20
pemyataan-pemyataan dan sekaligus menggunakannya pada situasi-situasi yang sesuai. Beberapa contoh aturan dalam
matematika adalah aturan sinus, aturan cosinus. h. Pemecahan masalah
Pemecahan masalah merupakan kegiatan belajar yang paling kompleks. Suatu soal dikatakan merupakan masalah bagi seseorang
apabila orang itu memahami soal tersebut, dalam arti mengetahui apa yang diketahui dan apa yang diminta dalam soal itu, dan belum
mendapatkan suatu cara untuk memecahkan soal itu. Untuk dapat memecahkan suatu masalah, seseorang memerlukan pengetahuan-
pengetahuan dan kemampuan-kemampuan yang harus diramu dan diolah secara kreatif, dalam rangka memecahkan masalah yang
bersangkutan.
B. Pembelajaran Matematika
Pemikiran yang mendasari pembelajaran matematika adalah: 1 kemampuan berpikir kritis, sistimatis, logis, kreatif, dan 2 bekerja sama yang
efektif sangat diperlukan dalam kehidupan moderen yang kompetitif ini. Kemampuan itu dapat dikembangkan melalui belajar matematika. Matematika
berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar dan trigonometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan
21
gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel Nurhadi, 2002:203.
Strategi pembelajaran mengikuti kaidah pedagogik secara umum, yaitu pembelajaran diawali dari konkret ke abstrak, dari sederhana ke kompleks,
dan dari mudah ke sulit, dengan menggunakan berbagai sumber belajar. Belajar akan bermakna bagi siswa apabila mereka aktif dengan berbagai cara
untuk mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuannya. Dengan demikian, suatu rumus, konsep, atau prinsip dalam matematika, seyogyanya
ditemukan kembali oleh siswa di bawah bimbingan guru. Pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk menemukan kembali membuat mereka terbiasa
melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu KTSP, 2006.
C. Strategi Pembelajaran Multi Level Learning MLL
Strategi pembelajaran
merupakan kebutuhan guru dalam menyampaikan suatu materi tertentu, pemilihan strategi yang dirasa tepat diharapkan akan
menghasilkan hasil belajar siswa yang lebih baik. Dalam materi pelatihan terintegrasi disebutkan bahwa, strategi pembelajaran mencakup strategi,
pendekatan, metode maupun teknik pembelajaran. Strategi merupakan siasat dalam pembelajaran seperti mengaktifkan peserta didik. Dalam strategi
terdapat beberapa pendekatan, misalnya konstruktivisme dan realistik. Sedangkan pendekatan merupakan suatu pedoman mengajar yang sifatnya
masih teoritis atau konseptual. Metode merupakan cara mengajar yang sifatnya umum dan dapat dilakukan pada semua mata pelajaran. Tehnik merupakan cara
22
mengajar yang bersifat khusus sesuai dengan karakter materi pelajaran, peserta didik atau keterampilan guru. Dalam penelitian ini yang dimaksud strategi
pembelajaran merupakan konsepsi untuk mengajar suatu materi dalam mencapai tujuan tertentu, yaitu tercapainya indikator pembelajaran dan
keaktifan dalam proses pembelajaran. Menurut Silberman 2001 strategi membangun team team-building
strategies membantu para peserta didik untuk lebih mengenal kembali atau
membangun semangat team dengan sebuah kelompok yang telah mengenal satu sama lain, beliau berpendapat bahwa strategi yang didasarkan atas
kelompok-kelompok merupakan strategi yang aktif, membuat para peserta didik bergerak secara fisik, untuk berbagai opini dan perasaan mereka secara
terbuka. Munculnya strategi baru dalam pembelajaran merupakan inovasi yang
diartikan sebagai membuat produk baru untuk memperbaiki suatu pembelajaran, produk tersebut dapat berupa materi pembelajaran baru, ataupun
program pembelajaran baru Tim MKPBM UPI, 2001:126. Jadi
strategi Multi Level Learning
MLL dalam penelitian ini adalah suatu strategi pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa,
juga inovatif dengan menggunakan CD interaktif dalam pembelajarannya. Dalam kamus Inggris Indonesia, Multi Level berarti bertingkat-tingkat.
Sedangkan Learning adalah pembelajaran. Jadi, Multi Level Learning adalah sistem pembelajaran yang bertingkat-tingkat. Keberhasilan mencapai prestasi
dalam sistem pembelajaran ini tak hanya terletak pada satu individu saja
23
perorangan, namun ditunjang oleh kerja sama kolaborasi yang dibangun antar anggota jaringan. Dalam strategi ini siswa yang memiliki kemampuan di
atas rata-rata menjadi sumber belajar bagi siswa lain yang setingkat lebih rendah. Dengan menggunakan strategi Multi Level Learning MLL dalam
pembelajaran diharapkan akan lebih bermakna bagi siswa dan siswa dapat terlibat langsung dalam kegiatan belajar sehingga akan meningkatkan keaktifan
siswa itu sendiri. Jadi, strategi Multi Level Learning merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan oleh seorang siswa untuk membentuk jaringan
belajar. Maksudnya siswa dalam mengikuti kegiatan belajar terbagi dalam kelompok-kelompok kecil dan tiap kelompok terdiri dari 5 – 7 anggota
jaringan serta setiap kelompok diketuai oleh seorang siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata menjadi sumber belajar.
