaksanaan program UKS.

4.2 Bagi penelitian keperawatan

Hasil penelitian ini sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program UKS pada siswa di Sakolah Dasar Negeri 03 Talang Mandi.

4.3 Bagi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian keperawatan dapat dijadikan sebagai bekal pada mahasiswa nantinya dalam melakukan penyuluhan dan pendidikan terkait materi UKS.

4.4 Bagi Sekolah Dasar Negeri 03 Talang Mandi

Hasil penelitian dapat dijadikan masukan bagi SDN 03 Talang Mandi untuk lebih meningkatkan lagi program UKS sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 1. Sekolah

1.1. Pengertian Sekolah

Sekolah adalah tempat utama dimana individu mengikuti proses pendidikan formal untuk manambah pengetahuan dan mengasah keterampilan sebagai bekal kehidupannya di kemudian hari. Lingkungan sekolah adalah tatanan yang dapat melindungi peserta didik dan staf sekolah dari kecelakaan dan penyakit serta dapat meningkatkan kegiatan pencegahan dan mengembangkan sikap terhadap faktor resiko yang dapat menyebabkan penyakit. Lingkungan fisik sekolah harus memenuhi kriteria sebagai berikut (Notoatmodjo, 2012) :

1. Mampu menyediakan kebutuhan dasar dan insan sekolah lain. 2. Mampu melindungi insan sekolah dari ancaman penyakit. 3. Mampu melindungi insan sekolah dari ancaman biologis. 4. Mampu melindungi insan sekolah dari ancaman kimiawi.

Sedangkan lingkungan psikososial harus dapat memberikan: 1. Iklim belajar dan kerja sama yang baik.

2. Rasa keterikatan sesama insan sekolah. 3. Rasa saling menghargai.

4. Perlindungan terhadap kekerasan.

Membentuk dan memelihara lingkungan sekolah yang sehat membutuhkan upaya dan kerja keras dari setiap unsur di sekolah. Menyediakan suatu lingkungan


(20)

yang sehat bagi insan sekolah merupakan suatu persyaratan dalam mengembangkan pola pertumbuhan mental, fiik, dan sosial.

1.2. Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik bangunan sekolah dan lapangan bermain merupakan faktor kunci bagi kesehatan dan keamanan serta staf sekolah yang menyeluruh (Notoatmodjo,2012). Hal ini membutuhkan infrastruktur yang memadai.

Lokasi sekolah yang aman, yaitu:

a. Pembangunan industri, terminal bus, jalan tol, dan pusat belanja seharusnya berjarak yang cukup aman dari sekolah.

b. Bangunan sekolah harus terlindung dari polusi. Lingkungan dalam sekolah:

a. Ukuran ruang kelas harus memadai sehingga dapat menampung, dengan pencahayaan dan ventilasi yang baik.

b. Meja dan kursi harus sesuai dengan tinggi dan postur siswa.

c. Perpustakaan sekolah harus memiliki ruang baca yang tenang dengan pencahayaan dan ventilasi yang baik.

d. Tangga sekolah harus memiliki konstruksi yang aman, cukup luas dan terjaga.

e. Area bermain dan peralatannya harus bebas dari bahaya.

f. Untuk menghindari kebakaran, harus tersedia pemadam api dan fasilitas yang memadai untuk upaya evakuasi.


(21)

h. Kamar mandi dan ruang bilas serta toilet harus bersih dan terpelihara. i. Sanitasi dan tempat buang sampah harus tersedia secara memadai. j. Kebun dan taman sekolah harus terpelihara dengan baik.

k. Kantin yang sehat.

l. Sekolah harus memiliki ruang medis, ruang kesehatan dan petugas kesehatan yang terlatih.

m. Apabila sekolah memiliki kolam renang, harus terpelihara dengan baik dan jaminan keselamatan.

1.3. Lingkungan Psikososial

Lingkungan psikososial di sekolah meliputi sikap, perasaan, dan nilai dari petugas sekolah. Iklim psikososial yang positif serta budaya yang baik dapat meningkatkan pencapaian pendidikan dan moral dari petugas sekolah. Keamanan psikologis, hubungan interpersonal yang positif, penghargaan atas keberhasilan seseorang serta lingkungan belajar yang mendukung merupakan seluruh bagian dari lingkungan psikososial (Notoatmodjo, 2012).

SBPK (Sekolah Berwawasan Promosi Kesehatan) harus menjamin lingkungan sikososial yang positif dengan cara:

a. Penerapan kebijakan sekolah yang suportif.

b. Merangsang aktivitas kelompok yang mempromosikan kebersamaan, persahabatan, saling pengertian, serta rasa memiliki.


(22)

c. Penyediaan kesempatan bagi siswa untuk belajar di lingkungan yang kompetitif dengan dukungan yang memadai dalam mengahadapi tantangan.

d. Pengembangan suasana yang kondusif bagi siswa untuk mengutarakan perasaannya, rasa saling menjaga (caring), saling percaya dan menjaga kerahasiaan.

e. Kerja sama dan belajar aktif (active learning) di ruang kelas.

f. Pendekatan yang memusatkan perhatian pada siswa (student centered) dan pendekatan berdasarkan keterampilan dalam proses belajar-mengajar.

g. Menciptakan situasi beajar baik dalam maupun di luar kelas yang memungkinkan untuk menganalisis situasi secara kritis, memecahkan masalah serta mengambil keputusan.

h. Komunikasi yang baik antar siswa dan guru.

2. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

2.1. Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan sekolah (Entjang, 2000).


(23)

Azrul Azwar dalam Effendy (1998) juga menjelaskan bahwa UKS ialah bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada sekolah-sekolah dengan anak beserta lingkungan hidupnya, dalam rangka mencapai keadaan kesehatan anak sebaik-baiknya dan sekaligus meningkatkan prestasi belajar anak sekolah setinggi-tingginya.

Dalam Undang-Undang No. 23 pasal 45 tentang UKS ditegaskan bahwa “Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmoni dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas” (Entjang, 2000).

2.2. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

Sedangkan secara khusus tujuan UKS adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang didalamnya mencakup:

a. Memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan


(24)

kesehatan di sekolah dan perguruan agama, rumah tangga, maupun di lingkungan masyarakat;

b. Sehat, baik dalam arti fisik, mental, sosial, maupun lingkungan;

c. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaa merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah sosial lainnya.

2.3. Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari berbagai tingkat pendidikan sekolah, mulai dari taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan agama, pendidikan kejuruan, dan pendidikan khusus (sekolah luar biasa) (Notoatmodjo, 2012).

Untuk sekolah dasar, Usaha Kesehatan Sekolah diprioritaskan pada kelas I,III, dan kelas VI ( Effendi, 1998). Alasannya adalah:

a. Kelas I

Merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan lepas dari pengawasasn orang tua, kemungkinan kontak dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan ketidakmengertian tentang kesehatan. Disamping itu kelas I adalah saat yang baik intuk diberikan imunisasi ulangan. Pada kelas I ini dilakukan penjaringan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan yang mungkin timbul sehingga mempermudah pengawasan untuk jenjang berikutnya.


(25)

b. Kelas III

Dilaksanakan di kelas III untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS dikelas I dahulu dan langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan di dalam program pembinaan UKS.

c. Kelas VI

Dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang cukup.

Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi: a. Sasaran primer: peserta didik.

b. Sasaran sekunder: guru, pamong belajar/tutor orang tua, pengelola pendidikan dan pengelola kesehatan, serta TP UKS disetiap jenjang.

c. Sasaran tertier: lembaga pendidikan mulai dari tingkat prasekolah sampai pada sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk satuan pendidikan luar sekolah dan perguruan agama serta pondok pesantren beserta lingkungannya.

2.4. Ruang Lingkup Program dan Pembinaan UKS A. Ruang lingkup program UKS

Ruang lingkup UKS adalah ruang lingkup yang tercermin dalam Tiga Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah/TRIAS UKS (Notoatmodjo, 2012), yaitu sebagai berikut:


(26)

1. Penyelenggaraan pendidikan kesehatan.

Guna memberikan pengertian, pemahaman, dan kemampuan tentang cara-cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, pendidikan kesehatan penting dilaksanakan di sekolah-sekolah mulai Taman Kanak-Kanak sampai dengan Sekola Lanjutan Atas dan yang sederajat. Pendidikan kesehatan di sekolah dapat diwujudkan melalui dua jalur, yakni:

a. Jalur kurikuler

Jalur kegiatan kurikuler dilaksanakan sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan No.22 Tahun 2006 dalam mata ajaran “Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan”. Menurut surat keputusan ini, semua satuan tingkat pendidikan dari TK sampai SLTA dan yang sederajat, Pendidikan Kesehatan diberikan sesuai dengan kurikulum pada masing-masing jenjang pendidikan tersebut.

b. Jalur ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler dirancang dan dilaksanakan oleh masing-masing sekolah. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini disesuaikan dengan kondisi dan situasi serta kebijakan masing-masing sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan juga terkait dengan: pendidikan kesehatan, pembinaan pelayanan kesehatan, dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

Melalui kegiatan pendidikan kesehatan baik kurikuler maupun non-kurikuler ini, maka anak sekolah, guru dan karyawan dapat menyebarluaskan kepada keluarga dan lingkungan sosialnya. Muatan pendidikan kesehatan tersebut disesuaikan dengan karakter perilaku yang dipandang sebagai faktor resiko


(27)

terhadap kesehatan anak sekolah. Misalnya, pada anak usia SD diberikan pendidikan kesehatan tentag perlunya menjaga kebersihan diri, mengenal pentingnya imunisasi, mengenal makanan sehat, mengenal penyakit diare, demam berdarah, dan influenza, mengenal kebersihan lingkungan, sekolah, dan rumah, serta memahami pentingnya buang sampah pada tempatnya. Adapun pada anak SLTA diberikan materi tentang bahaya narkotika, pentingnya pemeliharaan alat reproduksi.

Tujuan penyelenggaraan pendidikan kesehatan antara lain:

a. Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan teratur.

b. Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.

c. Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan.

d. Memiliki kebiasaan hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan. e. Memiliki kemampuan dan kecakapan (life skill) untuk berperilaku hidup

sehat dalam kehidupan sehari-hari.

f. Memiliki pertumbuhan termasuk bertambah tingginya badan dan berat badan secara harmonis (proporsional).

g. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.

h. Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar (napza, arus informasi dan gaya hidup yang tidak sehat).


(28)

i. Memiliki tingkat kesegaran jasmani yang memadai dan derajat kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.

2. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan di sekolah diselenggarakan guna mendukung terwujudnya perilaku sehat bagi masyarakat sekolah, terutama anak sekolah. Oleh sebab itu, program atau kegiatan pelayanan kesehatan tidak semata-mata adanya pelayanan untuk anak sekolah yang sakit/cedera saja, tetapi juga mencakup kegiatan pelayanan promotif dan preventif.

Tujuan pelayanan kesehatan antara lain:

a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat.

b. Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit, kelainan, dan cacat.

c. Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat penyakit/kalainan pengembalian fungsi dan meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera agar dapat berfungsi optimal.

Pelayanan kesehatan adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan terhadap peserta didik dan lingkungannya.


(29)

a. Kegiatan Peningkatan ( Promotif)

Kegiatan peningkatan (promotif) dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan yang dilaksanakan secara ekstrakurikuler, yaitu:

1. Latihan keterampilan teknis dalam rangka pemeliharaan kesehatan dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelayanan kesehatan, antara lain:

a. Dokter Kecil

b. Kader Kesehatan Remaja c. Palang Merah Remaja

d. Saka Bhakti Husada/Pramuka

2. Pembinaan sarana keteladanan yang ada di lingkungan sekolah, antara lain: a. Pembinaan warung sekolah sehat.

b. Lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari faktor pembawa penyakit.

3. Pembinaan keteladanan berperilaku hidup bersih dan sehat kecacingan, (PHBS).

b. Kegiatan Pencegahan (Preventif)

Kegiatan pencegahan dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebalum timbul penyakit, yaitu:


(30)

a. Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus untuk penyakit-penyakit tertentu, antara lain demam berdarah, dan muntaber.

b. Penjaringan (screening) kesehatan bagi anak yang baru masuk sekolah. c. Pemeriksaan berkala kesehatan setiap 6 bulan.

d. Mengikuti (memonitor/memantau) pertumbuhan peserta didik.

e. Imunisasi peserta didik dari kelas I sampai kelas VI di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah.

f. Usaha pencegahan penularan penyakit dengan jalan memberantas sumber infeksi dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah dan perguruan agama.

g. Konseling kesehatan remaja di sekolah dan perguruan agama oleh kader kesehatan sekolah, guru BP, dan guru agama dan Puskesmas oleh Dokter Puskesmas atau tenaga kesehatan lain.

c. Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif)

Kegiatan penyembuhan dan pemulihan dilakukan melalui kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat berfungsi optimal, yaitu:

a. diagnosis dini b. pengobatan ringan


(31)

c. pertolongan pertama pada kecelakaan dan pertolongan pertama pada penyakit

d. rujukan medik

3. Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat

Lingkungan sekolah yang sehat merupakan faktor pemudah (enabling factors) bagi terwujudnya perilaku yang sehat. Meskipun siswa-siswa telah mengetahui dan memahami bahwa buang sempah harus ditempatnya, buang air kecil atau air besar harus di WC sekolah, tetapi kalau di lingkungan sekolah tidak ada tempat sampah atau WC sekolah, maka siswa tersebut akan membuang sampah di sembarang tempat. Oleh sebab itu, lingkungan sekolah harus kondusif untuk perilaku hidup sehat, atau mempunyai fasilitas lingkungan yang mendukung perilaku hidup sehat.

Pembinaan lingkungan sekolah mencakup lingkungan fisik dan lingkungan non-fisik. Selain itu juga dibutuhkan pembinaan lingkungan masyarakat sekitar yang berada dekat dengan sekolah utuk membantu terciptanya lingkungan sekolah yang kondusif.

a. Pembinaan lingkungan sekolah

1. Lingkungan fisik sekolah, meliputi: a. Penyediaan air bersih

b. Pemeliharaan penampungan air bersih

c. Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah d. Pengadaan dan pemeliharaan air limbah


(32)

e. Pemeliharaan WC/jamban/urinoir f. Pemeliharaan kamar mandi

g. Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruangan kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, dan ruang ibadah

h. Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun sekolah (termasuk penghijauan sekolah)

i. Pengadaan dan pemeliharaan warung kantin sekolah j. Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah.

