43
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Untuk mengetahui hasil penelitian, maka dilakukan analisis data yang diperoleh dari data hasil penelitian atau analisis data akhir. Analisis data tersebut
akan menghasilkan simpulan apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima.
4.1.1 Analisis Data Tahap Akhir
Tujuan dari analisis tahap akhir adalah untuk menjawab hipotesis yang telah dikemukakan. Data yang digunakan untuk analisis tahap ini adalah data nilai post
test, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
4.1.2 Analisis Nilai Posttest
Analisis nilai posttest dilakukan dengan uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji ketuntasan hasil belajar, analisis pengaruh antar variabel, penentuan
koefisien determinasi, analisis nilai afektif, psikomotorik, dan analisis angket. Adapun hasil analisis posttest yaitu sebagai berikut :
4.1.2.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Nilai Posttest Materi Penyangga dan Hidrolisis
Kelas N
Rata- rata
SD Nilai
Tertinggi Nilai
Terendah Eksperimen XI IPA 1
33 79,68
5,6 93,3
70 Kontrol XI IPA 2
32 69,06
7,86 83,3
53,3
4.1.2.2 Uji Normalitas
Hasil uji normalitas data nilai posttest terdapat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil uji Normalitas data Nilai Posttest
Kelas
hitung
DK
tabel
Kriteria Eksperimen
2,62 3
7,81 Berdistribusi Normal
Kontrol 2,05
3 7,81
Berdistribusi Normal Data yang dianalisis adalah nilai posttest materi pokok larutan penyangga
dan hidrolisis.Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh hasil untuk
hitung
setiap data
tabel
maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal, sehingga uji selanjutnya memakai statistika parametrik.
4.1.2.3 Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test
Hasil analisis perhitungan uji kesamaan dua varian data post test dapat dilihat pada table 4.3
Tabel 4.3 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test Data
F
hitung
F
tabel
Kriteria Post Test
1,077 2,04
Berdistribusi Homogen Pada perhitungan uji kesamaan dua varians data post test antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh harga F
hitung
= 1,077. Berdasarkan tabel distribusi F untuk taraf signifikansi 2,5 dengan dk = 32:31 diketahui
harga F
0,02532:31
= 2,04. Harga F
hitung
lebih kecil dari F
tabel
maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Hal ini berarti bahwa kedua kelompok
mempunyai varians yang sama homogen.
4.1.2.4 Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan yaitu untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran cooperative
learning dengan strategi LSQ pada pembelajaran kimia. Data posttest dianalisis menggunakan uji terhadap pengaruh pengaruh antar variabel, penentuan koefisien
determinasi dan uji ketuntasan hasil belajar. 4.1.2.4.1 Analisis Terhadap Pengaruh Antar Variabel
Untuk menentukan besarnya pengaruh penerapan metode eksperimen berbasis lingkungan terhadap hasil belajar siswa materi pokok larutan penyangga
dan hidrolisis digunakan rumus koefisien korelasi biserial. Berdasarkan data diperoleh besarnya Y
1
= 79,68; Y
2
= 69,06; S
y
= 8,68; p = 0,46; q = 0,54 dan u = 0.3973, menghasilkan koefisien korelasi biserial hasil
belajar siswa r
b
sebesar 0,766 selanjutnya dimasukkan kedalam rumus t
hitung
dan didapat t
hitung
sebesar 6,52 dan t
tabel
2, 04. t
hitung
t tabel menunjukkan bahwa model pembelajaran cooperativedengan strategi LSQ berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. 4.1.2.4.2 Penentuan Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial hasil belajar r
b
sebesar 0,766, sehingga besarnya koefisien determinasi KD adalah 58,66. Jadi, besarnya kontribusi penerapan model pembelajaran
cooperative learning dengan strategi LSQ terhadap hasil belajar siswa materi pokok larutan penyangga dan hidrolisis adalah sebesar 58,66.
