51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Data
Penelitian dilaksananakan dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan jadual jam pembelajaran yang diatur oleh sekolah, kegiatan belajar mengajar
sesuai dengan Silabus pada lampiran 20, Rencana Pembelajaran pada lampiran 21, dan Lembar Kerja Siswa pada lampiran 6. Data yang diperoleh merupakan
data hasil pengamatan terhadap keaktifan dan keterampilan proses siswa dalam pembelajaran matematika dengan strategi Multi Level Learning MLL,
sedangkan data hasil belajar siswa diambil dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian menjelaskan tentang penelitian mulai dari uji coba instrumen sampai analisis data. Pada penelitian ini terdapat 3 kelas yaitu kelas
eksperimen, kelas kontrol dan kelas ujicoba. Sebelum melakukan penelitian dimulai dari ujicoba instrumen, sehingga pada penelitian ini ada 1 kelas yang
diberi nama kelas “uji coba” yang dikandung maksud agar uji coba instrumen dilakukan pada kelas lain.
Hasil analisis studi lapangan untuk memperoleh data dengan tehnik tes setelah dilakukan strategi pembelajaran Multi Level Learning MLL yang
kompetitif berbantuan CD interaktif pada materi Logika Matematika dengan pembelajaran konvensional. Variabel pada penelitian ini, kelas eksperimen dan
52
kelas kontrol diuji secara statistik, yaitu hasil belajar dari kelas eksperimen dengan menggunakan strategi Multi Level Learning MLL yang kompetitif
berbantuan CD interaktif dengan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.
1. Hasil Uji coba Instrumen Penelitian
Uji coba instrumen dilakukan di luar jangkauan kelas yang akan diteliti yang kebetulan terjadi rehab kelas di SMA Negeri 3 brebes
sehingga dengan terpaksa ada 2 kelas yaitu kelas X-3 dan X-4 diletakkan digedung laboratorium MIPA sebelah utara jalan, dari 2 kelas tersebut
dipilih acak diperoleh kelas X-3 dengan harapan mendapatkan hasil yang valid dan reliabel. Setelah diuji validitas dan reliabilitas dengan
menggunakan program SPSS versi 13, di diskripsikan sebagai berikut:
a. Jumlah item uji coba adalah 20 soal, terdiri dari atas 20 soal pilihan ganda dengan lima option.
b. Untuk mengetahui soal yang valid dan tidak valid dilihat nilai korelasi product moment untuk dk = 43 – 1 = 42 untuk alpha 5 adalah 0,304.
Jadi, hanya soal pilihan ganda nomer 6, 7, 9, 11, dan 15 saja yang tidak valid. Soal yang tidak valid dibuang.
Sedangkan soal yang reliabel dilihat pada output SPSS sebagai berikut:
Sumber : Data terolah
Tabel 3 Reliabel Statistik
.931 20
Cronbachs Alpha
N of Items
53
pada nilai alpha = 0,931 dicocokkan dengan nilai r product moment adalah 0,304 ternyata alpha lebih dari r tabel, artinya signifikan atau reliabel.
Selanjutnya perhitungan taraf pembeda suatu item, yaitu daya beda antara siswa kelompok atas dengan kelompok bawah diperoleh: KA = 192, KB =
33, NKA+NKB x Skor Maximal = 860, diperoleh indeks diskriminasi atau ID = 0,40, jadi soal semuanya cukup membedakan. Rumus dan
Kriteria ID pada halaman 40. Selanjutnya tingkat kesukaran instrumen tes digunakan rumus
JS B
P =
. Keterangan:
P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu benar
JS = Jumlah seluruh peserta tes Arikunto, 1999:208.
Menurut ketentuan indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Soal dengan P antara 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar. b. Soal dengan P antara 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang.
c. Soal dengan P antara 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah.