2. Lingkungan non-fisik (sosial dan mental)

Program pembinaan lingkungan mental dan sosial yang sehat dilakukan melalui usaha pemantapan sekolah sebagai lingkungan pendidikan (wiyatamandala) dengan meningkatkan pelaksanaan konsep ketahanan sekolah (7K), sehingga tercipta suasana dan hubungan kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesama warga sekolah. Selain peningakatan pelaksanaan konsep 7K program pembinaan dilakukan dalam bentuk kegiatan antara lain:

a. Konseling kesehatan

b. Bakti sosial masyarakat sekolah terhadap lingkungan c. Perkemahan

d. Penjelajahan/hiking/darmawisata e. Teater, musik, olahraga

f. Kepramukaan, PMR, Dokter kecil, dan kader Kesehatan Remaja g. Karnaval. bazar, lomba.


(33)

b. Pembinaan Masyarakat Sekitar

1. Pembinaan dengan cara pendekatan kemasyarakat dapat dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pondok pesantren, guru, pembina UKS. Misalnya dengan jalan membina hubungan baik bekerjasama dengan masyarakat/LKMD/dewan kelurahan, ketua RT/RW, dan organisasi-organisasi kemasyarakatan lainnya.

2. Penyelenggaraan ceramah tentang kesehatan dan pentingnya arti pembinaan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang sehat. Untuk ini masyarakat diundang ke sekolah. Pembicara dapat diminta dari Puskesmas, pemerintah daerah setempat, narasumber lainnya misalnya dari LSM.

3. Penyuluhan massa baik secara tatap muka maupun melalui media cetak dan audio visual.

4. Menyelenggarakan proyek panduan di sekolah/madrasah/pondok pesantren.

B. Ruang Lingkup Pembinaan dan Pengembangan UKS

Ruang lingkup pembinaan UKS meliputi: 1. Pendidikan kesehatan

2. Pelayanan kesehatan

3. Pemeliharaan lingkungan kehidupan sekolah sehat 4. Ketenagaan


(34)

6. Penelitian dan pengembangan 7. Manajemen organisasi

8. Monitoring dan evaluasi.

2.5. Hasil Program UKS yang diharapkan

a. Dari segi peserta didik :

1. Siswa memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melaksanakan hidup sehat dan mampu memecahkan masalah kesehatan sederhana dengan turut berpartisipasi aktif dalam UKS. 2. Siswa sehat fisik, mental, maupun sosial dan untuk siap untuk

menjalani hidup sehat dan sejahtera.

3. Siswa memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk pergaulan bebas, penyalahgunaan napza, dan tauran.

4. Siswa memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang benar untuk menghadapi permasalahan terutama masalah kesehatan.

5. Siswa mempunyai kemampuan dan keterampilan pemeliharaan dan membina kebersihan, kelestarian lingkunagn fisik di rumah dan sekolah.

6. Siswa mempunyai status kesehatan dan kesegaran jasmani yang baik. 7. Siswa bebas dari penyakit menular dan penyakit seksual.

8. Siswa bebas dari kebiasaan rokok, minum alkohol, dan penyalahgunaan napza (Depkes, 2007).


(35)

b. Dari segi lingkungan sekolah

Semua ruangan dan kamar mandi, WC, dan pekarangan sekolah bersih, tidak ada sampah, serta tersedianya sumber air bersih bagi siswa ( Effendi, 2007).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan UKS

Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku merupakan resultansi dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal (lingkungan). Pada garis besarnya perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek, yakni aspek fisik, psikis, dan sosial. Akan tetapi dari ketiga aspek tersebut sulit untuk dipastikan aspek mana yang paling mempengaruhi perilaku manusia. Secara lebih terinci perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagaigejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007).

Beberapa teori telah dicoba untuk mengungkapkan determinan perilaku berangkat dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan salah satunya teori Lawrence Green (1980) (Notoatmodjo, 2007)

Green mencoba menganalisis perilaku manusia, ia menyatakan bahwa tingkat kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor perilaku dan faktor diluar perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor, yakni:


(36)

3.1.Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi merupakan faktor pencetus yang berfungsi untuk memotivasi individu atau kelompok untuk melakukan tindakan yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, dan sebagainya.

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Menurut Hornty (1995), pengetahuan adalah faktor-faktor informasi, pemahaman, dan keahlian yang dimiliki seseorang melalui pengalaman atau pendidikan (Notoatmodjo, 1997).

Secara garis besar domain tingkat pengetahuan (kognitif) mempunyai enam tingkatan, meliputi: mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan, dan mengevaluasi. Ciri pokok dalam taraf pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang diketahuinya baik melalui pengalaman, belajar, ataupun informasi yang diterima dari orang lain (Notoatmodjo, 2007).

b. Sikap

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya). Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap


(37)

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup (Notoatmodjo, 2007).

Dalam menentukan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi mememgang peranan penting. Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkatan berdasarkan intensitasnya, yaitu menerima, menanggapi, menghargai, dan bertanggung jawab (Notoatmodjo, 2007).

3.2 Faktor Pendukung

Faktor pendukung merupakan faktor yang mendukung atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pendukung adalah sarana dan prasarana atau fasilitas (Notoadmodjo, 2007).

Sarana dan prasarana merupakan alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan didalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia, maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai rencana. Moenir (1992) mengemukakan bahwa sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan, dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja. Pengertian yang dikemukakan oleh Moenir, jelas memberi arah bahwa sarana dan prasarana adalah seperangkat alat yang digunakan dalam suatu proses kegiatan baik alat


(38)

tersebut merupakan peralatan pembantu maupun peralatan utama, yang keduanya berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai.

3.3 Faktor Pendorong

Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang, meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya Hal ini berarti bahwa untuk berperilaku memerlukan dorongan dari orang lain, seperti guru dan petugas kesehatan.

a. Guru

Guru menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005 adalah pendidik profesional dengan tugas utama memdidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru memberi pengaruh besar dalam perubahan sikap peserta didiknya karena guru yang bertanggung jawab dalam mengawasi peserta didik selama di sekolah.

b. Petugas kesehatan

Dalam UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan yang dimaksud dengan tenaga atau petugas kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan, memiliki pengetahuan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang memerlukan kewenangan dalam menjalankan pelayanana kesehatan.


(39)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan UKS pada anak sekolah. Untuk dapat mengidentifikasi hal tersebut maka peneliti mencoba untuk mengembangkan berdasarkan teori perilaku Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007) yang menyatakan bahwa perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Faktor predisposisi terdiri dari pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi dan sebagainya. Namun peneliti hanya mengambil pengetahuan dan sikap saja karena mayoritas siswa di SDN 03 Talang Mandi beragama Islam, memiliki nilai-nilai dan tradisi yang sama karena hidup dalam budaya Minang. Faktor pendukung adalah sarana dan prasarana atau fasilitas seperti ruang UKS, tempat pembuangan sampah, dan sebagainya. Faktor pendorong terdiri dari guru, petugas kesehatan, orangtua, dan sebagainya. Namun peneliti memilih guru dan petugas kesehatan karena terlibat langsung dalam peaksanaan program UKS. Seperti yang tergambar pada kerangka konseptual dalam bagan 1 dibawah ini.


