dongeng untuk mempermainkan orang, dan 3 dongeng yang tidak mempunyai akhir.
2.2.2.2 Fungsi Cerita Rakyat
Cerita rakyat memiliki fungsi bagi masyarakat pendukungnya. Menurut Bascom dalam Danandjaya, 2002: 19 fungsi-fungsi tersebut yaitu : 1 sebagai
sistem proyeksi, yaitu sebagai alat pencermin angan-angan suatu kolektif , 2 sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan, 3
sebagai alat pendidikan anak, 4 sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma- norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya. Selain itu beberapa
tokoh lain juga memberikan pendapat mereka mengenai fungsi dari cerita rakyat. Fungsi-fungsi cerita rakyat menuurt Dundes dalam Sudikan, 2001: 109
adalah sebagai berikut. a
Membantu pendidikan anak muda aiding in the education of the young b
Meningkatkan perasaan solidaritas suatu kelompok promoting a group’s feeling of solidarity
c Memberi sangsi sosial agar orang berperilaku baik atau memberi hukuman
providing socially sanctioned way is for individuals to act superior to or to censure other individuals
d Sebagai sarana kritik sosial serving as a vehicle for social protest
e Memberikan suatu pelarian yang menyenangkan dari kenyataan offering
an enjoyable escape from reality
f Mengubah pekerjaan yang membosankan menjadi permainan converting
dull work into play. Rampan 2014 : 13-14 menyebutkan beberapa fungsi cerita rakyat.
Fungsi-fungsi tersebut yaitu sebagai penglipur lara, sebagai sarana pendidikan, sebagai kritik sosial atau protes sosial, dan sebagai sarana untuk menyatakan
sesuatu yang sukar dikatakan secara langsung. Fungsi-fungsi cerita rakyat yang telah diungkapkan oleh para ahli di atas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa cerita rakyat tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, akan tetapi bisa difungsikan sebagai sarana pendidikan karena di
dalamnya mengandung pedoman hidup yang luhur. Selain itu, cerita rakyat juga berfungsi sebagai jalan atau media untuk mengungkapkan protes terhadap
keadaan sekitarnya.
2.2.2.3 Ciri-Ciri Cerita Rakyat