BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Secara garis besar faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan dikelompokkan menjadi 4 Blum, 1974, berturut- turut besarnya pengaruh tersebut adalah lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan, dan keturunan. Pola penyakit di Puskesmas maupun di Rumah Sakit berdasarkan
data Profil Kesehatan Jawa Tengah tahun 2007 masih didominasi oleh penyakit karena infeksi, antara lain: diare, tifoid, DBD, TB paru, disentri,
pnemoni, malaria, batuk rejan dan lainnya. Data dari profil kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2006 juga menunjukkkan bahwa angka kejadian
yang berhubungan dengan perilaku seperti penyakit diare, demam berdarah masih tinggi. Penyakit tersebut termasuk dalam sepuluh besar penyakit
berdasarkan data dari Puskesmas Kedungbanteng tahun 2009. Pencegahan terhadap penyakit yang berhubungan dengan perilaku dapat dilakukan
dengan meniadakan faktor risiko dan mengubah perilaku terutama berkaitan dengan penanaman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sejak dini.
Perilaku hidup bersih dan sehat PHBS adalah perwujudan paradigma sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan masyarakat
2
yang berorientasi sehat dan bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental spiritual maupun sosial.
Sasarannya meliputi 5 tatanan yaitu tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan institusi kesehatan, tatanan tempat kerja dan tatanan
tempat umum Dinkes Propinsi Jawa Tengah, 2003:1. Institusi pendidikan adalah tempat diselenggarakannya proses
belajar mengajar secara formal, dimana terjadi transformasi ilmu pengetahuan dari para gurupengajar kepada anak didiknya. Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat PHBS tatanan institusi pendidikan berarti suatu upaya yang dilakukan untuk memberdayakan dan meningkatkan kemampuan
pengajar maupun anak didiknya dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Institusi pendidikan dalah hal ini adalah dari tingkat TKRABA, SDMI,
SLTPMTs, sampai dengan SLTAMA Dinkes Propinsi Jawa Tengah, 2003:3
Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia diantara 6-12 tahun Zulkifli L., 2006:20. Mereka merupakan sasaran strategis dalam
peningkatan kesehatan di lingkungan institusi pendidikan. Hal ini berkaitan dengan faktor psikologis, bahwa pada masa-masa tersebut merupakan masa
yang sangat tepat, terutama dalam pembentukan dan peneladanan PHBS. Namum dalam kenyataannya, pelaksanaan PHBS di SDN Kebandingan
Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal masih belum optimal. Dalam penelitian ini, peneliti sengaja memilih SDN Kebandingan
sebagai subjek penelitian karena berdasarkan studi pendahuluan yang telah
3
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 27 Maret 2010 untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang PHBS pada 21 siswa di SDN Kebandingan 0I
dan SDN Kebandingan 02, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, menunjukkan sebanyak 2 siswa 9,52 mempunyai pengetahuan baik, 11
siswa 52,38 mempunyai pengetahuan cukup, dan 8 siswa 38,1 berpengetahuan rendah. Kurangnya pengetahuan tentang PHBS pada anak-
anak tersebut disebabkan oleh informasi-informasi tentang PHBS yang jarang mereka peroleh.
Berangkat dari data tersebut, maka penyuluhan dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang PHBS menjadi sangat penting untuk
diberikan pada anak-anak sekolah dasar. Melalui penyuluhan tentang PHBS tersebut, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran anak-
anak sekolah dasar, sehingga dapat ikut berperan aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan, terumana di lingkungan sekolah.
Dari latar belakang inilah maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Peningkatan Pengetahuan tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS antara Metode Permainan Monopoli dan Ceramah pada Siswa SDN Kebandingan Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 20102011”
1.2 Rumusan Masalah