Pengujian Hipotesis Hasil Penelitian

55 Tabel di atas menunjukkan dari 20 item soal diperoleh 5 soal mudah, 15 soal sedang, dan tidak ada soal yang sukar. Demikian pula uji coba Instrumen keaktifan dan keterampilan Proses, dilakukan uji coba pada kelas X-3, dengan cara mengajarkan Pembelajaran Multi Level Learning MLL yang kompetitif dengan bantuan CD interaktif, hanya pada satu kali pertemuan atau satu Kompetensi Dasar. Dari 20 instrumen baik keaktifan maupun keterampilan proses yang berisi 5 option, ada 3 instrumen yang tidak reliabel yaitu 8, 13, dan 19 pada keaktifan dan 2 instrumen tidak reliabel yaitu 12, dan 19 pada keterampilan proses, kemudian dilakukan revisi option bersama-sama dengan 2 pengamat lampiran 2.

2. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan data hasil belajar dengan menggunakan strategi multi level learning yang kompetitif berbantuan CD interaktif pada materi logika matematika dan hasil belajar dengan menggunakan strategi konvensional, diperoleh hasil sebagai berikut: a. Hipotesis 1 Untuk menjawab hipotesis 1 yaitu : hasil belajar siswa yang mendapat strategi pembelajaran Multi Level Learning yang kompetitif berbantuan CD interaktif dapat mencapai tuntas belajar pada pembelajaran Logika Matematika kelas X semester 2, hasil output dengan SPSS ditunjukkan sebagai berikut: 56 Tabel 5 Mean Hasil belajar Kelas Eksperimen 39 67.0085 18.28557 2.92803 Y N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Sumber: Data Terolah Hasil belajar sebagai variabel Y merupakan nilai akhir dari kelas eksperimen, dari 39 siswa diperoleh rata-rata data 67,0085 dengan standar deviasi 18,28557 dan standar error mean rata-rata kesalahan sebesar 2,92803. Dalam penelitian ini ditentukan nilai ketuntasan belajar test value adalah 65, diperoleh t hitung = 0,686 sedangkan nilai – t α ,n-1 = – 2,70, dengan α = 5 dan dB = 39 – 1 = 38, dari hipotesis: Ho : μ 65 rata-rata hasil belajar mencapai ketuntasan H1: μ 65 rata-rata hasil belajar tidak mencapai ketuntasan Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel atau – t α ,n-1 = – 2,70 tampak t hitung lebih dari – t α ,n-1 sehingga Ho diterima artinya rata-rata hasil belajar siswa dengan strategi Multi Level Learning mencapai tuntas belajar dengan rata-rata lebih dari 65, dapat dilihat pada mean sebesar 67,0085. b. Hipotesis 2 Untuk menjawab hipótesis 2: Pengaruh keaktifan terhadap hasil belajar siswa yang mendapat strategi pembelajaran Multi Level Learning yang kompetitif berbantuan CD interaktif pada pembelajaran Logika Matematika kelas X semester 2 SMA Negeri 3 57 Brebes, sebelumnya harus ada uji normalitas yang merupakan syarat persamaan linear, untuk keperluan pengujian diadakan penghitungan frekuensi teoritik f h diperoleh dari hasil kali antara n dengan perluasan atau luas dibawah kurva normal untuk interval yang bersangkutan, dan hasil pengamatan f yang didapat dari sampel, masing-masing menyatakan frekuensi dalam kelas interval. Selanjutnya X 2 dihitung dengan rumus Kolmogorov-Smirnov Z sebagai berikut: ∑ − = h h f f f X 2 2 Arikunto, 1999:290. Keterangan: f = frekuensi pengamatan f h = hasil yang diharapkan dengan kriteria pengujian jika X 2 X 2 1 – α K – 1 dengan taraf signifikan α = 0,05, Ho ditolak. Hipotesis yang diambil adalah: H : Hasil belajar kelas eksperimen normal. H 1 : Hasil belajar kelas eksperimen tidak normal. ` diperoleh hasil output SPSS, sebagai berikut: 58 Tabel 6 Output Uji Normal H.BELAJAR N 39 Normal Parameter sa,b Mean 67.0085 Std. Deviation 18.28557 Most Extreme Difference