Jenis Cerita rakyat Cerita Rakyat

mitos tersebut merupakan sesuatu yang suci, bermakna, menjadi contoh model tindakan manusia, memberikan makna dan nilai pada kehidupan ini. Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa cerita rakyat merupakan cerita yang berkembang pada masyarakat dan merupakan tradisi lisan karena pewarisannya melalui tuturan. Cerita rakyat harus dijaga kelestariannya agar tidak punah tergerus zaman modernisasi karena di dalamnya terdapat banyak pesan moral yang berguna untuk pedoman hidup.

2.2.2.1 Jenis Cerita rakyat

Cerita rakyat menurut Bascom 2006 dalam jurnal internasionalnya yang berjudul The Forms of Folklore : Prose Narrative menggolongkan cerita rakyat menjadi tiga jenis, yaitu mite myths, legenda legends, dan dongeng folktale. Adapun penjelasannya akan dijabarkan seperti berikut ini. 1. Mite myths : merupakan cerita yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci. Mite ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwanya terjadi di dunia lain atau di dunia yang bukan seperti yang kita kenal sekarang, dan terjadi pada masa lampau. Menurut Nurgiyantoro, 2005: 24 mite biasanya menampilkan cerita tentang kepahlawanan, asal usul alam, manusia, atau bangsa yang dipahami mengandung sesuatu yang gaib. 2. Legenda legends : merupakan cerita yang dianggap pernah terjadi tetapi tidak dianggap suci. Legenda ditokohi oleh manusia yang terkadang memiliki kekuatan luar biasa dan sering dibantu oleh makhluk-makhluk ajaib. Waktu terjadinya belum terlalu lampau dan tempat peristiwanya ada di tempat yang seperti kita kenal saat ini. Legenda biasanya dikaitkan dengan aspek kesejarahan sehingga mengesankan ceritanya memiliki kebenaran sejarah Nurgiyantoro, 2005: 26. Rampan 2014: 21 juga menyebutkan bahwa tokoh-tokoh dalam legenda dikemas dengan kejadian-kejadian tertentu yang dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu tempat dengan membaurkan antara fakta sejarah dan mitos. 3. Dongeng folktale : merupakan cerita rakyat yang tidak dianggap benar- benar terjadi. Dongeng tidak terikat waktu maupun tempat. Dongen diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran moral, atau bahkan sindiran. Aarne dan Thompson dalam Danandjaya, 2005 : 86 membagi dongeng ke dalam empat golongan, yakni : a. dongeng binatang : yaitu dongeng yang ditokohi oleh binatang. Binatang- binatang dalam cerita jenis ini dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia b. dongeng biasa : adalah jenis dongeng yang ditokohi manusia dan biasanya adalah kisah suka duka seseorang c. lelucon atau anekdot : merupakan yang dapat menimbulkan rasa menggelikan hati, sehingga menimbulkan kesan lucu bagi pencerita maupun pendengarmya. d. dongeng berumus : dongeng berumus disebut juga formula tales, dan struktur dongeng berumus berupa pengulangan. Dongeng berumus ini mempunyai tiga bentuk yaitu: 1 dongeng bertimbun banyak, 2 dongeng untuk mempermainkan orang, dan 3 dongeng yang tidak mempunyai akhir.

2.2.2.2 Fungsi Cerita Rakyat