54
2. Utang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari
45 : 55 3.
Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan tidak lebih dari 10
Evaluasi terhadap komponen indeks setiap enam bulan sekali. Kriteria- kriteria yang ditetapkan masing-masing indeks mempunyai beberapa kesamaan
karena bersifat universal. Pada indeks Islam baik di Dow Jones maupun JII, saham perusahaan yang akan listing harus melalui tahapan kuantitatif setelah
tahapan kualitatif. Tahapan kuantitatif tersebut secara umum dipakai pada beberapa indeks saham unggulan yang lain, walaupun ada beberapa alasan
diterapkan kriteria kuantitatif tersebut. Perpaduan antara kriteria kualitatif dan kuantitatif diharapkan bahwa saham-saham dalam indeks Islam disamping bersifat
halal karena sesuai ajaran agama juga dapat diterima di pasar karena merupakan saham unggulan.
2.7 Kerangka berfikir
Perlunya mengkaji mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan yang dalam hal ini tercermin
dalam karakteristik perusahaan menjadi penting sejalan dengan teori stakeholder yang menyatakan perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis,
dan pihak lain. Karakteristik perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan, karakteristik perusahaan
55
merupakan prediktor kualitas pengungkapan Lang and Lundholm, 1993 dalam Rosmasita, 2007. Setiap perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda antara
satu entitas dengan entitas lainnya. Karakteristik perusahaan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Anggraini 2006 yaitu mengkaji
variabel struktur yang meliputi ukuran perusahaan, kepemilikan manajemen dan variabel kinerja yaitu profitabilitas dan leverage dengan tidak menyertakan
variable jenis industri karena pada perusahaan-perusahaan dalam Jakarta Islamic Index
merupakan perusahaan yang high profile saja. Sebagian besar perusahaan dalam JII sudah melakukan pelaporan CSR,
akan tetapi yang jadi perhatian dari penulis yaitu belum adanya kesergaman atau standar yang baku mengenai pengungkapan CSR. Penelitian ini bertujuan untuk
memberikan gambaran mengenai luas pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan dalam Jakarta Islamic Index. Penelitian ini juga ingin mengetahui
pengaruh size, leverage, profitabilitas dan kepemilikan manajemen terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta
Islamic Index. Ukuran suatu perusahaan size dapat berdasarkan total asset yang
dimiliki oleh perusahaan. Pada umumnya, perusahaan yang besar yang dalam hal ini ditandai dengan besarnya total asset yang dimiliki oleh perusahaan akan
mendorong perusahaan tersebut untuk mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini sejalan dengan teori agensi yang menjelaskan
bahwa perusahaan besar mempunyai biaya aaagensi yang besar, oleh karena itu perusahaan akan lebih banyak mengungkapkan informasi daripada perusahaan
56
kecil. Sembiring 2005, menyatakan bahwa perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan
biaya politis sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring 2005, Sulastini 2007, Fahrizqi 2010, Pian KS
2010 menunjukkan adanya pengaruh antara size perusahaan dengan pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Akan tetapi penelitian
Marpaung 2009, Rosmasita 2007, Rahman dan Widyasari 2008 menemukan tidak adanya pengaruh antara kedua variabel tersebut.
Tingkat resiko keuangan perusahaan dapat dilihat dari leverage perusahaan tersebut. Apabila tingkat leverage tinggi berarti tingkat tak tertagihnya
suatu hutang dari perusahaan tersebut tinggi. Perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggungjawab sosial yang
dibuatnya. Hal tersebut dilakukan karena untuk mengurangi perhatian dari para debtholders.
Akan tetapi, tidak semua penelitian mendukung hubungan antara leverage
dengan tanggungjawab sosial perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring 2005, Marpaung 2009, menunjukkan adanya pengaruh antara
leverage perusahaan dengan pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan.
Sementara penelitian Anggraini, 2006, Rosmasita 2007, Rawi 2008, Rahman dan Widyasari 2008, Fahrizqi 2010, Pian KS 2010 menemukan tidak adanya
pengaruh antara kedua variabel tersebut. Hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan pengungkapan
tanggungjawab sosial perusahaan telah menjadi postulat anggapan dasar untuk mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan gaya manajerial.
57
Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial Bowman Haire, 1976 dan Preston, 1978,
Hackston Milne, 1996 dalam Anggraini, 2006. Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring 2005, Fahrizqi 2010, Pian KS 2010 menunjukkan adanya
pengaruh antara profitabilitas dengan pengungkapan tanggungjawab sosial
perusahaan. Sementara penelitian Marpaung 2009, Anggraini 2006, Rosmasita
2007, Sulastini 2007, Rahman dan Widyasari 2008, menemukan tidak adanya pengaruh antara kedua variabel tersebut.
Hubungan kepemilikan manajemen terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial dapat dilihat dari sudut pandang teori agensi. Berdasarkan
teori agensi yang menyatakan bahwa adanya perbedaan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham akan membuat manajer sebagai agen berusaha
memenuhi seluruh keinginan pihak prinsipal dalam hal ini adalah pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Jensen dan Meckling, 1976 dalam Rawi
2008 menyatakan bahwa manajer dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan pribadinya, berlawanan dengan upaya untuk
memaksimalkan nilai perusahaan. Konflik kepentingan antar manajer dengan pemilik menjadi semakin besar ketika kepemilikan manajer terhadap perusahaan
semakin kecil. Sehingga semakin besar kepemilikan manajer maka akan mendorong manajer untuk semakin produktif dalam memaksimalkan nilai
perusahaan. Manajer akan mengungkapkan informasi sosial dalam rangka untuk
meningkatkan image perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini
2006, Rosmasita 2007, Rawi 2008, menunjukkan adanya pengaruh antara
58
kepemilikan manajemen dengan pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Sementara penelitian Marpaung 2009, Rahman dan Widyasari 2008,
menemukan tidak adanya pengaruh antara kedua variabel tersebut. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakakan sebelumnya dan telaah
pustaka, maka variabel yang terkait dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui
suatu kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir
Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan Y Indikator :
Kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, hak asasi
manusia, tenaga kerja, tanggungjawab terhadap
produk, sosial. Leverage X
2
Indikator : DER
Profitabilitas X
3
Indikator : ROA Prosentase Kepemilikan
Manajemen X
4
Indikator : Saham yang dimiliki manajemen
Size X
1
Indikator : Total Asset
59
2.8 Hipotesis