Teknik Pemilihan Daerah Penelitian Teknik Penentuan Sampel Teknik Analisis Data

���������� ������� 100 �� Universitas Sumatera Utara Untuk penentuan sampling dilakukan dengan purposive sampling, yaitu dengan memetakan wilayah-wilayah sentra produksi padi sawah di Kecamatan Tanjung Morawa dan memilih desa yang memiliki luas panen sawah tertinggi. Dari desa terpilih tersebut dipilih beberapa kelompoktani dan dalam setiap kelompoktani terpilih, dipilih 10 sepuluh orang petani yang menjadi sampling.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Data Primer

Data Primer diperoleh melalui wawancara, observasi dan diskusi dengan petani berdasarkan kuesioner yang telah dipersiapkan. Data Primer mencakup antara lain: a. Identitas petani - Nama petani - Nama kelompok tani - Alamat petani b. Keadaan sosial ekonomi petani - Umur petani - Lama pendidikan - Lamanya bertani - Luas lahan - Status kepemilikan lahan - Total pendapatan keluarga c. Luas Lahan sawah yang diusahakan ha d. Jumlah pupuk yang digunakan seperti Urea, SP-36, ZA, KCl, NPK, Organik, Pupuk kompos dan jerami kgha Universitas Sumatera Utara e. Produksi gabah kg f. Biaya produksi lainnya Rp. - Sewa lahan - Biaya pengolahan - Upah tenaga kerja - Pestisida dan lain-lain g. Harga pembelian pupuk Urea, SP-36, ZA, KCl, dan NPK Rp. contoh kuesioner ada pada lampiran 2

3.3.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Kementerian Pertanian, BPS, BPTP Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, dan Balai Penyuluhan Pertanian BPP Kecamatan Tanjung Morawa. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi: a. Luas panen padi sawah, produksi dan produktivitas padi sawah di Provinsi Sumatera Utara. b. Luas panen padi sawah, produksi dan produktivitas padi sawah di Kabupaten Deli Serdang. c. Luas panen padi sawah, produksi dan produktivitas padi sawah di Kecamatan Tanjung Morawa. d. Alokasi pupuk bersubsidi di Kecamatan Tanjung Morawa Universitas Sumatera Utara

3.4. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisa perumusan masalah 1 apakah ada pengaruh faktor umur, lama pendidikan, lamanya bertani, luas lahan, total pendapatan keluarga, harga pupuk dan status kepemilikan, terhadap jumlah pupuk yang digunakan oleh petani, digunakan metode analisis Regresi Berganda Linier yaitu : Y = f U, LP, LB, LL, TPK, H, SK dan kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk persamaan matematis sebagai berikut : Y = b + b 1 U + b 2 LP + b 3 LB + b 4 LL + b 5 TPK + b 6 H + b 7 SK + ϵ Dimana: Y = Penggunaan pupuk dalam satuan kilogram kg U = umur dalam satuan tahun thn LP = Lama menempuh pendidikan dalam satuan tahun thn LB = Lamanya bertani dalam satuan tahun thn LL = Luas Lahan dalam satuan hektar ha TPK = Total Pendapatan Keluarga dalam satuan rupiah per tahuan Rp.thn H = Harga dalam satuan rupiah per kilogram Rp.kg. SK = Status Kepemilikan sebagai dummy  milik sendiri 0, sewa 1 ϵ = Error Jumlah penggunaan pupuk dianalisis berdasarkan unsur makro yang terdapat pada jenis pupuk yang biasa digunakan oleh petani didaerah penelitian. Untuk menganalisa rumusan masalah 2 yaitu apakah ada pengaruh jumlah pupuk yang digunakan terhadap produksi padi sawah di Kecamatan Universitas Sumatera Utara Tanjung Morawa digunakan model fungsi produksi Cobb Douglas yaitu : Z = a X 1 b1 X 2 b2 X 3 b3 , yang kemudian ditransformasikan kedalam persamaan matematis sebagai berikut : log Z = log a + b 1 log X 1 + b 2 log X 2 + b 3 log X 3 Dimana : Z = Produksi kg a = interceptkonstanta b = koefisien Regresi X 1 = jumlah kandungan Nitrogen pada pupuk yang digunakan kg X2 = jumlah kandungan Posfat pada pupuk yang digunakan kg X3 = jumlah kandungan Kalium pada pupuk yang digunakan kg Untuk menganalisa rumusan masalah 3; untuk mengetahui tingkat efesiensi penggunaan pupuk di Kecamatan Tanjung Morawa dilakukan beberapa analisis, yaitu a tingkat efesiensi penggunaan pupuk terhadap produksi, b efesiensi penggunaan pupuk secara ekonomi dan c efesiensi penggunaan pupuk secara teknis. Untuk mengetahui tingkat efesiensi penggunaan pupuk terhadap produksi digunakan analisis Return to Scale dari persamaan Cobb –Douglass, dengan kriteria : a. apabila α + β + γ 1 disebut Decreasing return to scale, artinya bahwa kenaikan proporsi penggunaan input tidak proporsional dengan kenaikan output yang dihasilkan output lebih rendah daripada penambahan input. Universitas Sumatera Utara b. apabila α + β + γ = 1 disebut Constant return to scale, artinya kenaikan yang proporsional dalam semua input sama dengan kenaikan yang proporsional dalam output. c. apabila α + β + γ 1 disebut Increasing return to scale, artinya bahwa proporsi penambahan produksi melebihi penambahan faktor produksi. Untuk menganalis efesiensi secara ekonomi digunakan rumus : ����� ��� NPM xi diperoleh dari : bi. Py. Y Xi dimana : NPMxi = Nilai Produk Marginal untuk input i Pxi = Price harga input i bi = elastisitas produksi input i Py = harga padi sawah Rpkg Y = hasil produksi padi sawah Kg Xi = faktor produksi Sedangkan untuk menganalisis efesiensi secara teknis digunakan perbandingan jumlah pupuk yang digunakan dengan jumlah yang direkomendasikan berdasarkan Permentan No. 40 tahun 2007. Untuk menganalisa perumusan masalah 4 yaitu pengaruh produksi padi sawah terhadap pengembangan wilayah. Untuk menganalisa perumusan masalah ini digunakan 2 dua alat analisis yaitu penghitungan rata-rata profit dan melihat kelayakan usahatani padi di Kecamatan Tanjung Morawa. Universitas Sumatera Utara Untuk menghitung rata-rata profit laba yang diperoleh petani dalam melakukan usahatani padi sawah per musim tanam, secara matematis dapat di tulis sebagai berikut: Profit � = TR – TC dimana Profit = Laba yang diperoleh dari suatu satuan unit produksi. : TR = Total revenue total penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya dan dikaitkan dengan harga jual TC = Total cost total biaya yang merupakan penjumlahan dari biaya tetap maupun tidak tetap Untuk mengetahui apakah usaha pertanian padi sawah di Kecamatan Tanjung Morawa layak untuk dikembangkan atau tidak digunakan rumus Return Cost Ratio dimana : RC Ratio = Total Penerimaan Penjualan Produk Total Biaya dengan kriteria: RC Ratio 1, usahatani layak dikembangkan RC Ratio 1, usahatani tidak layak dikembangkan RC Ratio = 1, usahatani impas.

3.5. Definisi dan Batasan Operasional