lihat, tidak menutup kemungkinan perilaku dan sikap anak tesebut akan mengikuti acara televisi yang ia tonton. Apabila yang ia tonton merupakan acara yang lebih
kepada edukatif, maka akan bisa memberikan dampak positif tetapi jika yang ia tonton lebih kepada hal yang tidak memiliki arti bahkan yang mengandung unsur-
unsur negatif atau penyimpangan bahkan sampai kepada kekerasan, maka hal ini akan memberikan dampak yang negatif pula terhadap perilaku anak yang
menonton acara televisi tersebut.
2.7 Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul,
Arikunto, 2010: 110. Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian :
1 Hipotesis kerja atau disebut juga hipotesis alternatif Ha. Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antar variabel x dan y, atau
adanya perbedaan antara dua kelompok. 2 Hipotesis nol H0 sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya
dipakai dalampenelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik.
Dari pengertian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara pengaruh tayangan televisi dengan perkembangan perilaku negatif anak kelompok B Taman Kanak-kanak
Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus, diterima. H0: Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengaruh tayangan televisi dengan
perkembangan perilaku negatif anak kelompok B Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal V Kudus, ditolak.
2.8 Kerangka Berpikir
Suatu penelitian tanpa memiliki kerangka berpikir yang kuat akan sulit bagi peneliti dalam menentukan kemana penelitian akan diarahkan. Menurut Rohmat
1990: 67 teori mempunyai fungsi sebagai berikut: 2. Merupakan alat untuk mencapai tujuan dan sistematis
3. Teori membimbing penelitian Berdasarkan fungsi-fungsi teori tersebut maka peneliti akan mencari dan
menggunakan teori yang relevan sebagai pokok pikiran untuk memecahkan masalah.
Untuk menjelaskan pengaruh yang ditimbulkan oleh tayangan televisi terhadap perkembangan perilaku anak digunaka
n “teori efek komunikasi”. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media, tetapi pada
apa yang dilakukan media terhadap diri orang. Dalam asumsi ini tersirat bahwa komunikasi masa menimbulkan efek pada diri khalayaknya. Robert dalam
Rahmat, 1990: 247 beranggapan bahwa”efek” adalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa.
Menurut Chaffe dalam Rahmat, 1990: 248 efek media massa adalah pendekatan pertama dan kedua dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada
diri khalayak komunikasi massa yang meliputi penerimaan informasi, perubahan perasaansikap, dan perubahan perilaku atau dengan istilah lain perubahan kognitif,
afektik, dan konatif. Sedang pendekatan ketiga meninjau satuan observasi yang dikenai efek komunikasi massa-individu, kelompok, organisasi, masyarakat, atau
bangsa. Sikap dan perilaku tidak terjadi dengan sendirinya otomatis, tetapi perlu dibentuk dan dikembangkan. Pembentukan dan pengembangan sikap dapat terjadi
melalui proses pendidikan baik formal maupun non formal, dapat juga melalui pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang alin yang diperoleh lewat
informasi dalam proses komunikasi. Informasi yang menyebabkan terbentuknya sikap adalah yang berhubungan
dengan sikap-sikap lain yang telah ada terlebih dahulu. Informasi yang sesuai dengan sikap yang telah ada dapat membentukmerubah sikap yang telah ada.
Informasi yang diterima individu lewat kegiatan komunikasi, dapat melalui komunikasi dengan antar personal, kelompok, dan dengan media massa, maka
media dan pesan-pesannya merupakan stimuli yang datang dan menyentuh indera dan organisme individu selanjutnya akan berpengaruh memberi akibat terjadinya
respon individu terhadap idegagasan yang terkandung dalam media massa. Baik buruknyapositif negatifnya pengaruh tayangan televisi anatara lain disebabkan
karena dukungan dari keluarga, budaya, tingkat sosial ekonomi serta pendidikan orangtua.
Menurut Effendy 1993: 254 perubahan sikap itu meliputi oomponen- komponen sikap yaitu kognitif, afektif, dan konasi. Jadi media massa dapat memberi
pengaruhefek kognitif, afektif, dan konasi.
