Hasil Analisa terhadap Pengembangan Wilayah

4.3.4. Hasil Analisa terhadap Pengembangan Wilayah

Dalam RPJM Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 – 2014, kontribusi sektor pertanian selama 10 tahun terakhir 2004-2014 terus menurun, tetapi apabila dilihat dari komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian maka sektor pertanian merupakan sektor terbesar dalam penyerapan tenaga kerja yaitu sebesar 35 dari seluruh jumlah penduduk yang bekerja Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang, 2009. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah agraris dan keberadaan sektor pertanian sangatlah penting. Berdasarkan proyeksi dari Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang maka jumlah produksi padi sawah terus meningkat. Pada tahun 2008, produksi beras mencapai 249.340 ton dan diproyeksikan produksi beras pada tahun 2014 mencapai 283.289 ton. Dalam RTRW Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010 – 2030, Kecamatan Tanjung Morawa ditetapkan sebagai Pusat Pengembangan Kawasan PPK yaitu Kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani skala kecamatan. Fungsi yang dikembangkan di Kecamatan Tanjung Morawa antara lain perdagangan dan jasa lokal, industri, perumahan dan pemukiman. Hal ini dengan pertimbangan keberadaan Bandara Kuala Namu sebagai pusat transportasi udara. Berdasarkan uraian diatas yang menyatakan bahwa kontribusi sektor pertanian terus menurun setiap tahun tetapi proyeksi jumlah produksi padi diharapkan terus meningkat, maka perlu dibuat beberapa kebijakan agar Kabupaten Deli Serdang khususnya Kecamatan Tanjung Morawa dapat dipertahankan sebagai wilayah sentra produksi padi sawah. Kebijakan tersebut antara lain dengan mempertahankan lahan-lahan pertanian yang memiliki potensi Universitas Sumatera Utara produktivitas tinggi dengan nilai IP indeks pertanaman 100. Lahan-lahan tersebut dapat dijadikan sebagai lahan sawah abadi dan pemerintah wajib memberikan kompensasi kepada petani atau pemilik lahan. Kebijakan lainnya adalah dengan perbaikan jaringan irigasi, memberikan subsidi sarana pertanian dan menjamin ketersediaan input produksi serta ketersediaan pasar untuk hasil pertanian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor pertanian, khususnya pertanian padi sawah di Kecamatan Tanjung Morawa masih merupakan sumber pendapatan utama bagi responden. Petani yang memiliki pendapatan lain dari pekerjaan lain sebesar 40 dan sisanya hanya mengandalkan pertanian padi sawah sebagai sumber pendapatan bagi rumah tangga. Pertanian padi sawah dikerjakan selama 4 bulan per musim tanam. Secara berturut pekerjaan yang dilakukan oleh petani dalam pertanian padi sawah adalah penyiapan lahan untuk persemaian, menyemai dan mengolah lahan untuk penanaman padi sawah dilakukan dengan menggunakan hand traktor. Setelah selesai diluku dan diratakan oleh traktor maka petani membuat benteng-benteng galengan, dan mengatur pengelolaan air untuk areal persawahan. Apabila bibit yang telah disemai siap untuk ditanam maka petani akan mulai mencabut bibit dan melakukan penanaman diareal persawahan. Pada saat setelah panen, pengairan air di areal sawah akan dikurangi untuk menghindari serangan dari keong mas. Pemupukan pertama dilakukan petani saat tanaman berumur 7 - 14 hari dan dalam pemupukan ini petani mencampur pupuk dengan racun keong. Pemupukan kedua dilakukan pada saat padi telah berumur 21 hari. Pemupukan ketiga dilakukan petani setelah tanaman padi berumur 35 hari. Pada saat tanaman masih berkembang secara Universitas Sumatera Utara vegetatif petani melakukan penyiangan. Cara penyiangan juga dilakukan secara beragam oleh petani, ada yang melakukan penyiangan secara manual tapi ada juga yang menggunakan herbisida. Setelah tanaman padi mulai berkembang secara generatif, petani melakukan penyemprotan pestisida untuk menghindari serangan hama. Apabila tanaman padi sudah mulai pengisian malai maka