(40)

Skema 1: Kerangka konsep tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi

2. Defenisi Konseptual

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program UKS pada siswa adalah faktor penentu atau determinan perilaku manusia yang sulit untuk dibatasi karena perilaku merupakan resultansi dari berbagai faktor seperti faktor predisposisi yang merupakan faktor pencetus dan dapat memotivasi individu atau kelompok untuk melakukan tindakan yang terwujud dalam pengetahuan dan sikap, kemudian faktor pendukung yang terwujud dalam sarana dan prasarana atau fasilitas dan faktor pendorong yang terwujud dalam sikap dan perilaku orang laim yang merupakan referensi perilaku manusia (Green, 1980).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program UKS:

1. Faktor predisposisi a. pengetahuan b. sikap

2. Faktor pendukung a. sarana dan prasarana 3. Faktor pendorog

a. guru

b. petugas kesehatan

Program UKS: 1. Penyelenggaraan

pendidikan kesehatan 2. Penyelenggaraan

pelayanan kesehatan 3. Pembinaan

lingkungan kehidupan sekolah sehat


(41)

Tabel 1. Definisi operasional tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis

No .

Variabel Definisi Operasional Alat

Ukur 1. Faktor-faktor yang mempeng aruhi pelaksana an program UKS, yaitu 1.Faktor predisposi si 2.Faktor pendukun g 3.Faktor pendorong

Segala hal yang berpengaruh dalam proses pelaksanaan program UKS pada siswa/peserta didik.

Faktor pencetus yang memotifasi siswa di SDN 03 Talang Mandi untuk melaksanakan program UKS, ang meliputi:

a. Pengetahuan: segala sesuatu yang diketahui siswa yang melaksanakan program UKS di SDN 03 Talang Mandi, menyangkut penyelenggaraan pendidikan kesehatan, penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. b Sikap: penilaian atau respons siswa terhadap pelaksanaan program UKS di SDN03 Talang Mandi.

Faktor-faktor yang memungkinkan atau

memfasilitasi siswa di SDN 03 Talang Mandi untuk melaksanakan program UKS, yaitu:

a. Sarana dan prasarana: segala jenis peralatan, perlengkapan, dan fasilitas yang diperlukan oleh siswa di SDN 03 Talang Mandi dalam

melaksanakan program UKS.

Faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat siswa di SDN 03 Talang Mandi dalam

melaksanakan program UK, yang meliputi: a. Guru: dukungan dari orang yang memberikan pendidikan di sekolah kepada siswa di SDN 03 Talang Mandi dalam melaksanakan program UKS b. Petugas kesehatan: dukungan dari orang yang bekerja di bidang kesehatan kepada siswa di SDN 03 Talang Mandi dalam meaksanakan program UKS. Terdiri dari kuesione r yang menggun akan pernyata an tertutup dengan pilihan “Ya” dan “Tidak”, yang berjumla h 30 pernyata an, yaitu 1-12 pernyata an untuk faktor predispo sisi, 13-18 pernyata an untuk faktor penduku ng, 19-30 penyataa n untuk faktor penguat


(42)

BAB 4

METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif, yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.

2. Populasi dan Sampel

2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis sebanyak 252 orang.

2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Nursalam, 2008). Effendi (1998) menyatakan bahwa untuk sekolah dasar, UKS diprioritaskan pada siswa kelas I, III, dan VI. Namun dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel siswa kelas III dan kelas VI dengan kriteria siswa kelas III dan kelas VI dianggap sudah dapat membaca dan menulis dengan lancar dan mempunyai pengetahuan untuk memberikan tanggapan terhadap program UKS yang mereka terima. Jumlah keseluruhan sampel adalah 79 orang, dimana siswa kelas III berjumlah 44 orang dan siswa kelas VI berjumlah 35 orang. Akan tetapi pada saat pengumpulan data, 4 orang tidak hadir karena sakit, yaitu 3 orang dari


(43)

kelas 3 dan 1 orang dari kelas 6, sehingga jumlah sampel menjadi 75 orang. Pada penelitian ini metode pengukuran sampel yang digunakan adalah total sampling, dimana populasi yang kurang dari 100 dapat diambil seluruhnya menjadi sampel (Arikunto, 2006).

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 03 Talang Mandi di Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis. Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut karena sekolah SDN 03 Talang Mandi telah memiliki dan menjalankan program UKS serta belum ada penelitian yang dilakukan di sekolah tersebut. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 Januari sampai dengan 4 Februari 2014.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara berupa surat ethical clearance yang berisikan persetujuan Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan USU yang menyatakan bahwa proposal penelitian layak untuk diteruskan untuk diteliti karena tidak bertentangan dengan nilai dan norma kemanusiaan dan mendapatkan surat izin penelitian. Kemudian meminta izin kepada Kepala sekolah SDN 03 Talang Mandi, selanjutnya setelah mendapat izin, peneliti menanyakan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan menandatangani lembar persetujuan (informed consent), kesediaan menjadi responden adalah sukarela sesuai dengan ketentuan yang berlaku tanpa


(44)

adanya tekanan baik secara fisik maupun psikologis serta dapat mengundurkan diri setiap waktu. Selanjutnya peneliti membuat jadwal untuk melakukan pengambilan data langsung dari sampel serta menyerahkan langsung lembar persetujuan kepada responden yang dibantu oleh guru, dimana peneliti akan menjaga kerahasiaan dengan tidak mencantumkan nama responden dan hanya diberi kode pada masing-masing lembar kuesioner sehingga kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh peneliti.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitan ini di buat dalam bentuk kuesioner yang disusun peneliti berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konsep. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu kuesioner data demografi dan kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program UKS pada siswa.

Kuesioner data demografi meliputi kelas, umur dan jenis kelamin, yang bertujuan untuk melihat distribusi demografi dari responden. Sedangkan kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program UKS pada siswa berisi 30 pernyataan yang menggunakan skala Guttman dengan pilihan jawaban Ya (Y) dan Tidak (T). Bentuk pernyataaan meliputi pernyataan positif dan negatif. Untuk pernyataan positif skor untuk jawaban Ya (Y) = 1 dan Tidak (T) = 0. Untuk pernyataan negatif (pada pernyataan nomor 2, 9, 13, 17, 22, 27) skor untuk jawaban Ya (Y) = 0 dan Tidak (T) = 1.


(45)

6. Pengukuran Validitas-Reliabilitas

Kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalm pelaksanaan program UKS disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konsep, sehingga perlu dilakukan uji validasi. Uji validasi dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen (kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data. Pada penelitian ini digunakan uji validitas isi yang dilakukan oleh dosen Fakultas Keperawatan USU dari Departemen Komunitas dengan latar belakang pendidikan lulusan S-2 dari Songla University, Thailand. Dari kuesioner yang diajukan oleh peneliti, ada beberapa pernyataan yang diperbaiki agar kuesioner sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan dapat digunakan pada responden.

