Pandangan Gereja tentang Kesederajatan Perempuan dan Laki-laki

50 Kelas VII SMP Artikel 372 Pria dan wanita diciptakan ”satu untuk yang lain”, bukan seakan-akan Allah membuat mereka sebagai manusia setengah-setengah dan tidak lengkap, melainkan Ia menciptakan mereka untuk satu persekutuan pribadi, sehingga kedua orang itu dapat menjadi ”penolong” satu untuk yang lain, karena di satu pihak mereka itu sama sebagai pribadi ”tulang dari tulangku”, sedangkan di lain pihak mereka saling melengkapi dalam kepriaan dan kewanitaannya. Dalam perkawinan, Allah mempersatukan mereka sedemikian erat, sehingga mereka ”menjadi satu daging” Kejadian 2:24 dan dapat meneruskan kehidupan manusia: ”Beranak-cuculah dan bertambah banyaklah; penuhilah bumi” Kej 1:28. Dengan meneruskan kehidupan kepada anak-anaknya, pria dan wanita sebagai suami isteri dan orang-tua bekerja sama dengan karya Pencipta atas cara yang sangat khusus. Pandangan dan perjuangan Gereja itu sendiri tidak dapat dilepaskan dari pandangan dan sikap Yesus yang dalam upaya-Nya mewartakan dan mewujudkan Kerajaan Allah, juga berusaha menegakkan kesederajatan antara perempuan dan laki-laki, sebagaimana nampak dalam Yohanes 8: 2-11 dan Markus 15: 21-28 a. Baca kedua kutipan tersebut dengan teliti b. Buatlah daftar pertanyaaan terhadap hal-hal yang belum kamu pahami dari ke dua kutipan tersebut c. Bahaslah pertanyaan-pertanyaan tersebut bersama teman-temanmu dan guru d. Buatlah kesimpulan apa kesederajatan yang terungkap dari kedua kutipan tersebut Untuk Dipahami • Yesus hidup dalam masyarakat Yahudi yang diwarnai dengan kebudayaan di mana kaum perempuan menjadi warga masyarakat kelas dua dalam tatanan masyarakat. Pada masa itu, kaum perempuan Yahudi banyak mendapat perlakuan tidak adil. Ketidak adilan itu misalnya nampak dalam beberapa kasus berikut: Perempuan yang kedapatan berbuat dosa, dihakimi secara sepihak oleh orang banyak tanpa melihat bahwa kaum laki-laki juga berdosa lih. Yoh. 8:2-11, Peraturan-peraturan yang diberlakukan dalam pertemuan-pertemuan jemaat menunjukkan betapa kaum perempuan terpinggirkan, kurang diberi tempat lih. 1Kor. 14: 26-40; 1Tim. 2:11-14. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 51 • Yesus sangat menghargai dan membela kaum perempuan. Yesus memperlakukan perempuan berzinah secara manusiawi lih. Yoh. 8: 2-11. Yesus juga memuji seorang perempuan Kanaan yang percaya lih. Mrk. 15: 21-28 dan menempatkan contoh seorang janda miskin yang memberi sumbangan di bait Allah sebagai teladan dalam kejujuran di hadapan Allah. Ia selalu berjuang agar tercipta suatu masyarakat di mana laki-laki dan perempuan sederajatsetara. • Sikap dan tindakan Yesus itu tampaknya dilandasi oleh pemahaman-Nya bahwa baik laki-laki maupun perempuan sama di mata Allah karena Allah sendiri telah menciptakan mereka sebagai citra Allah yang saling membutuhkan. Karena saling membutuhkan itulah, maka tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah di antara mereka.

4. Releksi

Sebagai penutup pelajaran hari ini, mari kita refleksi sejenak. • Keluhuran martabat manusia bukan ditentukan oleh apakah dia seorang laki- laki atau perempuan. Apakah saya selama ini menghormati teman saya sebagai ciptaan Allah yang bermartabat luhur? • Menghina manusia sama dengan menghina penciptanya. Apakah saya pernah menghina teman saya perempuan atau laki-laki? • Laki-laki dan perempuan itu sederajat. Apakah saya menghormati siapa saja dan tidak menganggap lawan jenis sebagai saingan? • Sekarang, pikirkan kebiasaan baik apa yang akan dilakukan sebagai wujud penghormatan terhadap kesederajatan perempuan dan laki-laki, misalnya: Mau bergaul dengan siapa saja dengan tetap menjaga kesopanan dan kesusilaan, tidak menghina lawan jenis, dan sebagainya • Masih dalam suasana hening, buatlah motto dan releksimu yang menggambarkan keyakinanmu bahwa perempuan dan laki-laki itu sederajat. Hiasilah motto itu sebaik mungkin, dan dikumpulkan. Doa Allah, Bapa Pencipta, Engkau menciptakan perempuan dan laki-laki sederajat. Ajarilah kami saling menghormati dan menghargai keutamaan kami masing-masing sebab dengan cara demikianlah kami juga meluhurkan Engkau Demi Kristus, Tuhan kami 52 Kelas VII SMP

C. Mengembangkan Diri sebagai Perempuan dan Laki-laki

Pernahkah kamu mendengar istilah “perempuan sejati” atau “laki-laki sejati”? Tahukah kamu kriteria yang menyebabkan mereka dapat disebut “sejati”? Ada baiknya kamu bersama teman-teman mencoba memikirkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Tetapi istilah sejati itu sendiri sifatnya relatif, karena di dunia ini tak ada yang benar-benar sejati, selain dari Allah sendiri. Mungkin yang lebih penting kamu pikirkan saat ini adalah bagaimana cara dan bentuknya, agar sebagai perempuan atau laki-laki, kamu dapat hidup secara membanggakan, mengagumkan, dan bermakna bagi sesama dengan tidak melanggar kodratmu. Doa Allah Bapa Maha Pencipta, kami bersyukur telah diciptakan sebagai citra-Mu, sebagai perempuan atau laki-laki. Bimbinglah kami, agar dalam masa remaja ini kami dapat melatih dan mengembangkan diri menjadi perempuan atau laki-laki sejati menjadi manusia yang sempurna, sebagaimana Engkau sempurna adanya sebagaimana telah ditunjukkan oleh Putera-Mu, Yesus Kristus dan Bunda Maria, Bunda kami. Amin.

1. Berkembang Sesuai dengan Kodrat sebagai Perempuan atau Laki-laki