Kerangka Berpikir Landasan Teoretis

kalimat yang merangsang, antar paragraf harus padu sehingga menjadi sebuah rangkaian yang mengikat pembaca pada pembacaan yang tidak melelahkan. 4. Klimaks Klimaks adalah puncak dari cerita. Novel-novel panjang atau drama pada bagian klimaksnya biasanya menggunakan leraian dan resolusi yang merupakan penurunan kisah dan selesaian, namun pada cerita rakyat leraian dan resolusi ini tidak diperlukan. Kalimat pada klimaks cerita rakyat yang dirancang dengan singkat dan padat sudah memadai. Hal yang terpenting pada bagian ini adalah penulisan yang bisa memberi sugesti tertentu pada perasaan pembacanya, sehingga akan tertanam kesan tertentu di dalam hati pembaca cerita. Kesan itu sangat penting karena akan selalu dikenang, apakah cerita itu berkesan menyedihkan atau menyenangkan. 5. Mengungkap Makna Cerita Memahami makna cerita merupakan hal yang sangat penting. Makna cerita tersebut bisa menjadi pembelajaran bagi pembacanya. Setiap cerita rakyat ada yang secara lugas menuliskan makna dari cerita tersebut, akan tetapi juga ada yang tidak menuliskannya dengan alasan untuk menggali kratifitas pembaca dalam mengungkap makna cerita sesuai dengan interpretasi mereka sendiri.

2.2.4 Kerangka Berpikir

Kabupaten Jepara kaya akan cerita rakyat yang berkembang pada masyarakatnya. Kekayaan cerita rakyat ini terbukti dengan banyaknya tradisi yang sampai saat ini masih eksis diperingati setiap tahunnya. Ironisnya banyak dari warga Jepara yang tidak tahu mengenai cerita rakyat di daerah mereka sendiri. Hal ini jika dibiarkan terus menerus akan membuat cerita rakyat menjadi punah di daerah tersebut. Kegiatan inventarisasi cerita rakyat di Kabupaten Jepara adalah untuk mengumpulkan cerita rakyat yang ada di Jepara sehingga bisa terdokumentasi dengan baik. Produk dari inventarisasi ini berupa buku kumpulan cerita rakyat yang bisa digunakan sebagai buku bacaan masyarakat, selain itu buku ini juga bisa digunakan sebagai pilihan bahan ajar di sekolah. Inventarisasi ini diawali dengan pencarian data dari para narasumber atau informan yang tahu betul runtutan cerita rakyat di daerahnya masing-masing. Setelah data diperoleh dilanjutkan dengan pengolahan data dengan menulis kembali cerita rakyat untuk dijadikan sebagai buku kumpulan cerita rakyat di Kabupaten Jepara. Bagan inventarisasi cerita rakyat di Kabupaten Jepara adalah adalah sebagai berikut. Bagan inventarisasi cerita rakyat di Kabupaten Jepara Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Cerita rakyat di Kabupaten Jepara Teori inventarisasi, teori cerita rakyat dan teknis menulis cerita rakyat Proses pelestarian cerita rakyat pengumpulan data cerita rakyat dari informan melalui wawancara dan observasi Pendekatan inventarisasi Metode deskriptif analitik Menyusun cerita rakyat dalam bentuk wacana berbahasa Jawa Hasil pelestarian cerita rakyat berupa buku kumpulan cerita rakyat di Kabupaten Jepara 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di Kabupaten Jepara. Kabupaten Jepara merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang terdiri dari enam belas kecamatan. Enam belas kecamatan tersebut terbagi dalam lima wilayah, yaitu Jepara Pusat, Jepara Timur, Jepara Selatan, Jepara Barat, dan Jepara Utara. Kabupaten Jepara memiliki kultur masyarakat yang khas dibanding Kabupaten lainnya yaitu masyarakatnya yang religius. Warga yang bermukim di Kabupaten Jepara juga terdiri dari suku bangsa yang bervariasi yakni Jawa, Portugis, Arab, Tionghoa, dan Bugis sehingga mempengaruhi banyaknya cerita rakyat yang berkembang di Kabupaten Jepara. Seluruh cerita rakyat di Kabupaten Jepara kemudian disusun ke dalam buku kumpulan cerita rakyat di Kabupaten Jepara.

3.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian Inventarisasi Cerita Rakyat di Kabupaten Jepara adalah pendekatan inventarisasi. Pendekatan ini merupakan model penginventarisasian cerita rakyat dari tuturan lisan para informan atau narasumber yang disusun menjadi buku kumpulan cerita rakyat. Buku ini selain sebagai upaya pelestarian cerita rakyat di Kabupaten Jepara juga bisa digunakan sebagai buku bacaan bagi masyarakat dan pilihan bahan ajar dalam pembelajaran bahasa Jawa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode