Tahap-tahap Perkembangan Perilaku Anak

yang benar dan salah. Belajar berperilaku dengan cara yang disetujui masyarakat merupakan proses yang panjang dan lama yang terus berlanjut hingga masa remaja. 10 Perkembangan seks, peran seks berarti pola perilaku bagi anggota kedua jenis kelamin yang disetujui dan diterima kelompok sosial tempat individu itu mengidentifikasikan diri. 11 Perkembangan kepribadian, kepribadian adalah susunan sistem psikofisik yang dinamis dalam diri suatu individu yang menentukan penyesuaian individu yang unik terhadap lingkungan. Sistem psikofisik adalah kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan, keadaan emosional, perasaan dan motif yang bersifat psikologis tetapi mempunyai dasar fisik dalam kelenjar, saraf, dan keadaan fisik anak secara umum. Sistem-sistem ini berkembangmelalui proses belajar sebagai hasil dari berbagai pengalaman anak.

2.5.4 Tahap-tahap Perkembangan Perilaku Anak

Terdapat beberapa teori tentang tahap-tahap perkembangan perilaku anak antara lain: 2.5.4.1 Perkembangan berdasarkan Analisis Biologis Sekelompok ahli menentukan pembabakanitu berdasarkan keadaanproses pertumbuhan tertentu, yaitu :  Aristoteles menggambarkan perkembangan individu, sejak anak sampai dewasa itu kedalam 3 tahapan. Setiap tahapan lamanya 7 tahun, yaitu : 1 Tahap I : dari 0-7 tahun masa anak kecil, masa bermain 2 Tahap II : dari 7-14 tahun masa anak, masa sekolah dasar 3 Tahap III : dari 14-21 tahun masa remajapubertas, masa peralihan dari usia anak menjadi orang dewasa Penahapan ini didasarkan pada gejala dalam perkembangan fisik. Hal ini dijelaskan bahwa antara tahap I dan tahap II dibatasi oleh pergantian gigi, antara tahap II dan tahap III ditandai dengan mulai berfungsinya organ-organ reproduksi.  Kretscmer, mengemukakan bahwa dari lahir hingga dewasa, individu melewati 4 tahapan : 1 Tahap I: dari 0-3 tahun, fullungs pengisian dimana anak tampak pendek gemuk. 2 Tahap II: dari 3-7 tahun, streckungs dimana anak tampak langsing meninggi 3 Tahap III: dari 7-13 tahun, anak tampak pendek gemuk kembali 4 Tahap IV dari 13-20 tahun, anak nampak kembali langsing  Elizabeth Hurlock mengemukakan penahapan perkembangan individu, yaitu: 1 Tahap I, fase prenatal, sebelum lahir yaitu 9 bulan280 hari 2 Tahap II, infancyorok yaitu sejak lahir-usia 1014 hari 3 Tahap III, babyhood bayi dari 2 minggu - 2 tahun 4 Tahap IV, childhood kanak-kanak mulai dari 2 tahun-masa remaja 5 Tahap V, adolesencepuberty mulai usia 1113 tahun - 21 tahun. 6 Tahap IV: dari 13-20 tahun, anak nampak kembali langsing 2.5.4.2 Teori Perkembangan Kognitif Piaget Piaget membagi tahapan perkembangan koginif menjadi empat tahapan: 2 Tahap Sensorimotor usia 0-2 tahun Perkembangan dari refleks oromotor pada bayi baru lahir ke interaksi yang erat dengan lingkungan dan mulai menggunakan simbol-simbol. 2 Tahap Praoperasional usia 2-7 tahun Proses berpikir menjadi interalisasi; tidak sistematis dan mengandalkan intuisi. Penggunaan simbol meningkat. Pengertian berdasarkan penampilan dan kejadian yang dilihatnya. 3 Tahap Operasional Kongkrit usia7- 11 tahun Anak dapat memusatkan berbagai aspek dari situasi secara simultan. Sudah mengerti sebab akibat secara rasional dan sistematis. Mampu melakukan pengelompokan dan generalisasi, berkurangnya rasa ego memungkinkan anak bersosialisasi dengan anak lain. 4 Tahap Opersianal Formal usia 12 tahun ke atas Berkembangnya kemampuan berpikir abstrak dan imajinasi. Pengertian terhadap ilmu pengetahuan dan teori lebih mendalam 2.5.4.3 Teori Perkembangan Moral Teori Kolberg dan Likona Teori ini menekankan kepada tahapan perkembangan moral anak berdasarkan umur yang dibagi menjadi 4 fase, antara lain: 1 Tahap Premoral lahir – 9 tahun Anak menyerah kepada kekuatan dan kepemilikan. Hidup dinilai untuk jumlah dan kekuatan dari kepemilikan.  Orientasi hukuman dan kepatuhan lahir sampai – 6 tahun Anak menggabungkan label dari baik dan buruk dan benar dan salah dalam perilaku dalam bentuk konsekuensi dari tindakan-tindakan. Elemen dari tawar menawar, pembagian yang seimbang, dan kejujuran menjadi muncul. Hidup dinilai dengan bagaimana anak dapat memuaskan kebutuhan dari orang lain.  