122 Kelas VII SMP
Oleh karenanya, setiap hari, ibu Enny berusaha menanamkan kepada anak- anaknya suatu kebiasaan untuk menghargai atau memperlakukan seseorang
bukan berdasar jenis kelamin. Kepada anak yang perempuan ditanamkan sikap mandiri dan tidak bergantung kepada saudara yang laki-laki. Kepada
anak yang laki-laki ditanamkan pula sikap untuk tidak memandang bahwa tugas perempuan hanya di rumah.
Setelah kalian membaca bacaan tadi, cobalah untuk bersama temanmu membuat pertanyaan untuk semakin mendalami makna kesetaraan.
Masuklah dalam kelompok dan bahaslah pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam kelompokmu.
Setelah diskusi selesai, masing-masing kelompok dapat mempresentasikan hasilnya, dan kelompok lain dapat memberi tanggapan berupa pertanyaan atau komentar.
2. Yesus Memperjuangkan Kesetaraan Gender
Baca teks Kitab Suci berikut ini secara perlahan-lahan sambil membayangkan seolah-olah kamu ada dalam peristiwa itu dan menjadi salah satu tokoh dalam
peristiwa itu
Yohanes 8:2-11
2
Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada- Nya. Ia duduk dan mengajar mereka.
3
Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat
zinah.
4
Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat
zinah.
5
Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal
itu?”
6
Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu
menulis dengan jari-Nya di tanah.
7
Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa
di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.”
8
Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 123
9
Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri
dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
10
Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah
seorang yang menghukum engkau?”
11
Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa
lagi mulai dari sekarang. Yesus adalah terang dunia.
Setelah selesai membacakan Kitab Suci. Jawab beberapa pertanyaan berikut ini. 1. Identiikasikan tokoh-tokoh yang ada dalam satu bacaan tersebut.
2. Pilih salah satu tokoh. 3. Bayangkan kamu yang menjadi tokoh tersebut dan kamu hadir dalam
peristiwa tersebut 4. Ungkapkanlah bagaimana perasaanmu.
Untuk Dipahami
• Kesetaraan gender berarti kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu
berperan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan baik kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan pertahanan dan keamanan
nasional hankamnas, serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa dalam kesetaraan
gender terdapat adanya persamaan hak antara kaum perempuan dengan kaum laki-laki, di mana persamaan itu mempunyai arti yang menguntungkan
bagi kedua belah pihak.
• Hal-hal yang dapat menjadi penghambat terjadinya kesetaraan gender misalnya: a pola pikir tradisional yang masih melekat, yaitu bahwa perempuan
tugasnya mengurus rumah, b Masih rendahnya kualitas hidup perempuan, sehingga ada kecenderungan untuk dinomorduakan, dan c belum meratanya
pemahaman konsep kesetaraan gender pada lapisan masyarakat. Dalam peristiwa perempuan yang kedapatan berzinah, disini terdapat ketidakadilan
gender, yaitu bahwa perempuan itu yang harus dihukum, sementara laki- lakinya tidak mendapat perlakuan yang sama. Perempuan itu yang disalahkan,
sementara laki-lakinya tidak. Padahal terjadinya perzinahan itu dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang sama-sama bersalah.
• Yesus sangat peduli dengan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, maka Dia berbuat sesuai untuk mewujudkan kesetaraan itu. Yesus tidak ikut-ikutan
menvonis dan menghukum perempuan itu, tetapi Ia memberikan kesempatan kepada perempuan itu untuk bertobat, untuk memperbaiki kesalahan yang
telah ia lakukan.