Gambar 1 Skema Instruksional Strategi Multi Level Learning MLL
Keterangan: G = Guru
A, B, C, D, E, F = siswa dalam kelompok-kelompok
24
Skema tersebut di atas dibentuk dengan memperhatikan tingkat nilai IQ berdasarkan hasil test IQ yang diselenggarakan oleh sekolah dengan bantuan tim
yang ditunjuk dan tim tersebut mempunyai sertifikasi untuk menguji IQ siswa, tes IQ disini bukan satu-satunya cara dalam menentukan kelompok, namun dapat juga
menggunakan tes awal lainnya. Huruf – huruf A, B, C, D, E, dan F menunjukkan siswa yang mempunyai IQ diatas rata-rata, sedangkan A1, A2, B1, B2, C1, C2,
D1, D2, E1, E2, F1, dan F2 adalah siswa yang mempunyai nilai IQ setingkat di bawah IQ di atas rata-rata, demikian dan seterusnya.
Langkah-langkah Instruksional:
1. Membentuk kelompok yang terdiri dari 5 – 7 siswa per kelompoknya, menggunakan dasar tes IQ atau tes awal lainnya.
2. Memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya materi yang akan disajikan.
3. Memberikan persepsi pada siswa harus memiliki akan “baik” bersama atau akan “buruk” bersama atas hasil belajar mereka dalam kelompoknya.
4. Para siswa diberi tanggung jawab siswa lain dalam kelompoknya, disamping bertanggung jawab atas dirinya.
5. Diberikannya CD interaktif pada setiap kelompok beberapa hari sebelum pembelajaran klasikal.
6. Diberikannya CD interaktif klasikal, atau secara meluas keseluruh siswa pada jam pembelajaran.
7. Diberikannya LKS pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.
25
8. Pada hasil akhir evaluasi mengumumkan kelompok terbaik dengan memperhatikan rata-rata hasil belajar tiap kelompok.
Sementara peran guru dalam MLL adalah sebagai berikut:
1. Bertindak sebagai fasilitator di antaranya menyediakan CD interaktif.
2. Bertindak sebagai pembimbing di kelas. 3. Membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok.
4. Menampung pertanyaan-pertanyaan dari siswa dan memberikan penguatan atas materi yang disampaikan.
5. Mengontrol hasil kerja siswa lewat LKS yang diberikan. 6. Membantu siswa dalam membuat rangkuman materi.
7. Pada akhir materi memberikan evaluasi untuk hasil belajar siswa. Sedangkan peran siswa dalam MLL sebagai berikut:
1. Mempelajari CD interaktif yang di berikan guru bersama kelompoknya di
luar jam pelajaran. 2. Mengikuti jalannya pembelajaran CD interaktif secara klasikal
3. Berdiskusi dengan kelompoknya sesuai pengaturan guru model MLL. 4. Mencatat beberapa pertanyaan yang dirasa masih belum jelas.
5. Mengerjakan LKS. 6. Membuat rangkuman pada setiap akhir pembelajaran.
7. Pada pembelajaran terakhir, mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru.
26
Menurut hemat kami ada beberapa kelebihan sistem MLL berbantuan CD interaktif antara lain sebagai berikut:
1. Siswa belajar dalam suasana bebas atas kritikan dan penilaian dari CD interaktif, kreativitas siswa tidak akan berkembang sepenuhnya di dalam
suasana di mana siswa merasa sedang diawasi atau dinilai. 2. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan
keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah. 3. Memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih intensif mengadakan
penyelidikan mengenai suatu kasus atau masalah. 4. Mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan
berdiskusi. 5. Memotivasi siswa sebagai masyarakat belajar dalam kelompoknya masing-
masing. 6. Mengarahkan siswa menjadi pembelajar mandiri dan memotivasinya untuk
lebih percaya diri. 7. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan rasa
menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat orang lain, di mana mereka telah saling membantu dalam usahanya
mencapai tujuan bersama. Dari kegiatan MLL berbantuan CD interaktif tersebut diberikan sebuah kompetisi pada tiap kelompok, yang diharapkan
akan lebih memotivasi mereka membentuk tim solid. Keuntungan strategi Multi Level Learning :
1. Kemampuan komunikasi dalam pembelajaran dengan temannya.
27
2. Seni berhubungan dengan orang lain dalam hal menjawab maupun menerima penjelasan pada proses pembelajaran.
3. Mengembangkan keterampilan siswa berbagi tugas, aktif bertanya. 4. Menghargai pendapat orang lain.
5. Siswa terlibat aktif. 6. Memperpanjang waktu fokus bisa di manapun untuk saling belajar.
Adapun kelemahan ataupun kekurangan strategi MLL:
1. Masih adanya siswa belum memiliki komputer, sehingga sulit untuk belajar menggunakan CD interaktif.
2. Terbentuknya kelompok atas dasar tes IQ atau tes awal, sehingga siswa tidak dapat memilih sendiri team kelompoknya.
3. Letak tempat tinggal antar siswa dalam kelompok yang berjauhan, mengurangi berkumpulnya kelompok tersebut secara utuh.
D. Aplikasi Komputer