Orientasi egoistik secara sederhana 6 – 9 tahun Anak menyesuaikan minat diri sendiri dengan aturan: anak berasumsi bahwa penghargaan atau bantuan akan diterima. 2 Tahap Moralitas konvensional 9-13 tahun - Anak laki-laki yang baik dan anak perempuan yang manis 9 – 10 tahun - Hidup dinilai dari seberapa bagus hubungan interpersonal mengidentifikasi kepentingan individu secara emosional 3 Tahap Autoritas mempertahankan moralitas Identifikasian bergeser pada agama atau insittusi sosial seperti sekolah. 4 Tahap Moralitas Pasca Konvensional 13 tahun – meninggal Pencapaian nilai moral yang benar terjadi setelah dicapai formal operasional. Tidak semua orang mencapai tingkat ini.  Orientasi kontraktual dan legalitas Individu berhati-hati untuk tidak melanggar hak-hak dan kehendak orang lain. Terjadi konflik pandangan moral dan legal. Orang akan bekerja untuk mengubah aturan.  Orientasi prinsip etis yang universal Tahapan ini jarang dicapai. Jika rangcangan pemikiran dari dalam diganggu maka akan muncul rasa bersalah. 2.5.4.4 Teori Perkembangan Psikoseksual Sigmund Freud 1 Oral-sensori lahir-18 bulan Anak yang terhalang kegiatan mengisap mungkin berusaha untuk memusakan kebutuhan ini di kemudian hari melalui aktivitas seperti mengunyah permen karet, merokok, dan makan yang berlebihan. 2 Anal-muskular 18 bulan-3 tahun Konfliks eksternal mungkin ditemui pada saat latihan ke toilet diusahakan dan kemudian terlihat dalam perilaku seperti konstipasi, keterlambatan, dan kesakitan. 3 Falik-lokomasi 3-6 tahun Sesuatu yang timbul dari konfles Oedipus dan elektra untuk laki-laki dan perempuan secara berturut-turut terjadi, lancang, malu, dan takut mungkin merupakan ekspresi dari fiksasi pada tahap ini. 4 Latensi 6 tahun – pubertas Penggunaan kuping anak dan mekanisme pertahanan diri muncul pada waktu ini ketertarikan seksual mungkin disublimasi melalui permainan yang giat dan beroleh keterampilan. 5 Genital pubertas-masa dewasa Ini adalah waktu peningkatan biologis pada saat interaksi emosi yang belum matur sering terjadi pada awal fase. Pada saatnya, berkembang kemampuan untuk memberi dan menerima cinta yang matang. 2.5.4.5 Teori Perkembangan Psikososial Erikson 1 Percaya Vs Tidak Percaya lahir – 1 tahun Pada saat kebutuhan dasar bayi tidak terpenuhi secara adekuat, bayi menjadi curiga, penuh rasa takut, dan tidak percaya. Hal ini ditandai dengan perilaku makan, pola tidur dan ereliminasi yang buruk. 2 Autonomi Vs Ragu-Ragu dan Pemalu 1 – 3 tahun Jika perkembangan kemandirian tidak didukung oleh orang tua, anak mungkin memiliki kepribadian yang ragu-ragu; jika anak dibuat merasa buruk pada saat melakukan kegagalan, anak akan menjadi pemalu. 3 Inisiatif Vs Rasa Bersalah 3 – 6 tahun Pembatasan dari orang tua bisa mencegah anak dari perkembangan inisiatif. Rasa bersalah mungkin muncul pada saat melakukan aktivitas yang berlawanan dengan orang tua. Anak mesti belajar untuk memulai kativitas tanpa merusak hak-hak orang lain. 4 Industri Vs Inferior 6 – 12 tahun Perasaan inferior bisa terjadi pada saat dewasa memandang usaha anak belajar untuk belajar bagaimana sesuatu bekerja melalui manipulasi adalah sesuatu yang bodoh atau merupakan masalah. Ketidaksuksesan di sekolah, perkembangan keterampilan fisik, dan mencari teman juga mengkontribusi terjadinya inferior. 5 Identitas Vs Bingung Peran atau Difusi 18 – 21 tahun Kegagalan untuk mengembangkan identitas pribadi bisa mengarah ke kebingungan peran, yang sering mncul dari perasaan adekuat, isolasi dan keragu-raguan. Penangguhan psikososial memberikan waktu yamg lebih untuk membuat keputusan yang vokasional. 6 Intimasi vs Isolasi 18 – 41 tahun Ketidakpastian individu mengenai diri sendiri akan mempunyai kesulitan mengembangkan keintiman. Seseorang tidak bersedia atau tidak mampu untuk berbagi untuk mengenal diri sendiri akan merasa sendiri. 7 Generativitas Vs Ahsorbsi Diri atau Stagnasi 40-65 tahun Asorbsi diri orang dewasa akan direnungkan dengan kesejahteraan pribadi dan peningkatan. Perenungan dengan diri sendiri mengarah pada stagnasi kehidupan. 8 Integritas Ego Vs Putus Asa 65 tahun- mati Resolusi yang tidak berhasil dalam krisis ini bisa menghasilkan perasaan putus asa karena individu melihat kehidupan sebagai bagian dari ketidakberuntungan, kekecewaan, dan kegagalan.

2.5.5 Pentingnya Memahami Anak Usia Dini