s Absolute .183 Positive .183 Negative -.146 Kolmogorov-Smirnov Z 1.143 Asymp. Sig. 2-tailed .147 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Sumber: Data Terolah Dari hasil output di atas tampak sig = 14,7 lebih dari 5, sehingga H diterima, artinya hasil belajar kelas eksperimen normal. Untuk uji normal hanya dilakukan pada variabel dependen hasil belajar saja, sebab dianggap mempunyai distribusi, sedangkan pada variabel independen diasumsikan bukan fungsi distribusi, jadi tidak perlu diuji normalitasnya Sukestiyarno, 2004:12. Setelah data dikatakan normal, berikut akan diuji hipotesis analisis regresi sederhana sebagai berikut: 1. Uji kelinearan: Ho : b = 0 hubungan antara keaktifan dengan hasil belajar tidak linear H 1 : b ≠ 0 hubungan antara keaktifan dengan hasil belajar linear Hasil Output SPSS sebagai berikut: 59 Tabel 7 Regresi Keaktifan terhadap Hasil Belajar ANOVA b 3526.567 1 3526.567 14.215 .001 a 9179.189 37 248.086 12705.755 38 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: Constant, KEAKTIFAN a. Dependent Variable: H.BELAJAR b. Sumber: Data Terolah Dari Tabel 7, nilai F test didapat F hitung = 14,215 lebih dari F α ,n-1 = 0,251, atau dapat dilihat dari nilai sig 0,001, karena sig = 0,001 = 0,1 kurang dari 5 yang artinya Ho ditolak artinya hubungan antara keaktifan dengan hasil belajar linear. Persamaan linear dapat dilihat dari hasil Output SPSS sebagai berikut: Tabel 8 Koefisien Persamaan Linear Pengaruh Keaktifan terhadap Hasil Belajar Coefficients a -19.583 23.105 -.848 .402 1.116 .296 .527 3.770 .001 Constant KEAKTIFAN Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: H.BELAJAR a. Sumber: data terolah Persamaan estimator regresi linear sederhana Y = – 19,583 + 1,116X 1, dengan Y adalah hasil belajar sedangkan X 1 merupakan 60 variabel keaktifan, pada nilai konstanta negatif maksudnya terjadi pengurangan atas hasil dari koefisien variabel independen keaktifan dikalikan nilai keaktifan. Selanjutnya seberapa besar pengaruh keaktifan terhadap hasil belajar, ditunjukkan output SPSS sebagai berikut: Tabel 9 Pengaruh Keaktifan terhadap Hasil Belajar Model Summary .527 a .278 .258 15.75075 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: Constant, KEAKTIFAN a. Sumber: Data Terolah Dari model tabel di atas ditunjukkan bahwa R 2 = 0,278 = 27,8 artinya keaktifan berpengaruh terhadap hasil belajar sebesar 27,8 , sedangkan 72,2 dipengaruhi faktor lain. Tabel 10 Mean Variabel Independen Keaktifan 39 77.5641 8.62919 1.38178 KEAKTIFAN N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Sumber: Data Terolah Keaktifan sebagai variabel X 1 merupakan variabel independen, dari 39 siswa diperoleh rata-rata data 77,5641 dengan standar deviasi 8,62919 dan standar error mean rata-rata kesalahan sebesar 1,38178. 61 Pada penelitian ini standar ketuntasan keaktifan ditetapkan sebesar 75 dengan pertimbangan keaktifan harus lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika yang dicapai siswa, sehingga harapannya akan tampak strategi MLL ini mampu membuat siswa tertarik dan mengikuti proses belajar dengan lebih baik, maka diambil hipotesis sebagai berikut: Ho : μ 75 rata-rata hasil pengamatan keaktifan mencapai ketuntasan H1 : μ 75 rata-rata hasil pengamatan keaktifan tidak mencapai ketuntasan Dengan nilai tes test value = 75 diperoleh perhitungan t hitung = 1,856 sedangkan nilai – t α ,n-1 = – 2,70, dimana α = 5 dan dB = 39 – 1 = 38. Berdasarkan perbandingan t hitung dengan – t α ,n-1 memperlihatkan bahwa t hitung – t α ,n-1 sehingga Ho