23
harus menjaga hubungan dengan stakeholdernya dengan mengakomodasi keinginan dan kebutuhan stakeholdernya, terutama stakeholder yang mempunyai
power terhadap ketersediaan sumber daya yang digunakan untuk aktivitas
operasional perusahaan, misal tenaga kerja, pasar atas produk perusahaan dan lain-lain Chariri dan Ghozali, 2007. Salah satu strategi untuk menjaga hubungan
dengan para stakeholder perusahaan adalah dengan melaksanakan CSR, dengan pelaksanaan CSR diharapkan keinginan dari stakeholder dapat terakomodasi
sehingga akan menghasilkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan stakeholder
nya. Hubungan yang harmonis akan berakibat pada perusahaan dapat mencapai keberlanjutan atau kelestarian perusahaannya sustainability.
e. Legitimacy Theory
Teori legitimasi memfokuskan pada interaksi antara perusahaan dengan masyarakat. Yang melandasi teori legitimasi adalah “kontrak sosial” yang terjadi
antara perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi. Legitimasi dianggap penting bagi perusahaan
dikarenakan legitimasi masyarakat kepada perusahaan menjadi faktor yang strategis bagi perkembangan perusahaan ke depan.
Teori legitimasi mengatakan bahwa organisasi secara terus menerus mencoba untuk meyakinkan bahwa mereka melakukan kegiatan sesuai dengan
batasan dan norma-norma masyarakat dimana mereka berada. Legitimasi mengalami pergeseran sejalan dengan perubahan dan perkembangan lingkungan
dan masyarakat dimana perusahaan berada Dowling,1975. Perubahan nilai dan norma sosial dalam masyarakat sebagai konsekuensi perkembangan peradapan
24
manusia, juga menjadi motivator perubahan legitimasi perusahaan disamping juga dapat menjadi tekanan bagi legitimasi perusahaan Lindblom, 1994. Teori
legitimasi, sama seperti teori lain, yaitu teori political economic dan teori stakeholder
dipandang sebagai teori orientasi system. Gray, et al, 1996 berpendapat bahwa legitimasi merupakan”… ...a
systems-oriented view of the organisation and society ...permits us to focus
on the role of information and disclosure in the relationship between
organisations, the State, individuals and groups”. Definisi tersebut mengatakan bahwa legitimasi merupakan sistem
pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat society, pemerintah individu dan kelompok masyarakat. Untuk itu, sebagai suatu
sistem yang mengutamakan keberpihakan atau kepentingan masyarakat. Operasi perusahaan harus sesuai dengan harapan dari masyarakat.
Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai sosial masyarakat sering disebut “legitimacy gap” dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan
untuk melanjutkan kegiatan usahanya Dowling dan Preffer 1975. Legitimacy gap
dapat terjadi karena tiga alasan Wartick dan Mahon 1994: 1.
Ada perubahan dalam kinerja perusahaan tetapi harapan masyarakat terhadap kinerja perusahaan tidak berubah.
2. Kinerja perusahaan tidak berubah tetapi harapan masyarakat terhadap
perusahaan telah berubah. 3.
Kinerja perusahaan dan harapan masyarakat berubah ke arah yang berbeda, atau ke arah yang sama tetapi waktunya berbeda.
f. Agency Theory