pengangguran terbuka KabKota di Jawa Tengah tahun 2006-2010, antara lain: Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten Temanggung, Kota Magelang,
Kota Surakarta, Kota Salatiga, Kota Pekalongan, dan Kota Tegal. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah pengangguran terbuka yang rendah menyebabkan
tingkat kemiskinan yang rendah pula. Jika dilihat dari sisi pengeluaran pemerintahnya, dari 16 KabKota tersebut
ada 5 KabKota yang tergolong tinggi pengeluaran pemerintahnya. Yang dimaksud tinggi disini adalah karena berada di atas rata-rata pengeluaran
pemerintah KabKota di Jawa Tengah tahun 2006-2010, antara lain: Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Pati, Kabupaten Tegal dan Kota
Semarang. Hal ini mengindikasikan bahwa pengeluaran pemerintah yang tinggi menyebabkan tingkat kemiskinan rendah.
Jika dilihat dari sisi jumlah penduduknya, dari 16 KabKota tersebut ada 6 KabKota yang tergolong tinggi jumlah penduduknya. Yang dimaksud tinggi
disini adalah karena berada di atas rata-rata jumlah penduduk KabKota di Jawa Tengah tahun 2006-2010, antara lain: Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali,
Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara, Kabupaten Tegal dan Kota Semarang. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah penduduk yang tinggi dapat pula menyebabkan
tingkat kemiskinan rendah.
4.2.1 Pengaruh Pengangguran terhadap Kemiskinan
Berdasarkan hasil analisis, pengaruh pengangguran terhadap kemiskinan adalah positif dan signifikan. Hasil ini sesuai dengan hipotesis dalam penelitian
ini. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori ekonomi bahwa pengangguran
yang tinggi akan menyebabkan kemiskinan meningkat pula. Keterbatasan kesempatan kerja akan menyebabkan sebagian masyarakat tidak mempunyai
pekerjaan dan akhirnya akan mengurangi atau tidak mempunyai pendapatan. Berkurang atau tidak adanya pendapatan menyebabkan daya beli berkurang
sehingga mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar sehingga hidup dalam kemiskinan.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian Octaviani 2001, mengatakan bahwa sebagian rumah tangga di Indonesia memiliki ketergantungan
yang sangat besar atas pendapatan gaji atau upah yang diperoleh saat ini. Hilangnya lapangan pekerjaan menyebabkan berkurangnya sebagian besar
penerimaan yang digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Lebih jauh, jika masalah pengangguran ini terjadi pada kelompok masyarakat berpendapatan
rendah terutama kelompok masyarakat dengan tingkat pendapatan sedikit berada di atas garis kemiskinan, maka insiden pengangguran akan dengan mudah
menggeser posisi mereka menjadi kelompok masyarakat miskin. Artinya bahwa semakin tinggi tingkat pengganguran maka akan meningkatkan kemiskinan.
4.2.2 Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Kemiskinan
Berdasarkan hasil analisis, pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap kemiskinan adalah negatif dan signifikan. Hasil ini sesuai dengan hipotesis dalam
penelitian ini. Hasil penelitian sesuai dengan teori yang ada bahwa penyediaan berbagai macam barang dan jasa konsumsi publik yang dibiayai oleh pajak bagi
kelompok penduduk yang paling miskin, merupakan instrument lain yang cukup berpotensi untuk mengentaskan kemiskinan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Suparno 2010, menemukan bahwa peningkatan realisasi pengeluaran APBD sebesar 1 persen akan berdampak
mengurangi penduduk miskin sebesar 0,112 persen. Peningkatan realisasi pengeluaran APBD akan meningkatkan kemampuan pemerintah terutama
pemerintah daerah dari segi pendanaan dalam rangka mengatasi masalah kemiskinan. Pengeluaran investasi publik di daerah pedesaan seperti investasi
infrastruktur, invetasi dibidang pertanian dan investasi dibidang pendidikan berpengaruh terhadap pengurangan penduduk miskin Fan, 2004.
Di sisi lain, menurut World Bank dalam laporan Era Baru dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia 2006 bahwa disamping pertumbuhan
ekonomi dan layanan sosial, dengan menentukan sasaran pengeluaran untuk rakyat miskin, pemerintah dapat membantu mereka dalam menghadapi
kemiskinan baik dari segi pendapatan maupun non-pendapatan dengan beberapa hal. Pertama, pengeluaran pemerintah dapat digunakan untuk membantu mereka
yang rentan terhadap kemiskinan dari segi pendapatan melalui suatu sistem perlindungan sosial modern yang meningkatkan kemampuan mereka sendiri untuk
menghadapi ketidakpastian ekonomi. Kedua, pengeluaran pemerintah dapat digunakan untuk memperbaiki indikator-indikator pembangunan manusia,
sehingga dapat mengatasi kemiskinan dari aspek non-pendapatan.
4.2.3 Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Kemiskinan