Hasil Analisa Jumlah Penggunaan Pupuk terhadap Peningkatan Produksi

yang lain, c harga input yang lain, d harga output dan e tingkat keuntungan usaha tani.

4.3.2. Hasil Analisa Jumlah Penggunaan Pupuk terhadap Peningkatan Produksi

Analisis pengaruh jumlah penggunaan pupuk yang mengandung unsur Nitrogen, Posfat dan Kalium terhadap jumlah peningkatan produksi dilakukan dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglass dengan rumus yang disusun dalam model fungsi produksi padi sawah, sebagai berikut : Y = a X 1 b1 X 2 b2 X 3 b3 Keterangan : Y = Produksi padi sawah kg A = Intersep b 1 -b 3 = Koefisien regresi X 1 = jumlah penggunaan pupuk yang mengandung unsur Nitrogen N X 2 = jumlah penggunaan pupuk yang mengandung unsur Posfat P 2 O 5 X 3 = jumlah penggunaan pupuk yang mengandung unsur Kalium K 2 O Hubungan fungsional antara faktor-faktor produksi tersebut dianalisis menggunakan Regresi Berganda Linier dengan cara persamaan fungsi produksi Cobb-Douglass diatas dilogaritmakan, sehingga menjadi : Log Y = Log a + b 1 Log X 1 + b 2 Log X 2 + b 3 Log X 3 Untuk mengetahui apakah data yang digunakan layak atau tidak untuk dianalisis dengan analisa regresi berganda maka dilakukan uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil uji asumsi klasik, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk analisa ini digunakan analisis grafik normal P-P plot dan uji one sample Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan uji normalitas nilai one sample Kolmogorov-Smirnov diperoleh sebesar 0,604. Nilai Kolmogorov-Smirnov 0,604 0,05 artinya data berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dengan analisis grafik dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar. 4.14. Hasil Uji Normalitas pada jumlah Produksi Padi Sawah Gambar diatas menunjukkan bahwa distribusi residual normal karena plotnya mendekati plot distribusi normal yang membentuk garis lurus diagonal. Dengan demikian disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara b. Uji Multikollinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk uji multikollinearitas digunakan Collinearity Diagnostics. Nilai toleransi terhadap nilai VIF Variance Inflation Factor 10. Dari hasil uji multikollinearitas diperoleh hasil sebagai berikut : Model Unstandardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Tolerance VIF Constant 2.290 .093 Jumlah Penggunaan Unsur N .482 .077 .419 2.385 Jumlah Penggunaan Unsur P2O5 .231 .065 .458 2.185 Jumlah Penggunaan Unsur K2O .012 .057 .459 2.178 Dari output koefisien di atas, nilai VIF untuk jumlah penggunaan pupuk yang mengandung unsur Nitrogen, Posfat dan Kalium tidak lebih dari 5. Nilai VIF tidak melebihi 5 lima sehingga dapat disimpulkan bahwa model tidak terkena masalah multikollinearitas. c. Uji Heteroskedasitas Uji heteroskedasitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya kesamaan varian dari residual pada model regresi. Cara yang digunakan untuk uji heteroskedasitas dalam penelitian ini adalah dengan melihat scatter plot nilai prediksi dependen ZPRED dengan residual SRESID. Hasil uji heteroskedasitas yang dilakukan dapat dilihat pada gambar berikut ini : Universitas Sumatera Utara Gambar 4.15. Hasil uji Heteroskedastitas pada model regresi jumlah Produksi Padi Sawah Gambar diatas menunjukkan bahwa data tidak membentuk model tertentu yang sistematis. Berdasarkan plot data diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi persoalan heteroskedasitas. Setelah dilakukan pengujian asumsi terhadap model yang digunakan dan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai residual yang digunakan berdistribusi normal, tidak ditemukan masalah multikollinearitas serta tidak ada persoalan heteroskedasitas maka analisis regresi berganda linier dapat dilanjutkan. Berdasarkan analisis yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel. 4.11. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda untuk Jumlah Produksi Padi Sawah Model Summary Anova R R.Square F hitung Signifikansi .822 a .676 66.674 .000 a Koefisien B T hitung Signifikansi Constant 2.290 24.739 .000 Jumlah penggunaan Pupuk N X 1 .482 6.299 .000 Jumlah Penggunaan Pupuk P 2 O 5 X 2 .231 3.570 .001 Jumlah Penggunaan Pupuk K 2 O X 3 .012 .204 .839 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2014 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil analisis tersebut maka diperoleh angka R sebesar 0,822 artinya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah sangat kuat. R square sebesar 0, 676. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan produksi padi sawah dipengaruhi sebesar 67,6 oleh jumlah penggunaan pupuk yang mengandung unsur N, P 2 O 5 dan K 2 O, sedangkan sisanya 32,4 dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Selanjutnya semua variabel yang dianggap memberikan pengaruh terhadap jumlah produksi padi sawah dimasukkan kedalam fungsi faktor produksi Cobb Douglass : Z = 2,290 . X 1 0,482 .X 2 0,231 . X 3 0,012 Dari persamaan diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: - Konstanta sebesar 2,290; artinya jika faktor jumlah penggunaan pupuk N, P 2 O 5 dan K 2 O diabaikan atau nilainya 0 maka jumlah produksi padi sawah adalah sebesar 2,290 kgha. - Koefisien regresi variabel jumlah penggunaan pupuk Nitrogen X 1 sebesar 0,482; artinya jika jumlah penggunaan unsur nitrogen bertambah 1 , maka jumlah produksi padi sawah akan mengalami peningkatan sebesar 0,482 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Dengan uji pada taraf 1 terhadap jumlah produksi padi sawah, nilai - t tabel t hitung t tabel -6,299 1,986 6,299. Dengan demikian H ditolak dan H 1 diterima, yaitu faktor jumlah penggunaan pupuk yang mengandung unsur Nitrogen N berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi padi sawah. Universitas Sumatera Utara - Koefisien regresi variabel jumlah penggunaan pupuk Posfat X 2 sebesar 0,231; artinya jika jumlah penggunaan pupuk Posfat bertambah 1 , maka jumlah produksi padi sawah akan mengalami peningkatan sebesar 0,231 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Dengan uji pada taraf 1 terhadap jumlah produksi padi sawah, nilai -t tabel t hitung t tabel - 3,570 1,986 3,570. Dengan demikian H ditolak dan H 1 diterima, yaitu faktor jumlah penggunaan pupuk Posfat P 2 O 5 berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi padi sawah. - Koefisien regresi variabel jumlah penggunaan pupuk Kalium X 3 sebesar 0,012; artinya jika jumlah penggunaan pupuk Kalium K 2 O bertambah 1 maka produksi padi sawah akan mengalami peningkatan sebesar 0,012 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Dengan uji pada taraf 5 terhadap jumlah produksi padi sawah, nilai t hitung lebih kecil dari t tabel 0,204 1,986. Dengan demikian H diterima dan H 1 ditolak, yaitu faktor jumlah penggunaan pupuk Kalium K 2 O tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penggunaan pupuk berpengaruh terhadap peningkatan produksi. Hal ini sesuai dengan Brush R., 2010 yang menyatakan bahwa penggunaan input pertanian, khususnya pupuk diakui secara luas sebagai kunci utama ketahanan pangan dan pupuk mendorong pertumbuhan secara signifikan, Abdulrachman 2009 menyatakan bahwa sebagai sumber hara, pupuk merupakan sarana produksi yang memegang peranan penting dalam meningkatkan produktivitas tanaman pangan. Pupuk K 2 O tidak Universitas Sumatera Utara berpengaruh secara signifikan disebabkan karena penggunaan K 2 O di wilayah penelitian lebih rendah sebesar 11,53 dari dosis rekomendasi.

4.3.3. Hasil Analisa terhadap Efisiensi Penggunaan Pupuk