Skema 1:
Skema 1 menunjukkan tentang bagaimana tayangan televisi dapat mempengaruhi perkembangan perilaku, yaitu anak menonton tayangan televisi kemudian menerima
informasi, informasi tersebut menyebabkan perubahan pada perilaku. Tayangan televisi
Anak menonton
Menerima pesan
Perubahan Perilaku
Gambaran hubungan tersebut dapat lihat dalam kerangka berpikir sebagai berikut: Tabel 2.1
Kerangka Berpikir Tayangan
Telavisi Sinetron
Film Kartun Musik
Perubahan Perilaku
1. Aspek Kognitif Perubahan Pengetahuan
Perubahan Sikap 2. Aspek Afektif
Terpaan Perhatian
Pemahan 3. Aspek Konatif
Menerima Langsung Memilih Langsung
Menolak Langsung.
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Angket Intervensi Tayangan Televisi terhadap perkembangan Perilaku Anak
Variabel Sub Variabel
Indikator No. Item
Sinetron Sosialisasi
Konsumtif
Berbahasa
Menunda dan Malas
1.1 Sinetron mengenalkan cara kehidupan bermasyarakat
1.2 Perbedaan perlakuan menurut status sosial
1.3 Kekerasan dalam penyelesaian masalah
1.4 Anak membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan
1.5 Cara berpakaiangaya busana 1.6 Gaya hidup anak gedongan
1.7 Pemakaian bahasa gaul 1.8 Cara anak mengemukakan
pendapat dengan umpatan dan bentakan
1.9 Anak menunda kegiatan lain 1.10 Anak meninggalkan kegiatan lain
1-10
Variabel Sub Variabel
Indikator No.Item
Film Kartun 3.1 Film Kartun mengenalkan gaya
hidup berpetualang 3.2 Adanya superhero sang penyelamat
3.3 Adanya kelompokgeng yang saling bermusuhan
3.4 Persoalan yang
kecil memicu
permusuhan 3.5 Film Kartun menempilkan adegan
permusuhan yang berkepanjangan 3.6 Menampilkan
model ciri
kepribadian suatu bangsa 3.7 Menampilkan berbagai peran dalam
kehidupan 3.8 Menampilkan
bagaimana cara
menanggapi mereka yang gagal dalam menjalankan peran tersebut
11-20
Variabel Sub Variabel
Indikator No. Item
Hiburan Musik
3.1 Memenuhi kebutuhan
dan keinginan anak untuk berekpresi
3.2 Menimbulkan kegembiraan pada anak
3.3 Tayangan musik lebih banyak menampilkan lagu-lagu remaja dan
dewasa 3.4 Beberapa syairnya kurang mendidik
yang berdampak kurang baik bagi perkembangan bahasa anak
3.5 Gaya penyanyi cilik meniru gaya penyanyi remaja
3.6 Jarang ada tayangan khusus lagu- lagu anakporsinya sangat sedikit
20-30
Perilaku anak
Aspek Kognitif,
afekti, dan
konatif 4.1 Menunda kegiatan lain
4.3 Perubahan pola makan 4.4 Perubahan pola tidur
4.5 Perubahan pola bermain 4.6 Perubahan pola bergaul
4.7 Perubahan gaya bahasa 4.8 Perubahan gaya berpakaian
31-60
70
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan teknik analisi data menggunakan statistika. Menurut Azwar 2005:5 penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang menekankan pada data-data numerical angka yang diolah secara statistika.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intervensi tayangan televisi dengan perkembangan perilaku anak kelompok B Taman Kanak-
kanak Aisyiyah Bustanul Athfal V. Pennelitian ini termasuk dalam deskriptif kuantitatif korelasional karena bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan
antara dua variabel penelitian. Dengan penelitian korelasional, pengukuran terhadap beberapa variabel
serta saling hubungan diantara variabel-variabel tersebut dapat dilakukan secara serentak dalam kondisi yang realistik Azwar 2005:8.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto 1992:213 penelitian korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan menemukan ada tidaknya hubungan antara dua
variabel atau lebih, dan bila ada hubungan, seberapa besar pengaruh tersebut.
6.2 Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang bervariasi dan yang menjadi obyek penelitian Suharsimi Arikunto, 1992: 89.