petani secara rutin harus ke sawah untuk mengusir burung. Pekerjaan ini akan dilakoni sampai tiba saat panen. Pemanenan padi di wilayah penelitian masih beragam, ada yang sudah menggunakan mesin panen tapi masih ada juga yang memanen secara manual. Harga padi di wilayah penelitian berkisar antara Rp 3.850,00 – Rp 5.300,00 per kg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan dari penjualan hasil produksi padi sawah per hektar adalah sebesar Rp. 25.584.896MT, dengan biaya usahatani rata-rata per hektar sebesar Rp. 14.498.570MT maka keuntungan profit yang diperoleh dari usahatani padi sawah di Kecamatan Tanjung Morawa per hektar adalah sebesar Rp. 11.086.326MT. Biaya usahatani yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri dari biaya pupuk sebesar Rp. 1.332.346haMT, sewa lahan sebesar Rp. 5.941.806haMT, biaya tenaga kerja sebesar Rp. 4.822.658haMT, biaya mesin alat pengolahan lahan dan alat panen sebesar Rp. 6.063.671haMT, biaya bibit sebesar Rp. 507.777 haMT, biaya pestisida sebesar Rp. 613.098haMT. Produksi rata-rata padi sawah didaerah penelitian adalah 6.172 kgha dengan harga jual rata-rata sebesar Rp.4.189kg. Apabila dilihat keuntungan yang diperoleh oleh masing-masing responden, maka berdasarkan analisa usaha tani yang dilakukan terhadap petani yang menjadi responden dalam penelitian ini diketahui bahwa tidak semua petani mendapatkan Universitas Sumatera Utara keuntungan dari pertanian padi sawah yang dilakukan. Untuk lebih jelasnya berdasarkan perhitungan pendapatan yang diterima dari hasil penjualan padi sawah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam melakukan usahataninya, maka diperoleh hasil seperti tabel berikut ini : Tabel 4.16. Distribusi KeuntunganKerugian Petani dalam Berusahatani Padi Sawah pada MT September – Desember 2013 di Kecamatan Tanjung Morawa Total Keuntungan Kerugian Petani per musim tanam Rp.000 Jumlah Responden orang Persentase - 1.000 sd 0 5 5 1.000 5 5 1.000 sd 2.000 10 10 2.000 sd 3.000 11 11 3.000 sd 4.000 8 8 4.000 sd 5.000 11 11 5.000 sd 6.000 6 6 6.000 sd 7.000 5 5 7.000 sd 8.000 12 12 8.000 sd 9.000 3 3 9.000 sd 10.000 5 5 10.000 sd 11.000 4 4 11.000 sd 12.000 3 3 12.000 sd 13.000 13.000 sd 14.000 3 3 14.000 sd 15.000 1 1 15.000 sd 16.000 Universitas Sumatera Utara 16.000 sd 17.000 1 1 17.000 sd 18.000 1 1 18.000 sd 19.000 2 2 19.000 sd 20.000 20.000 sd 21.000 1 1 21.000 sd 22.000 1 1 22.000 2 2 Jumlah 100 100 Sumber : Analisis Data Primer 2014 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa ada 5 petani yang mengalami kerugian pada musim tanam yang lalu. Berdasarkan hasil analisa, kerugian yang dialami oleh petani disebabkan antara lain karena, a petani mengeluarkan biaya yang besar untuk pembelian pupuk dan pestisida, b bukan pekerjaan utama sehingga usahataninya tidak dikelola secara serius, produksi yang dihasilkan rendah dan biaya yang dikeluarkan lebih besar. Pekerjaan lain yang biasa dilakoni oleh petani di daerah penelitian antara lain : Satpam di perkebunan, bengkel, pembuat emping, guru, pembuat gula, ternak bebek dan tukang. Berdasarkan hasil penelitian, beberapa petani mendapatkan pendapatan yang lebih besar daripada usahatani padi sawah, tetapi lapangan kerja tersebut jumlahnya sangat terbatas. Peningkatan produksi padi sawah di Kecamatan Tanjung Morawa memberikan pengaruh positif terhadap pengembangan wilayah, karena dari hasil penelitian yang dilakukan, petani memperoleh keuntungan dari pertanian padi sawah walaupun ada sebagian kecil yang mengalami kerugian. Hal ini Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa petani yang melakukan usahatani padi sawah mendapatkan peningkatan pendapatan dari usahatani padi sawah. Selain peningkatan pendapatan, sektor pertanian padi sawah juga memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat. Membuka peluang kerja dan memberikan pendapatan bagi masyarakat merupakan indikator terjadinya pengembangan wilayah. Hal