Walaupun demikian ada yang berpendapat bahwa soal-soal yang dianggap baik, yaitu soal-soal sedang yang mempunyai indeks kesukaran 0,30
sampai dengan 0,70 Arikunto, 1999:210. Untuk menghindari kerancuan setelah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing indeks kesukaran
diklasifikasikan sebagai berikut:
54
a. Soal dengan 0,00 P 0,30 adalah soal sukar. b. Soal dengan 0,30 P 0,70 adalah soal sedang.
c. Soal dengan 0,70 P 1,00 adalah soal mudah. Dari hasil yang diolah dengan menggunakan software Excel, dari 20 item
soal uji coba diperoleh:
Tabel 4 Tingkat Kesukaran Soal Tes Uji coba
No. Soal No.
Indeks Kesukaran P
Klasifikasi Kesukaran
1. Soal 1
0,5 Sedang
2. Soal 2
0,7 Mudah
3. Soal 3
0,6 Sedang
4. Soal 4
0,4 Sedang
5. Soal 5
0,5 Sedang
6. Soal 6
0,7 Mudah
7. Soal 7
0,4 Sedang
8. Soal 8
0,6 Sedang
9. Soal 9
0,7 Mudah
10. Soal 10
0,4 Sedang
11. Soal 11
0,8 Mudah
12. Soal 12
0,5 Sedang
13. Soal 13
0,6 Sedang
14. Soal 14
0,6 Sedang
15. Soal 15
0,7 Mudah
16. Soal 16
0,5 Sedang
17. Soal 17
0,6 Sedang
18. Soal 18
0,5 Sedang
19. Soal 19
0,6 Sedang
20. Soal 20
0,5 Sedang
Pengolahan data tingkat kesukaran dapat dilihat pada lampiran 23.
55
Tabel di atas menunjukkan dari 20 item soal diperoleh 5 soal mudah, 15 soal sedang, dan tidak ada soal yang sukar. Demikian pula uji coba
Instrumen keaktifan dan keterampilan Proses, dilakukan uji coba pada kelas X-3, dengan cara mengajarkan Pembelajaran Multi Level Learning
MLL yang kompetitif dengan bantuan CD interaktif, hanya pada satu kali pertemuan atau satu Kompetensi Dasar. Dari 20 instrumen baik
keaktifan maupun keterampilan proses yang berisi 5 option, ada 3 instrumen yang tidak reliabel yaitu 8, 13, dan 19 pada keaktifan dan 2
instrumen tidak reliabel yaitu 12, dan 19 pada keterampilan proses, kemudian dilakukan revisi option bersama-sama dengan 2 pengamat
lampiran 2.
2. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan data hasil belajar dengan menggunakan strategi multi level learning
yang kompetitif berbantuan CD interaktif pada materi logika matematika dan hasil belajar dengan menggunakan strategi konvensional,
diperoleh hasil sebagai berikut: a. Hipotesis 1
Untuk menjawab hipotesis 1 yaitu : hasil belajar siswa yang mendapat strategi pembelajaran Multi Level Learning yang kompetitif
berbantuan CD interaktif dapat mencapai tuntas belajar pada pembelajaran Logika Matematika kelas X semester 2, hasil output
dengan SPSS ditunjukkan sebagai berikut:
56
Tabel 5 Mean Hasil belajar Kelas Eksperimen
39 67.0085
18.28557 2.92803
Y N
Mean Std. Deviation
Std. Error Mean
Sumber: Data Terolah Hasil belajar sebagai variabel Y merupakan nilai akhir dari kelas
eksperimen, dari 39 siswa diperoleh rata-rata data 67,0085 dengan standar deviasi 18,28557 dan standar error mean rata-rata kesalahan
sebesar 2,92803. Dalam penelitian ini ditentukan nilai ketuntasan belajar test value
adalah 65, diperoleh t hitung = 0,686 sedangkan nilai – t
α
,n-1
= – 2,70, dengan
α
= 5 dan dB = 39 – 1 = 38, dari hipotesis: Ho :
μ 65 rata-rata hasil belajar mencapai ketuntasan H1:
μ 65 rata-rata hasil belajar tidak mencapai ketuntasan Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel atau – t
α
,n-1
= – 2,70 tampak t hitung lebih dari – t
α
,n-1
sehingga Ho diterima artinya rata-rata hasil belajar siswa dengan strategi Multi Level Learning
mencapai tuntas belajar dengan rata-rata lebih dari 65, dapat dilihat pada mean sebesar 67,0085.