4.1.2.4.3 Uji Ketuntasan Hasil Belajar Uji ketuntasan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui apakah hasil
belajar kimia kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat mencapai
ketuntasan belajar atau tidak. Untuk mengetahui ketuntasan belajar individu dapat dilihat dari data hasil belajar siswa. Siswa dikatakan belajar jika hasil belajarnya
mandapat nilai 71 atau lebih. Hasil uji ketuntasan dimuat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Uji Ketuntasan Belajar kelas Eksperimen dan kontrol
Kelas t
hitung
T
0,95n-1
Kriteria Eksperimen
8,903 2,037
Tuntas kontrol
1,397 2,040
Tidak Tuntas Hasil perhitungan uji ketuntasan belajar untuk kelas eksperimen
diperoleh t
hitung
-t
0,95n-1
, dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih dari 71 atau dapat dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar.
Sedangkan untuk kelas kontrol t
hitung
-t
0,95n-1,
dapat disimpulkan bahwa rata- rata hasil belajar kelas kontrol kurang dari 71 atau tidak dapat mencapai
ketuntasan hasil belajar. 4.1.2.4.4 Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Afektif
Penilaian dilakukan dengan penilaian afektif selama kegiatan belajar mengajar di kelas. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui aspek mana yang dimiliki siswa dan aspek mana yang perlu dibina dan dikembangkan lagi. Rata-rata nilai afektif kelas eksperimen dan kontrol dapat
dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4. 5 Rata-rata Nilai Afektif pada Kelas Eksperimen dan kontrol
No Aspek
Kelas eksperimen Kelas kontrol
Nilai rerata
Kriteria Nilai
rerata Kriteria
1 Kehadiran siswa di kelas
5,0 Sangat Tinggi
5 Sangat Tinggi
2 Keseriusan mengerjakan tugas
4,9 Sangat tinggi
3,7 Tinggi
3 Keseriusan siswa bertanya
4,3 Sangat tinggi
3,8 Tinggi
4 Keseriusan menghargai pendapat
4,7 Sangat tinggi
3,9 Sedang
5 Keseriusan mengikuti proses belajar
4,3 Sangat Tinggi
4,0 Tinggi
6 Keberanian mengerjakan tugas di depan
4,3 Sangat tinggi
3,4 Tinggi
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikatakan rata-rata nilai aspek afektif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
4.1.2.4.5 Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Psikomotorik Ranah psikomotorik yang digunakan untuk menilai siswa ada 8 aspek. Tiap
aspek dianalisis secara deskriptif bertujuan untuk mengetahui aspek mana yang dimiliki siswa untuk dibina dan dikembangkan. Rata-rata nilai psikomotorik
kelas kesperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4. 6 Rata-rata Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Aspek
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nilai rata- rata
Kriteria Nilai rata-
rata Kriteria
1 Persiapan praktikum
4,0 Sangat
Tinggi 3,9
Sangat tinggi
2 Dinamika kelompok
3,5 Sangat
Tinggi 2,8
Tinggi 3
Kelengkapan persiapan alat dan
bahan 4
Sangat Tinggi
3,9 Sangat
Tinggi
4 Ketrampilan dalam
menggunakan alat praktikum
3,6 Sangat
Tinggi 2,8
Tinggi
5 Penguasaan prosedur
kerja 3,0
Tinggi 2,8
Tinggi 6
hasil praktikum 3,3
Tinggi 3,2
Tinggi 7
Kebersihan 3,6
Sangat Tinggi
2,5 Cukup
Dari hasil analisis tersebut dapat dikatakan rata-rata nilai aspek psikomotorik praktikum larutan penyangga dan hidrolisis kelas eksperimen lebih
baik daripada kelas kontrol.
4.1.2.4.6 Analisis Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Data tanggapan siswa diperoleh dengan menggunakan angket.
Penyebaran angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketertarikan siswa terhadap proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan siswa menyukai pembelajaran dengan model pembelajaral cooperative learning dengan strategi
LSQ karena lebih menyenangkan, menarik, dan dapat membuat siswa lebih mudah memahami materi, hal ini dapat dilihat dari rasa ingin tahu siswa yang
meningkat dalam pembelajaran dan mereka lebih termotivasi untuk giat belajar. Hasil penyebaran angket dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1. Hasil Analisis Tanggapan Siswa terhadap model pembelajaran cooperative learning dengan strategi LSQ
4.2 Pembahasan