ditolak, artinya rata-rata keaktifan siswa dengan strategi Multi Level Learning mencapai tuntas belajar dengan rata-rata lebih dari 75, dapat dilihat pada mean sebesar 77,5641. c. Hipotesis 3 Untuk menjawab hipotesis 3: Pengaruh keterampilan proses terhadap hasil belajar siswa yang mendapat strategi pembelajaran Multi Level Learning yang kompetitif berbantuan CD interaktif pada 62 pembelajaran Logika Matematika kelas X semester 2 SMA Negeri 3 Brebes. Berikut akan diuji hipotesis: 1. Uji kelinearan: H0: b = 0 hubungan antara keterampilan proses dengan hasil belajar tidak linear H1: b ≠ 0 hubungan antara keterampilan proses dengan hasil belajar linear Hasil Output SPSS sebagai berikut: Tabel 11 Sistem Persamaan Linear Keterampilan Proses terhadap Hasil Belajar ANOVA b 2874.329 1 2874.329 10.817 .002 a 9831.426 37 265.714 12705.755 38 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: Constant, KEPROS a. Dependent Variable: H.BELAJAR b. Sumber: Data Terolah Dari Tabel 11, nilai F test didapat F α ,n-1 = 10,817 lebih dari F tabel = 0,251, atau dapat dilihat dari nilai sig 0,002, karena sig = 0,002 = 0,2 kurang dari 5 yang artinya Ho ditolak artinya hubungan antara keterampilan proses dengan hasil belajar linear. Persamaan linear dapat dilihat dari hasil Output SPSS sebagai berikut: 63 Tabel 12 Koefisien Persamaan Linear Pengaruh Keterampilan Proses terhadap Hasil Belajar Coefficients a -9.889 23.526 -.420 .677 .988 .300 .476 3.289 .002 Constant KEPROS Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: H.BELAJAR a. Sumber: Data Terolah Dari tabel 12 nilai sig 0,002=0,2 kurang dari 5 yang artinya Ho ditolak artinya hubungan antara keterampilan proses dengan hasil belajar berarti. Persamaan estimator regresi linear sederhana Y = – 9,889 + 0,988 X 2, dengan Y adalah hasil belajar sedangkan X 2 merupakan variabel keterampilan proses, pada nilai konstanta negatif maksudnya terjadi pengurangan atas hasil dari koefisien variabel independen keteterampilan proses dikalikan nilai keterampilan proses. Selanjutnya seberapa besar pengaruh keterampilan proses terhadap hasil belajar, ditunjukkan output SPSS sebagai berikut: Tabel 13 Pengaruh Keterampilan Proses terhadap Hasil Belajar Model Summary .476 a .226 .205 16.30074 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: Constant, KEPROS a. Sumber: Data Terolah 64 Dari model tabel diatas ditunjukkan bahwa R 2 = 0,226 = 22,6 artinya keterampilan proses berpengaruh terhadap hasil belajar sebesar 22,6 , sedangkan 77,4 dipengaruhi faktor lain. Tabel 14 Mean Variabel Independent Keterampilan Proses One-Sample Statistics 39 77.8205 8.80153 1.40937 KEPROS N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Sumber: Data Terolah Keterampilan proses sebagai variabel X 2 merupakan variabel independen, dari 39 sampel diperoleh rata-rata data 77,8205 dengan standar deviasi 8,80153 dan standar error mean rata-rata kesalahan sebesar 1,40937. Pada penelitian ini standar ketuntasan keterampilan proses ditetapkan sebesar 75 dengan pertimbangan keterampilan proses harus lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika yang dicapai siswa, sehingga harapannya akan tampak strategi MLL ini mampu membuat siswa tertarik dan mengikuti proses belajar dengan lebih baik, maka diambil hipotesis sebagai berikut: Ho : μ 75 rata-rata hasil pengamatan keterampilan proses mencapai ketuntasan H1 : μ 75 rata-rata hasil pengamatan keterampilan proses tidak mencapai ketuntasan 65 Dengan nilai tes test value = 75 diperoleh perhitungan t hitung = 2, 001 sedangkan – t α ,n-1 = 2,70, di mana α = 5 dan dB = 39 – 1 = 38. Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t α ,n-1 memperlihatkan bahwa t hitung – t α ,n-1 sehingga H diterima artinya rata-rata keterampilan proses siswa dengan strategi Multi Level Learning mencapai tuntas belajar dengan rata-rata lebih dari 75, dapat dilihat pada mean sebesar 77,8205. d. Hipotesis 4 Untuk menjawab hipotesis 4: Keaktifan dan keterampilan proses secara simultan berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa yang mendapat strategi pembelajaran Multi Level Learning yang kompetitif berbantuan CD interaktif pada pembelajaran Logika Matematika kelas X semester 2 SMA Negeri 3 Brebes. 1. Uji kelinearan: H0: b = 0 dan c = 0 hubungan keaktifan dan keterampilan proses siswa dengan hasil belajar tidak linear H1: b ≠ 0 dan c ≠ 0 hubungan keaktifan dan keterampilan proses siswa dengan hasil belajar linear 66 Tabel 15 Sistem Persamaan Linear Keaktifan dan Keterampilan Proses terhadap Hasil Belajar ANOVA b 3596.036 2 1798.018 7.105 .003 a 9109.719 36 253.048 12705.755 38 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: Constant, KEAKTIFAN, KEPROS a. Dependent Variable: H.BELAJAR b. Sumber: Data Terolah Dari tabel 15 di atas nilai F test didapat F hitung = 7,105, dengan nilai sig = 0,003 = 0,3 kurang dari 5 maka H ditolak, menunjukkan antara keaktifan dan keterampilan proses dengan hasil belajar mempunyai hubungan yang linear. Tabel 16 Koefisien Persamaan Linear Pengaruh Keaktifan dan Keterampilan Proses terhadap Hasil Belajar Coefficients a -18.212 23.481 -.776 .443 -.481 .918 -.232 -.524 .604 1.581 .936 .746 1.689 .100 Constant KEPROS KEAKTIFAN Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: H.BELAJAR a. Sumber: Data Terolah Dari tabel 16 nampak pada kolom t signifikan untuk keaktifan X 1 dan keterampilan proses siswa X 2 , dengan nilai signifikan lebih dari 5, maka Ho diterima yang artinya antara keaktifan dan keterampilan proses siswa terhadap hasil belajar tidak berarti, hal ini disebabkan 67 adanya nilai negatif pada koefisien X 2 dengan persamaan Y = – 18,212 + 1,581X 1 – 0,481X 2, di mana Y adalah hasil belajar sedangkan X 1 dan X 2 merupakan variabel independent keaktifan dan keterampilan proses, sehingga terjadi pengaruh negatif dari keterampilan proses. Berikut akan diuji korelasi antara keaktifan dan keterampilan proses dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: r = 0 Tidak ada korelasi antara keaktifan dan keterampilan proses H1: r ≠ 0 Ada korelasi antara keaktifan dan keterampilan proses Tabel 17 Korelasi Keaktifan dengan Keterampilan Proses Correlations 1 .948 .000 39 39 .948 1 .000 39 39 Pearson Correlation Sig. 2-tailed N Pearson Correlation Sig. 2-tailed N KEAKTIFAN KEPROS KEAKTIFAN KEPROS Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. . Melihat nilai sig antara keaktifan dan keterampilan proses adalah 0,000 = 0 kurang dari 5 maka Ho ditolak, dengan menerima H1 yaitu ada korelasi antara keaktifan dan keterampilan proses sebesar 0,948 berdasarkan interpretasi tergolong mempunyai hubungan tinggi lebih dari 0,85. Sumber: Data Terolah 68 Jadi dapat disimpulkan: 1 adanya pengaruh koefisien negatif dari variabel keterampilan proses X 2 , dan 2 korelasi antara keaktifan dengan keterampilan proses tinggi, maka terjadi multi kolinear. Dari uji masing-masing variabel: 1. Y = – 19,583 + 1,116 X 1 , koefisien X 1 positif signifikan. 