Hubungan Antara Masa Kerja dengan Kejadian Stres Kerja

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sentot Imam Wahjono dalam bukunya yang mengatakan bahwa semakin tua usia maka akan semakin kecil kemungkinan terkena stres sehingga kemungkinan untuk berhenti kerja pun semakin kecil, hal ini disebabkan karena semakin tua para pekerja, semakin sedikit kesempatan alternatif pekerjaan bagi mereka. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Azizah Musliha Fitri 2013 yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stres Kerja pada Karyawan Bank Studi Pada Karyawan Bank BMT. Hasil penelitian didapatkan p value sebesar 0,031, dengan hasil pengambilan keputusan untuk uji hipotesis adalah p value 0,05. Umur merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya stres kerja. Pekerja dengan umur yang lebih tua akan mempunyai pengalaman yang tidak dimiliki oleh pekerja dengan umur yang relatif lebih muda. Pengalaman ini sangat berguna terutama dalam menangani stresor yang terjadi di lingkungan kerja. Sebagian besar penelitian mengenai hubungan umur dengan stres kerja membuktikan bahwa semakin tua umur seorang pekerja maka akan semakin rendah kemungkinan menderita stres kerja. Pekerja dengan umur yang lebih tua cenderung mempunyai kondisi kesehatan mental yang lebih baik dibanding pekerja dengan usia yang lebih muda.

5.1.2 Hubungan Antara Masa Kerja dengan Kejadian Stres Kerja

Hasil analisis statistik bivariat menggunakan uji Fisher untuk mengetahui hubungan antara masa kerja dengan kejadian stres kerja pada pengemudi taksi New Atlas Semarang diperoleh p value sebesar 0,01 p value 0,05 sehingga menunjukkan hasil bahwa ada hubungan antara masa kerja dengan kejadian stres kerja pada pengemudi taksi New Atlas Semarang. Terlihat dari 44 responden yang menjadi subyek penelitian, sebanyak 36 responden 81,8 yang mengalami tingkat stres kerja rendah sebanyak 25 responden 56,8 dalam masa kerja lama dan sedang, sedangkan sebanyak 8 responden 18,2 yang mengalami tingkat stres tinggi, 7 diantaranya dalam masa kerja baru. Hal ini memberikan gambaran bahwa masa kerja seseorang dalam menjalankan pekerjaan berhubungan dengan stres kerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sentot Imam Wahjono dalam bukunya yang menyebutkan bahwa pengalaman pada pekerjaan cenderung berhubungann dengan stres kerja. Hal ini dilihat dari dua bukti pendukung yaitu karyawan yang tetap lebih lama dalam organisasi lebih tahan stres dan pengalaman akan mengajarkan orang untuk mengembangkan mekanisme untuk mengatasi stres Sentot Imam Wahjono, 2010:112. Masa kerja memiliki pengaruh penting dalam memicu munculnya stres kerja. Pekerja dengan masa kerja lebih lama cenderung mempunyai kemampuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai pekerjaannya dibandingkan dengan pekerja yang mempunyai masa kerja lebih pendek. Hal ini dikarenakan pengalaman yang dimiliki oleh pekerja dengan masa kerja yang lebih lama mempunyai pengalaman yang lebih banyak mengenai pekerjaan yang dilakukannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masa kerja mempunyai hubungan dengan stres kerja, dan pekerja dengan masa kerja yang lebih pendek mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengalami stres kerja. Hal ini disebabkan karena kemungkinan para pengemudi taksi sebagian besar belum hafal seluk beluk jalanan di wilayah Semarang dan sekitarnya, sehingga pada tahun-tahun pertama pengemudi bekerja, mereka masih harus belajar menyesuaikan diri dengan pekerjaannya. Hal ini dapat mengakibatkan beban tugas dan tekanan yang dimiliki pekerja pada tahun-tahun pertama pekerjaannya sangat besar sehingga dapat memicu munculnya stres kerja.

5.1.3 Hubungan Antara UpahPendapatan dengan Kejadian Stres Kerja