ini sesuai dengan Tarigan 2010, keberhasilan pembangunan wilayah dapat diukur dari beberapa parameter antara lain, meningkatnya pendapatan masyarakat, peningkatan lapangan pekerjaan dan pemerataan pendapatan. Tujuan dari pengembangan wilayah juga merupakan bagian dari pembangunan nasional yang pada dasarnya berisikan cara untuk mencapai pertumbuhan pendapatan per kapita yang cepat, menyediakan lapangan pekerjaan, pemerataan pendapatan hasil-hasil pembangunan, untuk mencapai tujuan agar daerah tersebut berkembang. Program pemerintah dalam memberikan subsidi pupuk untuk pertanian tanaman pangan khususnya padi sawah sangat mendukung dalam pengembangan wilayah di Kecamatan Tanjung Morawa. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian dilapangan yang menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan pendapatan keuntungan bagi petani padi sawah di Kecamatan Tanjung Morawa, karena petani dapat menggunakan pupuk dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan pupuk yang tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah. Berdasarkan hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa petani sebagian besar menggunakan pupuk bersubsidi dalam melakukan usahataninya. Alasan petani menggunakan pupuk subsidi adalah karena harga lebih murah dan mutunya juga lebih terjamin. Universitas Sumatera Utara Untuk mengetahui suatu usaha layak dikembangkan atau tidak dapat dilakukan dengan menghitung nilai Return Cost Ratio RC dari usaha tersebut. RC usahatani padi sawah dihitung dengan menggunakan rumus menurut Tjakrawiralaksa 1983. Return Cost Ratio adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses biaya produksi. RC Ratio, merupakan alat analisa untuk mengukur biaya dari suatu produksi. RC Ratio = Total Penerimaan Penjualan Produk Total Biaya dengan kriteria: RC Ratio 1, usahatani layak dikembangkan RC Ratio 1, usahatani tidak layak dikembangkan RC Ratio = 1, usahatani impas. Semakin besar nilai RC semakin besar pula tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari usaha tersebut. Untuk lebih jelasnya nilai Return Cost Ratio usahatani padi sawah di Kecamatan Tanjung Morawa dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 4.17. Nilai RC Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Tanjung Morawa pada MT September 2013 – Desember 2013 Nilai RC Jumlah Responden orang Persentase 1 4 4 1 1 1 1 sd 2 69 69 2 sd 3 21 21 3 5 5 Universitas Sumatera Utara Sumber : Hasil analisa Data Primer 2014 Berdasarkan hasil analisa RC diketahui bahwa usahatani padi sawah di Kecamatan Tanjung Morawa layak untuk dikembangkan, karena sebesar 95 petani memperoleh nilai Return Cost Ratio RC lebih besar dari 1 nilai RC 1. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Jumlah penggunaan pupuk yang mengandung Nitrogen N yang terdapat pada pupuk urea, ZA dan NPK secara signifikan dipengaruhi oleh luas lahan yang dimiliki oleh petani, sedangkan umur, pendidikan, lama bertani, total pendapatan keluarga, harga dan status kepemilikan lahan tidak berpengaruh secara signifikan. Jumlah penggunaan pupuk yang mengandung Posfat P 2 O 5 yang terdapat pada pupuk SP-36 dan NPK, pada taraf uji 10 dipengaruhi secara signifikan oleh faktor total penghasilan keluarga tetapi tidak dipengaruhi oleh faktor umur, pendidikan, lama bertani, luas lahan, harga dan status kepemilikan. Jumlah penggunaan pupuk yang mengandung Kalium K 2 O yang terdapat pada pupuk KCl dan NPK secara signifikan dipengaruhi oleh luas lahan dan harga, sedangkan umur, pendidikan, lama bertani, total pendapatan keluarga, dan status kepemilikan lahan tidak berpengaruh secara signifikan. 2. Jumlah produksi padi sawah yang dihasilkan oleh petani secara signifikan dipengaruhi oleh jumlah penggunaan pupuk yang mengandung N Nitrogen dan jumlah penggunaan pupuk yang mengandung P 2 O 5 Posfat, tetapi jumlah penggunaan K 2 O Kalium tidak berpengaruh secara signifikan. Universitas Sumatera Utara