b. Hipotesis 2 Untuk menjawab hipótesis 2: Pengaruh keaktifan terhadap hasil
belajar siswa yang mendapat strategi pembelajaran Multi Level Learning
yang kompetitif berbantuan CD interaktif pada pembelajaran Logika Matematika kelas X semester 2 SMA Negeri 3
57
Brebes, sebelumnya harus ada uji normalitas yang merupakan syarat persamaan linear, untuk keperluan pengujian diadakan penghitungan
frekuensi teoritik f
h
diperoleh dari hasil kali antara n dengan perluasan atau luas dibawah kurva normal untuk interval yang bersangkutan, dan
hasil pengamatan f yang didapat dari sampel, masing-masing
menyatakan frekuensi dalam kelas interval. Selanjutnya X
2
dihitung dengan rumus Kolmogorov-Smirnov Z sebagai berikut:
∑
− =
h h
f f
f X
2 2
Arikunto, 1999:290.
Keterangan: f = frekuensi pengamatan
f
h
= hasil yang diharapkan dengan kriteria pengujian jika X
2
X
2 1 –
α
K – 1
dengan taraf signifikan
α
= 0,05, Ho ditolak. Hipotesis yang diambil adalah:
H : Hasil belajar kelas eksperimen normal.
H
1
: Hasil belajar kelas eksperimen tidak normal. `
diperoleh hasil output SPSS, sebagai berikut:
58
Tabel 6 Output Uji Normal
H.BELAJAR N
39 Normal
Parameter sa,b
Mean 67.0085
Std. Deviation 18.28557
Most Extreme
Difference s
Absolute .183
Positive .183
Negative -.146
Kolmogorov-Smirnov Z 1.143
Asymp. Sig. 2-tailed .147
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber: Data Terolah Dari hasil output di atas tampak sig = 14,7 lebih dari 5, sehingga
H diterima, artinya hasil belajar kelas eksperimen normal. Untuk uji
normal hanya dilakukan pada variabel dependen hasil belajar saja, sebab dianggap mempunyai distribusi, sedangkan pada variabel
independen diasumsikan bukan fungsi distribusi, jadi tidak perlu diuji normalitasnya Sukestiyarno, 2004:12.
Setelah data dikatakan normal, berikut akan diuji hipotesis analisis regresi sederhana sebagai berikut:
1. Uji kelinearan: Ho : b = 0 hubungan antara keaktifan dengan hasil belajar tidak
linear H
1
: b ≠ 0 hubungan antara keaktifan dengan hasil belajar linear
Hasil Output SPSS sebagai berikut:
59
Tabel 7 Regresi Keaktifan terhadap Hasil Belajar
ANOVA
b
3526.567 1
3526.567 14.215
.001
a
9179.189 37
248.086 12705.755
38 Regression
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, KEAKTIFAN a.
Dependent Variable: H.BELAJAR b.
Sumber: Data Terolah
Dari Tabel 7, nilai F test didapat F hitung = 14,215 lebih dari F
α
,n-1
= 0,251, atau dapat dilihat dari nilai sig 0,001, karena sig = 0,001 = 0,1 kurang dari 5 yang artinya Ho ditolak artinya
hubungan antara keaktifan dengan hasil belajar linear. Persamaan linear dapat dilihat dari hasil Output SPSS sebagai
berikut:
Tabel 8 Koefisien Persamaan Linear Pengaruh Keaktifan terhadap Hasil Belajar
Coefficients
a
-19.583 23.105
-.848 .402
1.116 .296
.527 3.770
.001 Constant
KEAKTIFAN Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: H.BELAJAR a.