Hasil pengukuran atau pengamatan terdapat kesamaan dimana fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang yang berlainan (Nursalam, 2003). Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan alat ukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang relative sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok yang sama (Azwar, 2003; Masita, 2009). Uji reliabilitas dilakukan di SDN 04 Talang Mandi, Kecamatan Mandau terhadap 20 orang responden yang tidak termasuk dalam jumlah sampel penelitian dengan menggunakan metode uji KR21. Uji reliabilitas penilitian ini dilakukan terhadap responden yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Hasil dari uji reliabilitas ini adalah 0,708. Suatu instrumen dikatakan sudah reliabel jika nilai reliabilitasnya lebh dari 0,70 (Polit & Hungler, 1995)


(46)

7. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan setelah terlebih dahulu mendapat izin dari Fakultas Keperawatan USU kemudian mengajukan permohonan izin kepada SDN 03 Talang Mandi dengan menjelaskan maksud, tujuan dan prosedur penelitian. Setelah mendapat izin dari kepala sekolah, penelitian dilakukan dengan menyebar angket yang dibantu oleh guru. Setelah responden setuju, maka peneliti memberikan surat persetujuan penelitian (informed consent) responden untuk ditandatangani atau persetujuan secara lisan. Kemudian menjelaskan kepada responden cara pengisian kuesioner, dan waktu yang diberikan kepada responden untuk menjawab kuesioner adalah ±45 menit. Saat penelitian berlangsung, ada beberapa responden yang bertanya tentang maksud pernyataan yang terdapat dalam kuesioner. Peneliti memfasilitasi responden selama dalam proses pengisian kuesioner. Setelah selesai kemudian angket dikumpulkan dan dilakukan analisa data.

8. Analisa Data

Setelah data terkumpul maka analisa data dilakukan melalui empat tahapan yaitu dimulai dengan editing untuk memeriksa kembali semua kuesioner tersebut satu persatu, untuk memastikan bahwa setiap kuesioner telah diisi sesuai petunjuk. Dilanjutkan dengan memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi data. Kemudian data diproses memakai program komputerisasi dan terakhir data di cleaning yaitu untuk mengecek kembali data yang telah dientry apakah ada kesalahan atau tidak.


(47)

Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat atau statistik deskriptif, yaitu metode statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau memaparkan satu variabel yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program UKS pada siswa yang akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase serta mean dan standar deviasi berdasarkan nilai yang diperoleh dari pernyataan responden.


(48)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis yang telah dilaksanakan pada 30 Januari sampai dengan 4 Februari 2014 dengan jumlah responden sebanyak 75 orang siswa. Hasil penelitian ini akan menguraikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.

1.1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah siswa kelas 3 (umur 8-10 tahun) hampir sama dengan jumlah siswa kelas 6 (umur 11-14 tahun) yaitu kelas 3 sebanyak 41 orang dan kelas 6 sebanyak 34 orang. Begitu juga dengan jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak 45,3% dan perempuan sebanyak 54,7%.

Tabel 2. Distribusi Frekwensi dan Persentase Karakteristik Responden di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis (n=75)

Karakteristik Frekuensi Persentase

Kelas

3 41 54,7

6 34 45,3

Umur

8-10 tahun 41 54,7

11-14 tahun 34 45,3

Jenis Kelamin


(49)

1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antara kelas 3 dan kelas 6 memiliki pendapat yang hampir sama dalam memberikan jawaban untuk pernyataan setiap faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program UKS. Dari 41 orang jumlah siswa kelas 3, hasil keseluruhan jawaban siswa dalam memjawab pernyataan tentang faktor predisposisi adalah 476 (22,23%) dan jumlah jawaban siswa kelas 6 adalah 396 (18,50%). Sedangkan pada faktor pendukung yang terdiri dari 6 pernyataan, jumlah jawaban siswa kelas 3 adalah 222 (10,36%) dan jumlah jawaban kelas 6 sebanyak 194 (9,07%). Jumlah jawaban siswa kelas 3 untuk pernyataan faktor pendorong adalah 499 (23,30%) dan kelas 6 adalah 354 (16,54%).

Tabel 3. Distribusi Frekwensi dan Persentase Faktor–faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Pelaksanaan Program UKS di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis

Karakteristik Frekuensi Persentase(%) a. Faktor Predisposisi

- Kelas 3 476 22,23

-Kelas 6 396 18,50

b. Faktor Pendukung

-Kelas 3 222 10,36

-Kelas 6 194 9,07

c. Faktor Pendorong

-Kelas 3 499 23,30

-Kelas 6 354 16,54


(50)

1.2.1. Faktor Predisposisi

a. Pengetahuan

Hasil penelitian diperoleh bahwa siswa-siswa di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis memiliki pengetahuan yang hampir sama terhadap program UKS. Mayoritas pengetahuan yang dimiliki siswa mengarah kepada cara hidup sehat dengan cara mencuci tangan yang termasuk dalam program penyelenggaraan pendidikan kesehatan (n=75 ; 100%) dan cara menjaga kebersihan kelas dengan membuang sampah pada tempatnya yang termasuk dalam program pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat (n=73 ; 97,3%). Minoritas siswa menyatakan imunisasi bermanfaat untuk melindungi diri dari penyakit kulit saja (n=3 ; 4%).

b. Sikap

Mayoritas siswa di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis memiliki sikap yang sama terhadap program UKS. Hasil penelitian diperoleh mayoritas siswa menyatakan harus mencuci tangan menggunakan air bersih, membuang sampah pada tempatnya, mengikuti pemeriksaan gigi dan mulut yang diadakan di sekolah, menjaga kebersihan diri agar terhindar dari penyakit, dan bekerjasama membersihkan lingkungan sekolah (n=75 ; 100%). Minoritas responden menyatakan tidak perlu mengikuti imunisasi yang diadakan oleh petugas kesehatan di sekolah (n=6 ; 8%).


(51)

Tabel 5. Distribusi Frekwensi Faktor Predisposisi

Jawaban

No. Karakteristik Ya Tidak

Faktor Predisposisi (Pengetahuan)

1. Salah satu cara hidup sehat adalah 75(100%) 0(0%) mencuci tangan sebelum dan sesudah

makan.

2. Imunisasi bermanfaat untuk melindungi 3(4%) 72(96%) diri dari penyakit kulit saja.

3. Petugas kesehatan adalah orang-orang 70(93,3%) 5(6,7%) yang mengabdikan diri di bidang kesehatan.

4. Membuang sampah pada tempatnya dapat 70(93,3%) 5(6,7%) mencegah berbagai macam penyakit, salah

satu diantaranya yaitu diare.

5. Air bersih yang layak diminum adalah air 68(90,7%) 7(9,3%) yang tidak berwarna, tidak berbau, dan

jernih.

6. Salah satu cara menjaga kebersihan kelas 73(97,3%) 2(2,7%) adalah membuang sampah pada tempatnya.

(Sikap)

7. Kita harus mencuci tangan menggunakan 75(100%) 0(0%) air bersih dan sabun sebelum dan sesudah

makan.

8. Kita harus membuang sampah pada 75(100%) 0(0%) tempatnya.

9. Kita tidak perlu mengikuti imunisasi yang 6(8%) 69(92%) diadakan oleh petugas kesehatan di sekolah.

10. Kita perlu mengikuti pemeriksaan gigi dan 75(100%) 0(0%) mulut yang diadakan di sekolah.

11. Kita harus menjaga kebersihan diri agar 75(100%) 0(0%) terhindar dari prnyakit.

12. Kita harus bekerjasama dalam 75(100%) 0(0%) membersihkan lingkungan sekolah.


(52)

1.2.2. Faktor Pendukung

a. Sarana dan prasarana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan imunisasi di sekolah diadakan oleh petugas kesehatan (n=74 ; 98,7%) dan tempat sampah diletakkan di setiap kelas untuk menjaga kelas tetap bersih (n=74 ; 98,7%). Selain itu responden juga menyatakan ruang kesehatan tidak digunakan untuk merawat siswa yang sakit dan sumber air bersih di sekolah tidak disediakan oleh pihak sekolah (n=6 ; 8%), serta mencuci tangan sebelum dan sesudah makan diajarkan di sekolah (n=57 ; 76%).

