Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Proses belajar dan mengajar merupakan faktor penting dalam dunia pendidikan. Agar pelaksanaan belajar dan mengajar dapat berlangsung sesuai yang diharapkan, perlu mendapatkan perhatian yang serius baik oleh guru, orang tua dan pemerintah. Peran guru dalam proses pembelajaran di sekolah sangat dibutuhkan untuk membantu siswanya dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Seorang guru harus memberi perhatian lebih pada cara penyajian materi pembelajaran supaya dapat ditangkap dengan baik oleh siswa, serta dapat merangsang siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Keterampilan mengajar perlu dikembangkan oleh guru untuk memenuhi berbagai macam tuntutan akan kebutuhan pengajaran yang efektif dikelas Pope, 2007: 52. Pengajaran yang efektif dapat diwujudkan dengan memilih metode yang tepat dalam mengajar.Salah satu strategi yang dapat dikembangkan pada siswa adalah dengan mendorong serta menggunakan interaksi antar siswa, serta antara guru dan siswa Cornu Peters, 2005: 58. Siswa perlu diberikan kesempatan untuk belajar secara interaktif kerjasama dengan teman dalam mengembangkan pemahaman terhadap konsep-konsep dan prinsip-prinsip penting. Dalam interaksi ini siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan antara satu sama lain untuk proses belajar. Interaksi antar siswa dapat ditumbuhkan melalui kegiatan bertanya. Bertanya adalah cara untuk mengungkapkan rasa keingintahuan akan jawaban yang tidak atau belum diketahui. Rasa ingin tahu merupakan dorongan atau rangsangan yang efektif untuk belajar dan mencari jawaban.Kualitas hidup seseorang ditentukan oleh kualitas pertanyaannya, semakin progresif sebuah pertanyaan semakin sukses orang tersebut menjalani kehidupannya. Bertanya merupakan bagian pembelajaran dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Penyampaian materi pelajaran yang diberikan guru dapat dilakukan dengan efektif jika melibatkan peserta didik secara aktif bertanya. Peserta didik mengumpulkan pertanyaan yang ditulis, kemudian guru hanya menyampaikan pelajaran dengan menjawab pertanyaan yang telah diajukan peserta didik Riswani Widayati, 2012: 10. Namun berdasarkan studi lapangan tidak semua siswa memiliki kemampuan bertanya dan aktif dalam proses pembelajaran, seperti hasil observasi di SMA N 1 Bergas kelas XI IPA diketahui bahwa 1 siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar hanya 7-8 orang saja sedangakan siswa lainnya tidak mempunyai inisiatif untuk bertanya pada teman ataupun guru, 2 masih ada siswa yang terlambat dalam menyelesaikan tugas, dan 3 melakukan aktivitas lain saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran dan bertanya dapat menyebabkan hasil belajar yang rendah. Berdasarkan studi lapangan tersebut diperlukan suatu solusi pembelajaran dengan strategi pembelajaran yang sesuai agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Observasi awal yang telah dilakukan peneliti di SMAN 1 Bergas Kelas XI IPA diketahui bahwa hasil belajar siswa materi larutan penyangga dan hidrolisis masih rendah.Hal Tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1 Presentase Ketuntasan Nilai Materi Penyangga dan Hidrolisis Melihat kenyatan ini diperlukan suatu solusi pembelajaran yang bisa mengaktifkan siswa, karena materi penyangga dan hidrolisis itu suatu materi yang didalamnya ada banyak masalah yang harus diselesaikan serta dibutuhkan kesiapan saat mengikuti pembelajaran, agar saat pembelajaran berlangsung dapat dengan mudah memahami konsep-konsep yang dijelaskan. Model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran Cooperative dengan strategi Learning Start With a Question LSQ, karena dengan model pembelajaran ini sebelum mulai pembelajaran siswa harus membaca buku terlebih dahulu sehingga siswa akan siap dan aktif dalam mengikuti pembelajan. LSQ merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif, dimana siswa akan aktif dalam bertanya. Agar siswa aktif dalam bertanya siswa diminta untuk mempelajari materi yang akan diajarkan terlebih dahulu. Belajar sesuatu yang baru itu akan lebih efektif jika peserta didik itu aktif bertanya dari pada hanya No. Tahun ajaran Nilai terendah Nilai tertinggi Persentase ketuntasan 1 2009-2010 50 80 32,43 2 2010-2011 45 85 31,03 3 2011-2012 47 85 36,66 4 2012-2013 45 82 18,75 menerima apa yang disampaikan oleh guru. Salah satu cara untuk membuat peserta didik belajar secara aktif adalah dengan membuat mereka bertanya tentang materi pelajaran sebelum mendapat penjelasan dari guru, selain itu guru juga dapat memberikan pertanyaan kepada peserta didik untuk mengetahui seberapa paham siswa dalam mempelajari materi tersebut. Ahriani 2013: 8 melaporkan bahwa ada pengaruh penggunaan model pembelajaran cooperative terhadap hasil belajar kimia materi pokok ikatan kimia.Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh Dani 2011 terdapat pengaruh penerapan pembelajan aktif tipe belajar berawal dari bertanya yang dikolaborasikan dengan permainan belajar Sucker Ball terhadap pemahaman konsep matematis. Penelitian tentang pengaruh penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Learning Starts With a Question oleh Hasan et al 2011 pada pelajaran biologi terdapat pengaruhterhadap aktivitas dan hasil belajar biologi siswa. Beberapa hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Coopertive dengan strategi LSQdapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal itu mendorong peneliti untuk menerapkan model pembelajaran Cooperative dengan strategi LSQ yang selanjutnya dilihat pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa pada materi larutan penyangga dan hidrolisis di SMAN 1 Bergas. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning dengan Strategi LSQ Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMAN 1 Bergas Kelas XI IPA Materi Penyangga dan Hidrolisis ”

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan PAIKEM dengan Media POSE Game Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Larutan Penyangga dan Hidrolisis Garam Di SMA N 1 Brebes

5 110 247

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS XI IPA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM.

0 1 23

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI DI SMA N 1 PERCUT SEI TUAN.

0 2 18

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E.

0 4 23

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN KOMBINASI MODALITAS VISUAL, AUDITORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS DI SMA.

0 0 1

Komparasi Hasil Belajar Kimia Menggunakan Model Pembelajaran Kuantum dengan Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok Larutan Penyangga dan Hidrolisis Garam.

0 0 1

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN JOYFUL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 1 KUDUS PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS.

0 0 1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN PERMAINAN BOLA GULING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS SMA NEGERI 11 SEMARANG KELAS XI SEMESTER II.

0 0 5

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN PERMAINAN BOLA GULING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS SMA NEGERI 11 SEMARANG KELAS XI SEMESTER II -

0 0 1

PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM MATERI LARUTAN PENYANGGA SISWA SMA

0 0 10