21
tahunan merupakan usaha yang dilakukan untuk mengurangi cost politis yang harus ditanggung perusahaan dalam menjelaskan aktivitasnya.
Menurut hipotesis biaya politis, semakin besar biaya politis yang dihadapi oleh perusahaan, maka manajer akan memilih prosedur akuntansi yang dapat
menghasilkan laba sekarang lebih rendah dibandingkan laba masa depan. Dengan demikian semakin tinggi biaya politis yang dihadapi perusahaan maka perusahaan
akan semakin banyak mengeluarkan biaya untuk mengungkapkan informasi sosial sehingga laba yang dilaporkan menjadi lebih rendah [Watt Zimmerman 1990
dalam Scott 1997].
c. Political Economi Theory
Manfaat political economi theory PET terletak pada sudut pandang yang digunakan yaitu tidak terfokus pada economic self-interest dan wealth-
maximisation yang dilakukan individu atau organisasi. Sebaliknya, PET justru
mempertimbangakan “kerangka politik, sosial dan institusional dimana kegiatan ekonomi tersebut dijalankan” Gray, Kouhy dan Levers 1995b, p. 52. PET
bermanfaat dalam menjelaskan mengapa laporan akuntansi dipandang sebagai dokumen sosial, politik dan ekonomi Guthrie dan Parker 1990.
Gray, Owen dan Adams 1996 mengklasifikasikan PET kedalam dua kelompok yaitu aliran klasik dan aliran borjuis classical and bourgeois streams.
PET klasik dapat dikaitkan dengan ide-ide yang dikembangkan Karl Marx yaitu dinamika sosial yang muncul karena adanya perbedaan kepentingan, perbedaan
kelas kelompok dan konflik dalam masyarakat. Deegan 2000, p.252 memandang PET klasik sebagai aliran yang cenderung:
22
Meyakini laporan akuntansi dan pengungkapan sebagai alat untuk mempertahankan posisi yang menguntungkan bagi pihak yang
mengendalikan sumber ekonomi langka capital, dan sebagai alat untuk menekan pihak yang tidak memiliki sumber ekonomi tersebut. Jadi fokus
pada konflik struktural yang ada dalam masyarakat.
Aliran PET bourgeois umumnya mengabaikan kepentingan kelas kelompok masyarakat, ketidak adilan struktural, konflik dan peran negara serta memandang
dunia sebagai realitas yang betul-betul pluralistik Gray, Kouhy dan Leves 1995b.
d. Stakeholder Theory
Stakeholder Theory mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang
hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi Stakeholdernya pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah,
masyarakat, analis, dan pihak lain. Stakeholder Theory umumnya berkaitan dengan cara-cara yang digunakan perusahaan untuk memanage Stakeholdernya
Gray et al 1997 Untuk itu, tanggungjawab perusahaan yang semula hanya diukur sebatas
indikator ekonomi economics focused dalam laporan keuangan, kini harus bergeser dengan memperhitungkan faktor-faktor sosial social dimentions
terhadap stakeholders, baik internal maupun eksternal. Gray, Kouhay dan Adams1994, p.53 mengatakan bahwa :
Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah
untuk mencari dukungan tersebut. Makin powerful stakeholder, makin besar usaha perusahaan beradaptasi. Pengungkapan sosial dianggap
sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan stakeholdernya.
Teori stakeholder adalah teori yang menggambarkan kepada pihak mana saja stakeholder perusahaan bertanggungjawab Freeman 2001. Perusahaan
23
harus menjaga hubungan dengan stakeholdernya dengan mengakomodasi keinginan dan kebutuhan stakeholdernya, terutama stakeholder yang mempunyai
power terhadap ketersediaan sumber daya yang digunakan untuk aktivitas
operasional perusahaan, misal tenaga kerja, pasar atas produk perusahaan dan lain-lain Chariri dan Ghozali, 2007. Salah satu strategi untuk menjaga hubungan
dengan para stakeholder perusahaan adalah dengan melaksanakan CSR, dengan pelaksanaan CSR diharapkan keinginan dari stakeholder dapat terakomodasi
sehingga akan menghasilkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan stakeholder
nya. Hubungan yang harmonis akan berakibat pada perusahaan dapat mencapai keberlanjutan atau kelestarian perusahaannya sustainability.
e. Legitimacy Theory