2. Y = – 9,889 + 0,988 X 2 , koefisien X 2 positif signifikan. Jadi baik X 1 maupun X 2 berpengaruh positif secara signifikan. Untuk mengetahui besar pengaruh keaktifan dan keterampilan proses siswa terhadap hasil belajar dapat dilihat dari nilai R square pada tabel berikut: Tabel 18 Pengaruh Keaktifan dan Keterampilan Proses terhadap Hasil Belajar Model Summary .532 a .283 .243 15.90747 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: Constant, KEAKTIFAN, KEPROS a. Sumber: data terolah Tampak pada tabel 18 nilai R square = 0,283 = 28,3 , menunjukkan keaktifan dan keterampilan proses ditumbuhkan dalam pembelajaran strategi Multi Level Learning MLL secara bersama-sama mempengaruhi hasil belajar sebesar 28,3, sedangkan 71,7 dipengaruhi faktor lain. e. Hipotesis 5 69 Untuk menjawab hipotesis 5: Rata–rata hasil belajar Strategi Multi Level Learning yang kompetitif berbantuan CD interaktif lebih baik dibandingkan strategi konvensional pada pembelajaran materi Logika Matematika. Berikut akan diuji hipotesis: H : Varian kelas eksperimen = varian kelas kontrol 2 1 σ σ = H 1 : Varian kelas eksperimen ≠ varian kelas kontrol 2 1 σ σ ≠ Tabel 19 Kesamaan Varian .389 .535 3.490 79 .001 3.483 77.783 .001 Equal variances assumed Equal variances not assumed H.BELAJAR F Sig. Levenes Test for Equality of Variances t df Sig. 2-tailed t-test for Equality of Means Sumber: Data Terolah Sig 0,535 = 53,5 lebih dari 5 berarti H diterima artinya varian sama, Jadi dipilih asumsi: equal varian assumed, hipotesisnya sebagai berikut: H0: 1 μ - 2 μ = 0 rataan kelas eksperimen sama dengan rataan kelas kontrol H1: 1 μ - 2 μ ≠ 0 rataan kelas eksperimen tidak sama dengan rataan kelas kontrol Sig.2-tailed 0,001 = 0,1 kurang dari 5 berarti signifikan Ho ditolak artinya rataan hasil belajar Multi Level learning tidak sama dengan rataan hasil belajar kelas kontrol atau dengan kata lain terdapat 70 perbedaan antara rataan hasil belajar kelas eksperimen MLL dengan kelas kontrol. Tabel 20 Uji hasil belajar 39 67.0085 18.28557 2.92803 42 53.1743 17.39015 2.68336 KELAS eksperimen kontrol H.BELAJAR N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Sumber: Data Terolah Di lihat dari mean hasil belajar kelas eksperimen MLL = 67,0085 lebih baik dari kelas kontrol= 53,1743.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN CD INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI RUANG DIMENSI TIGA SMA KELAS X

0 66 181

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH DENGAN MODALITAS VAK BERBANTUAN CD INTERAKTIF PADA MATERI PROGRAM LINEAR DI SMA

0 4 143

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN PADA MATERI GEOMETRI KELAS VIII

0 37 229

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN CD INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VII MATERI PELUANG

4 107 174

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA DIMENSI TIGA

0 11 289

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika melalui Problem Based Learning Berbantuan CD Interaktif pada Siswa Kelas IVB SDN Wates 01 Semarang

0 3 409

Keefektifan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Berbantuan CD Interaktif Materi Kesebangunan Kelas IX SMPN 1 Tersono Batang.

0 1 1

Keefektifan Pembelajaran Matematika dengan Model Problem Based Learning Berbantuan CD Interaktif Materi Persegi Panjang dan Persegi Kelas VII SMPN 1 Limpung Batang.

0 1 184

Keefektifan Model Pembelajaran Quantum Teaching Berbantuan CD Pembelajaran dan LKS terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP N 2 Subah pada Materi Segitiga.

0 0 2

KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTS MADANI ALAUDDIN PAOPAO

0 2 149