Sumber: data terolah
Persamaan estimator regresi linear sederhana Y = – 19,583 + 1,116X
1,
dengan Y adalah hasil belajar sedangkan X
1
merupakan
60
variabel keaktifan, pada nilai konstanta negatif maksudnya terjadi pengurangan atas hasil dari koefisien variabel independen
keaktifan dikalikan nilai keaktifan. Selanjutnya seberapa besar pengaruh keaktifan terhadap hasil belajar,
ditunjukkan output SPSS sebagai berikut: Tabel 9 Pengaruh Keaktifan terhadap Hasil Belajar
Model Summary
.527
a
.278 .258
15.75075 Model
1 R
R Square Adjusted
R Square Std. Error of
the Estimate Predictors: Constant, KEAKTIFAN
a.
Sumber: Data Terolah Dari model tabel di atas ditunjukkan bahwa R
2
= 0,278 = 27,8 artinya keaktifan berpengaruh terhadap hasil belajar sebesar 27,8 ,
sedangkan 72,2 dipengaruhi faktor lain. Tabel 10 Mean Variabel Independen Keaktifan
39 77.5641
8.62919 1.38178
KEAKTIFAN N
Mean Std. Deviation
Std. Error Mean
Sumber: Data Terolah Keaktifan sebagai variabel X
1
merupakan variabel independen, dari 39 siswa diperoleh rata-rata data 77,5641 dengan standar deviasi 8,62919
dan standar error mean rata-rata kesalahan sebesar 1,38178.
61
Pada penelitian ini standar ketuntasan keaktifan ditetapkan sebesar 75 dengan pertimbangan keaktifan harus lebih tinggi dari pada
hasil belajar matematika yang dicapai siswa, sehingga harapannya akan tampak strategi MLL ini mampu membuat siswa tertarik dan
mengikuti proses belajar dengan lebih baik, maka diambil hipotesis sebagai berikut:
Ho : μ 75 rata-rata hasil pengamatan keaktifan mencapai
ketuntasan H1 :
μ 75 rata-rata hasil pengamatan keaktifan tidak mencapai ketuntasan
Dengan nilai tes test value = 75 diperoleh perhitungan t hitung =
1,856 sedangkan nilai – t
α
,n-1
= – 2,70, dimana
α
= 5 dan dB = 39 – 1 = 38. Berdasarkan perbandingan t hitung dengan – t
α
,n-1
memperlihatkan bahwa t hitung – t
α
,n-1
sehingga Ho ditolak, artinya rata-rata keaktifan siswa dengan strategi Multi Level Learning
mencapai tuntas belajar dengan rata-rata lebih dari 75, dapat dilihat pada mean sebesar 77,5641.
c. Hipotesis 3 Untuk menjawab hipotesis 3: Pengaruh keterampilan proses
terhadap hasil belajar siswa yang mendapat strategi pembelajaran Multi Level Learning
yang kompetitif berbantuan CD interaktif pada
62
pembelajaran Logika Matematika kelas X semester 2 SMA Negeri 3 Brebes. Berikut akan diuji hipotesis:
1. Uji kelinearan: H0: b = 0 hubungan antara keterampilan proses dengan hasil
belajar tidak linear H1: b
≠ 0 hubungan antara keterampilan proses dengan hasil belajar linear
Hasil Output SPSS sebagai berikut: Tabel 11 Sistem Persamaan Linear Keterampilan Proses
terhadap Hasil Belajar
ANOVA
b
2874.329 1
2874.329 10.817
.002
a
9831.426 37
265.714 12705.755
38 Regression
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, KEPROS a.
Dependent Variable: H.BELAJAR b.
Sumber: Data Terolah
Dari Tabel 11, nilai F test didapat F
α
,n-1
= 10,817 lebih dari F tabel = 0,251, atau dapat dilihat dari nilai sig 0,002, karena sig =
0,002 = 0,2 kurang dari 5 yang artinya Ho ditolak artinya hubungan antara keterampilan proses dengan hasil belajar linear.
Persamaan linear dapat dilihat dari hasil Output SPSS sebagai berikut:
63
Tabel 12 Koefisien Persamaan Linear Pengaruh Keterampilan Proses terhadap Hasil Belajar
Coefficients
a
-9.889 23.526
-.420 .677
.988 .300
.476 3.289
.002 Constant
KEPROS Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: H.BELAJAR a.
