BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kecerdasan Emosi
2.1.1 Pengertian Kecerdasan Emosi
Secara etimologi, kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Berdasarkan arti katanya, emosi menyiratkan
kecenderungan bertindak adalah hal mutlak dalam emosi Goleman, 2001: 7. Makna yang paling harfiah dalam Oxford English Dictionary
”mendefinisikan emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu; setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-
luap” Goleman, 2001: 411. Berdasarkan arti tersebut dapat dikemukakan bahwa emosi sangat
mempengaruhi perilaku individu. Emosi dalam kamus Psikologi didefinisikan sebagai ”suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-
perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku” Chaplin, 2004: 163.
Goleman 2001: 411, emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian
kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan
dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana
12
hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
Menuju pada pengertian kecerdasan, masyarakat umum mengenal intelegensi sebagai istilah yang menggambarkan kecerdasan, kepintaran, ataupun
kemampuan untuk memceahkan masalah. Alfred Binet, seorang tokoh utama perintis pengukuran intelegensi bersama Theodore Simon mendefinisikan
intelegensi sebagai terdiri atas tiga komponen, yaitu kemampuan mengarahkan fikiran atau mengarahkan tindakan, kemampuan merubah arah tindakan apabila
tindakan tersebut telah dilaksanakan, dan kemampuan mengkritik diri sendiri atau melakukan autocriticism. Sedangkan H. H. Goddard mendefinisikan intelegensi
sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah- masalah yang langsung dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang
akan datang Azwar, 2004a: 5. Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada tahun 1990
oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional
yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Kualitas-kualitas emosional antara lain adalah:
1 Empati,
2 Mengungkapkan dan Memahami Perasaan,
3 Mengendalikan Amarah,
4 Kemandirian,
5 Kemampuan menyesuaikan diri Adaptif,
13
6 Disukai,
7 Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi,
8 Ketekunan,
9
Kesetiakawanan,
10
Keramahan,
11
Sikap hormat
Shapiro, 1997: 5. Cooper dan Sawaf 2002: xv mengatakan bahwa kecerdasan emosional
adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi.
Kecerdasan emosi menuntut penilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat,
menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari. Goleman 2001: 164 mengatakan bahwa koordinasi suasana hati adalah
inti hubungan. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat
emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya. Lebih lanjut Goleman mengatakan bahwa
kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi
dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Individu yang memiliki kecerdasan emosi dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah
kepuasan dan mengatur suasana hati. 14
Kecerdasan emosi adalah kemampuan memotivasi diri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan
kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir dan berempati dan berdoa Goleman, 2001:
45. Kecerdasan emosi menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat,
menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari- hari. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka kecerdasan emosional adalah
kemampuan seseorang dalam mengatur kehidupan emosinya dengan intelegensi, menjaga keselarasan emosi dengan pengungkapannya melalui ketrampilan
kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan ketrampilan sosial.
2.1.2 Aspek-aspek Kecerdasan Emosional