Pendokumentasian Hasil Wawancara Observasi ke Tempat yang Berhubungan dengan Cerita Rakyat

diperoleh dari hasil wawancara dengan Bapak Sarmidi pada 19 Januari 2015, dan wawancara dengan Bapak Ramito untuk memeperoleh cerita rakyat Dumadine Teluk Awur pada tanggal 23 Januari 2015. Wawancara dilanjutkan ke wilayah Jepara Selatan yang terdiri dari dua kecamatan yaitu Kecamatan Welahan dan Kecamatan Kalinyamatan. Cerita rakyat yang berkembang pada daerah tersebut adalah Klentheng Welahan. Wawancara dilakukan dengan Bapak Suwi pada tanggal 25 Januari 2015 untuk mendapatkan cerita Klentheng Welahan, dan wawancara dengan Bapak Giyono pada 31 Januari 2015 untuk memperoleh cerita Dumadine Desa Welahan. Selanjutnya wawancara dilaksanakan di wilayah Jepara Barat yang terdiri dari Kecamatan Kedung dan Pecangaan. Cerita rakyat yang diperoleh dari wilayah Kecamatan Kedung yaitu Dumadine Desa Bugel yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Bapak Mardi pada 7 Februari 2015, sedangkan cerita yang berkembang di Pecangaan adalah Kisah Sultan Hadirin. Wawancara dilakukan dengan Bapak Widodo pada 8 Februari 2015 untuk mendapatkan cerita Kisah Sultan Hadirin.

4.1.2.2 Pendokumentasian Hasil Wawancara

Setelah proses wawancara berlangsung, hasil wawancara harus segera dicatat. Jika pencatatan hasil wawancara ditunda, kemungkinkan informasi yang diperoleh dari narasumber dapat berubah. Informasi yang diperoleh dari narasumber yakni Mula Bukane Anane Perang Obor, Dumadine Teluk Awur, Syekh Jondang, Ratu Kalinyamat, Klentheng Welahan, Dumadine Desa Welahan, Mitos Grojogan Songgolangit, Raden Syakul Langgi lan Macan Putih, Kisah Mbah Mbono Keling, Siluman Bajul Putih, Sutojiwa, Ki Ageng Bangsri, Dumadine Sendhang Pangilon, R.A Mas Semangkin, Dumadine Sendhang Bidadari, Warok Singablendhang, Gong Senen, Dumadine Desa Bugel, dan Sultan Hadirin. Data yang diperoleh dari hasil wawancara inilah yang nantinya akan menjadi acuan dalam penyusunan wacana cerita rakyat.

4.1.2.3 Observasi ke Tempat yang Berhubungan dengan Cerita Rakyat

Setelah melakukan wawancara dengan narasumber dan mencatat hasil wawancara, dilanjutkan dengan observasi atau pengamatan. Observasi dilakukan di tempat-tempat yang berhubungan dengan cerita rakyat. Adapun tempat-tempat yang diamati yaitu makam Ratu Kalinyamat untuk cerita Kisah Ratu Kalinyamat, makam Syekh Jondang untuk cerita Kisah Syekh Jondang, Klentheng Welahan untuk cerita Klentheng Welahan, air terjun Sanggalangit untuk cerita Mitos Grojogan Sanggalangit, makam Raden Syakul Langgi untuk cerita Raden Syakul Langgi lan Macan Putih, makam Mbah Mbono Keling untuk cerita Kisah Mbah Mbono, makam Sutojiwo untuk cerita Kisah Sutojiwo, makam Ki Ageng Bangsri untuk cerita Kisah Ki Ageng Bangsri, Sendang Pangilon untuk cerita Sendhang Pangilon, makam Raden Ayu Mas Semangkin untuk cerita Raden Ayu Mas Semangkin, Sendang Bidadari untuk cerita Sendhang Bidadari, Panti Pradangga Birawa di Pendapa Kabupaten Jepara untuk cerita Gong Senen, makam Sultan Hadirin untuk cerita Kisah Sultan Hadirin.

4.1.3 Tahap Pembuatan Naskah Cerita Rakyat untuk Pengarsipan