Tabel 6. Distribusi Frekwensi Faktor Pendukung

Jawaban

No. Karakteristik Ya Tidak

Faktor Pendukung (Sarana dan Prasarana)

13. Ruang kesehatan di sekolah tidak 6(8%) 69(92%) digunakan untuk merawat siswa yang

sakit saat berada di sekolah.

14. Imunisasi di sekolah dilakukan oleh 74(98,7%) 1(1,3%) petugas sekolah.

15. Tempat sampah diletakkan di setiap 74(98,7%) 1(1,3%) kelas untuk menjaga kelas tetap bersih.

16. Mencuci tangan sebelum dan sesudah 57(76%) 18(24%) makan diajarkan di sekolah.

17. Sumber air bersih di sekolah tidak 6(8%) 69(92%) disediakan oleh pihak sekolah.

18. Kondisi kamar mandi yang baik adalah 73(97,3%) 2(2,7%) tersedianya WC dan air bersih.


(53)

1.2.3. Faktor Pendorong

a. Guru

Hasil penelitian menunjukkan siswa SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Kabupaten Bengkalis menyatakan guru memberikan penyuluhan tentang manfaat olahraga bagi kesehatan (n=74 ; 98,7%), mengajarkan cara menjaga kebersihan (n=67 ; 89,3%), mengajarkan cara menjaga lingkungan yang baik di sekolah dan di rumahh serta memotivasi siswa melakukan kerja bakti membersihkan pekarangan sekolah (n=73 ; 97,3%). Minoritas siswa juga menyatakan bahwa guru tidak memberikan informasi tentang kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah (n=13 ; 17,3%).

b. Petugas Kesehatan

Mayoritas siswa SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis menyatakan petugas kesehatan datang ke sekolah menjelaskan tentang memelihara kesehatan diri dengan cara mencuci tangan (n=72 ; 96,0%), mengajarkan tentang memelihara kesehatan diri (n=70 ; 93,3%) serta menjelaskan tentang manfaat menjaga kebersihan lingkungan (n=69 ; 92%). Minoritas siswa menyatakan petugas kesehatan tidak melakukan pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan gigi dan mulut (n=4 ; 5,3%).


(54)

Tabel 7. Distribusi Frekwensi Faktor Pendorong

Jawaban

No. Karakteristik Ya Tidak

Faktor Pendorong (Guru)

19. Guru mengajarkan siswa tentang 67(89,3%) 8(10,7%) cara menjaga kebersihan diri seperti

mandi 3 kali sehari, menggosok gigi, dan memotong kuku.

20. Guru memberikan pelajaran tentang 60(80%) 15(20%) cara pencegahan penyakit tertentu.

21. Guru memberikan penyuluhan tentang 74(98,7%) 1(1,3%) manfaat olahraga bagi kesehatan.

22. Guru tidak memberikan informasi 13(17,3%) 62(82,7%) tentang kegiatan pelayanan kesehatan

di sekolah, seperti imunisasi dan pemeriksaan gigi dan mulut.

23. Guru mengajarkan siswa cara menjaga 73(97,3%) 2(2,7%) lingkungan yang baik di sekolah dan

di rumah.

24. Guru memotivasi siswa untuk 73(97,3%) 2(2,7%) melakukan kerja bakti membersihkan

pekarangan sekolah.

(Petugas Kesehatan)

25. Petugas kesehatan datang ke sekolah 70(93,3%) 5(6,7%) untuk mengajakan tentang

memelihara kesehatan diri dengan cara mencuci tangan.

26. Petugas kesehatan menjelaskan tentang 72(96%) 3(4%) pentingnya pemeliharaan kebersihan

lingkungan.

27. Petugas kesehatan tidak melakukan 4(5,3%) 71(94,7%) pemerikasaan kesehatan dan pemeriksaan

gigi dan mulut.

28. Petugas kesehatan datang ke sekolah 61(81,3%) 14(18,7%) untuk mengadakan pelayanan imunisasi.

29. Petugas kesehatan yang datang ke 69(92%) 6(8%) sekolah menjelaskan tentang manfaat

menjaga kebersihan lingkungan.

30. Petugas kesehatan yang datang 51(68%) 24(32%) kesekolah menjelaskan tentang manfaat


(55)

2. Pembahasan

2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis

Peneliti akan mencoba menjawab pertanyaan penelitian tentang gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.

Sesuai dengan teori prilaku yang dikemukakan oleh Green (1980) yang menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, serta faktor pendorong (Notoatmodjo, 2007).

2.1.1. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi merupakan faktor pencetus yang berfungsi untuk memotivasi individu atau kelompok untuk melakukan tindakan yang terwujud dalam pengetahuan dan sikap.

a. Pengetahuan

Pengetahuan (kognitif) merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk persepsi, sikap, dan perilaku seseorang, karena perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih lama (long lasting) daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan dibagi menjadi enam tingkatan yang tercakup dalam domain kognitif, yaitu tahu (know), memahami (comprehensive), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo, 2003).


(56)

Hasil penelitian yang telah dilakukan di SDN 03 Talang Mandi, didapatkan data bahwa mayoritas siswa memiliki pengetahuan yang baik terhadap program UKS terutama dalam penyelenggaraan pendidikan kesehatan yaitu salah satu cara hidup sehat dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan (n=75 ; 100%). Secara menyeluruh, pengetahuan siswa terhadap program UKS atau yang lebih dikenal sebagai TRIAS UKS yang berisikan penyelenggaraan pendidikan kesehatan, penyelenggaraan pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat mencapai diatas 90%. Jika dilihat dari karakteristik responden yang mayoritas berusia 8-14 tahun (anak usia sekolah dasar) menandakan siswa sudah siap dalam menerima berbagai pengalaman yang dilihat, didengar, dan dialaminya, termasuk pengetahuan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mursyid (2009) tentang pelaksanaan program UKS di Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan 2003-2004 yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan anak didik tentang program UKS yang dilaksanakan di sekolah sebagian besar pada kategori baik.

b. Sikap

Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan, akan tetapi predisposisi perilaku atau reaksi tertutup. Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah


(57)

melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2005).

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa siswa SDN 03 Talang Mandi memiliki sikap yang baik terhadap pelaksanaan UKS. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas responden menyatakan bahwa mereka harus mencuci tangan menggunakan air bersih sebelum dan sesudah makan, membuang sampah pada tempatnya, perlu mengikuti pemeriksaan gigi dan mulut yang diadakan di sekolah, menjaga kebersihan diri agar terhindar dari penyakit, dan bekerjasama daam membersihkan lingkungan sekolah (n=75 ; 100%). Hasil ini menunjukkan bahwa siswa SDN 03 Talang Mandi memiliki respon yang baik terhadap pelaksanaan program UKS.