Sumber: Data Terolah
Dari tabel 12 nilai sig 0,002=0,2 kurang dari 5 yang artinya Ho ditolak artinya hubungan antara keterampilan proses dengan hasil
belajar berarti. Persamaan estimator regresi linear sederhana Y = – 9,889 + 0,988 X
2,
dengan Y adalah hasil belajar sedangkan X
2
merupakan variabel keterampilan proses, pada nilai konstanta negatif maksudnya terjadi pengurangan atas hasil dari koefisien variabel
independen keteterampilan proses dikalikan nilai keterampilan proses. Selanjutnya seberapa besar pengaruh keterampilan proses terhadap
hasil belajar, ditunjukkan output SPSS sebagai berikut:
Tabel 13 Pengaruh Keterampilan Proses terhadap Hasil Belajar
Model Summary
.476
a
.226 .205
16.30074 Model
1 R
R Square Adjusted
R Square Std. Error of
the Estimate Predictors: Constant, KEPROS
a.
Sumber: Data Terolah
64
Dari model tabel diatas ditunjukkan bahwa R
2
= 0,226 = 22,6 artinya keterampilan proses berpengaruh terhadap hasil belajar sebesar
22,6 , sedangkan 77,4 dipengaruhi faktor lain.
Tabel 14 Mean Variabel Independent Keterampilan Proses
One-Sample Statistics
39 77.8205
8.80153 1.40937
KEPROS N
Mean Std. Deviation
Std. Error Mean
Sumber: Data Terolah Keterampilan proses sebagai variabel X
2
merupakan variabel independen, dari 39 sampel diperoleh rata-rata data 77,8205 dengan
standar deviasi 8,80153 dan standar error mean rata-rata kesalahan sebesar 1,40937.
Pada penelitian ini standar ketuntasan keterampilan proses ditetapkan sebesar 75 dengan pertimbangan keterampilan proses harus
lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika yang dicapai siswa, sehingga harapannya akan tampak strategi MLL ini mampu membuat
siswa tertarik dan mengikuti proses belajar dengan lebih baik, maka diambil hipotesis sebagai berikut:
Ho : μ 75 rata-rata hasil pengamatan keterampilan proses
mencapai ketuntasan H1 :
μ 75 rata-rata hasil pengamatan keterampilan proses tidak mencapai ketuntasan
65
Dengan nilai tes test value = 75 diperoleh perhitungan t hitung = 2, 001 sedangkan – t
α
,n-1
= 2,70, di mana
α
= 5 dan dB = 39 – 1 = 38. Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t
α
,n-1
memperlihatkan bahwa t hitung – t
α
,n-1
sehingga H diterima
artinya rata-rata keterampilan proses siswa dengan strategi Multi Level Learning mencapai tuntas belajar dengan rata-rata lebih dari 75,
dapat dilihat pada mean sebesar 77,8205. d. Hipotesis 4
Untuk menjawab hipotesis 4: Keaktifan dan keterampilan proses secara simultan berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar
siswa yang mendapat strategi pembelajaran Multi Level Learning yang kompetitif berbantuan CD interaktif pada pembelajaran Logika
Matematika kelas X semester 2 SMA Negeri 3 Brebes. 1. Uji kelinearan:
H0: b = 0 dan c = 0 hubungan keaktifan dan keterampilan proses siswa dengan hasil belajar tidak linear
H1: b ≠ 0 dan c ≠ 0 hubungan keaktifan dan keterampilan proses
siswa dengan hasil belajar linear
66
Tabel 15 Sistem Persamaan Linear Keaktifan dan Keterampilan Proses terhadap Hasil Belajar
ANOVA
b
3596.036 2
1798.018 7.105
.003
a
9109.719 36
253.048 12705.755
38 Regression
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, KEAKTIFAN, KEPROS a.
Dependent Variable: H.BELAJAR b.
