49
Sesuai dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang
dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders. Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage adalah Debt To Equity
Ratio DER.
Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus:
= ℎ
x Munawir 2007:70
2.4 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan. Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial
kepada pemegang saham Heinze, 1976 dalam Hackston dan Milne, 1996. Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin besar pengungkapan
pertanggungjawaban sosial. Rumus pengukurannya yaitu :
= Laba Bersih
Tota₃ A₂tiva x
Hanafi dan Halim, 2009:87
50
Hubungan antara profitabilitas dan tingkat pengungkapan pertanggungjawaban sosial adalah bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba
yang tinggi, perusahaan manajemen menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan tersebut. Sebaliknya
ketika tingkat profitabilitas rendah perusahaan akan berharap pengguna laporan akan membaca “good news” kinerja perusahaan.
Riset penelitian empiris terhadap hubungan antara profitabilitas dan pengungkapan sosial perusahaan menghasilkan hasil yang sangat beragam.
Penelitian Bowman dan Haire 1976 serta Preston 1978 dalam Hackston dan Milne 1996 mendukung hubungan profitabilitas dengan pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan Hackston dan Milne 1996 dan Belkaoui dan Karpik 1989, Sembiring 2005 dan Anggraeni
2006 melaporkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
2.5 Kepemilikan Manajemen
Faisal 2004, Wahidawati 2001, Born 1988 dalam Junaidi 2006 menyatakan bahwa kepemilikan manajemen adalah persentase kepemilikan saham
yang dimiliki oleh direksi, manajer dan dewan komisaris. Konflik kepentingan antara manajer dengan pemilik menjadi semakin besar ketika kepemilikan
manajer terhadap perusahaan semakin kecil Jensen Meckling 1976 dalam Anggraini. Dalam hal ini manajer akan berusaha untuk memaksimalkan
kepentingan dirinya dibandingkan kepentingan perusahaan. Sebaliknya semakin besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan
51
manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak dan pengawasan menjadi rendah. Manajer perusahaan akan mengungkapkan
informasi sosial dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut Gray, et al. 1988
dalam Anggraini. Jensen Meckling 1976 menganalisis bagaimana nilai perusahaan
dipengaruhi oleh distribusi kepemilikan antara pihak manajer yang menikmati manfaat dan pihak luar yang tidak menikmati manfaat. Dalam kerangka ini,
peningkatan kepemilikan manajemen akan mengurangi agency difficulties melalui pengurangan insentif untuk mengkonsumsi manfaatkeuntungan dan mengambil
alih kekayaan pemegang saham. Pengurangan ini sangat potensial dalam misalokasi resources, yang pada gilirannya untuk peningkatan nilai perusahaan.
2.6 Jakarta Islamic Index JII