Pasifik dan Taiwan. Di Indonesia sendiri, selain di Jawa dan Muna, Jati juga dikembangkan di Bali dan Nusa Tenggara.
Di hutan Ngawi dan Muna, Jati tumbuh sempurna di lahan-lahan berkapur. Terdapat sekurang-kurangnya kayu Jati log dengan volume sebesar 8,6 ribu m
3
pada 2001, dan setahun kemudian meningkat menjadi 12,2 ribu, lalu menjadi 5,9 ribu pada 2003, dan meningkat lagi menjadi 21,1 ribu m
3
pada 2004 Aminuddin, 2006. Jati di Muna biasa disebut kulidawa yang artinya Jati yang asalnya dari
Jawa. Benih Jati tersebut dibawa oleh Paelangkuta, ketika kapitalao panglima perang itu pulang dari membantu rakyat Jepara berperang melawan Inggris.
Orang Muna menyebut Jati mereka sebagai Jati Muna Kompas, 2006. Jati sejak lama digunakan sebagai bahan baku pembuatan kapal laut, termasuk kapal-kapal
VOC yang melayari samudera pada abad ke-17.
2.1.3 Pemanfaatan
Kayu Jati mengandung semacam minyak dan endapan di dalam sel-sel kayunya, sehingga dapat awet digunakan di tempat terbuka meski tanpa divernis.
Untuk interior, selain dimanfaatkan sebagai bahan baku furnitur, kayu Jati juga digunakan dalam struktur bangunan seperti rumah-rumah tradisional di Jawa
dimana semua bagian tiang-tiangnya, rangka atap, hingga ke dinding-dinding berukir menggunakan kayu Jati.
Industri kayu saat ini mengolah kayu Jati menjadi venir veneer untuk melapisi wajah kayu lapis yang mahal, serta dijadikan keping-keping parket
parquet penutup lantai. Selain itu juga Jati diekspor ke mancanegara dalam bentuk exterior. Ranting-ranting Jati yang tak lagi dapat dimanfaatkan untuk
meubel, dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar kelas satu. Kayu Jati mampu menghasilkan panas yang tinggi, sehingga dulu banyak digunakan sebagai bahan
bakar lokomotif uap. Jati dikenal luas sebagai jenis tanaman yang terdapat pada tapak beriklim
tropik. Jati juga sering dijumpai sebagai tanaman pokok pada sistem agroforestry. Jati merupakan kayu serbaguna yang digunakan sebagai konstruksi ringan dan
berat, bahan bangunan rumah, kayu pertukangan, ukiran dan lain-lain
Departemen Kehutanan, 2002. Sebagian besar kebutuhan kayu Jati dunia dipasok oleh Indonesia dan Myanmar.
2.1.4 Ciri-ciri morfologi
Jati merupakan pohon besar dengan batang yang bulat lurus dengan tinggi total mencapai 40 m. Jati memiliki tinggi batang bebas cabang clear pole yang
dapat mencapai 18–20 m. Pada hutan-hutan alam yang tidak terkelola ada pula pohon Jati yang berbatang bengkok-bengkok. Sementara varian Jati blimbing
memiliki batang yang berlekuk atau beralur dalam, dan Jati pring bambu nampak seolah berbuku-buku seperti bambu. Kulit batang coklat kuning keabu-
abuan, terpecah-pecah dangkal dalam alur memanjang batang. Jati memiliki daun yang besar, berbentuk bulat telur terbalik dan berhadapan
dengan tangkai yang sangat pendek. Daun pada anakan pohon berukuran besar sekitar 60–70 cm × 80–100 cm, sedangkan pada pohon tua menyusut menjadi
sekitar 15 × 20 cm, berbulu halus dan mempunyai rambut kelenjar di permukaan bawahnya. Daun yang muda berwarna kemerahan dan mengeluarkan getah
berwarna merah darah apabila diremas Gambar 2. Ranting yang muda berpenampang segi empat dan berbonggol di buku-bukunya.
Jati memiliki tipe bunga majemuk yang terletak dalam malai besar berukuran 40 cm × 40 cm atau lebih besar dan berisi ratusan kuntum bunga yang
tersusun dalam anak payung menggarpu dan terletak di ujung ranting yang jauh di puncak tajuk pohon. Tajuk mahkota berjumlah 6–7 buah dan berwarna keputih-
putihan dengan ukuran 8 mm serta merupakan tipe bunga berumah satu. Ukuran bunga kecil dengan diameter 6–8 mm, berwarna keputih-putihan dan berkelamin
ganda yang terdiri dari benang sari dan putik yang terangkai dalam tandan besar. Jumlah kuncup bunga sekitar 800–3.800 per tandan, bunga mekar dalam waktu 2–
4 minggu Departemen Kehutanan, 2002. Buah berbentuk bulat agak gepeng berukuran 0,5–2,5 cm dan memiliki
rambut kasar dengan inti yang tebal. Biasanya berbiji 2–4, tetapi umumnya hanya satu yang tumbuh. Buah tersungkup oleh perbesaran kelopak bunga yang
menggelembung menyerupai balon kecil.
Gambar 2 Daun, Bunga dan Buah Tectona grandis Linn. f Wikipedia Indonesia, 2006
Kayu teras Jati berwarna coklat muda, coklat kelabu hingga coklat merah tua. Kayu gubal di bagian luar berwarna putih dan kelabu kekuningan. Pola-pola
lingkaran tahun pada kayu teras nampak jelas, sehingga menghasilkan gambaran yang indah.
2.2 Prinsip-prinip genetika 2.2.1 Asam Deoksiribonukleat ADN