51
manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak dan pengawasan menjadi rendah. Manajer perusahaan akan mengungkapkan
informasi sosial dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut Gray, et al. 1988
dalam Anggraini. Jensen Meckling 1976 menganalisis bagaimana nilai perusahaan
dipengaruhi oleh distribusi kepemilikan antara pihak manajer yang menikmati manfaat dan pihak luar yang tidak menikmati manfaat. Dalam kerangka ini,
peningkatan kepemilikan manajemen akan mengurangi agency difficulties melalui pengurangan insentif untuk mengkonsumsi manfaatkeuntungan dan mengambil
alih kekayaan pemegang saham. Pengurangan ini sangat potensial dalam misalokasi resources, yang pada gilirannya untuk peningkatan nilai perusahaan.
2.6 Jakarta Islamic Index JII
Jakarta Islamic Index JII adalah index saham yang dibentuk oleh PT
Bursa Efek Indonesia yang bekerja sama dengan PT Danareksa Investment Management DIM untuk meluncurkan indeks saham yang dibuat berdasarkan
syariah Islam. Indeks ini diharapkan menjadi tolak ukur kinerja saham-saham yang berbasis syariah serta untuk lebih mengembangkan pasar modal syariah.
Jakarta Islamic Index JII terdiri dari 30 jenis saham yang dipilih dari
saham-saham yang sesuai dengan syariah Islam. Tujuannya adalah untuk digunakan sebagai tolak ukur benchmark untuk mengukur kinerja suatu investasi
pada saham dengan berbasis syariah. Penentuan kriteria pemilihan saham dalam Jakarta Islamic Index
melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT Danareksa
52
Invesment Management. Sedangkan untuk menetapkan saham-saham yang akan masuk dalam perhitungan JII dilakukan dengan seleksi.
Kriteria-kriteria yang dipergunakan oleh Jakarta Islamic Index JII adalah kriteria yang ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional No. 20 20
Himpunan Fatwa DSN MUI, Ciputat: Gaung Persada, 2006 : a. Emiten
1. Usaha emiten bukan usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi
atau perdagangan yang dilarang. 2.
Bukan merupakan lembaga keuangan ribawi termasuk bank dan asuransi konvensional.
3. Bukan termasuk usaha yang memproduksi, mendistribusikan serta
memperdagangkan makanan dan minuman yang haram. 4.
Bukan termasuk usaha yang memproduksi, mendistribusikan dan atau menyediakan barang-barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat
mudarat. b. Indeks
1. Kapitalisasi pasar JII menggunakan kapitalisasi pasar harian rata-rata selama
satu tahun 2.
Perdagangan pasar di bursa, JII menggunakan rata-rata harian perdagangan regular saham di bursa selama satu tahun
c. Persayaratan masuk Indeks JII 1. Listing di JII selama 3 bulan berturut-turut, kecuali yang termasuk 10 besar
kapitalisasi
53
2. Saham dipilih dengan jumlah kapitalisasi tertinggi sejumlah 60 saham 3. Saham dipilih dengan nilai transaksi rata-rata tertinggi harian sejumlah 30
saham 4. Memilih saham berdasar laporan keuangan tahunan dengan rasio kewajiban
terhadap aktiva maksimal 90 Berdasarkan uraian dari BAPEPAM dan Fatwa DSN MUI, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat dua tahap screening yang harus dialui untuk dapat menentukan apakah suatu efek termasuk dalam efek syariah atau bukan, yaitu:
a. Screening Pertama Core Business
Kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah seperti: 1.
Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang
2. Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi, jual beli
risiko yang mengandung gharar dan atau maisir 3.
Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, atau menyediakan barang dan atau jasa yang haram baik karena zatnya haram li-dzatihi atau
bukan karena zatnya haram lighirihi brang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudhatat.
b. Screening Kedua Rasio Keuangan
1. Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak
lebih dari 82
54
2. Utang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari
45 : 55 3.
Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan tidak lebih dari 10
Evaluasi terhadap komponen indeks setiap enam bulan sekali. Kriteria- kriteria yang ditetapkan masing-masing indeks mempunyai beberapa kesamaan
karena bersifat universal. Pada indeks Islam baik di Dow Jones maupun JII, saham perusahaan yang akan listing harus melalui tahapan kuantitatif setelah
tahapan kualitatif. Tahapan kuantitatif tersebut secara umum dipakai pada beberapa indeks saham unggulan yang lain, walaupun ada beberapa alasan
diterapkan kriteria kuantitatif tersebut. Perpaduan antara kriteria kualitatif dan kuantitatif diharapkan bahwa saham-saham dalam indeks Islam disamping bersifat
halal karena sesuai ajaran agama juga dapat diterima di pasar karena merupakan saham unggulan.
2.7 Kerangka berfikir