Sumber: Data Terolah Dari tabel 15 di atas nilai F test didapat F hitung = 7,105, dengan nilai
sig = 0,003 = 0,3 kurang dari 5 maka H ditolak, menunjukkan
antara keaktifan dan keterampilan proses dengan hasil belajar mempunyai hubungan yang linear.
Tabel 16 Koefisien Persamaan Linear Pengaruh Keaktifan dan
Keterampilan Proses terhadap Hasil Belajar
Coefficients
a
-18.212 23.481
-.776 .443
-.481 .918
-.232 -.524
.604 1.581
.936 .746
1.689 .100
Constant KEPROS
KEAKTIFAN Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: H.BELAJAR a.
Sumber: Data Terolah
Dari tabel 16 nampak pada kolom t signifikan untuk keaktifan X
1
dan keterampilan proses siswa X
2
, dengan nilai signifikan lebih dari 5, maka Ho diterima yang artinya antara keaktifan dan keterampilan
proses siswa terhadap hasil belajar tidak berarti, hal ini disebabkan
67
adanya nilai negatif pada koefisien X
2
dengan persamaan Y = – 18,212 + 1,581X
1
– 0,481X
2,
di mana Y adalah hasil belajar sedangkan X
1
dan X
2
merupakan variabel independent keaktifan dan keterampilan proses, sehingga terjadi pengaruh negatif dari
keterampilan proses. Berikut akan diuji korelasi antara keaktifan dan keterampilan proses dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho: r = 0 Tidak ada korelasi antara keaktifan dan keterampilan proses
H1: r ≠ 0 Ada korelasi antara keaktifan dan keterampilan proses
Tabel 17 Korelasi Keaktifan dengan Keterampilan Proses
Correlations
1 .948
.000 39
39 .948
1 .000
39 39
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
N Pearson Correlation
Sig. 2-tailed N
KEAKTIFAN
KEPROS KEAKTIFAN
KEPROS
Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. .
Melihat nilai sig antara keaktifan dan keterampilan proses adalah 0,000 = 0 kurang dari 5 maka Ho ditolak, dengan menerima H1
yaitu ada korelasi antara keaktifan dan keterampilan proses sebesar 0,948 berdasarkan interpretasi tergolong mempunyai hubungan tinggi
lebih dari 0,85. Sumber: Data Terolah
68
Jadi dapat disimpulkan: 1 adanya pengaruh koefisien negatif dari variabel keterampilan proses X
2
, dan 2 korelasi antara keaktifan dengan keterampilan proses tinggi, maka terjadi multi kolinear.
Dari uji masing-masing variabel: 1. Y = – 19,583 + 1,116 X
1
, koefisien X
1
positif signifikan. 2. Y = – 9,889 + 0,988 X
2
, koefisien X
2
positif signifikan. Jadi baik X
1
maupun X
2
berpengaruh positif secara signifikan. Untuk mengetahui besar pengaruh keaktifan dan keterampilan
proses siswa terhadap hasil belajar dapat dilihat dari nilai R square pada tabel berikut:
Tabel 18 Pengaruh Keaktifan dan Keterampilan Proses terhadap
Hasil Belajar
Model Summary
.532
a
.283 .243
15.90747 Model
1 R
R Square Adjusted
R Square Std. Error of
the Estimate Predictors: Constant, KEAKTIFAN, KEPROS
a.
Sumber: data terolah Tampak pada tabel 18 nilai R square = 0,283 = 28,3 , menunjukkan
keaktifan dan keterampilan proses ditumbuhkan dalam pembelajaran strategi Multi Level Learning MLL secara bersama-sama
mempengaruhi hasil belajar sebesar 28,3, sedangkan 71,7 dipengaruhi faktor lain.