2.1.2. Faktor Pendukung

Faktor pendukung sebagai sesuatu yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang memberikan pengaruh yang baik terhadap siswa SDN 03 Talang Mandi dalam pelaksanaan program UKS. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian pada variabel sarana dan prasarana.

a. Sarana dan Prasarana

Mayoritas responden menyatakan bahwa imunisasi di sekolah diadakan oleh petugas kesehatan (n=74 ; 98,7%), di setiap kelas disediakan tempat sampah untuk menjaga kelas tetap bersih (n=74 ; 98,7%), dan sebanyak 57 responden (76,0%) yang menyatakan bahwa mecuci tangan sebelum dan sesudah makan diajarkan disekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyediaan sarana


(58)

dan prasarana di SDN 03 Talang Mandi sangat membantu dalam terlaksananya program UKS.

Pembinaan lingkungan sekolah yang sehat merupakan gabungan antara upaya pendidikan dan pelayanan kesehatan untuk dapat diterapkan dalam lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari peserta didik (Effendi, 1998). Hal ini seiring dengan putusan Hasil Rakernas di Mojokerto dan Solo (2004) yang menyatakan bahwa sarana dan prasarana yang memadai dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan status kesehatan lingkungan di sekolah.

Penyediaan sarana dan prasarana yang baik di SDN 03 Talang Mandi juga dapat dilihat dari fasilitas yang disediakan oleh pihak sekolah seperti gedung permanen, memiliki 6 ruang belajar, 1 kantor dan didalamnya terdapat ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, dan kamar mandi yang terpisah antara laki-laki dan perempuan (Data SDN 03 Talang Mandi, 2013).

2.1.3. Faktor Pendorong

Pengetahuan, sikap, dan fasilitas yang tersedia kadang-kadang belum menjamin terjadinya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2005). Menurut Dignan & Carr, 1992, faktor pendorong terwujud dalam sikap dan perilaku orang yang berpengaruh dalam hidupnya (Togatorop, 2007). Hasil penelitian pada siswa di SDN 03 Talang Mandi menunjukkan bahwa guru mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS. Ini tidak jauh berbeda dengan sub variabel petugas kesehatan yang juga mempunyai peran dalam mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan faktor UKS.


(59)

a. Guru

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Undang-undang No. 14 Tahun 2005). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian ini, dimana mayoritas responden memberikan penilaian yang hampir sama terhadap peran guru dalam pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi. Mayoritas responden menyatakan bahwa guru memberian penyuluhan tentang manfaat olahraga bagi kesehatan (n=74 ; 98,7%).

Kunci pendidikan kesehatan di sekolah merupakan tanggungjawab guru, dimana sekolah merupakan perpanjangan tangan pendidikan kesehatan (Notoatmodjo, 2003). Guru memberikan pengaruh besar dalam perubahan perilaku peserta didiknya karena guru yang bertanggung jawab dalam mengawasi peserta didik selama di sekolah begitu juga dalam perilaku kesehatan. Dalam penelitian di SDN 03 Talang Mandi ini mayoritas responden menyatakan bahwa guru mengajarkan cara menjaga lingkungan sekolah dan rumah serta memotivasi siswa untuk mengerjakan kerja bakti membersihkan pekarangan sekolah (n=73 ; 97,3%).

Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Masita (2009) tentang pelaksanaan program UKS dan kebiasaan hidup bersih sehat di SD RA Kartini Kota Tebing Tinggi yang menyatakan bahwa keberhasilan pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan di SD RA Kartini tidak terlepas dari dukungan guru sebagai penanggunng jawab program UKS sehingga dapat berjalan dengan baik.


(60)

b. Petugas Kesehatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa petugas kesehatan memberikan pengaruh cukup baik kepada siswa SDN 03 Talang Mandi. Mayoritas siswa menyatakan bahwa petugas kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan gigi dan mulut (n=71 ; 94,7%). Namun mayoritas siswa menyatakan untuk menjelaskan tentang pemanfaatan penerangan di dalam ruangan kelas, masih kurang di lakukan oleh petugas kesehatan (n=51 ; 68%). Hal ini menjadi salah satu alasan bagi pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi belum terlaksana dengan maksimal. Kurangnya pengaruh petugas kesehatan di SDN 03 Talang Mandi dikarenakan jadwal kedatangan petugas yang tidak sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.


(61)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 30 Januari sampai dengan 4 Februari 2014 pada siswa SDN 03 Talang Mandi, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi dilakukan secara merata pada siswa. Faktor predisposisi terdiri dari pengetahuan dan sikap. Pengetahuan mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS karena pengetahuan merupakan dasar utama dalam perubahan perilaku seseorang. Semakin tinggi pengetahuan seseorang semakin besar kemungkinan perubahan dalam perilakunya. Sikap mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan UKS karena semakin baik respon yang diberikan dalam pelaksanaan progran UKS dapat membantu berjalannya setiap program yang ada.

Faktor pendukung yaitu tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung sehingga dapat mempermudah dan memperlancar setiap pelaksanaan program UKS. Sarana dan prasarana yang memadai dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan starus kesehatan di sekolah.

Faktor pendorong diantaranya guru dan petugas kesehatan. Guru dan petugas kesehatan memberikan pengaruh dalam pelaksanaan program UKS karena guru dan petugas kesehatan termasuk dalam orang-orang yang terlibat dan ikut serta langsung dalam pengawasan dan pelaksanaan program UKS. Besarnya keterlibatan guru dan petugas kesehatan dalam pelaksanaan program UKS dapat mempengaruhi maksimalnya pelaksanaan program UKS.


(62)

2. Saran

2.1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Perawat komunitas atau puskesmas hendaknya lebih meningkatkan lagi perannya dalam pelaksanaan program UKS sehingga untuk setiap programnya dapat terlaksana dengan maksimal.

2.2. Bagi penelitian selanjutnya

Penelitian ini tidak meneliti seberapa kuat pengaruh faktor-faktor tersebut mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS. Untuk itu peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang faktor-faktor yang paling mempengaruhi siswa dalam pelaksanaan program UKS.

2.3. Bagi SDN 03 Talang Mandi

Pelaksanaan program UKS di SDN 03 Talang Mandi yang telah berjalan sekitar 75% diharapkan dapat lebih meningkatkan lagi pelaksanaan program UKS sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2005). Sikap manusia teori pengukurannya, edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Aziz, A. (2003). Riset keperawatan dan tehnik penulisan ilmiah, edisi pertama, jilid 1. Jakarta: Salemba Printer.

Chuswatun diambil dari wibsite http://Chuswatun.wordpress.com/2009/01/17/ perilaku-hidup-bersih-sehat-bagi-masyarakat diakses tanggal 15 Mei 2014. Dimas, S. (2012). Definisi pusat Indonesia diakses pada tanggal 5 Desember 2013

dari http://definisimu.blogspot.com/2012/09/.

Effendy, N. (1998). Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat, edisi 2.. Jakarta: EGC.

Entjang, I. (2000). Ilmu kesehatan masyarakat. Bandung: Citra Aditya Bakti. Togatorop, R. (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi wanita memilih metode

kontrasepsi buatan di Kelurahan Siringo-ringo Kabupaten Labuhan Batu. Medan: Skripsi, Universitas Sumatera Utara.

Hilderia. (2006). Pelaksanaan program UKS ditingkat sekolah dasar negeri Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun. Medan: Skripsi, Universitas Sumatera Utara.


(64)

Masita, S. (2009). Pelaksanaan program UKS dan kebiasaan hidup bersih sehat murid kelas VI SD RA Kartini kota Tebing Tinggi diakses pada tangggal 11 September 2013 dari http://library.usu.ac.id.

Moenir, H.A.S. (1992). Manajemen pelayanan umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Mursyid. (2009). Pelaksanaan program UKS di dinas kesehatan pemerintah kota Medan tahun 2003-2004 diakses pada tanggal 31 Oktober 2013 dari http://library.usu.ac.id

Notoatmodjo. (2003). Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. (2007). Promosi kesehatan dan perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. (2010). Promosi kesehatan.teori & aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. (2012). Promosi kesehatan di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarata: Salemba Medika.

Profil SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis. (2012). Sitorus, H. (2009). Sekolah di Medan didorong agar memiliki UKS diakses pada

tanggal 20 September 2013 dari http://anak-iklab.blogspot.com/2009/08/. Syamrilode. (2011). Pengertian sarana dan prasarana diakses pada tanggal 5

Desember 2013 dari http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting-html.


(65)

(66)

(67)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Pelaksanaan Program UKS

di SDN 03 Talang Mandi Kecamatan Mandau Duri

Oleh : Iim Pratiwi

Saya adalah mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Pelaksanaan Program UKS di SDN 03 Talang Mandi.

Adik-adik diharapkan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana jawaban yang diberikan tidak akan mempengaruhi nilai pelajaran adik-adik. Jika adik-adik bersedia, maka saya akan memberikan lembar kuesioner untuk diisi.

Partisipasi adik-adik dalam penelitian ini bersifat sukarela, peneliti akan menjamin identitas dan kerahasiaan jawaban yang adik-adik berikan. Adik-adik bebas menanyakan tentang penelitian ini.

Terima kasih atas perhatian dan kesediaan adik-adik sekalian dalam penelitian ini.

Duri, Februari 2014 Peneliti Responden


(68)

KUESIONER PENELITIAN

Kode :

Tanggal :

Petunjuk Umum Pengisian :

1. Saudara/i diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang ada. 2. Berilah tanda checklist (√) pada kolom kotak yang telah disediakan sesuai

dengan jawaban yang tepat dari Saudara. 3. Tiap satu pernyataan diisi dengan satu jawaban.

4. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti.

A. Data Demografi

Umur : Tahun

Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan Kelas :

B. Kuesioner tentang Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan UKS

No. Pernyataan Ya Tidak

Pengetahuan

1. Salah satu cara hidup sehat adalah mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

2. Imunisasi bermanfaat untuk melindungi diri dari penyakit kulit saja.

3. Petugas kesehatan adalah orang-orang yang mengabdikan diri di bidang kesehatan.

4. Membuang sampah pada tempatnya dapat mencegah berbagai macam penyakit salah satu diantaranya yaitu diare.

5. Air bersih yang layak diminum adalah air yang tidak berwarna, tidak berbau, dan jernih.

6. Salah satu cara menjaga kebersihan kelas adalah membuang sampah pada tempatnya


(69)

Sikap

7. Kita harus mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah makan.

8. Kita harus membuang sampah pada tempatnya.

9. Kita tidak perlu mengikuti imunisasi yang diadakan oleh petugas kesehatan di sekolah.

10. Kita perlu mengikuti pemeriksaan gigi dan mulut yang diadakan di sekolah.

11. Kita harus menjaga kebersihan diri agar terhindar dari penyakit.

12. Kita harus bekerjasama dalam membersihkan lingkungan sekolah.

Sarana dan Prasarana

13. Ruang kesehatan di sekolah tidak digunakan untuk merawat siswa yang sakit saat berada di sekolah. 14. Imunisasi di sekolah diadakan oleh petugas kesehatan. 15. Tempat sampah di letakkan di setiap kelas untuk

menjaga kelas tetap bersih.

16. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan diajarkan di sekolah.

17. Sumber air bersih di sekolah tidak disediakan oleh pihak sekolah.

18. Kondisi kamar mandi yang baik adalah tersedianya WC dan air yang bersih.

Guru

19. Guru mengajarkan siswa tentang cara menjaga

kebersihan diri seperti mandi 3 kali sehari, menggosok gigi, dan memotong kuku.

20. Guru memberikan pelajaran tentang cara pencegahan penyakit tertentu.


(70)

21. Guru memberikan penyuluhan tentang manfaat olahraga bagi kesehatan.

22. Guru tidak memberikan informasi tentang kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah seperti imunisasi dan pemeriksaan gigi dan mulut.

23. Guru mengajarkan siswa cara menjaga lingkungan yang baik di sekolah dan di rumah.

24. Guru memotivasi siswa untuk melakukan kerja bakti membersihkan pekarangan sekolah.

Petugas Kesehatan

25. Petugas kesehatan datang ke sekolah untuk mengajarkan tentang memelihara kesehatan diri dengan cara mencuci tangan.

26. Petugas kesehatan menjelaskan tentang pentingnya pemeliharaan kebersihan lingkungan.

27. Petugas kesehatan tidak melakukan pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan gigi dan mulut.

28. Petugas kesehatan datang ke sekolah untuk mengadakan pelayanan imunisasi.

29. Petugas kesehatan yang datang ke sekolah menjelaskan tentang manfaat menjaga kebersihan lingkungan. 30. Petugas kesehatan yang datang ke sekolah menjelaskan


(71)

Data Uji Reliabilitas

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27 Q28 Q29 Q30 X X2 A1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 900 A2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841 A3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841 A4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784 A5 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 25 625 A6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841 A7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 900 A8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 900 A9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 900 A10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 24 576 A11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 900 A12 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 23 529 A13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 900 A14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 900 A15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784 A16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 24 576 A17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 900 A18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 29 841 A19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 24 576 A20 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 25 625 20 16 20 20 19 19 20 20 18 19 20 19 16 20 20 18 16 19 18 18 18 16 20 19 19 19 16 20 18 17 557 310249

Total X2 15639

Hasil Uji Reliabilitas

KR21 =(

)(1-M (

))

Vt

=

=

=

=


(72)

M =

=

=

27,85

KR21 =

)(1 – 27,85(

=

(1,0344)(1-27,85(0,0113))

=

(1,0344)(1-0,3154)

=

(1,0344)(0,6846)


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

ANGGARAN DANA PENELITIAN

1. Biaya Proposal

a. Print dan jilid Proposal : Rp 100.000 b. Internet : Rp 100.000 c. Fotocopy dan membeli sumber tinjauan pustaka : Rp 200.000 d. Perbanyak proposal : Rp 50.000 2. Pengumpulan data

a. Transportasi Penelitian : Rp 30.000 b. Perbanyak kuisioner Penelitian : Rp 40.000 c. Izin penelitian dan ethical cleareance : Rp 150.000 d. Bingkisan untuk responden : Rp 150.000 e. Biaya tak terduga : Rp 200.000 3. Biaya Skripsi

a. Print dan jilid Skripsi : Rp 200.000 b. Perbanyak skripsi : Rp 50.000

Total Anggaran : Rp 1.270.000


(6)

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Iim Pratiwi Tempat Tangga Lahir : Duri, 27 Mei 1991 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam

Riwayat Pendidikan

1. (1996-2003) SDN 087 Gajah Sakti Kecamatan Mandau, Duri, Riau 2. ( 2003-2006) SMP 03 Mandau, Duri, Riau

3. (2006-2009) SMA Negeri 2 Mandau, Duri, Riau 4. (2010-sekarang) Fakultas Kerawatan USU