e. Hipotesis 5
69
Untuk menjawab hipotesis 5: Rata–rata hasil belajar Strategi Multi Level Learning
yang kompetitif berbantuan CD interaktif lebih baik dibandingkan strategi konvensional pada pembelajaran materi
Logika Matematika. Berikut akan diuji hipotesis: H
: Varian kelas eksperimen = varian kelas kontrol
2 1
σ σ =
H
1
: Varian kelas eksperimen ≠ varian kelas kontrol
2 1
σ σ ≠
Tabel 19 Kesamaan Varian
.389 .535
3.490 79
.001 3.483
77.783 .001
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
H.BELAJAR F
Sig. Levenes Test for
Equality of Variances t
df Sig. 2-tailed
t-test for Equality of Means
Sumber: Data Terolah Sig 0,535 = 53,5 lebih dari 5 berarti H
diterima artinya varian sama, Jadi dipilih asumsi: equal varian assumed, hipotesisnya sebagai
berikut: H0:
1
μ -
2
μ = 0 rataan kelas eksperimen sama dengan rataan kelas kontrol
H1:
1
μ -
2
μ ≠ 0 rataan kelas eksperimen tidak sama dengan rataan kelas kontrol
Sig.2-tailed 0,001 = 0,1 kurang dari 5 berarti signifikan Ho ditolak artinya rataan hasil belajar Multi Level learning tidak sama
dengan rataan hasil belajar kelas kontrol atau dengan kata lain terdapat
70
perbedaan antara rataan hasil belajar kelas eksperimen MLL dengan kelas kontrol.
Tabel 20 Uji hasil belajar
39 67.0085
18.28557 2.92803
42 53.1743
17.39015 2.68336
KELAS eksperimen
kontrol H.BELAJAR
N Mean
Std. Deviation Std. Error
Mean
Sumber: Data Terolah Di lihat dari mean hasil belajar kelas eksperimen MLL = 67,0085
lebih baik dari kelas kontrol= 53,1743.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil uji hipotesis di atas tampak bahwa strategi baru yaitu strategi Multi Level Learning yang kompetitif berbantuan CD interaktif, telah
menunjukkan keefektifannya yaitu: 1. Hasil belajar siswa mencapai ketuntasan belajar 65, yang jauh lebih tinggi
dari KKM Kriteria ketuntasan Minimal Matematika kelas X SMA Negeri 3 Brebes sebesar 60.
2. Rata-rata mean kelas eksperimen sebesar 67,0085 dibandingkan rata-rata kelas kontrol sebesar 53,1743, menunjukkan perbedaan yang signifikan
sehingga rata-rata kelas eksperimen lebih baik. 3. Hasil belajar kelas eksperimen dipengaruhi keaktifan siswa sebesar 27,8,
keterampilan proses sebesar 22,6, serta dipengaruhi keduanya sebesar 28,3, menunjukkan bahwa strategi Multi Level Learning yang kompetitif
71
berbantuan CD interaktif mampu meningkatkan minat belajar siswa yang lebih variatif.
Dari beberapa hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa strategi Multi Level Learning
yang kompetitif berbantuan CD interaktif layak untuk masuk dalam jajaran strategi yang efektif.
72
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat simpulkan sebagai berikut:
1. Keefektifan strategi Multi Level Learning yang kompetitif berbantuan CD interaktif mampu mencapai ketuntasan hasil belajar 65, pada materi
logika matematika kelas X-1 semester 2 di SMA Negeri 3 Brebes tahun pelajaran 20072008.
2. Keaktifan siswa dengan pembelajaran strategi Multi Level Learning yang kompetitif berbantuan CD interaktif pada pembelajaran Logika
matematika berpengaruh sebesar 27,8 terhadap hasil belajar. 3. Keterampilan proses dengan pembelajaran strategi Multi Level
Learning yang kompetitif berbantuan CD interaktif pada pembelajaran
Logika matematika berpengaruh sebesar 22,6 terhadap hasil belajar. 4. Keaktifan dan keterampilan proses dengan pembelajaran strategi Multi
Level Learning yang kompetitif berbantuan CD interaktif pada
pembelajaran Logika matematika berpengaruh sebesar 28,3 terhadap hasil belajar.
5. Ada perbedaan hasil belajar siswa antara pembelajaran strategi multi level learning
yang kompetitif berbantuan CD interaktif dengan kelas